Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN TINDAKAN

PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI


Oleh Citra Trisdiana Fitri, 0906629284

1.1 Pengertian kebersihan diri


Kebersihan diri (personal hygiene) merupakan cara manusia untuk
merawat dirinya sendiri secara pribadi untuk memperoleh rasa nyaman, rasa
aman, dan rasa sehat. Kebersihan diri, atau yang lebih dikenal dengan sebutan
mandi berfungsi untuk meningkatkan kesehatan, terutama pada area kulit
karena kulit merupakan garis pertahanan pertama dari pertahanan melawan
infeksi. Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk melakukan kebersihan
diri bergantung dari citra tubuhnya, praktik sosialnya, status sosioekonominya,
pengetahuannya, kebudayaannya, kondisi fisiknya maupun pilihan pribadinya.
Kebersihan diri meliputi mata, telinga, hidung, mulut, dan perineum.
1.2 Tujuan kebersihan diri
Bagi perawat, tindakan kebersihan diri pada klien memiliki beberapa tujuan,
antara lain:
a. Mengkaji status fisik dan emosional klien dan mengimplementasi
proses perawatan kesehatan bagi kesehatan total klien.
b. Meningkatkan hubungan terapeutik antara perawat-klien.
c. Sarana pembelajaran perawat terhadap kebutuhan emosional klien.
d. Mendorong klien berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan dirinya
dan menjadi partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan.
e. Membersihkan kulit dan mengurangi bau badan saat klien
hospitalisasi.
f. Membersihkan gigi dan mengurangi bau mulut saat klien
hospitalisasi.
g. Meningkatkan rentang gerak klien saat bedrest.
h. Meningkatkan citra diri klien.
i. Menstimulasi sirkulasi tubuh.
1.3 Indikasi dan kontra indikasi
 Indikasi :
a. Meminimalisasi resiko kerusakan kulit pada klien dengan gangguan
mobilisasi, penurunan sensasi, perubahan nutrisi dan hidrasi,
gangguan sekresi dan ekskresi pada kulit, insufiensi vaskular, dan
peralatan eksternal.
b. Meningkatkan kondisi kulit.
c. Mengantisipasi adanya masalah kulit pada klien selama hospitalisasi.
d. Gerakan ekstremitas selama mandi mempertahankan fungsi sendi.
e. Meminimalkan bau badan dan memperlancar sirkulasi.
f. Mempertahankan mukosa mulut yang utuh saat klien hospitalisasi.
g. Meminimalisasi resiko terganggunya mukosa mulut pada klien tak
sadar, resiko stomatitis, diabetes, dan infeksi mulut.
 Kontra Indikasi:
a. Terlalu sering mandi menyebabkan kulit menjadi kering.
b. Pemakaian sabun yang berlebihan atau yang terlalu kasar dapat
menyebabkan iritasi pada kulit sehingga menjadi terlalu kering.
1.4 Komplikasi dari tindakan kebersihan diri : Kulit kering akibat air yang terlalu
panas dan sabun yang keras.
1.5 Alat dan bahan yang digunakan:
Mandi lengkap atau sebagian di tempat tidur:
 Dua handuk mandi  Alat bantu higienis
 Dua waslap badan (salep, bedak, lotion, dll)
 Baskom mandi  Bedpan atau urinal dan
 Sabun dan tempat sabun kertas toilet

 Selimut mandi atau  Keranjang linen atau tas

penutup laundry

 Baju atau piyama bersih  Sarung tangan sekali


pakai
 Linen tempat tidur

Mandi di bak atau shower:


 Dua waslap badan  Pispot atau urinal dan
 Baskom mandi kertas toilet
 Sabun dan tempat sabun  Keranjang linen atau tas
 Selimut mandi atau laundry
penutup  Sarung tangan sekali
 Baju atau piyama bersih pakai

 Alat bantu higienis  Linen tempat tidur

(salep, bedak, lotion, dll)


