Anda di halaman 1dari 11

MEDIA DAN METODE DALAM PROMOSI KESEHATAN

A. METODE PROMOSI KESEHATAN


1. Metode Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina
perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau seorang
ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi Tetanus Toxoid (TT) karena baru saja
memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu
tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekatai
secara perorangan. Perorangan disini tidak berarti hanya harus hanya kepada ibu-ibu yang
bersangkutan, tetapi mungkin juga kepda suami atau keluarga ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai maslah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaaan atau perilaku baru tersebut. Agar
petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu mengginakan
metode (cara) ini.
Bentuk pendekatan ini, antara lain:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap maslah yang
dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dnegan penuh pengertian akan menerima
perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b. Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak
atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai
dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apalagi belum maka perlu penyuluhan
yang lebih mendalam lagi.
c. Metoda kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal dari sasaran.
Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas
suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
1. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila pserta penyuluhan itu lebih dari 15
orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal uang perlu
diperhatikan dalam menggunakan metoda ceramah:
Persiapan:
 Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan
diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam
diagram atau skema.
 Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan,
sound sistem, dan sebagainya.
Pelaksanaan:
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai
sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
 Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
 Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
 Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untukpendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topic yang dianggap
penting dan dianggap hangat masyarakat.
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain:
a. Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota klompok dapat bebas berpartisipasi dalam
diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapt
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran
atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehingga tidak menimbulkan
kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama
sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan
pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang
dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topic yang dibahas. Agar
terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan megatur
sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak
menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sana dengan metode
diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa
pun. Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari,
dan akhirnya terjadi diskusi.
c. Bola Salju (Snow Bailing)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung
menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan
pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh
anggota kelompok.
d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain, Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok
didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
e. Role Ploy (Memainkan Peranan)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu
untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan,
dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunika sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
f. permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan
kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk
arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi
berperan sebagai narasumber.
Metode Massa
Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untyuk mengomunikasikan pesan-
pesan kesehatan yang ditujukkan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik.
Dengan demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh karena sasarn
promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan
kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap
oleh massa tersebut. Pendekan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau
kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan untuk sampai
pada perubahan perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap
perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan (cara)
massa ini tidak langsung. Biasanya dengan menggunakan atau melalui media massa.
Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini, antara lain :
1. Ceramah umum (public speaking)
Pada acar-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau
pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.
2. Pidato-pidato/ diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio,
pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
3. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu
penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan
massa.
4. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau
konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
5. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan
bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo ke Posyandu
B. Media Dalam Promosi Kesehatan
Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan. Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat
diartika sebagai alat bantu promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau
dicium, untuk memperlancar komunikasi dan oenyebarluasan informasi. Media promosi
kesehatan adalah semua saranana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin
disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang,
sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke
arah positif terhadap kesehatan (Soekidjo, 2005).
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan
foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun
tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh
masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima
oleh sasaran. Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan,
antara lain :
1. Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
3. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
a. Tujuan Media Promosi
1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3. Media dapat memperjelas informasi.
4. Media dapat mempermudah pengertian.
5. Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistis.
6. Media dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap mata.
7. Media dapat memperlancar komunikasi.
b. Langkah-Langkah Penetapan Media
Langkah-langkah dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Menetapkan tujuan
Tujuan harus relaistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran yang akan
diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan dimana pengukuran
dilakukan). Penetapan tujuan merupakan dasar untuk merancang media promosi dan
merancang evaluasi.
3. Menetapkan segmentasi sasaran
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan
dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya antara lain
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, memberikan kepuasan pada masing-masing
segmen, menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk, serta menghitung jenis dan
penempatan media.
4. Memposisikan pesan (positioning)
Memposisikan pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu prosuk perusahaan,
individu atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau konsumennya. Positioning
membentuk citra.
5. Menentukan strategi positioning
Identifikasi para pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi pesaing,
menganalisis preferensi khalayak sasaran, menetukan posisi merek produk sendiri, serta
mengikuti perkembangan posisi.
6. Memilih media promosi kesehatan
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih harus
memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda.
Penggunaan beberapa media secara seremoak dan terpadu akan meningkatkan cakupan,
frekuensi, dan efektivitas pesan.
c. Penggolongan Media Kesehatan
Media dapat digolongkan menjadi dua, berdasarkan bentuk umum penggunaan dan
berdasarkan cara produksi.
1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan.
a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid, dan lain-lain.
b. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide, film, dan lain-lain.
2. Berdasarkan cara produksi
a. Media cetak.
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya
terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster,
leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet. Fungsi utamanya
adalah memberi informasi dan menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain
tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik,
dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya
tidak dapat menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
b. Media elektronik.
Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi, radio, film,
kaset, CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media elektronik
antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra, lebih mudah dipahami,
lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat
dikendalikan, janagkauan relatif lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan
sebagai alat diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan energi
listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan matang, peralatan
yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu
keterampilan dalam pengoprasian
c. Media luar ruang
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang secara umum
melalui media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan reklame, spanduk,
pameran, banner, TV layar lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar ruang diantaranya
sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindra, lebih menarik karena
ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif
lebih luas. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik
atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan
berubah, perlu keterampilan penyimpanan.
d. Jenis/Macam Media
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat kelompok besar :
1. Benda asli.
Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini merupakan
alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau
ukuran yang tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemana-mana
sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam alat peraga, antara lain benda sesungguhnya
(tinja dikebun, lalat di atas tinja, dan lain-lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti
cacing dalam botol pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk
diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).
2. Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa
digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli
mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain).
Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik,
dan lain-lain.
3. Gambar atau media grafis
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian visual
(menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak
termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis antara lain, poster, leaflet, reklame,
billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.
e. Pesan Dalam Media
Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang sesuai
untuk sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh karena itu, pesan
harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Memfokuskan perhatian pada pesan (command attention)
Ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan dikembangkan. Bila
terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan sasaran dan mereka akan mudah
melupakan pesan tersebut.
2. Mengklarifikasi pesan (clarify the message)
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan informasi
yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan dalam media diremehkan oleh sasaran,
secara otomatis pesan tersebut gagal.
3. Menciptakan kepercayaan (Create trust)
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat percaya
cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu harus dibarengi bahwa
harga sabun terjangkau atau mudah didapat di dekat tempat tinggalnya.
4. Mengkomunikasikan keuntungan (communicate a benefit)
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran termotivasi
membuat jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak akan
terkena penyakit diare.
5. Memastikan konsistensi (consistency)
Pesan harus konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun disampaikan
melalui media yang berbeda secara berulang; misal di poster, stiker, dan lain-lain.
6. Cater to heart and head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif tidak
hanya sekadar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh nilai-nilai emosi
dan membangkitkan kebutuhan nyata.
7. Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa dalam
bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, “Ayo, buang air besar di jamban agar anak
tetap sehat”.
f. Imbauan Dalam Pesan
Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk memengaruhi orang lain atau menghimbau
sasaran agar mereka menerima dan melaksanakan gagasan kita.
1. Imbauan rasional
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional. Contoh
pesan : “Datanglah ke posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi melindungi anak dari
penyakit berbahaya”. Para ibu mengerti isi pesan tersebut, namun kadang tidak bertindak
karena keraguan.

