Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

PROYEK DAN KOSEP SISTEM

Dalam Bab 2 telah dibahas bahwa ditinjau dari pengertian manajemen berdasarkan
fungsi, maka manajemen proyek berkaitan erat dengan manajemen klasik yang terdiri dari
merencanakan, memimpin, mengorganisir, dan mengendalikan. Namun karena kegiatan
proyek mempunyai perilaku yang spesifik maka penerapan fungsi-fungsi di atas pun harus
spesifik pula. Dari segi lain yang juga menarik untuk disimak adalah adanya hubungan antara
manajemen proyek dengan suatu pendekatan ilmiah yang dikenal dengan "konsep sistem"
terhadap tugas manajemen. Pemikiran ini memberikan dasar-dasar yang sangat berguna
dalam rangka pelaksanaan tugas dan pelaksanaan kegiatan organisasi, terakting jika kegiatan
tersebut berskala besar dan kompleks serta bertujuan untuk mewu- judkan ide atau gagasan
menjadi fisik, seperti proyek E-MK. Pada aspek perencanaan ini ditandai dengan
meningkatnya penekanan akan adanya definisi yang jelas dari keinginan yang hendak
dicapai.
Dan analisis ilmiah dalam proses pengambilan keputusan. Sedang tahap implementasi
adalah tahahp koordonasi dan integrasi pengelolaan sub sistem atau komponen-komponen-
yang memberikan kontribusi pada tugas-tugas dalam merampesumbu-atan untuk mencapai
tujuan sistem, dalam hal ini tujuan organisasi. Tahap implementasi mengatur solusi tugas
menggunakan manajemen proyek dari sudut pandang sistem totalitas totalitas.
Sistematika Penyajian
Sistem dapat digolongkan menjadi ciptaan alam dan buatan manusia. Dalam bab ini
akan dibahas konsep-konsep sistem buatan manusia dan kaitannya dengan pengelolaan
proyek, khu- susnya proyek yang bobot engineeringnya cukup substansial dan kompleks.
Diawali dengan definisi konsep sistem, kemudian diikuti dengan metodologi dari aplikasi
konsep tersebut untuk mengelola suatu kegiatan yang terdiri dari analisis, engineering sistem,
dan manajemen sistem, seperti yang terdapat pada Gambar 3-1. Metodologi engineering
sistem amat tepat untuk digunakan dalam kegiatan proyek, ka- rena berhubungan dengan
proses evolusi yang sistematis dari serangkaian aktivitas yang ha- rus ditempuh dalam rangka
mewujudkan ga- gasan menjadi sistem dalam bentuk fisik, misalnya produk atau instalasi
hasil proyek. Sebelum membahas berbagai konsep yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek, maka perlu konsep-konsep sistem, yang mulai diputar sekitar 1920-an. Dalam
perkembangan selanjutnya, sistem ini dapat digunakan secara total, yang berarti saling
ketergantungan di antara bagian-bagiannya dinamakan sistem. "(Keseluruhan yang berfungsi
sebagai orang yang berdasarkan interdependensi dari bagian-bagiannya). disebut sistem.)
Sebagai contoh adalah organisasi organisasi yang utuh dan menyeluruh yang akan terdiri dari
bagian-bagian yang saling berbagi haik heripa isik dan oisi. seperti pimpinan, tenaga
pelaksana, materi materi, peralatan, dana, logistik, informasi dan lain-lain. Keterangan lain
yang lebih terinci perihalawanan sistem datang dari H. Kerzner (1989):
Sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan / atau bukan manusia (non-manusia)
yang bererabat dan bersatu yang membentuk komponen-komponen yang dapat digunakan
sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, bersama-sama atau sama-sama berarti di atas
menjelaskan aspek-aspek dan pengorganisasian dari sistem Untuk mencapai target yang
sama, karena tidak ada solusi yang tepat, maka masing-masing komponen, subsistem, atau
bidang dalam organisasi akan kurang saling menunjang. Seperti telah diketahui, penggunaan
pendekatan ini sangat khusus untuk menganalisis dan mempopulerkan fenomena, seperti
kegiatan proyek yang besar dan kompleks, yang disebut sebagai interaksi yang tidak teratur
(terdiri dari kegiatan-kegiatan yang tidak sejenis, yang dirancang oleh berbagai bidang
internal dan ekstermal perusahaan) menjadi rangkaian yang tertib dan saling terkait.

