id
TESIS
Oleh :
SEPTO WINARKO
A. 120809123
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
NIM : A.120809123
MENGGIRING BOLA (Studi Eksperimen Latihan Angle Hop dan Side Hop
pada Sekolah Sepakbola Pratama Kota Madiun), adalah betul-betul karya saya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya tersebut diberi tanda citasi dan
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
Pembuat Pernyataan
Septo Winarko
commit to user
iv
P E N G E S A H A N
MENGGIRING BOLA
(Studi Eksperimen Latihan Angle Hop dan Side Hop pada Sekolah
Sepakbola Pratama Kota Madiun)
Diajukan oleh
SEPTO WINARKO
A. 120809123
t —,>20,//f
Ketua : Prof. Dr. Muchsin doewes, dr, AIFO ...................
Anggota
4r-
3. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats
Surakarta, e-201.1
eNNIerigetahui,
5
S I 5 f i e k t u t : t ; P 4 3 / 4 . Ketua P Studi Ilmu Keolahragaan
ouqt„,,, _>4
77:„
*F.
. rof. I s . Suranto
p Sc., Ph.D.
pi, IP. 19570 198503 1 004 Prof. Dr. Sugiyanto
OG PASCA SA' °14s
R
commit to user
111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
kesulitan dan hambatan, berkat bantuan dari berbagai pihak, maka berbagai
kesulitan dan hambatan yang timbul dapat diatasi. Oleh karena itu dalam
bantuannya.
bantuannya.
6. Tim Penguji tesis yang telah memberikan penilaian dan koreksi akhir tesis
ini.
7. Kepala Sekolah Sepakbola Pratama Kota Madiun yang telah memberikan ijin
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. Para Pemain Sekolah Sepakbola Pratama kota Madiun atas kerelaan dan
10. Kepada Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN............................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
ABSTRACT....................................................................................................... xix
B. Identifikasi Masalah................................................................. 9
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
e. Latihan Plyometrics...................................................... 58
3. Kekuatan ............................................................................ 69
Menggiring Bola........................................................... 81
C. Kerangka Pemikiran................................................................. 85
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Perumusan Hipotesis................................................................ 90
C. Variabel Penelitian................................................................... 94
2. Variabel Dependen............................................................. 94
1. Populasi ............................................................................. 96
2. Sampel................................................................................ 96
1. Uji Persyaratan..................................................................... 99
a. Uji Normalitas.................................................................. 99
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan............................................................................... 122
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 131
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 12. Matrik Latihan Menggiring Bola dan Angle Hop. ..................... 161
Tabel 13. Matrik Latihan Menggiring Bola dan Side Hop. ....................... 189
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 23. Melakukan Latihan Plyometrics Side Hop Hop .................... 226
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Time Schedule (Program Kerja) Penelitian.......................... 131
Lampiran 6. Matrik Latihan Menggiring Bola dan Side Hop. ................ 189
Lampiran 10. Daftar Nama Populasi dan Hasil Tes Kekuatan .................. 198
Lampiran 14. Data Hasil Tes Awal Menggiring Bola. ............................. 203
Lampiran 15. Data Hasil Tes Akhir Menggiring Bola. ............................. 204
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lampiran 20. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kecepatan
Lampiran 21. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kecepatan
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ABSTRACT
The objectives of this study are to determine: (1) The differences between
the effect of Angle Hop and Side Hop plyometrics exercises to increase the
dribble speed. (2) The dribble speed outcome difference between athletes who
have high and low leg muscle strength. (3) The interaction effect between
plyometrics training and leg muscle strength to increase the dribble speed.
Based on the results, this study concludes that: (1) There is a significant
difference in effect between Angle Hop and Side Hop plyometrics training
toward dribble speed (Fcount = 40.4155> F table = 4.11). The influence of Angle
Hop increases the speed of ball dribbling better than Side Hop exercise (2) There
is a significant difference in the results of dribble speed between the athletes who
have leg muscle high and low strength (Fcount = 121.4154> F table = 4.11). The
increase of dribbling speed result on athletes who have high leg muscle strength
better than those who have low leg muscle strength (3) There was a significant
interaction effect between plyometrics exercise and strength of leg muscle
toward dribble speed improvement (Fcount = 122.0523> F table = 4.11), a.
Angle Hop plyometrics exercises is more suitable to be applied to Athletes
with a high leg muscle strength b. Plyometrics Side Hop exercise is more
suitable to be applied to athletes who have low leg muscle strength.
Keywords: Plyometrics Exercise, Angle Hop Exercise, Side Hop Exercise, Leg
Muscle Strength, and Ball Dribbling Speed
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
tidak lepas dari berbagai latihan yang diterapkan oleh seorang pelatih.
Peningkatan olahraga prestasi melalui latihan yang terus menerus dan berulang-
kebugaran jasmani seorang atlet dan dampak positif yang lain adalah gerakan
yang sulit akan mudah dilakukan tanpa harus memikirkan gerakan yang akan
dilakukan.
yang diikuti tim nasional selalu berakhir dengan kekecewaan. Di berbagai even
berasal dari mantan pemain yang kaya akan pengalaman namun dari segi ilmu
Disadari atau tidak, faktor pembinaan berjenjang yang dimiliki PSSI hanya
untuk mencapai prestasi instan. Bahkan karut marutnya pembinaan pemain muda
sudah sejak dulu tidak mengalami perubahan yang lebih baik. Pembinaan yang
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
tidak berpola yang dijalankan oleh pelatih terhadap atletnya serta tidak terukurnya
pembinaan para pemain muda dan sistem kompetisi yang ideal bagi pemain muda.
Setiap sekolah sepakbola yang dibentuk oleh klub harus memiliki tingkatan
reward dan punishment. Dengan pola pembinaan ini orang tua para pemain harus
dilibatkan dalam pembinaan dan juga mendukung biaya selama berada di sekolah
memiliki banyak siswa mulai dari usia yunior dengan berbagai kelompok umur
sampai senior.
sekolah sepakbola Pratama usia 15-17 tahun, ini yang menyebabkan penulis ingin
mengadakan penelitian berbeban yang berupa latihan plyometrics angle hop dan
side hop. Penggunaan metode latihan plyometrics yang tepat dan benar akan
keterampilan menggiring bola yang kuat dan cepat disetiap pemain, maka sulit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
harus dimiliki oleh semua pemain baik pemain depan, pemain tengah maupun
pemain belakang.
dari tingkat kebugaran jasmani pemain. Tingkat kesegaran jasmani yang baik serta
menjadi atlet yang berprestasi di cabang olahraga yang diminati sesuai dengan
kekuatan, kecepatan, daya tahan otot jantung dan paru-paru, kelincahan, daya
berarti, dan masih mempunyai cadangan sisa tenaga untuk melakukan aktivitas
merupakan suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Konsep
memiliki kebugaran jasmani yang baik dengan sendirinya juga akan memiliki
kekuatan atau strength yang relatif lebih baik dibandingkan dengan mereka yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
tidak bugar”. Kebugaran sendiri adalah kemampuan otot skeletal tubuh untuk
prinsip-prinsip latihan yang benar. Latihan yang dilakukan tersebut harus bersifat
dicapai dengan penerapan berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang terkait dalam
olahraga harus melalui latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap
ilmu-ilmu yang terkait. Berbagai ilmu yang berkaitan dengan olahraga, menurut
dukungan dan masyarakat dan insan olahraga serta para pakar di bidang
olahraga”.
