Anda di halaman 1dari 8

BUPATI BADUNG

PERATURAN BUPATI BADUNG


NOMOR 53 TAHUN 2011

TENTANG

JENJANG NILAI PENGADAAN BARANG/JASA


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung sebagai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) perlu adanya upaya agar
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dapat berjalan efektif dan
efesien;

b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 105 Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, perlu
mengatur Jenjang Nilai Pengadaan Barang/Jasa pada Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD);

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf


a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Jenjang Nilai Pengadaan Barang/Jasa di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Badung;

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan


Daerah–daerah Tingkat II dalam wilayah Daerah–daerah
Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);

3. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
-2-

4. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang–Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

8. Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar


Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4503);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah daerah
Propinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 08/PMK.02/2006, tentang


Kewenangan Pengadaan barang/Jasa pada Badan Layanan
Umum;
-3-

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang


Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;

16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 703/Menkes/SK/IX/2006


tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa
pada Instansi Pemerintahan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum dilingkungan Departemen Kesehatan;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008


tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Badung (Lembaran Daerah Kabupaten
Badung Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Badung Nomor 7);

18. Peraturan Bupati Badung Nomor 62 Tahun 2010 tentang


Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung
sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Berita Daerah
Kabupaten Badung Tahun 2010 Nomor 42);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG JENJANG NILAI PENGADAAN


BARANG/JASA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
BADUNG

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Daerah adalah Kabupaten Badung.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Badung.
4. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung yang selanjutnya disebut RSUD
adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Badung yang dikelola
dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).
5. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
6. Direktur adalah Pimpinan BLUD pada RSUD.
7. Fleksibilitas adalah keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD pada batas-
batas tertentu yang dikecualikan dari ketentuan yang berlaku umum.
-4-

8. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan


Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh Barang/Jasa.
9. Panitia/Pejabat Pengadaan adalah panitia/personil yang memiliki Sertifikat
Keahlian Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
10. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.
11. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
12. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
13. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir
(brainware).
14. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah
dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala
pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.
15. Jenjang Nilai adalah besaran batasan kewenangan dalam Pengadaan
Barang/Jasa yang dikecualikan dalam ketentuan yang berlaku umum dalam
Pengadaan Barang/Jasa.

BAB II

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

Pasal 2

(1) Pengadaan Barang/Jasa dilakukan berdasarkan prinsip : efesiensi, efektifitas,


transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntable, dan penerapan praktek
bisnis sehat.

(2) Pengadaan Barang/Jasa ini berlaku untuk pengadaan di RSUD dan atau Unit
Bisnis Strategik (UBS) RSUD sebagai bentuk fleksibilitas BLUD yang sumber
dananya berasal dari :
a. pendapatan jasa layanan/operasional;

b. hibah tidak terikat;

c. hasil Kerja Sama Operasional (KSO) dengan pihak lain; dan

d. lain–lain pendapatan RSUD yang sah.

(3) Ruang lingkup pedoman fleksibilitas Pengadaan Barang/Jasa ini hanya berlaku
untuk pengadaan yang pendanaannya berasal dari pendapatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
-5-

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pengadaan dan Penerimaan


Barang/Jasa akan ditetapkan dengan keputusan Direktur tentang Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan Prosedur Tetap (PROTAP).

Pasal 3

(1) Penitia/Pejabat Pengadaan menyusun dan menetapkan metode pemilihan


Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.

(2) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan oleh Panitia/Pejabat Pengadaan


yang diangkat oleh Direktur RSUD.

(3) Pegawai yang diangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari personil
yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang
berlaku yang memahami tata cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan
yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan.

BAB III

JENJANG NILAI DAN METODE PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

Pasal 4

(1) Pemilihan Penyedia Barang/Jasa/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultasi/Jasa


Lainnya dilakukan dengan:
a. pelelangan umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa/
Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultasi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan
yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang memenuhi syarat;

b. pelelangan sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa


Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah);

c. pemilihan langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi


untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah);

d. seleksi umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk


pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang
memenuhi syarat;

e. seleksi sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa


Konsultansi untuk Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi
Rp 200.000.000,00(dua ratus juta rupiah);

f. penunjukan langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa


dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa;
-6-

g. pengadaan langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung


kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/
Penunjukan Langsung :
1) Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya paling tinggi
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah);

2) Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp 50.000.000,00


(lima puluh juta rupiah);

(2) Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat spesifik (khusus) dan barang/jasa dengan
penyalur tunggal dapat dilaksanakan dengan menggunakan Metode Penunjukan
Langsung.