Komponen, Subsistem, dan Keterkaitannya


Batasan tentang sistem tidak lengkap tanpa menyinggung perincian yang tidak ada
unsurnya di dalam susunan hirarki tersebut. Setiap sistem terdiri dari komponen-komponen,
dan komponen yang dapat dipecah menjadi komponen yang lebih kecil, yang jika
dibandingkan dari segmen dapat dinamakan sebagai subsistem. Atau de- ngan kata lain
subsistem adalah sistem yang menjadi bagian dari sistem yang lebih besar. Bagian dari sistem
yang disebut elemen. Se- bagai contoh adalah Perusahaan Enginering & Konstruksi pada
Gambar 3-2. Perusahaan yang merupakan satu sistem, dimana Departemen dan Departemen
Keuangan terdiri dari subsistem, sementara, pegawai gedung konstruksi, dan komunikasi
adalah komponen. Tetapi untuk tujuan-tujuan tertentu, Anda dapat memilih seba gai sistem
dan bidang konstruksi dan bidang teknik sebagai subsistemnya.

Bersifat Dinamis
Sistem menunjukkan sifat yang dinamis, dengan perilaku tertentu. Perilaku sistem
dapat diakses pada saat mengkonversikan masukan (input) menjadi hasil (output).
Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Komponen-komponennya
Bila elemen-elemen atau bagian-bagian tersusun atau ter-organik, maka akan terjalin
satu sistem yang lebih besar dari jumlah bagian-bgiannya. Sebagai contoc .. dalah pesawat
terbang. Jika mesin, badan, sayap, ekor, dan roda tersusut dan terjalin secara benar menjadi
satu pesawat yang satu ini, maka pesawat ini memiliki arti yang lebih besar dari jumlah
komponen-komponennya sebelum disusun atau dirakit.

Mempunyai Arti yang Berbeda


Satu sistem yang sama mungkin dialami atau diartikan berbeda, tergantung siapa yang
mengamatinya dan untuk kepentingan apa. Seperti contoh di atas, pesawat tidak dapat
terbang, setelah inspektor terungkap di bagian mesin ada sesuatu yang tidak benar. Di
bengkel mesin, ada penyebab ketidakberesan itu, yaitu bahwa kualitas minyak pelumasnya di
bawah standar. Pada contoh kasus, inspektor berpandangan pesawat terbang sebagai
keseluruhan menjadi satu sistem. Sedangkan di bengkel, mesin mekanik merupakan satu
kesatuan. Bila perusahaan pemilik pesawat mengajuka perkara ke pengadilan, maka sistem di
sini akan termasuk penjual dan mungkin juga pab- rik penghasil minyak pelumas yang
bersangkutan.

Mempunyai Sasaran Yang Jelas


Salah satu tanda sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang jelas. Umum- nya
mengenalkan tujuan sebagai langkah awal untuk mengetahui kinerja sistem dan bagian-
bagianny.