Kecepatan menggiring bola dengan kuat dan lincah untuk menghindari dari
halangan lawan tidak dapat tercapai dengan spekulatif, tetapi harus melalui latihan
latihan yang benar. Meningkatkan suatu tingkat keterampilan dan prestasi, prinsip
ini adalah spesifik dan terutama berhubungan dengan proses latihan. Semua
prinsip latihan adalah bagian dan semua konsep serta tidak dipandang sebagai unit
terpisah walaupun untuk suatu maksud tertentu dan diambil dari banyak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
yang tepat dari prinsip latihan ini oleh pelatih akan menghasilkan organisasi yang
lebih baik, dan lebih banyak kegunaan yang dapat memuaskan, pengertian,
berbagai metode dalam latihan. Latihan olahraga adalah suatu proses yang
atau, dinyatakan dengan kata lain, periode waktu yang berlangsung selama
untuk mencapai sasaran – sasaran latihan. Ada rencana jenis jangka pendek, jenis
jangka menengah, dan rencana jangka panjang. Latihan disusun untuk khusus
latihan satu sesi latihan, mingguan, bulanan, tahunan, dan jangka waktu yang
panjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
satu dengan yang lain. Latihan kekuatan dipraktekkan dengan berbagai kombinasi
latihan yang lain, latihan tersebut hendaknya dimulai pada usia sangat muda dan
secara hati-hati. Untuk itu seorang pelatih harus memiliki dan menguasai
besar cabang olahraga dapat dilakukan dengan lebih terampil jika atlet memiliki
plyometrics membantu para atlet dalam berbagai cabang olahraga, sepakbola, bola
mendadak supaya terjadi kontraksi yang lebih kuat. Peningkatan kontraksi otot
spindle.
temporal dan spesial. Beban lebih yang tepat ditentukan dengan mengontrol
ketinggian turun atau jatuhnya atlet, beban yang digunakan dan jarak tempuh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Beban lebih yang tidak tepat dapat mengganggu keefektifan latihan atau bahkan
kekuatan tetapi tidak selalu meningkatkan power explosif. Beban lebih resestif
pada kebanyakan latihan plyometrics adalah berupa gaya momentum dari gravitasi
dengan menggunakan beban berat tubuh. Bicara masalah momentum hasil kali
massa dan kecepatan suatu benda yang jatuh semakin tinggi akan semakin cepat,
imajinasi dan rasa ingin, serta pemahaman dasar tentang proses neuromuskuler
untuk keterampilan olahraga tersebut. Pelatih dan atlet segera dapat mengetahui
mana diantara latihan-latihan plyometrics yang lebih cocok atau tepat untuk
kebutuhan latihan.
juga bisa merupakan tes diagnostik dalam hal koordinasi gerak. Perkembangan
tubuh. Koordinasi tubuh yang berkembang dengan baik dan disertai peningkatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
memberikan keuntungan dalam ukuran dan bentuk tubuh, kekuatan dan fungsi
adolesensi”.
pengalaman dalam berbagai kegiatan, terutama yang sesuai untuk usia dewasa.
”Bentuk kegiatan yang digemari, meliputi olahraga beregu, kegiatan yang menguji
adalah anak-anak pada usia 15-17 tahun pada salah satu sekolah sepakbola
pratama Kota Madiun, hal tersebut sesuai dengan Peraturan PSSI (2004) pasal 32
pemain amatir PSSI mengenal klasifikasi pemain dalam kelompok usia dibawah
usia 15 tahun, dibawah usia 17 tahun, dibawah usia 19 tahun, dan dibawah usia 23
tahun”.
Pada umur berapakah orang sudah boleh latihan beban? Lebih lanjut
Harsono (1988:203) berpendapat akan cukup aman kalau weight training pada
umur 14 tahun, asal mulai dengan beban-beban yang ringan, oleh karena (a)
tulang-tulang masih lunak dan belum sempurna perkembangannya dan (b) sendi-
sendi anak-anak muda belum tumbuh secara sempurna serta belum stabil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
berat badannya sendiri dahulu sebagai tahanannya (resistence), misalnya push up,
Dari beberapa pendapat tersebut untuk anak usia 15-17 tahun sudah
Penggunaan metode latihan yang benar dan secara khusus terkait dengan
pengaruh latihan plyometrics (angle hop dan side hop) dan kekuatan terhadap
peningkatan kecepatan menggiring bola dalam sepakbola pada anak laki-laki usia
B. Identifikasi Masalah
2. Metode latihan plyometrics angle hop dan side hop akan meningkatkan
3. Bentuk latihan plyometrics angle hop dan side hop memiliki pengaruh
takaran latihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini, maka perlu
tungkai rendah.
3. Pengaruh interaksi antara latihan plyometrics angle hop dan side hop
D. Perumusan Masalah
1. Adakah perbedaan pengaruh latihan plyometrics angle hop dan side hop
pemain yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot
tungkai rendah.
3. Adakah pengaruh interaksi antara latihan plyometrics angle hop dan side
E. Tujuan Penelitian
pemain yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai
rendah.
dan side hop dengan tinggi dan rendahnya kekuatan otot tungkai terhadap
F. Manfaat Penelitian
sepakbola
sesuai dengan kelompok usia yang ada pada peraturan sepakbola, serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
A. Kajian Teori
1. Permainan Sepakbola
Pendekatan permainan atau aktivitas, yang telah diterima secara luar biasa
2002:1).