2. Imbauan emosional
Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih berdasar pada emosi daripada hasil
pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukan bahwa pesan dengan menggunakan imbauan
emosional lebih berhasil dibanding dengan imbauan dengan bahasa rasional. Contoh : “Diare
penyakit berbahaya, merupakan penyebab kematian bayi. Cegahlah dengan stop BAB
sembarangan”. Kombinasikan hubungan gagasan dengan unsur visual dan nonverbal dalam
poster, misalnya dengan gambar anak balita sakit, kemudian tertera pesan, “Lindungi anak
Anda”.
3. Imbauan ketakutan
Hati-hati menggunakan imbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan. Pesan ini akan
efektif bila digunakan pada orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi. Namun, sebagian
orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut dengan imbauan semacam ini.
4. Imbauan ganjaran
Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan menjanjikan sesuatu yang diperlukan dan
dinginkan oleh si penerima pesan. Teknik semacam ini cukup masuk akal karena pada
kenyataannya orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan memperoleh imbalan
(terutama materi) yang cukup.
5. Imbauan motivasional
Pesan ini dengan menggunakan bahasa imbauan motivasi yang menyebtuh sisi internal
penerima pesan. Manusia dapat digerakan lewat dorongan kebutuhan biologis seperti lapar,
haus, keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti kasih sayang, keagamaan,
prestasi, dan lain-lain.