(3) Penetapan Jenjang Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilaksanakan berdasarkan atas Nilai Pengadaan Barang/Jasa yang tercantum
pada rincian anggaran kas, sekurang–kurangnya nilai anggaran kas per bulan
dalam dokumen pelaksanaan anggaran Badan Layanan Umum Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Badung.

Pasal 5

(1) Khusus untuk Pengadaan Barang/Jasa cito seperti obat-obatan, alat/bahan


kesehatan habis pakai, gas medis, bahan laboratorium, dan bahan makanan
pasien dapat dilaksanakan melalui pengadaan langsung meskipun nilainya
diatas Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dengan tanda bukti pembayaran
berupa kuitansi.

(2) Khusus untuk Pengadaan Jasa Tenaga Kerja (pegawai non PNS) pada RSUD
dapat dilakukan dengan swakelola tanpa dibatasi dengan nilai pengadaan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (1).

Pasal 6

Pengadaan Barang/Jasa dengan Kerjasama Operasional (KSO) ditetapkan sebagai


berikut :
a. berdasarkan kontrak Kerjasama Operasional (KSO) yang ditandatangani oleh
Direktur dengan pihak ketiga, segala kebutuhan/pekerjaan cukup dengan Order
(OK)/Surat Pesanan (SP) oleh Panitia/Pejabat yang berwenang sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP)/Prusedur Tetap (PROTAP);

b. penerbitan Order (OK)/Surat Pesanan (SP) dilakukan oleh pejabat yang


berwenang kepada Penyedia Barang/Jasa atas dasar permintaan/kebutuhan dari
user/instalasi sesuai dengan yang diperjanjikan; dan

c. pengiriman barang oleh Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan Order (OK)/Surat


Pesanan (SP) dan ditandatangani oleh Tim Penerima Barang/Pejabat/Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan.
-7-

BAB IV

TANDA BUKTI PERJANJIAN

Pasal 7

(1) Tanda bukti perjanjian terdiri atas :


a. bukti pembelian;

b. kuitansi;

c. surat perintah kerja (SPK); dan

d. surat perjanjian.

(2) Bukti pembelian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, digunakan untuk
Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai paling tinggi Rp 5.000.000,00
( lima juta rupiah).

(3) Kuitansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, digunakan untuk
Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai paling tinggi Rp 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah).

(4) Surat Perintah Kerja (SPK) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
bernilai paling tinggi Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan untuk Jasa
Konsultansi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(5) Surat Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, digunakan untuk
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi dengan nilai
diatas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

BAB V

KETENTUAN LAIN – LAIN

Pasal 8

(1) Bentuk pertanggungjawaban untuk sewa lahan/barang dilengkapi dengan


kontrak kerjasama yang ditandatangani oleh kedua pihak, dan kuitansi tanda
pembayaran lunas.

(2) Pelaksanaan kontrak kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setelah diadakan penelitian terhadap keabsahan dan kejelasan dokumen
pendukung yang dijadikan objek dalam kontrak kerjasama, dan dijadikan
sebagai lampiran kontrak yang tidak terpisahkan.

(3) Bentuk dan format kontrak kerjasama berdasarkan kepada Peraturan


Perundang-undangan yang berlaku.

(4) Pendapatan yang dihasilkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan
dalam lain-lain pendapatan rumah sakit yang sah.

(5) Mekanisme pengadaan barang diluar ruang lingkup pedoman ini berdasarkan
kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
-8-

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis
pelayanan, akan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Direktur RSUD sesuai
dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Pasal 10

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 5 Januari 2011.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Badung.

Ditetapkan di Mangupura
pada tanggal 12 September 2011

BUPATI BADUNG,

ttd.

ANAK AGUNG GDE AGUNG

Diundangkan di Mangupura
pada tanggal 12 September 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG,

ttd.

KOMPYANG R. SWANDIKA

BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2011 NOMOR 43

Anda mungkin juga menyukai