Bermain adalah satu konsep yang lebih luas daripada olahraga, terdapat
berbagai macam permainan, mulai dari yang paling sederhana seperti yang
dilakukan anak-anak hingga permainan yang lebih komplek dan rumit seperti
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
Indonesia olahraga dapat dibedakan menjadi beberapa cabang yang antara lain
atletik, permainan bola besar, permainan bola kecil, olahraga air, dan olahraga
dengan nama FIBA. Dari seluruh kegiatan yang dikelola oleh top-top
sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir
menit) dengan waktu istirahat 15 menit di antara dua babak tersebut. Mencetak
memasukkan bola ke gawang lebih banyak dan kemasukkan bola lebih sedikit
sendiri agar tidak kemasukkan bola. ”Suatu regu dinyatakan menang apabila
apabila sama (misalnya 0-0 atau 1-1, 2-2 dan seterusnya), maka dinyatakan seri
khususnya sepakbola. Untuk bisa bermain sepakbola dengan baik dan benar
memiliki teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain sepakbola dengan
baik pula.
a. Teknik Sepakbola
Pada garis besarnya teknik sepakbola itu dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
bola.
a) Teknik badan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
terbaiknya.
prosedur penilaian dan atlet tes harus terarah pada kualifikasi yang
prestasinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
putus sesuai dengan situasi permainan dan jarak yang ditempuh pendek-
1) Langkah
banyaknya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
2) Sikap badan
Sikap badan atau togok tegak, dengan demikian agar mudah melihat
sekeliling atau lapangan sepakbola yang luas, sesuai pada waktu situasi
Sudut siku-siku kedua lengan lebih lebar lebih kurang 90o dan ayunan
Titik berat dari badan harus selalu dekat dengan permukaan tanah, hal
dalam sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik lain di lapangan dengan
menggunakan kaki”. Bola harus selalu dekat dengan kaki agar mudah
dikontrol. Pemain tidak boleh terus menerus melihat bola. Mereka juga
harus melihat sekeliling dengan kepala tegak agar dapat mengamati situasi
yang baik adalah bola selalu dalam penguasaan atau kontrol pemain.
Dengan kata lain, bola selalu berada di dekat tubuh pelaku. Caranya, bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
bola ini digunakan ketika pemain yang menguasai bola sedang berlari
melakukan dribbling dengan sisi kaki bagian luar dan secara sebentar-
ini tidak saja menyebabkan sakit pada ujung jari kaki jika seseorang
bola, tetapi tindakan ini juga akan sangat tidak akurat. Kelebihan dari
bola dan juga dapat membuat bola bergerak membelok dan menukik.
ingin bergerak cepat di lapangan. Saat kamu berlari, ujung jari kaki
turunkan sedikit ujung jari kaki dan sentuhlah bola menggunakan kura-
kura kakimu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
sepakbola, maka harus dipahami konsep yang harus dikuasai oleh pemain
mau pun pelatih seperti yang diungkapkan oleh Koger (2007:51) yaitu
1. Ketika menggiring bola, usahakan agar bola terus berada di dekat kaki.
Jangan menendang terlalu keras, sebab bola akan bergulir terlalu jauh.
beberapa langkah lebih maju daripada mereka). Dan jika musuh sudah
maju itu (sebagai contoh, pemain musuh yang melangkahkan kaki kiri
pasti akan bergerak ke kanan. Jika Anda berbelok ke kiri, maka dia
Anda).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
7. Carilah teman satu tim yang bebas dari kepungan lawan agar Anda
berikut :
plyometrics angle hop dan side hop. Plyometrics adalah metode latihan
telah dimiliki oleh atlet kedalam aplikasi gerakan cepat dan kuat
berguna untuk olahraga ski, tenis, sepakbola, dan senam, dan juga
samping yang eksplosif di seluruh paha dan pinggul. Latihan ini sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau
2. Latihan Fisik.
merupakan suatu proses yang canggih guna mencapai tujuan yaitu prestasi
1982:12).
kegiatan yang sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif
dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis
Latihan merupakan suatu konsep yang lebih kompleks, tidak seperti yang
oleh pelatih yang peranannya sangat luas, tidak hanya sebagai pendidik
yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan
kejiwaan dan persiapan teori akan selalu ada dalam setiap program olahraga.
Faktor –faktor latihan adalah sebuah hakekat dari bagian setiap program yang
tanpa memperhatikan faktor umur atlet, potensi individu dan tingkat persiapan
pada setiap variasi yang berkenaan di atas, sebaiknya ciri-ciri khusus dipilih
Menurut Nossek (1982:19) yang termasuk dalam kualitas fisik yang bersifat
dan tambahan pula kualitas-kualitas fisik yang lain memainkan peranan yang
beda”.
baik dari kualitas latihan tersebut harus dilatih dan dikembangkan, dengan
memberi tekanan yang besar pada unsur fisik yang penting untuk suatu cabang
mendukung dalam pelatihan, misalnya faktor fisik, teknik, taktik, mental dan
kematangan juara”, hal ini berarti keberadaan fisik yang baik merupakan
modal utama bagi atlet dalam meraih prestasi. Menurut M.Sajoto, mengatakan
pemeliharaannya”.
dan terpenting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan guna mencapai
prestasi tingkat terampil maupun unjuk kerja dari si atlet, yang merupakan
yang lain)”
fisik yang baik atlet tidak dapat mengikuti proses latihan kondisi fisik
dengan sempurna
commit
seseorang harus berusaha to user
meningkatkan tingkat daya tahan umum,
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
teknik yang khusus dalam situasi yang norma atau dalam keadaan yang
semua gerakan dari semua latihan yang umum dan yang khusus secara
tepat.
sepeda dan lain-lain), persiapan yang cukup dari suatu tim merupakan
salah satu tujuan yang utama bagi setiap pelatih. Pemenuhan semua itu
diantara tim dan perasaan merasa memiliki pada tim yang sama, akan
kebutuhan tim.
Realisasi tujuan ini menuntut; test kesehatan yang teratur tepat antara
yang mencukupi. Salah satu yang tidak boleh dilupakan bahwa melalui
latihan harus membuat orang menjadi lebih sehat dan tujuan yang lain
atlet pelatih, atlet dengan lawannya dan juga kawan yang satu tim
dan regenerasi.
untuk cabang olahraga yang menuntut teknik yang rumit yang memerlukan
b. Prinsip-Prinsip Latihan
semacam itu menentukan corak dan isi latihan, sasaran dan metode-
proses latihan. Semua prinsip latihan adalah bagian dan semua konsep
serta tidak dipandang sebagai unit yang terpisah walaupun untuk suatu
maksud tertentu dan diambil dari banyak pengertian akan tetapi disajikan
latihan ini oleh pelatih akan menghasilkan organisasi yang baik, dan lebih
untuk tidak diawasi dan dicegah oleh pelatihnya. Prinsip aktif dan
ternyata otot-otot kita akan berkontraksi lebih baik, aliran darah akan
berlatih selalu saling bergantung satu sama lain”. Suatu bentuk latihan,
3) Prinsip Spesialisasi
kepada penguasaan dari atlet dewasa, jumlah total volume latihan, serta
dengan konstan.
4) Prinsip Individualisasi
faktor-faktor :
c. Riwayat pelatihan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
5) Prinsip variasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
yang disusun dari elemen yang khusus dari sejumlah fenomena yang
jumlah dan kualitas kerja yang dicapainya dalam latihan, mulai awal
kepada suatu bukti bahwa hasil dari latihan adalah efisiensi fungsional
awal latihan dan akan mengalami berbagai kesulitan akibat dari beban
latihan yang berat. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
lebih berat tersebut”. Akan tetapi apabila latihan dilakukan secara terus
sasaran dan tujuan jangka panjang merupakan sifat dasar perspektif untuk
satu tahun atau lebih secara terus-menerus. Sasaran dan tujuan biasanya
olahraga pertandingan
c. Pengaruh Latihan
beberapa perubahan yang disebabkan oleh latihan itu sendiri dan terjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
fisiologik dan psikologik yang terjadi akibat dari latihan yang lama, atau
tidak tergantung dari satu faktor saja yang tidak jarang kurang
dalam latihan.