Perawatan perineum:
 Baskom  Alas tahan air atau
 Sabun dan tempat sabun bedpan
 Dua atau tiga waslap  Tisu toilet
 Handuk mandi  Sarung tangan sekali
 Selimut mandi pakai
Perawatan mulut:
 Larutan anti infeksi  Mangkok piala ginjal
 Sikat gigi spon atau  Handuk kertas
spatel lidah dibungkus  Gelas air dengan air
kasa tunggal;sikat gigi dingin
kecil.  Jeli larut air
 Spatel lidah  Sarung tangan sekali
berbantalan pakai
 Handuk wajah
1.6 Anatomi daerah yang akan menjadi target tindakan
Kulit berfungsi sebagai pertukaran oksigen, nutrisi, dan cairan dengan
pembuluh darah yang ada di bawahnya, mensintesa sel baru, dan
mengeliminasi sel-sel yang tidak berfungsi. Terdiri atas tiga lapisan utama
(dari luar ke dalam), yaitu epidermis, dermis, dan subkutan.
Epidermis disusun atas beberapa lapisan tipis dari sel dan berfungsi
untuk melindungi jaringan yang berada di bawahnya terhadap kehilangan
cairan dan cedera mekanis maupun kimia serta mencegah masuknya
mikroorganisme yang memproduksi penyakit. Terdapat melanosit (sel khusus
yang memproduksi melanin, pembuat warna gelap pada kulit).
Dermis terdiri dari ikatan kolagen dan serabut elastik untuk mendukung
dermis. Terdapat kelenjar sebasea (mengeluarkan sebum, minyak, cairan odor
ke dalam folikel rambut), kelenjar keringat (kelenjar ekrin: berlimpah pada
dahi, telapak tangan, dan telapak kaki; kelenjar apokrin: ditemukan pada area
aksila dan genital, bertanggung jawab pada bau tubuh) dan kelenjar serumius
(pada telinga mengeluarkan serumen untuk menangkap benda asing yang
masuk ke telinga).
Subkutan terdiri atas pembuluh darah, saraf, limfe, dan jaringan
penyambung halus yang terisi sel-sel lemak sebagai insulator panas tubuh.
Berfungsi untuk memberi dukungan untuk lapisan atas kulit dan
memungkinkan untuk menahan stres dan tekanan tanpa cedera.
Rongga mulut dilapisi oleh membra mukosa yang melindungi dan
melapisi organ, mensekresi mukus untuk menjaga jalan saluran sistem
pencernaan, dan mengabsorpsi nutrien.
Mulut (bukal) merupakan rongga yang terdiri dari bibir sekitar
pembukaan mulut, lidah dan ototnya, dan langit-langit mulut bagian depan dan
belakang yang membentuk akar rongga. Mukosa mulut normal berwarna
merah muda terang dan basah. Gigi adalah untuk menguunyah (mastikasi),
terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, leher, dan akar. Gigi yang sehat tampak
putih, halus, bercahaya, dan berjajar rapi.
1.7 Aspek keselamatan dan keamanan yang harus diperhatikan
Perawat harus taat pada garis pedoman berikut ketika klien menerima atau
sedang mandi:
 Memberikan privasi dengan menutup pintu atau menarik gorden ruangan
sekitar daerah mandi. Selama memandikan, klien hanya dibuka pada
daerah yang sedang dimandikan.
 Memelihara keamanan dengan menjaga penghalang samping tempat tidur
pada posisi di atas ketika jauh dari sisi tempat tidur klien. Hal ini secara
khusus penting untuk klien yang lemah atau tidak sadar. Letakkan bel
pemanggil dalam jangkauan klien jika perawat perlu meninggalkan
ruangan sementara.
 Memelihara kehangatan dengan penggunaan selimut mandi yang akan
melindungi panas badan yang dapat hilang selama mandi. Menjaga
ruangan tetap hangat saat klien tidak tertutupi sebagian akan mengurangi
