Anda di halaman 1dari 3

ANGINA PEKTORIS

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP TanggalTerbit :
Halaman :

dr. Tulus Budi P


PUSKESMAS WANGON I
NIP.198203272009031006

Sindroma klinik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara


kebutuhan (demand) dan suplai aliran arteri coroner.
Klasifikasi derajat angina sesuai Canadian Cardiovascular Society :
1. Pengertian a. CCS kelas 1 : keluhan angina terjadi saat aktifitas berat yang lama
b. CCS kelas 2 : keluhan angina terjadi saat aktifitas yang lebih berat
dari aktifitas sehari – hari
c. CCS kelas 3 : keluhan angina terjadi saat aktifitas sehari – hari
d. CCS kelas 4 : keluhan angina terjadi saat istirahat
2. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita angina pectoris.

3. Kebijakan

4. Referensi Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. PERKI 2016.
1. Petugas menerima pasien.
2. Petugas melakukan anamnesis pada pasien biasanya didapat
keluhan terjadi secara mendadak, yang sering dijumpai adalah :
a. Nyeri dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa
seperti ditimpa beban yang sangat berat.
1) Letak
Dirasakan di daerah sternum atau bawah sternum atau
dada sebelah kiri dan kadang menjalar ke lengan kiri,
punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Dapat
timbul di tempat lain seperti daerah epigastrium, leher,
rahang, gigi, dan bahu.
2) Kualitas
5. Prosedur Nyeri dada dirasakan seperti tertekan benda berat, atau
terasa panas, diperas, kadang merasa tidak enak di dada.
3) Berhubungan dengan aktivitas
Nyeri dada pada angina pectoris biasanya timbul pada
saat melakukan aktivitas dan akan segera menghilang jika
menghentikan aktivitas. Serangan yang timbul saat waktu
istirahat atau pada waktu malam sering akibat angina
pectoris tidak stabil.
4) Lamanya serangan
Nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit
b. Nyeri dada bias disertai dengan keringat dingin, mual ,
muntah, sesak, dan pucat.

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Wangon I
Halaman 1 / 3
Terdapat faktor resiko :
1. Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi
a. Usia
Meningkat pada pria >45 tahun dan wanita >55 tahun
b. Jenis kelamin
Laki – laki 2x lebih besar dibandingkan perempuan.
c. Riwayat keluarga
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
a. Mayor
1) Peningkatan lipid serum
2) Hipertensi
3) Merokok
4) Konsumsi alcohol
5) Diabetes mellitus
6) Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan kalori
b. Minor
1) Aktifitas fisik kurang
2) Stress psikologik
3) Tipe kepribadian

3. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pada


pasien.
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi tanda vital dan
pemeriksaan fisik yang diperlukan. Pemeriksaan fisik umumnya
normal kecuali ada komplikasi atau komorbiditi.
5. Petugas menegakkan diagnosa didapatkan dari anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
6. Petugas menjelaskan mengenai rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga.
7. Petugas melengkapi informed consent dan RM.
8. Petugas memberikan penatalaksanaan pada pasien :
Penatalaksanaan :
 Bedrest total
 Menjaga jalan nafas agar tetap adekuat.
 Memberikan oksigen dimulai dari 2-4 lpm.
 Pemasangan IVFD.
 Memberikan nitrat 5 mg sublingual dapat dilanjutkan dengan
5 mg peroral sampai pasien mendapatkan pelayanan rawat
lanjutan di pelayanan sekunder.
 Pemberian antiplatelet aspirin 160-320 mg sekali minum
dikunyah pada saat serangan akut.
 Pemberiang clopidogrel 300 mg.
 Memantau irama jantung.
 Menilai perkembangan gejala angina selama perjalanan ke
rumah sakit layanan sekunder.
6. Unit Terkait Unit gawat darurat

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Wangon I
Halaman 2 / 3
Tanggal mulai
7. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan
Historis
Perubahan

Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Management Representative dan Kepala Puskesmas Wangon I
Halaman 3 / 3

Anda mungkin juga menyukai