Karena pada otot itu ada dua macam otot, yaitu otot lambat (slow twich
fiber) dan otot cepat (fast twich fiber), maka dengan sindirinya juga
akan menjadi lebih besar adalah otot lambat, sedangkan pada pelari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
cepat pelempar peluru dan lain-lain yang akan membesar adalah otot
2) Perubahan Paru
- Pada atlet didapatkan volume dan kapasitas paru yang lebih besar
bukan atlet. Pada atlet untuk olahraga ketahanan atau stamina atlet
fisiologis, yaitu:
istirahat.
d. Sistem Energi
kepala yang miring memberikan suatu tempat pada kepala, untuk tempat
pengikatan ATP. Sehingga satu molekul ATP terikat pada kepala ini dan
site”. Tambahan lagi ATP sendiri segera pecah dari aktivitas ATPase yang
secara teoritis mengokang kepala dalam posisi ini. Kemudian bila kepala
pemecahan ATP, terikat dengan “active site” baru pada filamen aktin , ia
menjadi tak terkokang dan sekali lagi menyediakan “power stroke” yang
selama berlatih. Energi dirubah dari bahan makanan pada sel otot ke dalam
disimpan di dalam sel otot, ATP terdiri dari satu molekul adenosin dan
(1998:19) adalah “ struktur ATP terdiri dari satu komponen yang sangat
fosphat”
dibentuk dari ATP dan energi dilepaskan. Persediaan ATP dalam sel otot
adalah;
1) Sistem ATP-PC,
Sistem Anaerobik
1. Sistem ATP-PC
dalam sel otot, maka energi yang diberikan dengan sistem ini hanya
energi yang paling pokok untuk kegiatan yang sangat cepat dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
(CP) yang disimpan dalam sel otot sebagai sumber energi yang cepat.
ATP kemudian diubah dengan energi yang dilepaskan dari CP. Sistem
yang memberikan energi untuk kegiatan pendek dan daya ledak, sangat
8-10 detik melalui asam laktat. Sistem ini memecah glikogen yang
disimpan di dalam sel otot dan hati, dibanding dengan PC, sistem ini
secara bersamaan terbentuk pula asam laktat. Apabila suatu kerja yang
dihentikan
reaksi kimia yang diakibatkan Ph dalam otot maupun darah rendah dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
Sistem Aerobik
pada kedua sistem (sistem asam laktat, dan aerobik) tetapi dengan sistem
hal ini akan memungkinkan si atlet untuk meneruskan latihan lebih lama.
sampai 2-3 jam (Kerja lama yang melebihi 2-3 jam, akan mengakibatkan
dioksida (CO2) dan air (H2O) yang keduanya akan dikeluarkan atau
dia mengkonsumsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
1. Glikolisis Aerobik
sebagai berikut :
ATP + 4 H
2. Siklus Krebs
reaksi:
vitamin Bm diikatkan pada asetat tadi oleh ikatan tak stabil yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
ini memiliki satu atom sulfur, yang diikat pada fragmen asetil oleh
ikatan yang tak stabil. Ini akan mengaktifkan gugus asetil pada
2002:168)
Untuk setiap putaran siklus Krebs, dua karbon masuk dalam dalam
(langkah (3) dan (4)). Asetat bergabung dengan siklus ini melalui
juga satu langkah dalam siklus Krebs ini, langkah (5), yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
e. Latihan Plyometrics
kuat sebagai respons terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis, atau
Amerika yang keluar dari kedudukannya. Pemain bola voli yang melompat
tinggi yang melenjit ke atas, dan butter baseball yang melakukan ayunan.
Pemain bola basket yang menembakkan bola dan kemudian dengan cepat
lompat dengan satu kaki atau dua kaki, baik tanpa rintangan maupun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
eksentrik dari suatu kegiatan, beberapa energi yang disimpan itu kemudian
penting kedua.
rectus femoris : (3) ekstensi paha dan refleksi tungkai, melibatkan otot-otot
melibatkan otot-otot gluteus maximus dan minimus, (4) fleksi lutut dan
aktin yang berasal dari dua membran Z yang berurutan satu sama lain
hampir tidak tumpang tindih sedangkan pada saat yang sama filamen
Golgi Tendon Organ. Sehingga kontraksi yang kuat dari hasil refleks
Otot sendi yang beraneka ragam adalah menyilang lebih dari satu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
dan kuat, misalnya dari gerakan turun-naik pada lompat dan gerakan
kaki arah anterior dan kemudian arah posterior pada waktu lari.
Farentinos, 1985:8).
tungkai dan pinggul, karena kelompok otot ini merupakan pusat power
otot pinggul dan tungkai, dan gerakan otot khusus yang dipengaruhi
Sendi pada panggul adalah jenis ball and sosket (sendi peluru)
adalah salah satu gerakan tubuh yang sangat kuat, dan ia disebabkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
oleh kontraksi sepuluh buah otot. Empat buah dari otot menyokong
adalah otot-otot dua sendi dan menyokong pada gerakan panggul dan
banyak sudut atau peralatan serupa, yang harus dipasang dengan aman
olahraga ski, tenis, sepakbola, dan senam, dan juga olahraga lain
a. Kelebihan
kelebihan yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
b. Kekurangan
samping yang explosif di seluruh paha dan panggul. Latihan ini sangat
a. Kelebihan
commit to user
loncatan ke samping
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
b. Kekurangan
mengikuti latihan
arah yang cepat pada suatu anggota tubuh atau seluruh tubuh, seperti
sepakbola dalam satu prinsip yang perlu dikuasai terlebih dahulu oleh
3. Kekuatan
faktor tunggal yang paling penting dalam penampilan, sebab hampir semua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
neutralizer, dan otot stabilizer; (3) rasio mekanik dari susunan lever (tulang
dari sejumlah besar serat-serat kecil dan tipis. Tetapi bahkan rangsangan
rangsangan yang kuat tidak perlu melibatkan kontraksi semua serat yang
berkaitan ambil bagian dalam kontraksi (Saziorski, 1966 yang dikutip dari
Nossek, 1982:60). Karena itu, tujuan dari latihan kekuatan adalah untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id
yang manapun, terjadi dengan dua cara yaitu dinamis dan statis.
Dalam tipe kontraksi isotonis akan nampak bahwa terjadi suatu gerakan
Dalam latihan-latihan isotonik kita dapat memakai beban kita sendiri sebagai
memanjang atau memendek sehingga tidak akan nampak suatu gerakan yang
nyata, atau dengan perkataan lain, tidak ada jarak yang ditempuh”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
alat susunan otot tubuh. Dari sudut pandang biomekanik, terdapat kekuatan
luar dan dalam (outer dan inner force), dengan jalan mana kekuatan-kekuatan
luar seperti gravitasi, tekanan air, dan angin, perpecahan tanah dan yang lain,
atau menarik suatu beban, baik itu badan atlet itu sendiri maupun bobot lain
1996:108).