terjadinya kedinginan, mengontrol aliran udara, menjaga jendela dan
tabir tetap tertutup.
 Meningkatkan kebebasan klien sebanyak mungkin selama aktivitas
mandi dengna menawarkan bantuan yang diperlukan.
1.8 Nilai yang dianut yang harus diperhatikan
Tiga orang penulis klasik mengenai nilai (Kluckhohn, 1951; Maslow,
1959; Rokeach, 1973) menyatakan bahwa nilai adalah keyakinan personal
megenai harga atas suatu ide, tingkah laku, kebiasaan atau objek yang
menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah laku.
Nilai Keperawatan Primer
1. Menyediakan aman, penuh kasih, kompeten dan etika perawatan. Perawat
memberikan rasa aman, penyayang, kompeten dan etis peduli.
2. Mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan. Perawat bekerja dengan
orang-orang yang memungkinkan mereka untuk mencapai tingkat tertinggi
mereka kesehatan dan kesejahteraan.
3. Mempromosikan dan menghormati keputusan-keputusan. Perawat
mengakui, menghormati dan mempromosikan hak seseorang untuk diberi
informasi dan membuat keputusan.
4. Menjaga martabat. Perawat mengakui dan menghormati nilai intrinsik
setiap orang.
5. Memelihara privasi dan kerahasiaan. Perawat mengenali pentingnya privasi
dan kerahasiaan dan perlindungan pribadi, keluarga dan masyarakat
informasi yang diperoleh dalam konteks hubungan profesional.
6. Mempromosikan keadilan. Perawat menegakkan prinsip-prinsip keadilan
dengan menjaga hak asasi manusia, pemerataan dan keadilan dan dengan
mempromosikan barang publik.
7. Menjadi bertanggung jawab. Perawat bertanggung jawab atas tindakan
mereka dan dijawab untuk praktek mereka.
Nilai dalam Perawatan Profesional
Suatu konsensus telah muncul dalam keperawatan bahwa merawat
bertindak sebagai nilai sentral keperawatan, memberikan suatu kerangka kerja
bagi penelitian profesional, pendidikan dan pengembangan teori (Swanson,
1991).
American Association of Colleges of Nursing Values
Para professional keperawatan di seluruh Amerika merekomendasikan
tujuh nilai esensial bagi perawat professional yang meliputi altruisme,
persamaan, estetika, kebebasan, harga diri manusia, keadilan dan kebenaran.
Selain itu, nilai advokasi mendukung, menjunjung, dan berbicara bagi nilai yang
dianut orang lain disebut advokasi. Tindakan advokasi terhadap klien, dalam
pandangan yang paling umum, mengharuskan perawat untuk mengambil
tindakan yang diperlukan untuk ,menurunkan ketidakberdayaan klien.
1.9 Protokol/ prosedur dari tindakan
Tipe mandi terapeutik:
1. Mandi bak air panas
Perendaman dengan air panas membantu mengurangi lesakitan dan
kejang otot. Namun, hal ini dapat menyebabkan terjadinya bahaya luka
bakar. Suhu air maksimal 455̊ C sampai 465̊ C untuk orang dewasa.
2. Mandi bak air panas
Mandi dengan air hangat mengurangi tensi otot. Suhu air harus 435̊C.
3. Mandi bak air dingin
Mandi dengan air hangat-hangat kuku dapat membantu suhu badan
menjadi lebih rendah pada kasus suhu badan anak lebih dari 405̊C. Mandi
hangat-hangat kuku tidak harus digunakan untuk demam umum karena
tidak efektif dan menyebabkan ketidaknyamanan (Newman, 1985 dalam
Potter&Perry, 1997). Suhu air harus hangat (375̊C) daripada dingin untuk
menghindari kedinginan dan meningkatkan pendinginan yang lambat;
yang menghindari fluktuasi suhu. Tipe mandi ini dapat menjadi efektif