Mempunyai Keterbatasan
Sistem memiliki keterbatasan yang disebabkan oleh faktor luar dan faktor dalam.
Faktor-faktor yang melimpah dari lingkung- an, sedangkan faktor-faktor dari dalam adalah
pengaruh sumber daya dan lingkungan yang lebih baik dari yang ada. aktif. Sistem yang
bergerak akan bergerak seiring dengan berjalannya waktu. Seperti terlihat pada alam, pola
dasar dari lahir, tumbuh dan berkembang, 2 mencapai prestasi puncak, menurun, dan ak-
hirnya berhenti tidak bekerja lagi. Semua produk atau fasilitas yang merupakan siste buatan
manusia dan juga siklus dan proces seperti sistem ciptaan alam di atas. Dengan titik tolak
pandang demikian, maka dapat diantisipasi tahap-tahap yang akan dilalui dan
langkah-langkah yang diperlukan untuk mengelola sistem dan semua proses dengan sebaik-
wego.co.id. Sebagai contoh, sistem dan sistem yang digunakan pada Gambar 3-3a dan untuk
sistemy bentuk pabrik dan fasilitas yang digunakan pada Gambar 3-3b.

Penahapan dalam Siklus Sistem


Untuk sistem operasi produksi sampai siklus sistem berhenti bekerja dikelompokkan
menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas jenis kegiatan yang dominan. Dalam hal ini
terdapat beberapa sistematika yang mencakup tahap dan istilah yang digunakan, seperti
terlihat pada Gambar 3-3a dan b. Tahap desain dan pengembangan yang terjadi pada Gambar
3-3a adalah identik dengan tahap PP yang dapat dibedakan pada Bab 1. Jadi, sistem
pengukuran, sistem yang tepat, produksi atau manufaktur, atau yang lain, memiliki masa
siklus dan tahapan-tahapan tertentu. hal tersebut tidak sepenuhnya akan menghasilkan
keputusan yang tidak tepat, seperti tetap memproduksi produk yang sudah ketinggalan
zaman, mempertahankan peralatan yang sudah usang teknologinya, menggunakan sistem
manajemen yang sudah tidak cocok, dan lain-lain, yang kesemuanya dalam jangka 8. Sikius
Sistem dan Siklu: Biaya dalam rangka mewujudkan menjadi fisik, maka perlu nila sistem
yang berlawanan dengan sistem Yang dilakukan adalah karakteristik sistem yang dijabarkan
sebagai parameter, spesifikasi, dan kriteria biaya yang diperlukan. Karakteristik sistem yang
dihasilkan dari gabungan parameter teknis, seperti ukuran-ukuran, berat, kapasitas, prestasi,
kecepatan, kualitas, operasi, dan lain-lain yang pada akhirnya akan menentukan sistem teknis.
Dibutuhkan yang lain untuk biaya yang diperlukan, ditambah biaya untuk mendukung operasi
atau produksi dan pemeliharaan. Biaya ini disebut siklus biaya (life cycle cost), termasuk
semua biaya yang diperlukan selama periode siklus sistem (sistem life cycle), yaitu dari
penelitian dan pengembangan, perancangan teknik, manufaktur dan konstruksi, sampai pada
operasi atau pemanfaatan dan pemanfaatannya. Jadi di sini berarti perhatian terhadap biaya
haruslah terpisahkan, dan harus dihindari. Sistem-sistem yang diperlukan untuk biaya yang
rendah atau biaya operasi atau pem pemodelan biaya tinggi akan total sistem siklus akan
tinggi. Agar dapat menggambarkan dan menganalisis secara sistematis, biaya tersebut
dikelompokkan menjadi biaya untuk mewujudkan sistem (biaya proyek) atau biaya dan biaya
yang berkaitan dengan operasi atau produksi dan pemeliharaan. Lebih dekat dan meneliti
kelompok biava kedua lebih sesuai e.baraing kelompuk pertama, nal utu yang utama lamanya
kurun Periode waktu
Siklus sistem, maka yang harus diusahakan adalah tercapainya keseimbangan optimal
antara biaya yang diperlukan dengan sistem yang digunakan untuk mencapai tujuan utama.
Ini berarti harus dilakukan ana- lisisaling sistem terhadap siklus biaya dan dilaksanakan-pai
optimal keseimbangan optimal antara biaya yang diperlukan, biaya terbatas, dan kegunaan