“kemampuan untuk melawan tahanan/resistean atau beban fisik baik dari luar
beban dalam waktu yang lama. Batasan ini merujuk pada lamanya
beban tersebut.
Otot tungkai bawah meliputi kaki, betis dan paha. Ini adalah porsi
tubuh yang digunakan paling luas dalam daya gerak, dan di dalam
terdiri dari dua yaitu tungkai bawah dan tungkai atas. Tungkai bawah
segala aktivitas. Tungkai atas atau paha (os femoris/femur). Tulang tungkai
bawah yang terdiri dari tulang kering (os tibia) dan tulang betis (os fibula)
dan tulang kaki (ossa pedis/foot bones). Otot tungkai adalah merupakan
bagian dari otot anggota gerak bawah. Otot anggota gerak bawah dapat
dibedakan atas otot pangkal paha, otot tungkai atas, otot tungkai bawah,
dan otot kaki. Secara rinci, otot-otot yang terdapat pada tungkai manusia,
(a) Otot tensor fasialata, (b) Otot abductor dari paha, (c) otot vastus
laterae, (d) otot rektus femoris, (e) Otot satrorius, (f) Otot vastus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
medialis, (g) Otot abductor, (h) Otot gluteus maxsimus, (i) Otot paha
(a) Otot tibialis anterior, (b) Otot ektensor digitorum longus, (c) Otot
gastroknemius, (d) Otot tendon aciles, (e) Otot soleus, (f) Otot maleolus
otot yang bekerja secara berlawanan atau antagonis, yaitu fleksi dan
ektensi. Pada saat melakukan gerakan menekuk atau fleksi maka kelompok
otot yang bekerja adalah otot fleksio, sedangkan otot-otot extensi hanya
kuat, dan ia disebabkan oleh kontraksi otot yang antara lain : otot rectus
femoris, otot pectinus, otot psoas major, otot illiacus, otot Sartorius, otot
adductor brevis, otot adductor longus, otot adductor magnus, otot tensor
fasciae latae, otot gracilis. Empat buah lainnya (adductor brevis, adductor
longus, gracilis, dan sartorius) adalah otot-otot dua sendi dan menyokong
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
dalam daya gerak, termasuk meliputi aktivitas jalan dan lari yang sangat
buah otot antara lain : otot gluteus maximus, otot semimembranosus, otot
minimus yang dihubungkan sebagai otot terkuat dalam tubuh. Tiga buah
melintang otot menjadi lebih besar. Secara teoritis pegukuran ini adalah
sebanding dengan kekuatan. Akan tetapi, ini adalah tidak selalu benar,
sebab faktor lainnya dilibatkan. Misalnya : (1) dua buah otot yang
aktif dalam otot yang berbeda mempengaruhi kekuatan; (3) kontraksi yang
commit to user
efisien mempunyai pengaruh penting pada kekuatan. Meskipun demikian,
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id
2006:130).
sistem otot, tulang dan sendi. Otot sendiri terdiri dari otot polos, otot
dan fungsi tersendiri. “ Kira-kira 40 persen dari seluruh tubuh terdiri dari
otot rangka, dan 10 persen lainya adalah otot polos dan otot jantung “
Huxly menganggap bahwa kontraksi otot adalah akibat interaksi antara sel
protein aktin dan miosin dalam myofibril. Interaksi itu terjadi sedemikian
rupa sehingga pada saat memanjang ke dua myofilamen bergerak yang satu
penggunaanya.
dan kontraksi otot dengan tepat. Dengan demikian koordinasi antara sistem
syaraf dan sistem otot merupakan satu hal yang penting bagi penampilan
olahraga.
serabut otot. Rangsangan dimulai dari daerah khusus otak yang disebut
selaput gerak. Motorneuron atas turun dari otak yang berhubungan dengan
simpul spinal dalam saraf spinal dan berakhir dalam sejumlah saraf. Pada
berakhir pada serabut otot melalui suatu susunan yang disebut simpangan
saraf menyebabkan lepasnya zat kimia yang disebut acetilkholin dari ujung
aktin dan miosin dengan mempermudah pemisahan ATP. Jadi, zat kimia
yang dihasilkan pada kontraksi otot dimulai dengan impuls syaraf dari otak
Sepakbola modern masa kini yang makin cepat, makin keras dan
memeras otak. Semakin cepat dalam bergerak baik menguasai bola atau
menggiring bola adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot tungkai. Dengan
kata lain untuk mencapai kecepatan menggiring bola harus ada unsur
adalah perkalian antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam
melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat lari menggiring bola.
kaki yang kuat, lutut yang kuat dan tungkai yang kuat agar dapat memikul
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id
luasnya serabut otot akibat suatu latihan. Makin besar serabut- serabut otot
tekanan.
lawan.
penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Dwi Cahyo Kartiko (2008). Yang berjudul : Beda pengaruh latihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id
fungsional neuromuscular.
berjudul “ Pengaruh latihan pliometrik stride jump crossover dan single leg stride
jump terhadap daya ledak, kekuatan dan kelincahan otot tungkai pada anak laki-
laki usia 11-13 tahun” penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh
latuhan pliometrik stride jump crossover dan single leg stride jump terhadap daya
ledak, kekuatan dan kelincahan otot tungkai pada anak usia 11-13 tahun. Hasil
analisis menunjukkan bahwa latihan pliometrik stride jump crossover dapat lebih
meningkatkan kemampuan daya ledak daripada latihan pliometrik single leg jump,
latihan pliometrik single leg stride jump dapat lebih meningkatkan kemampuan
kekuatan otot tungkai daripada latihan pliometrik stride jump crossover dan antara
latihan pliometrik stride jump crossover dengan leg stride jump tidak mempunyai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Pemikiran
Dari hasil kajian teori tentang pengertian latihan, tujuan latihan, prinsip-
menggiring bola dalam permainan sepakbola, maka dapat disusun suatu kerangka
1. Perbedaan latihan plyometrics angle hop dan side hop terhadap peningkatan
a. Kelebihan
yaitu :
untuk mengikuti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id
b. Kekurangan
a). gerakan ini membutuhkan power sehingga tidak semua atlet boleh
b). gerakan yang salah akan berakibat terjadinya cedera karena alat
yang terlibat.
kerucut pertama.
a. Kelebihan
a). gerakan side hop mudah dilakukan karena hanya melakukan loncatan
b). gerakan ini menggunakan otot-otot abductor paha, stabilizer lutut dan
c). Latihan ini sangat berguna untuk semua aktivitas yang menggunakan
gerakan ke samping.
e). Dapat dilakukan dengan mudah oleh atlet yang memiliki kekuatan
b. Kekurangan
a). Gerakan yang monoton sehingga atlet kurang minat untuk mengikuti
latihan.
dalam melompat akan berdampak resiko cedera pada saat kedua kaki
jatuh ke tanah.