dalam mengurangi suhu badan anak kecil. Mulai dengan air hangat secara
bertahap tambahkan air dingin sampai suhu 375̊C dicapai untuk
membiasakan anak pada suhu rendah. Anak ditempatkan dalam bak ketika
air disiram di atas punggung dan dada selama 30 menit.
4. Berendam
Aplikasi lokal air atau larutan medikasi dapat menghapus jaringan
yang mati atau melembutkan sekresi yang mengeras. Teknik aseptik perlu
ketika membersihkan yang terbuka atau menggosok daerah kulit.
Berendam juga berguna dalam mengurangi nyeri dan bengkak dari
permukaan kulit yang meradang atau iritasi.
5. Rendam duduk
Rendam duduk membersihkan dan mengurangi inflamasi area
perineal dan anal klien yang telah menjalani operasi rektal, vaginal,
melahirkan atau yang memiliki iritasi rektal lokal dari hemoroid maupun
fisur. Temperatur air tergantung pada kondisi klien tapi harus 435̊C sampai
455̊C. Mandi duduk air dingin lebih efektif dalam mengurangi nyeri periode
postpartum.
Di bawah ini adalah prosedur memasang balutan kering dan basah:
Langkah Rasional
1) Bantu pilihan klien untuk praktik Meningkatkan partisipasi dan perasaan
mandi, frekuensi mandi, waktu nyaman
yang disukai, jenis produk
kebersihan yang digunakan
2) Pertimbangkan kondisi klien dan Mencegah cedera yang tidak disengaja
ulangi perintah untuk tindakan pada klien selama mandi
pencegahan yang memerhatikan
perpindahan atau pengaturan posisi
klien
3) Jelaskan prosedur dan tanya klien Meningkatkan kerjasama dan partisipasi
saran atau cara mempersiapkan klien
bahan-bahan.
4) Atur temperatur ruangan dan Mencegah kehilangan panas tubuh dengan
ventilasi, tutup pintu maupun cepat selama mandi dan pastikan privasi.
jendela. Tutup gorden di sekitar
tempat tidur
5) Siapkan alat dan bahan yang Pisahkan handuk dan waslap yang
diperlukan digunakan untuk wajah dan tubuh klien
untuk menambah rasa bersih. Sarung
tangan digunakan untuk mencegah kontak
dengan sekresi tubuh yang potensial
terinfeksi.
6) Tawarkan pada klien untuk bedpan Klien akan merasa lebih nyaman setelah
atau urinal. Sediakan handuk dan berkemih. Mencegah interupsi selama
lap badan untuk klien mandi.
7) Cuci tangan dan gunakan sarung Mengurangi transmisi mikroorganisme.
tangan jika terdapat drainase pada
kulit
8) Rendahkan rel samping yang Membantu akses perawat kepada klien dan
terdekat dengan perawat dan bantu memelihara kenyamanan klien.
klien dalam mengambil posisi yang
nyaman untuk mempertahankan
kesejajaran tubuh.
9) Bawa klien ke arah sisi terdekat Perawat tidak harus menjangkau seberang
perawat. Letakkan tempat tidur tempat tidur sehingga meminimalkan
pada posisi yang tinggi. ketegangan pada otot belakang.
10) Longgarkan penutup atas pada kaki Mengangkat linen sebelah atas
tempat tidur. Letakkan selimut mencegahnya kotor atau basah selama
mandi di atas seprei. Lipat dan mandi. Selimut memberikan kehangatan
pindahkan seprei atas dari bawah dan privasi.
selimut. Jika memungkinkan, klien
memegang selimut mandi ketika
perawat menarik seprei.
11) Jika seprei atas digunakan kembali, Pembuangan yang tepat mencegah
lipat untuk penempatan kembali. transmisi mikroorganisme
Jika tidak, letakkan di atas tas
laundry, jaga agar linen tidak
kontak dengan pakaian perawat
12) Pindahkan pakaian klien selama Tidak berpakaian pada bagian yang tidak