g. Beberapa Media Grafis


Media grafis adalah penyajian visual dua dimensi yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip
rancangan gambar dan sangat bermanfaat. Media grafis sangat efektif sebagai media
penyampaian pesan.
a. Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit
kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dnegan tujuan memengaruhi
seseorang agar tertarik atau bertindakan pada sesuatu. Makna kata-kata dalam poster harus
jelas dan tepat serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih enam meter. Poster
biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang
misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar
dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau foto.
Poster terutama dibuat untuk memengaruhi orang banyak dan memberikan pesan
singkat. Oleh karena itu, cara pembuatannya harus menarik, sederhana, dan hanya berisikan
satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya
tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.
Poster tidak dapat memberi pelajaran dengan sendirinya karena keterbatasan kata-kata. Poster
lebih cocok digunakan sebagai tindak lanjut dari suatu pesan yang sudah disampaikan
beberapa waktu yang lalu. Dengan demikian poster bertujuan untuk mengingatkan kembali
dan mengarahkan pembaca ke arah tindakan tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
komunikator.
Berdasarkan isi pesan, poster dapat disebut sebagai thematic poster, tactical poster, dan
practical poster. Thematic poster yaitu poster yang menerangkan apa dan mengapa, tactical
poster menjawab kapan dan dimana; sedangkan practical poster menerangkan siapa, untuk
siapa, apa, mengapa, dan dimana.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poster :
1. Dibuat dalam tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar, dan warna yang
mencolok.
2. Dapat dibaca (eye cather) orang yang lewat.
3. Kata-kata tidak lebih dari tujuh kata.
4. Mengunakan kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian.
5. Dapat dibaca dibaca dari jarak enam meter.
6. Harus dapat menggugah emosi, misal dengan menggunakan faktor ini, bangga, dan lain-lain.
7. Ukuran yang besar: 50 x 70 cm, kecil : 35 x 50 cm.
Dimana tempat pemasangan poster :
1. Poster biasanya dipasang ditempat-tempat umum dimana orang sering berkumpul, seperti
halte bus, dekat pasar, dekat toko/warung.
2. Persimpangan jalan desa, kantor kelurahan, balai desa, posyandu, dan lain-lain.
Kegunaan poster :
a. Memberikan peringatan, misalnya tentang selalu mencuci tangan dnegan sabun setelah buang
air besar dan sebelum makan.
b. Memebrikan informasi, misalnya tentang pengolahan air dirumah tangga.
c. Memberikan anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan mentah dan buah-buahan
dengan air bersih sebelum makan.
d. Mengingatkan kembali, misalnya cara mencuci tangan yang benar.
e. Memberikan informasi tentang dampak, misalnya informasi tentang dampak buang air besar
(BAB) dijamban.