Hop dan Side Hop, maka diduga ada perbedaan dari kedua latihan tersebut
memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id
keterampilan yang baik pula. Atlet yang memiliki kekuatan yang baik secara
otomatis akan sulit direbut bolanya pada saat menggiring bola karena lawan
akan kesulitan untuk mengejar bola dengan tingkat kekuatan yang tinggi dan
sebaliknya seorang atlet sepakbola yang kekuatan rendah akan mudah dikejar
menggiring bola menjadi kurang baik. Dalam hal ini untuk mencapai
3. pengaruh interaksi antara latihan plyometrics angle hop dan side hop dengan
menggiring bola.
gerakan loncat dengan variasi pendek dan jauh pada kotak maka dibutuhkan
kekuatan otot tungkai yang tinggi. Artinya latihan angle hop akan lebih baik
menggiring bola. Dan sebaliknya, atlet yang memiliki kekuatan rendah tidak
Angle Hop, dan peningkatan kecepatan menggiring bola juga akan berkurang.
menggiring bola.
kanan dan kiri yang tidak banyak variasi loncatan akan mudah dilakukan bagi
yang memiliki kekuatan yang tinggi dalam melakukan latihan Side Hop yang
kurang variasi gerakan dalam merangsang otot abductor paha dan stabilizer
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada dugaan terdapat
pengaruh interaksi antara latihan plyometrics Angle Hop dan Side Hop dengan
menggiring bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id
D. Perumusan Hipotesis
1. Ada perbedaan pengaruh latihan plyometrics angle hop dan side hop terhadap
memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah.
3. Ada pengaruh interaksi antara latihan plyometrics angle hop dan side hop
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Madiun.
2. Waktu Penelitian
kali latihan. Penentuan waktu latihan dengan frekuensi tiga kali seminggu
sesuai dengan pendapat Brooks & Fahey (1984:405), bahwa dengan frekuensi
tiga kali per minggu akan terjadi peningkatan kualitas keterampilan. Dengan
alasan bahwa latihan tiga kali per minggu akan memberikan kesempatan bagi
Latihan dilaksanakan pada sore hari sesuai dengan jadwal latihan yang
sudah ada yaitu Selasa, Jum’at dan Minggu, pada pukul 15.30 s.d. 17.00
WIB. Jumlah total latihan selama 27 kali pertemuan, yang dimulai bulan
commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id
terdiri atas dua taraf. Sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan
(Furchan, 1982:362).
perlakuan atau variabel terdiri dari dua level ”. Menurut Sutrisno Hadi
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen dua faktor dan dua level.
Latihan plyometrics terdiri dari latihan plyometrics angle hop dan side hop,
sedangkan variabel atributif terdiri dari kekuatan tinggi dan rendah. Sebuah
faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua level yang ada dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id
A = Latihan Plyometrics
a1b1 = Metode latihan angle hop dengan kekuatan otot tungkai tinggi
a2b1 = Metode latihan side hop dengan kekuatan otot tungkai tinggi
a1b2 = Metode latihan Angle hop dengan kekuatan otot tungkai rendah
a2b2 = Metode latihan side hop dengan kekuatan otot tungkai rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id
C. Variabel Penelitian
menjadi sifat dari sampel tersebut adalah kekuatan otot tungkai yang
2. Variabel Dependen
Dilakukan 4-8 set, jumlah ulangan 8-12 kali, dan waktu istirahat kira-kira 1-2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id
Dilakukan 5-8 set, jumlah 6-12 kali, dan waktu istirahat antara 1-2 menit di
antara set.
3. Kekuatan
tungkai memperoleh skor kekuatan tinggi yang tertera pada alat leg
tungkai memperoleh skor kekuatan rendah yang tertera pada alat leg
4. Menggiring Bola
diraih siswa saat melakukan menggiring bola dengan zig-zag melewati lima
rintangan. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan dua kali menggiring bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id
1. Populasi
usia 15-17 tahun pada siswa sekolah sepakbola pratama, kota Madiun . Dari
hasil observasi diketahui bahwa jumlah siswa sekolah sepakbola Pratama Kota
2. Sampel
mewakili populasi dan ikut dalam penelitian ini. Dikatakan random karena sampel
dipilih secara acak (undian). Dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel
diklasifikasikan siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan 20 siswa yang
kemampuan gerak rendah. Kemampuan gerak tinggi dibagi lagi dua kelompok
dan kemampuan gerak rendah dua kelompok, sehingga keseluruhan ada empat
kemampuan gerak tinggi ikut latihan plyometrics angle hop, 10 siswa yang
memiliki kemampuan gerak tinggi ikut latihan plyometrics side hop dan 10 siswa
yang memiliki kemampuan gerak rendah ikut latihan plyometrics angle hop, 10
siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah ikut latihan plyometrics side hop.
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara tes dan pengukuran.
1. Data Kekuatan Otot Tungkai
Teknik pengumpulan data untuk kekuatan dilakukan dengan pengukuran
kekuatan otot tungkai pada pertemuan pertama. Data kekuatan otot tungkai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id
diambil adalah data tes awal, dan tes akhir pertemuan atau sebelum dan
yang terbaik dipakai sebagai data sampel. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
Tes yang dipergunakan untuk mengumpulkan data kekuatan dengan tes leg
adalah :
MS P - MSW
R=
MS P
R = Reliabilitas
Tabel 3.
Koefisien Korelasi Reliabilitas ( Stand et all. 1993 dalam Mulyono B, 2007:38)
KOEFISIEN RELIABILITAS
95 - 99 Excellent
90 - 94 Very good
80 - 89 Acceptable
70 - 79 Poor
60 - 69 Questionable
1. Uji Persyaratan
a. Uji Normalitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id
X2h < X2t pada taraf signifikansi α = 0.05 yang berarti penyebaran data
å x - (å x )
2 2
=
2
S1 (Sudjana, 2002:261-265).
n -1
Apabila x2 hitung < x2 tabel, maka H0 diterima, artinya varians sampel
bersifat homogen. Sebaliknya apabila x2 hitung > x2 tabel, maka H0
ditolak, artinya varians sampel bersifat tidak homogen.
2. Uji Hipotesis
pemanfaatan ANAVA dalam analisis data sudah bisa dilakukan. Data hasil
commit to user
tes terakhir menggiring bola dianalisis dengan statistika ANAVA Dua
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id
Y 2 = å X 2 tot
Ry =
åX tot 2
X1 + X 3 + X 2 + X 4
2 2 2 2
J AB = - Ry
n.sel
Ay =
åX A1 + å X A2
- Ry
n. A
By =
åX B1 + å X b2
- Ry
n.B
Ey = Y 2 - Ry - J AB
RJK A
FA =
RJK E
RJK B
FB =
RJK E
JK AB
FAB = (Sudjana, 2002 : 114-115).
RJK E
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id
Sumber
Variasi dk JK RJK Fo
Rata-rata 1 Ry R
Perlakuan
A a-1 Ay A A/E
B b-1 By B B/E
Kekeliruan Ab(n-1) Ey E
Keterangan :
A = Taraf faktorial A
B = Taraf faktorial B
N = Jumlah sampel
KT (kekeliruan)
Sy =
n
rata terbesar kedua dan dan terkecil dengan RST untuk ρ = (k-1),
selisih rata-rata terbesar kedua dan terkecil kedua dengan RST untuk
perlakuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
dibahas pada bab ini berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil tes dan
dilakukan pada tes awal dan tes akhir pada kecepatan menggiring bola. Penyajian
hasil penelitian berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan dengan manual
dan agar lebih yakin tentang kebenarannya dari hasil yang diperoleh dilanjutkan
A. Deskripsi Data
pada tabel 5. Yang berisikan tentang deskripsi data hasil tes kecepatan menggiring
bola.
commit to user
104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Tes Kecepatan Menggiring Bola Tiap Kelompok
Berdasarkan Penggunaan Latihan Plyometrics dan Kekuatan Otot Tungkai.
Gambar 9. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kecepatan
Menggiring Bola Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Latihan
dan Kekuatan Otot Tungkai.
Keterangan:
dari nilai rata-rata kecepatan menggiring bola awal latihan (pre-test) dan sesudah
berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107
Keterangan :
KP1 = Kelompok atlet dengan latihan Angle Hop pada tingkat Kekuatan otot
tungkai tinggi
KP2 = Kelompok atlet dengan latihan Angle Hop pada tingkat Kekuatan otot
tungkai rendah
KP3 = Kelompok atlet dengan latihan Side Hop pada Kekuatan otot tungkai
tinggi
KP4 = Kelompok atlet dengan latihan Side Hop pada tingkat Kekuatan otot
tungkai rendah
Latihan Angle Hop dan latihan Side Hop memberikan pengaruh yang
atlet yang mendapat latihan dengan latihan Angle Hop dan dengan latihan Side
Antara kelompok atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi dan
rendah juga memiliki peningkatan kecepatan menggiring bola yang berbeda. Jika
antara kelompok atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah
yang lebih baik (Gain score = 2,824) dibandingkan kelompok atlet yang memiliki
Tapi perlu diperhatikan dari hasil bacaan grafik diatas juga ditunjukkan
bahwa, tidak selamanya atlet yang mempunyai Kekuatan otot tungkai tinggi akan
grafik bahwa atlet yang mempunyai Kekuatan otot tungkai tinggi diberikan
otot tungkai rendah dengan diberikan perlakuan latihan Side Hop (Gain score =
2,503).
pengujian persyaratan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi terhadap
berdistribusi normal dan homogenitas varians telah melancarkan teori dan latihan,
1. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui sebaran data dari setiap
variabel penelitian normal atau tidak. Adapun data penelitian yang diuji
normalitasnya adalah meliputi data keseluruhan latihan (latihan Angle Hop dan
Side Hop) yang dihubungkan dengan Kekuatan otot tungkai tinggi dan
a. Uji normalitas data hasil tes pada kelompok perlakuan latihan Plyometrics
60
50
40
30
20
10
1
9.50 9.7 5 1 0.0 0 10 .25 1 0.5 0
A ng le Ho p / KT
Berdasarkan gambar diatas karena nilai p-value > 0.05 atau 0,389 > 0,05
60
50
40
30
20
10
1
9 .8 9 .9 1 0 .0 1 0 .1 1 0 .2 1 0 .3 1 0 .4 1 0 .5 1 0 .6
A n g le H o p / K R
c. Uji normalitas data hasil tes pada kelompok perlakuan latihan Plyometrics
P ly o m e tr ic s S id e H o p d e n g a n K e k u a ta n o to t tu n g k a i tin g g i
Norm al
99
M ean 11.41
S tD e v 0 .2 9 7 5
95 N 10
AD 0 .3 6 5
90
P - V a lu e 0 .3 6 2
80
70
Percent
60
50
40
30
20
10
1
1 0 .6 1 0 .8 1 1 .0 1 1 .2 1 1 .4 1 1 .6 1 1 .8 1 2 .0 1 2 .2
S id e H o p / K T
Berdasarkan gambar diatas karena nilai p-value > 0.05 atau 0,362 > 0,05,
d. Uji normalitas data hasil tes pada kelompok perlakuan latihan Plyometrics
P l y o m e tr i c s S i d e H o p d e n g a n k e k u a ta n o to t tu n g k a i r e n d a h
Norm al
99
M ean 10.2
S tD e v 0.1594
95 N 10
AD 0.448
90
P - V a lu e 0.219
80
70
Percent
60
50
40
30
20
10
1
9 .8 9 .9 1 0 .0 1 0 .1 1 0 .2 1 0 .3 1 0 .4 1 0 .5 1 0 .6
S id e H o p / K R
Gambar 14. Uji Normalitas Latihan Plyometrics Side Hop dengan Kekuatan
Otot Tungkai Rendah
Berdasarkan gambar diatas karena nilai p-value > 0.05 atau 0,219 > 0,05
2. Uji Homogenitas
dilakukan dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok A
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 1,234. Sedangkan dengan
1,234 lebih kecil dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
C. Pengujian Hipotesis
maka syarat untuk analisis varians (ANAVA) telah terpenuhi. Agar uji hipotesis
dapat dilaksanakan dengan baik maka terlebih dahulu harus ditentukan bagaimana
Plyometrics Angle Hop dan Side Hop, juga untuk melihat interaksi antara latihan
berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi analisis varians. Uji rentang
Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113
Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:
Sumber
dk JK RJK Fo Ft
Varians
Rata-rata
Perlakuan 1 4344,0981 4344,098
A 1 1,9404 1,940 40,4155 * 4,11
B 1 5,8293 5,829 121,4154 * 4,11
AB 1 5,8599 5,860 122,0523 * 4,11
Kekeliruan 36 1,7284 0,048
Total 40 4359,4561
Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor (Kecepatan Menggiring
Bola)
sebagai berikut:
1. Perbedaan pengaruh antara latihan Angle Hop dan Side Hop terhadap
1 dan Dkpenyebut = 36, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,11, karena
F observasi > F tabel atau 40,4155 > 4,11, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan
pengaruh antara latihan Angle Hop dan Side Hop terhadap peningkatan
kecepatan menggiring bola antara atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai
tinggi dengan rendah digunakan analisis variansi Two Way. Berdasarkan hasil
1 dan Dkpenyebut = 36, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel = 4,11, karena
F observasi > F tabel atau 121,4154 > 4,11, sehingga dapat dikatakan ada perbedaan
pengaruh kecepatan menggiring bola antara atlet yang memiliki kekuatan otot
pembilang = 1 dan Dkpenyebut = 36, dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh F tabel =
4,11, karena F observasi >F tabel atau 122,0523 > 4,11, sehingga dapat dikatakan
ada pengaruh interaksi Antara latihan Plyometrics dan Kekuatan otot tungkai
keseluruhan dapat dilihat rangkuman dari hasil uji statistik secara uji F seperti
Kesimpulan
No. Hipotesis Nihil Fhitung Ftabel
pada a=0,05
1. Tidak ada perbedaan
pengaruh antara latihan
Angle Hop dan Side Hop 40,4155 4,11 Ditolak
terhadap peningkatan
kecepatan menggiring bola.