menjaga privasi. Jika ekstremitas sakit pertama kali akan memudahkan
mengalami cedera atau mengalami manipulasi baju pada bagian tubuh yang
penurunan mobilisasi, mulai mengalami penurunan rentang tubuh.
lepaskan dari sisi yang tidak sakit.
Jika klien dipasang selang
intravena (IV), lepaskan pakaian
dari tangan tanpa IV pertama kali,
lalu rendahkan wadah IV dan
luncurkan pakaian yang menutupi
tangan yang sakit di atas selang
dan wadah. Gantung kembali
wadah IV dan periksa kecepatan
aliiran.
13) Tarik sisi rel ke atas. Isi bak mandi Meninggikan penghalang tempat tidur
dengan air hangat dua pertiga memelihara keselamatan ketika perawat
penuh. Katakan pada klien untuk meninggalkan tempat tidur. Air hangat
meletakkan jarinya ke dalam air meningkatkan kenyamanan dan mencegah
untuk mengukur temperatur. kedinginan. Pengujian suhu untuk
mencegah luka bakar yang tidak disengaja
pada kulit klien.
14) Rendahkan rel sisi. Pindahkan Memindahkan bantal lebih memudahkan
bantal jika diijinkan dan angkat dalam membersihkan telinga dan leher
kepala tempat tidur 30-45 derajat. klien. Penempatan handuk mencegah linen
Letakkan handuk mandi di bawah kotor.
kepala klien.
15) Letakkan handuk mandi di atas Mencegah selimut mandi kotor dan
dada klien memudahkan akses ke handuk.
16) Siapkan sikat gigi dan odol Tindakan penggosokan mengangkat
kemudian gosokkan secara partikel makanan di antara gigi dan
perlahan ke gigi pasien. Kemudian sepanjang permukaan pengunyahan.
beri klien air untuk berkumur Pengusapan membantu mengangkat
dalam wadah, dan tempatkan sekresi dan enkrustasi dari mukosa dan
wadah lainnya sebagai tempat air melembabkan mukosa. Jeli untuk
bekas kumur di bawah mulut klien. mencegah bibir kering.
Berikan jeli larut air tipis pada
bibir.
17) Lipat lap badan sekitar jari tangan Bentuk sarung tangan menahan air dan
untuk membentuk sarung tangan. panas yang lebih baik daripada waslap
Celupkan bentuk sarung tangan yang dibiarkan terlepas.Menjaga agar
dalam air dan peras secara ujung dingin mengenai kulit klien,
keseluruhan. mencegah kecipratan.
18) Cuci mata klien dengan air hangat Sabun mengiritasi mata. Gunakan bagian
biasa. Gunakan bagian yang yang berbeda dari bentuk sarung tangan
berbeda dari bentuk sarung tangan untuk mengurangi transmisi infeksi.
untuk setiap mata. Arahnya dari Membersihkan dari dalam ke luar
dalam ke luar. mencegah sekresi masuk duktus.
19) Cuci, bilas, dan keringkan dahi, Sabun cenderung untuk mengeringkan
pipi, hidung, leher, dan telinga wajah lebih cepat karena wajah lebih
dengan baik (laki-laki mungkin ada terpapar dengan udara daripada bagian
pencukuran). tubuh yang lain.
20) Pindahkan selimut mandi dari Mencegah tempat tidur kotor.
tangan klien yang terdekat dan
letakkan handuk mandi memanjang
di bawah tangan.
21) Mandikan tangan dengan sabun Sabun menurunkan tegangan permukaan
dan air dengan gerakan yang dan memfasilitasi pengangkatan debris dan
panjang dan tegas dari area distal bakteri ketika menggunakan friksi selama
ke proksimal (jari ke aksila). mandi. Gosokan yang panjang dan tegas
Angkat dan sokong lengan ke atas menstimulasi sirkulasi. Pergerakan lengan
kepala ketika membersihkan aksila membuka aksila dan melatih rentang gerak
dengan teliti. sendi normal.
