Materi Sensorik
Materi Sensorik
PERSEPSI SENSORIK
Nama Kelompok :
1. Cutiara sungkar
2. Anne Oktarina
3. Adhetri Putri
4. Adinda Mutiara S
5. Abdul Rahman
6. Cabela Milanda
7. Maharani Avia Pakila
8. Maryati
9. Ryan Nur Febriansyah
10. Vera Wati
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Sistem Persepsi
Sensori” ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Sistem Persepsi Sensori . Saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................ 5
1.3 TUJUAN.................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 6
2.1 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN ( TELINGA)... 6
2.2 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGECAPAN ( LIDAH) ........... 17
2.3 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGLIHATAN (MATA)............ 24
2.4 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCIUMAN (HIDUNG)............ 42
2.5 PEMERIKSAAN FISIK SITEM PERSEPSI SENSORI...................... 49
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 62
4.1 KESIMPULAN....................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 63
BAB I
PENDAHULUAN
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan dan pedoman dalam
penyusanan dan penyajian makalah ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Anatomi & Fisiologi dari sistem penglihatan, pendengaran,
pengecapan dan penciuman ?
3. Bagaimana proses pemeriksaan sistem persepsi sensori ?
BAB II
PEMBAHASAN
Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel rambut.
Menutupi sel-sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh
silia dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan
dengan berat jenis yang lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh
gravitasi, maka gaya dari otolit akan membengkokkan silia sel-sel rambut dan
menimbulkan rangsangan pada reseptor. Sakulus berhubungan dengan utrikulus
melalui suatu duktus yang sempit yang juga merupakan saluran menuju sakus
endolimfatikus. Makula utrikulus terletak pada bidang yang tegak lurus terhadap
makula sakulus. Ketiga kanalis semisirkularis bermuara pada utrikulus. Masing-
masing kanalis mempunyai suatu ujung yang melebar membentuk ampula dan
mengandung sel-sel rambut krista. Sel- sel rambut menonjol pada pada suatu
kupula gelatinosa. Gerakan endolimfe dalam kanalis semisirkularis akan
menggerakan kupula yang selanjutnya akan membengkokkan silia sel-sel .
Jalur saraf yang dilalui dimulai dari nervus-nervus dari utriculus, saculus
dan kanalis semisirkularis membentuk suatu ganglion vestibularis. Jalur
keseimbangan terbagi 2 neuron; neuron ke 1; Sel-sel bipolar dari ganglion
vestibularis. Neurit-neurit membentuk N. Vestibularis dari N. Vestibulocochlearis
pada dasar liang pendengaran dalam dan menuju nuklei vestibularis. Nuklei ke 2
dari Nucleus vestibularis lateralis (inti Deiters) keluar serabut-serabut yang
menuju Formatio retikularis, ke inti-inti motorik saraf otak ke III, IV dan V
(melalui Fasciculus longitudinalis medialis), ke Nuclei Ruber dan sebagai Tractus
vestibulospinalis didalam batang depan dari sumsum tulang belakang. Dari Nuclei
vestibularis medialis (inti Schwable) dan Nucleus vestibularis inferior (inti Roller)
muncul bagian-bagian Tractus vedtibulospinal dan hubungan-hubungan kearah
Formatio Retikularis. Nucleus vestibularis superior (inti Bechterew) mengirimkan
antara lain serabut-serabut untuk otak kecil.
2.2 Sistem Pengecapan ( Lidah)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah
juga turut membantu dalam tindakan bicara.
a. Papila filiformis
Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang
berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan. Filiformis
merupakan penonjolan berbentuk seperti konus.
b. Papila sirkumvalata
Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8 – 12 jenis yang terletak
di bagian dasar lidah. Sirkum valatum merupakan papila yang sangat besar
dengan permukaan menutupi papila lainnya. Pada bagian belakang lidah. banyak
kelenjar serosa (von ebner) dan mukosa yang mengalirkan sekresinya ke dalam
cekungan yang megelilingi papilla ini. Puting kecap banyak disisi papila ini
c. Papila fungiformis
Papila fungiformis merupakan penonjolan dengan tangkai kecil yang menyebar
pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur. Papila ini
mengandung indera perasa pada permukaan samping atas dan terdapat di sela-sela
antara papila filiformis
d. Papila Filiformis
Terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncup-kuncup
pengecap. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila,
terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi
sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-
bagian lidah:
1. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
Rasa manis, tidak di bentuk oleh suatu sensasi kimia saja (mis. Gula, glikol,
aldehit, keton, amida dan asam amino). Kebanyakan substansi yang membentuk
rasa manis adalah substansi kimia organik. Perubahan sangat kecil pada radikal
sederhana mengubah substansi rasa dari manis menjadi pahit.
2. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
Rasa asin, kualitas rasa berbeda antara garam satu dengan garam lainnya.
Kation membentuk rasa asin, anion juga berperan membentuk rasa asin walaupun
sedikit. Rasa asam, intensitas dari sensasi rasa hampir sebanding dengan logaritma
dan konsentrasi ion hydrogen, yaitu semakin asam suatu rasa maka semakin kuat
sensasi di bentuk.
3. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
Rasa pahit, substansi yang membentuk rasa pahit hampir seluruhnya
merupakan substansi organic; substansi organic rantai panjang yang mengandung
nitrogen dan alcohol meliputi banyak zat yang digunakan dalam obat-obatan.
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim
amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat
gula. Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga,
dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.
1. Warna Lidah
Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju
kehijauan adanya infeksi bakteri akut. Merah menandakan aktivitas panas tubuh,
jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti adanya panas pd jantung,jika terdapat
pada sisi kanan kiri menandakan adanya ganguan ginjal dan kandung empedu.
Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan.
Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah.
2. Bentuk Lidah
Tipis ,jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi
(kekurangan) darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah
gangguan hati tebal,sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan
limpa kaku ,menandakan masuk angin panjang,adanya akivitas panas pada
jantung Retak,adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung
b. Membasahi makanan di dalam mulut
c. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah
d. Mengecap atau merasakan makanan
e. Membolak-balik makanan
f. Menelan makanan
g. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
B) Dinding lateral
Dinding lateral dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu di anterior terdapat
prosesus frontalis os maksila, di medial terdapat os etmoidal, os maksila serta
konka, dan di posterior terdapat lamina perpendikularis os palatum, dan lamina
pterigoides medial. Bagian terpending pada dinding lateral adalah empat buah
konka. Konka terbesar dan letaknya paling bawah ialah konka inferior kemudian
konka yang lebih kecil adalah konka media, konka superior dan yang paling kecil
adalah konka suprema.
2.4.2 Fisiologi Hidung
Fungsi hidung antara lain untuk jalan nafas, alat pengatur kondisi udara
(air conditioning), penyaring udara, indera penghidu, resonansi suara, membantu
proses bicara dan reflek nasal.
a. Sebagai jalan nafas
Saat inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi
konka media kemudian turun kearah nasofaring, sehingga udara berbentuk
lengkungan atau arkus. Saat ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian
mengikuti jalan yang sama seperti saat inspirasi, di bagian depan aliran udara
memecah sebagian melalui nares anterior dan sebagian lagi ke belakang
membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran udara nasofaring.
b. Pengatur kondisi udara
Fungsi ini dilakukan dengan cara mengatur kelembaban udara dan mengatur
suhu.
c. Sebagai penyaring dan pelindung
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri
dan dilakukan oleh rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi, silia, palut lendir dan
enzim yang dapat menghancurkan beberapa bakteri yang disebut lisozim.
d. Indera penghidu
Hidung bekerja sebagai indera penghidu karena adanya mukosa olfaktorius
pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum nasi.
Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau
bila menarik nafas dengan kuat.
e. Resonansi suara
Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan
menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang,
sehingga terdengar suara sengau (rinolalia).
f. Proses bicara
Hidung membantu proses pembentukan kata-kata. Kata dibentuk oleh lidah,
bibir dan palatum mole. Pada pembentukan konsonan nasal (m, n, ng) rongga
mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara.
g. Refleks nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran
cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh: iritasi mukosa hidung
menyebabkan refleks bersin dan nafas berhenti. Rangsangan bau tertentu
menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.
Mangunkusumo, E. 2001. Gangguan Penghidu dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher. Soepardi EA, Iskandar N (ed). Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Pearce, Evelyn. C. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Sutedja, W. (2012) LBM III “duniaku berputar”. From
: http://www.scribd.com/doc/90618831/LBM-III, 10 Januari 2013
Stoane, Ethel.2003.Anatomi dan Fisiologi untuk pemula.Jakarta:ECG.
https://id.scribd.com/doc/193088968/Makalah-Indera-Penglihatan-Kel-1
Soetjipto, D., Mangunkusumo, E. 2001. Sumbatan Hidung dalam: Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Soepardi EA, Iskandar N
(ed). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Wong, L. Donna, dkk. 2009. BukuAjarKeperawatanPediatrikVol 1 Wong. Jakarta: EGC.
Vander. 2001. Human Physiology - The Mechanism of Body Function, 8th ed. New York:
McGraw-