sistem yang dapat dicapai. Tentu saja setiap orang akan menghasilkan keseim bangan yang
optimal yang berbeda-beda tergantung dari gabungan parameter yang dikehendaki dan
tersedianya biaya, atau sebaliknya. Keseimbangan antara siklus biaya sistem dan parameter
sistem pada Gambar 3-4.
Di bagian awal bab ini telah membahas secara mendalam arti dan maksud dari konsep
sistem. Sistem-sistem yang dilakukan adalah konsep-konsep yang didasarkan pada totalitas
totalitas. Langkah selanjutnya adalah menyatakan bagaimana aplikasi sistem tersebut dalam
kegiatan-kegiatan. Misalnya sebagai strategi untuk solusi masalah, perencanaan, dan
implementasi. Untuk tujuan tersebut dapat dilakukan rumusan metodologinya, yaitu, analisis
sistem, rekayasa sistem, dan sistem manajemen. Masing-masing rumus tersebut akan dibahas
di bawah ini.
A. Analisis Sistem
Pengambilan Keputusan adalah bagian dari perencanaan yang akan selalu dikeluarkan
oleh setiap proyek usaha. Pihak akan memilih alternatif terbaik dari yang tersedia.
Menjawab pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana merientukan alternatif yang
terbaik. Untuk itu daftar alternatif yang memungkinkan alternatif dapat digunakan
untuk sistem yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah. Dalam konsep sistem
tersedia rumus untulk menghadapi persoalan di atas, yaitu, analisis Sistem, yang sama
dengan ukuran adalah efek dan menyelesaikan masalah dengan pilihan yang terbaik,
dengan melihat sumber daya yang diperlukan, yang juga memungkinkan pengkajian.
Pemilihan di- lakukan dengan simulasi, atau metode lain yang digunakan sebelum
memberikan kesimpul- an dan mengambil keputusan berdasarkan penilaian (Analisis)
atas Analisis, Analisis, Analisis, Analisis, Analisis, Analisis, Analisis, Analisis cara-
cara matematis, untuk menentukan (mengambil keputusan) tujuan, kemudian
menyusun prosedur operasi daiam rangka mencapai ujuan tersebut secara efisien.
Dalam perkembangan selanjutnya, analisis sistem ini tidak hanya menggunakan cara
matematis tetapi juga nonmatematis. Untuk membantu dan memudahkan keputusan,
analisis sistem acap kali mempergunakan model. Model ini dapat berbentuk fisik, for-
mulasi matematik, atau program komputer.
Proses analisis terdiri dari beberapa tahap, yaitu formulasi, penelitian, analisis /
penyederhanaan, dan verifikasi, seperti terlihat pada Gambar 3-5. Pada tahap pertama,
adalah formulasi atau merumuskan ide yang timbul. Awal dari ide-ide yang dapat
berupa konsep yang masih berupa konsep, kemudian dikem perihal tujuan, ruang,
masalah, dan lain-lain. Tahap selanjutnya adalah penelitian yang mengumpulkan dan
memproses data dan in formasi perihal. Pada tahap ini, komponen-komponen dan
hubungan di anta rang, kemudian sumber daya yang diperlukan dan antisipasi
hambatan yang mungkin timbul diperkirakan. Selanjutnya, alternatif untuk mencapai
tujuan yang dimunculkan. Tahap selanjutnya, adalah melakukan analisis untuk
membuahkan kesimpulan. Pada tahap ini biasanya dibuat model untuk memban
alternatif-alternatif, yang menghasilkan keputusan yang tepat untuk diam- bil
keputusan. Tahap akhir adalah verifikasi, di sini kesimpulan yang telah digunakan
dalam praktik atau penggunaannya secara nyata, dengan demikian akan mencari
kebenaran atau kekurangan kesimpulan yang sudah dibahas. Dari proses di atas
terlihat bahwa metode analisis sistem relatif sederhana dilakukan langkah-langkah
yang berbeda sebelum sampai dengan kesim- pulan, tetapi paket-paket cara yang logis
dan konsisten. Oleh karena itu, perubahan yang dilakukan adalah pemilihan berbagai
macam alternatif, sedangkan metode ini dapat mengha- silkan keputusan yang lebih
tepat daripada yang hanya bersifat intuitif.