22) Bilas dan keringkan keseluruhan, Sisa alkalin dari sabun mengurangi
jika klien menyukai, berikan bedak pertumbuhan bakteri kulit yang normal.
tabur atau deodoran. Kelembabab berlebihan menyebabkan
pelunakan kuklit dan deodoran mengontrol
bau badan.
23) Tutup ada klien dengan handuk Mencegah paparan bagian tubuh yang
mandi dan lipat selimut mandi tidak perlu.
sampai ke umbilikus..
24) Dengan satu tangan, angkat ujung Mempertahankan kehangatan dan privasi.
handuk dari atas dada. Dengan Sekresi dan kotoran berkumpul dengan
tangan menggunakan waslap, mudah di daerah lipatan kulit yang rapat.
bersihkan dada dengan gerakan
yang panjang dan tegas. Beri
perhatian khusus pada lipatan kulit
di bawah payudara wanita. Pelihara
dada tetap tertutup selama periode
pembersihan dan pembilasan.
Keringkan dengan baik.
25) Letakkan handuk mandi Mencegah kedinginan dan terpaparnya
memanjang di atas dada dan bagian tubuh.
abdomen. Lipat selimut ke bawah
tepat di atas regio pubis.
26) Dengan satu tangan, angkat handuk Kelembaban dan sedimen yag terkumpul
mandi. Dengan tangan berwaslap pada lipatan kulit mempredisposisikan
bersihkan abdomen, perhatikan maserasi dan iritasi pada kulit klien.
umbilikus dan lipatan andomen.
Gosok dari sisi ke sisi.
27) Kenakan pakaian bersih. Pakaikan Memakaikan baju pada sisi yang
dari sisi yang tidak sakit terlebih terpengaruh lebih dulu memudahkan
dahulu. manipulasi baju pada bagian tubuh yang
lain dengan penurunan rentang gerak.
28) Tutupi dada dan abdomen dengan Mendukung sendi dari ekstremitas selama
bagian atas sellimut mandi, buka pengangkatan mencegah ketegangan pada
kaki yang jauh dengan melipat struktur musculoskeletal. Pergerakan yang
selimut sepanjang garis tengah dan tiba-tiba oleh klien dapat menyebabkan
pastikan perineum tertutup. Tekuk tumpahnya baskom mandi.
lutut klien dengan meletakkan
tangan anda di bawah tungkai.
Minta klien untuk tidak bergerak,
letakkan baskom mandi di atas
handuk dan amankan posisinya di
samping kaki yang akan dicuci.
29) Dengan satu tangan menyokong Pengaturan posisi yang tepat mencegah
tungkai bawah pada daerah sendi, tekanan pada ujung baskom terhadap
angkat kaki dan geser baskom di tumit. Perendaman melunakkan kalus dan
bawah kaki yang diangkat. kulit kasar.
Pastikan kaki dilatekkan kuat pada
dasar baskom dan biarkan kaki
terendam selama perawat
membersihkan tungkai.
30) Gosok dari mata kaki ke lutut dan Meningkatkan arus balik vena. Jari kaki
dari lutut ke paha dengan tegas dan mungkin ada sekresi dan kelembaban.
oanjang. Keringkan dan beri Lotion membatu menahan kelembaban dan
pelembab jika perlu. Bersihkan jari melunakkan kulit.
kaki terutama di sela-sela jari,
keringkan dan beri lotion.
31) Bantu klien ke posisi prone Memungkinkan penggantian balutan yang
(miring), bersihkan, bilas, dan sering tanpa melepas plester
keringkan punggung dari leher ke
koksigis menggunakan gosokan
yang panjang dan tegas. Perhatikan
khusus lipatan pantat dan anus,
beri gosokan punggung. Pindah
dari anterior ke posterior
32) Letakkan popok tahan air di bawah Memudahkan akses ke genitalia, membuka
bokong klien dengan posisi supine, daerah perineum.
bantu klien dalam posisi dorsal
rekumben. Lipat linen tempat tidur
paling atas ke arah kaki tempat
tidur dan angkat klien sampai di
atas daerah genitalia.
33) Bungkus secara diamond, naikkan Mencegah klien jatuh, mencegah
penghalang tempat tidur, isi terbukanya bentuk tubuh yang tidak
baskom dengna air hangat dan let diperlukan dan mempertahankan
an di atas meja tempat tidur. kehangatan dan kenyamanan tubuh.
34) Turunkan penghalang dan bantu Menyediakan terbukanya secara penuh
klien memfleksikan lututnya dan genitalia wanita, mempertahankan klien
pisahkan kedua kaki terbuka. Lipat terbungkus sampai prosedur dimulai
ujung bawah selimut mandi di meminimalkan kecemasan.
antara kedua tungkai klien ke arah
abdomen.
35) Bersihkan dan keringkan paha atas Terbentuknya sekresi perineum dapat
klien, bersihkan labia mayora. menyebabkan kulit sekitar kotor. Lipatan
Gunakan tangan yang tidak kulit dapat berisi mikroorganisme. Usapan
dominan untuk membuka labia dari perineum ke rektum mengurangi
mayora secara lembut dari paha, peluang perpindahan organisme feses ke
dengan tangan dominan bersihkan meatus urinarius.
secara hati-hati lipatan kulit. Usap
dari perineum ke rektum. Bilas dan
keringkan.
36) Pisahkan labia dengan tangan yang Mengurangi perpindahan mikroorganisme
tidak dominan untuk membuka ke meatus urinarius.
meatus uretra dan orifisium vagina,
dengan tangan yang dominan,
bersihkan ke arah bawah dari pubis
ke rektum dengan satu kali usapan.
Gunakan bagian waslap yang
berbeda dan bersihkan secara
merata.
37) Gunakan lotion tubuh atau minyak Lotion mencegah kulit kering dan bersisik.
jika perlu, bantu klien berpakaian, Menyediakan lingkungan yang bersih,
sisir rambut klien, rapikan linen mencegah transmisi infeksi dan
tempat tidur klien, pindahkan linen mikroorganisme.
kotor dan letakkan di dalam
keranjang linen kotor. Bersihkan
dan letakkan kembali peralatan
mandi. Tinggalkan ruangan
sebersih dan senyaman mungkin.
1.10 Hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi perawat dalam melakukan
tindakan
1. perawat perlu menjelaskan dan meyakinkan klien tentang pentingnya menjaga
kebersihan diri.
2. Perawat mempelajari nilai yang dianut klien untuk memberikan pengajaran yang
tepat bagi klien, sehingga perilaku kesehatan mereka dapat berubah ke arah yang
positif.
3. Perawat memberi informasi yang berguna dan praktis yang dapat membantu
klien untuk berperilaku yang dapat meningkatkan kesehatan.
4. Perawat mencari tahu apakah klien mempunyai penyakit khusus misalnya
diabetes, sehingga membutuhkan perawatan kebersihan khusus
5. Perawat melakukan proses perawatan kebersihan sesuai dengan prosedur dan
sesuai dengan keadaan klien.
1.11 Hal-hal penting yang harus dicatat dan dilaporkan setelah tindakan
a. apa yang terjadi pada klien sehingga harus mendapatkan asuhan
perawatan kebersihan
b. kapan terjadinya proses perawatan tersebut
c. bagaimana proses terjadinya
d. siapa yang melakukan proses tersebut
e. intervensi apa yang diberikan
f. alat dan bahan yang digunakan
g. prosedur melakukan perawatan kebersihan
h. Kondisi klien setelah mendapat perawatan
i. Hal yang dibutuhkan klien selanjutnya
j. Kelainan atau keadaan menyimpang yang dialami klien setelah mendapat
perawatan

DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi
4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai