Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE (TOR)

KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TAHUN 2019


PADA APBD TAHUN ANGGARAN 2019
PROVINSI JAWA TENGAH

Instansi : Dinas Koperasi dan UMKM Prov. Jateng


Program : Peningkatan dan Penguatan Kapasitas Usaha KUMKM

Hasil : Meningkatnya Daya Saing UKM


(Outcome)
Kegiatan : Penguatan Usaha Ekonomi Produktf Masyarakat (DBHCHT)

Jenis Keluaran : Terselenggaranya Uji Kompetensi SKKNI Batik, SKKNI Retail


(Output) Penciptaan Wirausaha Baru
Volume : 1605
Satuan : KUKM
A. LATAR BELAKANG
Penduduk miskin yang tinggal di daerah sekitar industri tembakau
umumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Sebagian besar
berpendidikan setara SD hingga SMP, bahkan ada yang tidak pernah mengenal
bangku sekolah. Pekerjaan yang mereka tekuni kebanyakan di sektor informal,
menjadi buruh pabrik, dan bukan pada sektor perekonomian yang acapkali
mensyaratkan kualifikasi tingkat pendidikan dan keahlian tertentu. Penduduk
miskin yang diteliti sebagian besar tidak memiliki atau menguasai ketrampilan
alternatif. UU No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai maupun bagaimana telah
ditetapkan dalam Permenkeu No. 20/PMK.07/2009 tentang Penggunaan Dana
Bagi Hasil Cukai Tembakau dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi Dana
Bagi Hasil Cukai Tembakau. Pertanyaan ini penting untuk dijawab sebab selama
ini ada sinyalemen pemanfaatan dana bagi hasil dari cukai tembakau ternyata
masih belum optimal bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena
lebih banyak terjebak pada kegiatan sosialisasi dan sejenisnya yang tidak
langsung terkait dengan kebutuhan riil masyarakat.
Program dan kegiatan pembangunan yang seyogyanya dikembangkan di
dengan dukungan dana dari bagi hasil cukai tembakau adalah program dan
kegiatan yang lebih banyak bersentuhan langsung dengan kebutuhan
masyarakat dan dapat bermanfaat untuk ikut membantu memecahkan berbagai
masalah, terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan. Akan tetapi secara lebih substansial program
dan kegiatan apa saja yang perlu dikembangkan bagi upaya pemberdayaan
masyarakat miskin dan pengangguran di daerah sekitar industri pengolahan
tembakau, yang tentunya akan lebih efektif jika mempertimbangkan profil dan
kebutuhan masyarakat di tingkat lokal.
Kendala yang dihadapi masyarakat lokal di bidang pengembangan usaha
disamping keterbatasan modal dan jenis ketrampilan yang dikuasai adalah
keterbatasan akses mereka terhadap jaringan pemasaran dan biaya produksi
yang terus naik dan tidak sebanding dengan margin keuntungan yang diperoleh.
Sehingga ke depan perlu dipirkan peluang-peluang usaha alternatif yang dapat
berfungsi sebagai penyangga tambahan bagi keluarga miskin di wilayah lokal
atau pengembangan kesempatan usaha baru yang sesuai dengan profil
ketenagakerjaan penduduk lokal.
Salah satu persoalan yang dihadapi keluarga miskin di sekitar lokasi
pabrik rokok adalah minimnya pemilikan sarana produksi yang berfungsi sebagi
aset yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin kelangsungan usaha yang
mereka tekuni. Ketika situasi krisis ekonomi merambah berbagai daerah, efek
yang meski ditanggung penduduk miskin adalah terjadinya proses pengikisan
modal dan makin berkurangnya sarana produksi yang dapat dijadikan tumpuan
untuk meningkatkan produksi maupun omzet pemasaran.
Berkaitan dengan kelangsungan usaha yang ditekuni masyarakat, paling
tidak ada tiga persoalan pokok yang harus dihadapi yaitu : (1) masalah
ketersediaan dan terjadinya proses pengikisan modal usaha; (2) berkaitan
dengan faktor pemasaran dan akses penduduk desa pada pangsa pasar yag
lebih luas; dan (3) berkaitan dengan kenaikan biaya produksi yang makin tidak
sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Kondisi dan prospek
pengembangan usaha yang ditekuni penduduk di sekitar industri pengolahan
tembakau di Kabupaten/Kota umumnya menurun akibat iklim persaingan yang
makin ketat dan terjadinya kenaikan biaya produksi yang makin tidak sebanding
dengan keuntungan yang diperoleh. Ketika situasi krisis merambah, akibat yang
harus ditangung penduduk bukan hanya meningkatnya biaya produksi, usaha
yang ditekuni mengalami kemunduran, dan resiko harus kehilangan pekerjaan
tetapi juga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seringkali mereka
terpaksa utang ke
kerabat atau orang lain untuk menambal kebutuhan hidup sehari-hari yang tidak
mungkin mereka tunda.