2. Tidak ada perbedaan
pengaruh kecepatan
menggiring bola antara atlet 121,4154 4,11 Ditolak
yang memiliki Kekuatan otot
tungkai tinggi dengan rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
pengaruh interaksi antara latihan Plyometrics dan Kekuatan otot tungkai terhadap
perlakuan.
1. Perbedaan pengaruh antara latihan Plyometrics Angle Hop dan Side Hop
dari suatu kegiatan dan beberapa energi yang segera. Latihan plyometrics
perubahan biokimia dan system otot rangka, perubahan kardi respirasi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117
yang nyata antara kelompok atlet yang dilatih dengan latihan Angle Hop dan
bola yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok atlet yang mendapat
Latihan Angle Hop lebih baik dilakukan pada kotak yang memiliki
banyak sudut atau peralatan serupa, yang harus dipasang dengan aman di
tanah sehingga tidak bergerak atau lepas pada saat melakukan hopping.
Selain latihan Angle Hop dalam penelitian ini juga diterapkan latihan
Side Hop. Latihan Side Hop adalah latihan ini menggunakan 2 buah kerucut
dengan tinggi 18-26 inci. Secara khusus gerakan ini menggunakan otot-otot
abductor paha, stabilizer lutut dan ankle, serta meningkatkan power samping
yang eksplosif di seluruh paha dan panggul. Latihan ini sangat berguna untuk
kekuatan otot tungkai rendah dibanding atlet yang memiliki kekuatan otot
tungkai tinggi, karena pada saat melakukan tolakan beban kaki tumpu lebih
dibandingkan dengan latihan dengan latihan Side Hop, hal ini dapat dilihat
dari rerata yang menunjukkan bahwa dengan latihan Angle Hop (10,0395)
selain itu juga sangatlah penting adanya kemampuan dasar beberapa anggota
badan untuk menghasilkan tingkat gerak yang tinggi. Dalam penelitian ini
melindungi atlet dari kemungkinan cedera dan dengan kekuatan atlet akan
bola yang lebih baik dibandingkan dengan atlet yang memiliki kekuatan otot
tungkai yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari rerata yang menunjukkan
bahwa kekuatan otot tungkai yang tinggi (10,642) lebih baik dibandingkan
Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa
interaksi yang nyata antara faktor model latihan (A) dan faktor kekuatan otot
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120
Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
LATIHAN PLYOMETRICS
KEKUATAN OTOT TUNGKAI
Keterangan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
121
Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan memiliki suatu
titik pertemuan atau persilangan. Antara latihan Plyometrics dan kekuatan otot
menggiring bola.
a. Atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi mendapatkan latihan Angle
Hop, memiliki rata-rata nilai akhir kecepatan menggiring bola sebesar 2,824.
Atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai tinggi mendapatkan latihan Side
Hop memiliki rata-rata nilai akhir kecepatan menggiring bola sebesar 1,742.
b. Atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai rendah mendapatkan latihan Angle
Hop memiliki rata-rata nilai akhir kecepatan menggiring bola sebesar 2,162.
Atlet yang memiliki Kekuatan otot tungkai rendah mendapatkan latihan Side
Hop memiliki rata-rata nilai akhir kecepatan menggiring bola sebesar 2,503
otot tungkai tinggi lebih cocok jika diberikan pelatihan dengan latihan Angle Hop.
Atlet dengan Kekuatan otot tungkai rendah lebih cocok jika diberikan pelatihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Kesimpulan
adanya keterbatasan yang ada maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan plyometrics Angle Hop
baik dari pada latihan Side Hop untuk peningkatan kecepatan menggiring bola.
2. Ada perbedaan hasil kecepatan menggiring bola yang signifikan antara atlet
yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan rendah. Peningkatan hasil
kecepatan menggiring bola pada atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai
tinggi lebih baik dari atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah.
a. Atlet dengan kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik diberikan latihan
b. Latihan plyometrics Side Hop lebih cocok diterapkan pada atlet yang
commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id 123
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi
yang lebih luas jika dikaji tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar
Hal ini menunjukkan bahwa setiap variabel penelitian memiliki implikasi baik
berikut:
Latihan Plyometrics Angle Hop dan Side Hop dapat digunakan untuk
permainan sepakbola, oleh karena itu pelatih, guru, Pembina maupun pemain
sepakbola dapat menerapkan hasil temuan ini dalam melakukan latihan serta
Metode latihan Plyometrics Angle Hop dan Side Hop yang disajikan
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kondisi fisik melalui proses
otot-otot tersebut berkontraksi sangat kuat. Bentuk latihan yang bevariasi dalam
upaya untuk meningkatkan kualitas latihan, dan kekuatan otot tungkai merupakan
Latihan plyometrics angle hop ternyata sangat efektif untuk pemain yang
memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan dapat digunakan untuk meningkatkan
tentunya masih ada faktor pendukung lain yang juga memberikan pengaruh
yang signifikan antara atlet yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan
rendah. Peningkatan hasil kecepatan menggiring bola pada atlet yang memiliki
kekuatan otot tungkai tinggi lebih baik dari atlet yang memiliki kekuatan otot
tungkai rendah.
Secara praktis temuan ini dapat dijadikan salah satu indikator dalam
penyusunan program latihan yang dibuat oleh para pelatih, guru, pembina dan
para praktisi olahraga dan juga untuk menemukan dosis yang tepat berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id
C. Saran
cabang olahraga apapun, juga berdasarkan hasil penelitian ini yang tertulis dalam
kesimpulan dan implikasi secara menyeluruh, maka kepada Pembina atau pelatih
dari model latihan yang akan dipilihnya sekaligus harus mengetahui dan
sepakbola.
hasil penelitian ini penerapan latihan Angle Hop pada atlet yang memiliki
latihan Side Hop. Hal-hal yang perlu diperhatikan pembina/pelatih pada saat
Angle Hop yang benar terlebih dahulu agar atlet melakukan latihan
dengan gerakan yang benar sehingga hasil latihan bisa tercapai dengan
maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 126
digilib.uns.ac.id
c. Lakukan latihan inti, dalam hal ini latihan plyometrics Angle Hop yang
e. Pada saat melakukan Angle Hop atlet harus lebih berhati-hati karena
alat terbuat dari kayu yang licin dan bisa menyebabkan atlet cedera
sepatu sepakbola.
direncanakan.
gerakan pada menggiring bola dan melibatkan lebih banyak sampel dan
commit to user