Keuntungan poster :
1. Mudan dibuat.
2. Singkat waktu dalam pembuatannya.
3. Murah.
4. Dapat menjangkau orang banyak.
5. Mudah menggugah orang banyak untuk berpartisipasi.
6. Bisa dibawa kemana-mana.
7. Banyak variasi.
Cara pembuatan poster :
a. Pilih subjek yang kan dijadikan topik, misal kesehatan lingkungan, sanitasi, PHBS, dan lain-
lain.
b. Pilih satu pesan kesehatan yang terkait, misal keluarga yang menggunakan jamban untuk
BAB.
c. Gambarkan pesan tersebut dalam gambar.
d. Pesan dibuat menyolok, singkat, cukup besar, dan dapat dilihat pada jarak enam meter,
misalnya “Stop buang air besar sembarangan !”.
e. Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca, misal kombinasi warna merah yang
tidak bertabrakan yaitu biru tua-merah, hitam-kuning, merak kuning, biru tua-biru muda.
f. Hindarkan tambahan-tambahan yang tidak perlu ditulis.
g. Gambar dapat sederhana.
h. Perhatikan jarak huruf, bentuk dan ukuran.
i. Tes/uji poster pada teman, apakah poster sudah bisa memcapai maksudnya atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain poster. Poster secara umum terdiri atas
beberapa bagian, yaitu :
1. Judul (head line)
2. Subjudul (sub head line)
3. Body copy/copy writing, dan
4. Logo dan indentitas.
Judul harus dapat dibaca jeas dari jarak enam meter, mudah dimengerti, mudah diingat.
Subjudul harus menjelaskan, melengkapi, dan menerangkan judul secara singkat. Poster juga
memerlukan adanya ilustrasi. Ilustrasi ini harus atraktif berhubungan erat dengan judul dan
terpadu dengan penampilan secara keseluruhan. Warna merupakan salah satu unsur grafis.
Pengertian warna bisa meliputi warna simbolik atau rasa kejiwaan. Warna dapat dibagi
menjadi tiga kelompok menurut jenisnya, yaitu warna primer (merah, kuning, biru), warna
sekunder (hijau, kuning, lembayung), dan warna tersier (cokelat kemerahan, cokelat
kekuningan, cokelat kebiruan). Warna sebagai simbol mempunyai arti tersendiri. Misalnya,
merah berarti berani, putih berarti suci, kuning berarti kebesaran, hitam berarti abadi, hijau
berarti harapan, dan merah muda berarti cemburu. Mengenal rasa warna dapat diartikan
sebagai berikut merah adalah warna panas, biru adalah warna dingin, dan hijau adalah warna
sejuk.
b. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat,
padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau sering juga
disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah
khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi
tulisan 200 – 400 kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah,
misalnya deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare serta
pencegahannya, dan lain-lain. Isis harus bisa ditangkap dnegan sekali baca. Leaflet dpat
diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus
Group Discussion (FGD), pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet :
1. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai.
2. Tuliskan apa tujuannya.
3. Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet.
4. Kumpulan tentang subje yang kaan disampaikan.
5. Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya bagaimana bentuk tulisan
gambar serta tata letaknya.
6. Buatkan konsepnya. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama
dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep, dan buat ilistrasi yang sesuai dengan isi.
Kegunaan leaflet :
1. Mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan.
2. Diberika sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah disampaikan.
3. Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepa orang banyak.
Keuntungan leaflet :
1. Dapat disimpan lama
2. Sebagai referensi
3. Jangkauan dapat jauh
4. Membantu media lain
5. Isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi
c. Papan Pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90 x 120 cm, biasa
dipasang di dinding atau ditempat tertentu seperti balai desa, posyandu, masjid, puskesmas,
sekolah, dan lain-lain. Pada papan tersebut gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu
topik tertentu.
Bahan yang diperlukan :
 Tripleks ukuran 90 x 120 cm
 Kertas berwarna
 Gunting
 Paku payung
 Huruf-huruf atau tulisan
 Koleksi gambar-gambar dalam segala ukuran
Cara membuat papan pengumuman :
1. Ambil kayu tripleks (plywood).
2. Warnai bila diperlukan.
3. Beri bingkai pada sekeliling papan.
4. Paku di dinding gedung atau di tempat yang memungkinkan.
5. Letakkan pada tempat atau lokasi yang mudah dilihat.
6. Tuliskan judul yang menarik.
Cara menggunakan papan pengumuman :
1. Tentukan jangka waktu pemasangan sehingga tidak membosankan, misal 1-2 minggu.
2. Gunakan pada peristiwa-peristiwa tertentu saja, misal pada waktu pertemuan besar atau hari
libur.
3. Cari sumber untuk melengkapi tampilan, misal dari perpustakaan, kantor humas, dan lain-
lain.
Keuntungan papan pengumuman :
1. Dapat dikerjakan dengan mudah.
2. Merangsang perhatian orang.
3. Menghemat waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar masalah yang ada.
4. Merangsang partisipasi.
5. Sebagai review atau pengingat terhadap bahan yang pernah diajarkan.
d. Gambar Optik
Gambar optik mencakup foto, slide, film, dan lain-lain.
a. Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album ataupun dokumentasi
lepasan. Album merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita,
kegiatan, dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai
dengan topik yang sedang didiskusikan. Misalnya album foto yang berisi kegiatan-kegiatan
suatu desa untuk mengubah kebiasaan buang air besarnya menjadi di jamban. Dokumentasi
lepasan yaitu foto-foto yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album.
Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Foto ini digunakan biasanya untuk
bahan brosur, leaflet, dan lain-lain.
b. Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup efektif
karena gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide
sangat menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding dengan gambar, leaflet, dan
lain-lain.
c. Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping dapat menyisipkan pesan-pesan
yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar dan kolosal.

FAEDAH PROMOSI KESEHATAN


Faedah Alat Bantu Promosi (Pendidikan)
Secara terperinci, faedah alat peraga antara lain adalah sebagai berikut.
a. Menimbulakan minat sasaran pendidikan
b. Mencapai sasaran yang lebih banyak
c. Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
d. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang
lain
e. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik/pelaku
pendidikan
f. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan. Seperti diuraikan diatas
bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indra. Menurut penelitian para
ahli, indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuanke dalam otak adalah mata. Kurang
lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata.
Sedangkan 13% samapi 25% lainnyatersalur melalui indra lain. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau
bahan pendidikan.
g. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya
mendapatkan pengertian yang lebih baik. Orng yang melihat sesuatu yang memang
diperlukan tentu akan menarik perhatiaanya, dan apa yang dilihat dengan penuh perhatian
akan memberikan pengertian baru baginya, yang merupakan pendorong untuk
melakukan/memakai sesuatu yang baru tersebut.
h. Membantu menegakan pengertian yang diperoleh. Didalam menerima sesuatu yang baru,
manusia mempunyai kecenderungan untuk melupakan atau lupa terhadap pengertian yang
telah diterima. Untuk mengatasi hal ini alat bantu akan membantu menegakan pengetahuan-
pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan
didalam ingatan.

Anda mungkin juga menyukai