Dibandingkan bekerja di pabrik, sebagian besar penduduk desa yang


tinggal di sekitar industri pengolahan tembakau tampak lebih berkeinginan untuk
membuka usaha sendiri seusia dengan keahlian dan minat masing-masing.
Dalam rangka mendukung pengembangan UMKM yang sifatnya mandiri, ada
dua hal yang dibutuhkan yaitu : (1) bantuan modal usaha yang tidak membebani
mereka dengan kewajiban membayar suku bunga yang tinggi; (2) bantuan
berupa pelatihan ketrampilan alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan usaha baru atau untuk bekal mencari pekerjaan baru di luar
pekerjaan yang selama ini ditekuni. Sementara bagi penduduk yang
berkeinginan bekerja pada pihak atau orang lain, yang dibutuhkan adalah
pembukaan kesempatan kerja baru yang tidak terlampau mensyaratkan
kualifikasi keahlian yang kaku dan sesuai dengan karakteristik penduduk yang
rata-rata kurang berpendidikan
Dalam Permenkeu Nomor 20/PMK/07/2009 pasal 7 ayat (1), secara rinci
disebutkan salah satu kegiatan yang menjadi prioritas dan perlu dilakukan
sebagai bagian dari upaya pembinaan lingkungan sosial dan pemberdayaan
masyarakat adalah penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan industri hasil
tembakau dalam rangka pengentasan kemiskinan mengurangi pengangguran.
Kegiatan yang sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di sekitar
industri hasil tembakau dan daerah penghasil bahan baku industri tembakau
adalah (a) pembinaan kemampuan dan ketrampilan masyarakat di lingkungan
industri hasil tembakau dan atau daerah penghasil bahan baku industri
tembakau dan (b) penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan industri hasil
tembakau dalam rangka pengentasan kemiskinan mengurangi pengangguran.

B. DASAR HUKUM
1. UU RI No. 20 tahun 2008 Tentang UMKM
2. Permenkue No : 84/PMK.07/2008 Tentang Pengunaan Dana Bagi Hasil
Cukai Hasil Tembakau dan Sanksi atas penyalah gunaan dana alokasi bagi
hasil cukai hasil tembakau
3. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No : 050/28 Tahun 2014 Tentang
Pengesahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018.
4. Keputusan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Provinsi Jawa Tengah No : 518/1308.1 Tahun 2014 Tentang Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013 – 2018
5. Peraturan Daerah Jawa Tengah nomor 53 Tahun 2014 tanggal 13 Agustus
2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah nomor 13 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Usaha Kecil dan
Menengah.

C. PENERIMA MANFAAT
Dari penjelasan diatas mengenai latar belakang pelaksanaan kegiatan ini
maka tujuan kegiatan ini adalah :
1. Meningkatkan SDM KUKM .
2. Meningkatkan Manajemen dan Usaha
3. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas, Daya Saing Usaha
4. Terciptanya Inovasi produk – produk KUMK
5. Meningkatnya Omzet Produksi dan Pendapatan KUKM.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penerima manfaat kegiatan tersebut
adalah KUKM didaerah penghasil tembakau.
D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
Pelaksanaan kegiatan diselenggarakan dengan swakelola, Penunjukan.
Adapun penjelasan setiap kegiatan sebagai berikut :

1. Kompetensi Usaha Bidang Batik dilaksanakan dengan sebagai tahapan sebagai


berikut :
a. Identifikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan danNarasumber
pemberi materi.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.

2. Magang Penumbuhan Wirausaha Baru dilaksanakan dengan tahapan sebagai


berikut :
a. Identifikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan dan Narasumber
pemberi materi.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.

3. Pengembangan Kapasitas Building Pendamping BDS PLUT, UKM Center


dengan tahapan sebagai berikut :
a. Identifikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan dan
Narasumber pemberi materi.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.

4. Rapat Sinergitas kegiatan pengembangan KUKMM agar tahapan sebagai


berikut :
a. Identfikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan dan
Narasumber magang.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.

5. Short couse pengembangan layanan PLUT/Lokasi Cukai dengan tahapan


sebagai berikut :
a. Identifikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan dan
Narasumber pemberi materi.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.

6. Rakor Pendamping Bisnis dengan tahapan sebagai berikut :


a. Identifikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan dan
Narasumber pemberi materi.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.

7. Seleksi Peserta Inkubator Bisnis dengan Perguruan Tinggi adapun tahapan


sebagai berikut :
a. Identifikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan dan
Narasumber pemberi materi.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.

8. Inkubator Bisnis dengan Perguruan Tinggi tingkat Dasar, Menengah, Terampil


tahapan sebagai berikut :
a. Identifikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan dan
Narasumber pemberi materi.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.

9. Rakor Pendamping KUKM adapun tahapan sebagai berikut :


a. Identifikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan dan
Narasumber pemberi materi.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.

10. Pengembangan PLUT Jateng adapun tahapan sebagai berikut :


a. Identifikasi kebutuhan kegiatan
b. Persiapan pelaksananaan kegiatan : penyusunan Jadual kegiatan,
penyiapan surat surat undangan, penyiapan lokasi kegiatan dan
Narasumber pemberi materi.
c. Penetapan Surat Keputusan Kegiatan
d. Pelaksanaan Kegiatan
e. Pelaporan kegiatan
f. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan.
E. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Berikut disajikan jadwal pelaksanaan kegiatan :

NO KEGIATAN BULAN
JAN PEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEP OK NOP DES

1. Kompetensi Usaha
Bidang Batik
2 Magang
Penumbuhan
Wirausaha Baru
3 Pengembangan
Kapasitas Building
Pendamping BDS
PLUT, UKM Center
4 Rapat Sinergitas
kegiatan
pengembangan
KUKMM
5 Short couse
pengembangan
layanan
PLUT/Lokasi cukai
6 Rakor Pendamping
Bisnis KUKM
7 Seleksi Peserta
Inkubator Bisnis
dengan Perguruan
Tinggi
8 Inkubator Bisnis
dengan Perguruan
Tinggi Tingkat
Dasar, Menengah,
Terampil
9 Rakor Pendamping
KUKM
10 Pengembangan
PLUT Jateng

F. ANGGARAN
Biaya yang diperlukan untuk kegiatan bersumber dari APBD Provinsi Jawa
Tengah Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp. 13.000.000.000,- (Tiga belas milyard
rupiah )

Demikian kerangka acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan


kegiatan.

Semarang, Mei 2018


KEPALA DINAS KOPERASI,USAHA
KECIL DAN MENENGAH
PROVINSI JAWA TENGAH

Dra. EMA RACHMAWATI, M.Hum


Pembina Utama Muda
Nip. 19660517 199008 2.001

Anda mungkin juga menyukai