B. Engineering Sistem
Enginering sistem adalah proses yang diaplikasikan dalam aspek rekayasa
yang tidak diketahui menjadi suatu sistem yang diinginkan untuk keperluan operasi
atau utilisasi. Tpt yang tersedia dari B.S. Blanchard, (1990) akan menjadi sebagai
berikut. "Rekayasa sistem adalah aplikasi yang efektif dari bidang-bidang usaha dan
teknik dalam rangka kerja operasi, figurasi tepat, dan proses yang saling
mempengaruhi. Fungsional, fungsional, sintesa, desain, tes, dan evaluasi." al menjadi
sistem medis
Dengan kata lain, sistem rekayasa adalah metodologis dalam merekayasa dan
secara konsisten dalam rangka operasional yang menimbulkan ke dalam kinerja fisik
(fasilitas atau produk) dengan cara yang efektif dan efisien. Langkah-langkah tersebut
terdiri dari:
 menjabarkan keperluan-keperluan opera- menjadi parameter dari sistem yang
diperlukan untuk proses fung-sional, kualitas, sintesis, prestasi, kinerja,
kemampuan produksi, dan lain-lain;
 Mengntegrasikan Parameter-parameter teknik yang digunakan di dalamnya untuk
kegiatan-kegiatan desain engineering yang akan mengoptimalkan system secara
keseluruhan.

Siklus dan Proses Engineering Sistem dalam Siklus Sistem


Seperti halnya dengan system itu sendiri engineeringsistem mempunyai siklus yang di
tandai oleh seluruh spektrum kegiatan yan terdiri dari beberapa tahap terpelihara dengan
kebutuhan, dilanjutkan dengan disain dan pengembangan, aspek insinyur pada
konstruksi.produksi, operasi dan pememulai. Pada akhimya sistem berhenti tak berguna
lagi. Aktivitas masing-masing pihak memiliki hubungan yang khusus dengan sebelum
dan sesudahnya, oleh karena itu sangat penting untuk mengembangkan sistem teknik
dengan hasil yang optimal. Tahap-tahap dalam rekayasa sistem memiliki kurun waktu
atau sifat yang berbeda-beda tergantung dari keperluan, tujuan dan komple. tas sistem
tersebut. Pola umum siklus rekayasa sistem di dalam siklus sistem (produk) Gambar 3-6.
Pemahaman akan sifat rekayasa sistem tersebut sangat penting untuk mengantisipasi,
mengarahkan, dan meren- kanakan langkah-langkah yang tepat dalam aspek desain
rekayasa. Siklus sistem dan siklus rekayasa sistem dimulai dengan timbulnya kebutuhan.
Jika hal-hal yang terjadi, yang harus berkomunikasi pertama-tama diperlukan, diperlukan
untuk mencari sumber daya yang diperlukan. Pada taraf belum memungkinkan cara
memecah kan masalah yang timbul secara spesifik, namun baru-baru ini dipusatkan pada
cara mencari jawaban atas pertanyaan yang benar-benar tepat yang harus segera
diprioritaskan. Termasuk dalam proses ini.
Pendukung, pemeliharaan, dan lain-lain. Kemudian mengelompokkan dalam sub-
sistem, dilanjutkan dengan menggunakan analisis untuk mewujud kan sistem (konstruksi
atau manufaktur), operasi, dan pemeliharaan telah dipergunakan; mengubah masing-
masing fungsi semua komponen sistem (peralatan utama, peralatan pendukung, dan lain-
lain); mencari keseimbangan dengan sumber daya yang tersedia, menentukan parameter
teknis sesuai dengan siklus biaya. Jadi, misalnya pada proyek E-MK, maka kegiatan ini
membutuhkan grafik kebutuhan-kebutuhan, pemeliharaan dan dukungan terhadap
parameter desain teknik secara spesifik, kuantitatif, dan kualitatif.

Desain Terinci
Desain yang berbeda-beda yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya, terdiri dari
aktivitas- aktivitas deskripsi struktur, sistem, dan perincian la-in-lainnya. Pada akhirnya
desain terinci menghasilkan dokumen-dokumen seperti gambar teknik, gambar
konstruksi, dan lain-lain. Kegiatan desain desain terinci adalah pembuatan dan
penyusunan prosedur tes dan evaluasi. Secara singkat kegiatan ini terdiri dari:
 deskripsi dari spesifikasi, kriteria, dan konfigurasi dari subsistem atau komponen
sistem;
 membuat teknik rekayasa subsistem seperti gambar teknik, gambar konstruksi,
dan lain-lain;
 membuat model dari system yang hendak dibangun;
Seperti telah disinggung di muka bahwa desain engineering hendaknya ditujukan kearah
pemenuhan kebutuhan sistem biaya dengan mempertimbangkan biaya. Oleh karena itu,
masalah yang diperlukan dapat dipecahkan dan dikerjakan sebagai syarat-syarat yang
harus digunakan dalam pembuatan produk-desain desain dan kebutuhan yang berbeda
dari kinerja teknis (kinerja teknis). ), baik kapasitas maupun kualitas. Bersifat tangguh
atau dapat dipercaya (dapat diandalkan), beroperasi dengan baik sela ma kurun waktu
yang telah ditentukan. Mengetahui faktor-faktor manusia yang akan mengerjakan operasi
dan pemuan- haraan, tidak sulit, tidak cepat mele- lahkan, dan cukup memperhatikan
aspek kepemerintahan (keamanan) Memperhatikan faktor-faktor produkibilitas,
konstrabilitas, dan pemeliharaan Keluwesan atau fleksibilitas, misalnya, sistem yang
diwujudkan harus mampu beroperasi dengan kapasitas yang berubah-ubah atau kualitas
yang bervariasi. Transportasi, sistem, atau produk yang telah digunakan dalam berbagai
faktor, misalnya ukuran, dimensi, berat rakitan, dan lain-lain.

Pabrikasi dan konstruksi


Pada tahap ini engineering system mendukung aspek engineering dari seuruh
kegiatan teknik ini dukung aspek rekayasa dari seluruh aktivitas, mulai dari pembelian
bahan, peralatan dan manufaktur, konsistensi, inspeksi, dan coba, dalam rangka
mewujudkan sistem yang siap untuk dioperasikan.

Operasi atau Produksi


Pada tahap ini bekerja atau berproduksi (misalnya pabrik), atau utilisasi (misalnya
pesawat terbang). Teknik rekayasa jarak antara sistem yang telah terwujud dapat
dioperasikan dengan kapasitas atau kinerja yang telah ditentukan dengan cara,
pemeriksaan secara berkala, evaluasi untuk perbaikan, dan lain-lairn.
Pendukung dan Pemeliharaan
Beberapa aspek yang merupakan aspek rekayasa dari pemeliharaan yang dapat di-
modifikasi bila diperlukan dan teknologi pendukung yang memungkinkan sistem dapat
bekerja atau sesuai dengan yang diharapkan.

Menurun dan Berhenti


Di sini fungsi sistem mulai menurun, misalnya karena bagian-bagian yang merupakan
komponen (peralatan) telah menjadi usang dan berakhir dengan sistem berhenti karena
tidak berlaku lagi. Rekayasa Permasalahan yang dilakukan untuk perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai