Anda di halaman 1dari 10

Makalah Hidrologi

“Sungai”

Disusun oleh:
Sheilla Amiman
Kesia Y. Massi
Sevriyanti
Bima V. Melupite
Kevin J. Adinegoro
Marchel Makadapa
Soehartono Setiawan
Andrito Ekel
Yolanda alungunusa

Program Studi Konstruksi Bangunan Gedung


Semester 3 A
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan /epada Tuhan yang Maha Esa, yang telahmelimpahkan rahmat
dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini disusun
untuk melengkapi tugas kelompok pada mata kuliah yang bersangkutan. Tak lupa juga kami
ucapkan terima kasih yang sebesar besar nya kepadaDosen Pengajar mata kuliah Hidrologi
yaitu Dr. Teddy Takaendengan ST. MT sebagai dosen pengajar yang telah meluangkan
waktu untuk mengajar kami mahasiswa Teknik Sipil , program studi konstruksi bangunan
gedung angkatan 2018.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis
sangat berharap kepada pembaca untuk bersedia menyampaikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan digunakan sebaik-baiknya. Terimakasih

Manado. September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A.Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B.Rumusan Masalah .......................................................................................... 1

C.Tujuan...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

A. Pengertian Sungai ......................................................................................2


B. Proses Terjadinya Sungai............................................................................ 2
C. Proses Perkembangan Sungai…………………………………………………….2

D. Macam- macam sungai....................................................................................... 3


E. Meander .......................................................................................................... 6
F. Delta................................................................................................................6

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7

A.Kesimpulan ........................................................................................................7
Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang
Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang ada di muka bumi ini. Salah satu unsur yang sangat
penting bagi kehidupan manusia dan bahkan separuh tubuh manusia pun kandungannya berupa air.

Dari penjelasan diatas, tentu kita tahu bahwa air sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia
maupun makhluk hidup lainnya. Namun ternyata air juga bisa membawa bencana seperti banjir,
tanah longsor, tsunami dll. Banjir terjadi salah satunya adalah karena pembuangan sampah
sembarangan disungai. Maka untuk menjaga lingkungan agar terhindar dari bencana banjir,
hendaklah kita tidak membuang sampah di sungai.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sungai?

2. Bagaimana proses terjadinya sungai?

3. Bagaimana proses perkembangan sungai?

4. Apa saja macam-macam sungai?

C. Tujuan masalah
1. Mengetahui pengertian sungai

2. Mengetahui proses terjadinya sungai

3. Mengetahui proses perkembangan sungai

4. Mengetahuu macam-macam sungai


Bab II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sungai
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya dan
menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain. Secara
umum setiap aliran sungai dibagi menjadi tiga bagian, yakni bagian hulu, bagian tengah dan hilir.

Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan
menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di
daerah pegunungan) biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-
liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai.

B. Proses Terjadinya Sungai


Air yang berada di permukaan daratan, baik air hujan, mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah
saluran menuju tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini relatif sempit dan pendek. Namun, secara
proses alamiah aliran ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan
panjang, dan terbentuklah sungai.

C. Proses Perkembangan Sungai


Perkembangan suatu lembah sungai menunjukkan umur dari sungai tersebut. Umur di sini merupakan umur relatif
berdasarkan ketampakan bentuk lembah tersebut yang terjadi dalam beberapa tingkat (stadium).
Pada stadium muda pembentukan lembah mulai terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut.

1. Penampang melintang dari lembah berbentuk V, hal ini disebabkan karena daya kikis vertikal yang kuat karena
gradien masih besar.
2. Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara.
3. Memiliki daya angkut aliran air yang terbesar.
4. Lebar bagian bawah lembah sama dengan lebar saluran sungai.
5. Dasar lembah masih belum merata.

Pada stadium dewasa lembah sungai akan memiliki ciri sebagai berikut.

1. Gradien sungai menjadi lebih kecil.


2. Erosi yang berperan penting adalah erosi lateral, sedangkan erosi vertikal praktis sudah tidak terjadi.
3. Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran dasar sungai.
4. Lembah sungai berbentuk U melebar, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya sungai.
5. Pada dasar lembah terdapat dataran banjir (flood plain) dan terdapat kelokan- kelokan sungai (meander).
6. Sudah tidak terdapat erosi dasar sungai, karena dasar lembah sungai sudah merata.

Pada stadium tua sungai memilik ciri-ciri sebagai berikut.

1. Gradien sungai sudah menjadi kecil.


2. Erosi yang berperan adalah erosi lateral dan lembah sungai berbentuk U melebar.
3. Terbentuk dataran banjir.

D. Macam-Macam Sungai
Sungai dibedakan menjadi beberapa macam menurut kriteria-kriteria tertentu sebagai berikut.

a. Berdasarkan Asal atau sumber Airnya

1. Sungai yang Bersumber dari Mata Air


Sungai semacam ini biasanya terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan alirannya
tertutup vegetasi.

2. Sungai yang Bersumber dari Air Hujan


Sungai hujan yaitu sungai yang airnya bersumber dari air hujan. Sungai di Indonesia pada umumnya termasuk
sungai jenis ini, sebab wilayah Indonesia beriklim tropis dan banyak turun hujan.

3. Sungai Gletser
Sungai gletser yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es. Sungai jenis ini biasanya hanya terdapat
di daerah dengan ketinggian di atas 5.000 m dari permukaan laut.

4. Sungai Campuran
Sungai campuran yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan es. Contoh sungai
campuran di Indonesia adala Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.

b. Berdasarkan Letak Aliran Sungai

Berdasarkan letak alirannya, sungai dibedakan menjadi tiga macam, sebagai berikut.

1. Sungai yang seluruhnya mengalir di permukaan.


2. Sungai yang seluruhnya mengalir di bawah permukaan tanah, dinamakan sungai di bawah tanah, seperti yang
terdapat di daerah kapur (karst).
3. Sungai yang sebagian alirannya di permukaan dan sebagian lagi di bawah permukaan tanah.

c) Berdasarkan Arah Aliran Airnya

Macam sungai dilihat dari arah aliran airnya terkait dengan kemiringan perlapisannya.

Berdasarkan arah aliran airnya terkait dengan posisi kemiringan perlapisannya dan tektonik adalah sebagai berikut.

1. Sungai konsekuen adalah sungai yang arah aliran airnya searah dengan kemiringan lerengnya.
2. Sungai subsekuen adalah sungai yang arah aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
3. Sungai resekuen adalah sungai yang arah aliran airnya sejajar dengan sungai konsekuen.
4. Sungai obsekuen adalah sungai arah aliran airnya berlawanan dengan sungai konsekuen.
5. Sungai anteseden adalah sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi pengangkatan daerah
yang dilaluinya.
6. Sungai reverse adalah sungai yang kekuatan erosi ke dalammya tidak mampu mengimbangi pengangkatan daerah
yang dilaluinya. Oleh karena itu arah aliran sungai ini berbelok menuju ke tempat lain yang lebih rendah.
7. Sungai insekuen ialah sungai yang arah aliran airnya tidak mengikuti perlapisan batuan sehingga arahnya tidak
menentu.

Pola aliran sungai dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.

1. Jenis batuan
Jenis batuan ada yang mudah tererosi dan ada yang tidak mudah tererosi. Misalnya batuan sedimen yang mudah
tererosi dapat mempengaruhi pola aliran.

2. Proses geologi
Proses-proses geologi dapat merubah pola aliran seperti pengangkatan dan subsidence process.

3. Struktur batuan
Struktur batuan yang dapat mempengaruhi pola aliran adalan patahan dan lipatan.

4. Curah hujan
Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan proses pelapukan dan hal ini dapat mempengaruhi pola aliran sungai.

Ada beberapa pola aliran sungai, antara lain sebagai berikut.

1. Pola dendritik ialah pola aliran sungai yang anak-anak sungainya bermuara pada sungai induk secara tidak teratur.
Pola aliran ini terdapat di daerah yang batuannya homogen dan lerengnya tidak begitu terjal.
2. Pola trellis ialah suatu pola aliran sungai yang sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak sungainya.
Anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 90 ° dengan sungai induknya.
3. Pola rectangular ialah suatu pola aliran sungai yang terdapat di daerah yang berstruktur patahan. Pola aliran air
membentuk sudut siku-siku.
4. Pola radial sentrifugal ialah suatu pola aliran sungai yang arahnya menyebar. Pola aliran ini terdapat di kerucut
gunung berapi atau dome yang berstadium muda, pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunungan.
5. Pola radial sentripetal ialah pola aliran sungai yang arah alirannya menuju ke pusat. Pola aliran ini terdapat di
daerah-daerah cekungan.
6. Pola paralel ialah pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar antara sungai yang satu dengan sungai
yang lain. Pola aliran ini terdapat di daerah perbukitan dengan lereng yang terjal.
E. Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok-kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan.
Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume air kecil
dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari
rute yang paling mudah dilewati.

Sementara pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah yang wilayahnya muali
datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungai, baik
bagian maupun tepi luar. Dibagian sungai yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan
bagian tepi sungai yang lambat alirannya akan terjadi pengendapan.

Apabila hal itu berlangsung secara terus menerus akan membentuk meander. Meander biasanya
terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisan dan pengendapan terjadi secara berturut-turut.
Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan kelokan sungai terpotong
dan terpisah dari aliran sungai, sehingga terbentuk oxbow lake.

F. Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan alirannya menjadi
lambat. Akibatnya terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan
tanah liat dan lumpur akan tetap tetap terangkut oleh air. Setelah sekian lama, akan terbentuk
lapisan-lapisan sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada
bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta. Contoh bentang alam ini adalah
delta sungai Musi, Kapuas, dam Kali Brantas.
Bab III
Penutup

Kesimpulan
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke
tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih
besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya lebih
deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-liku
karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai.

Anda mungkin juga menyukai