Anda di halaman 1dari 5

KONFERENSI INTER INDONESIA

KELOMPOK 4
1) Alfin Mulyana
2) Arya Dwi Syahputra
3) Farah Cetta R
4) Indri Andrianti
5) Raden Thalib K
6) Maharaja Manthiq
Konferensi Inter Indonesia adalah konferensi yang berlangsung antara
Negara Indonesia dengan Negara-negara boneka/Negara bentukan Belanda
yang tergabung dalam BFO (Bijenkomst Voor Federal Overslag),
Diantaranya :
1. Negara Indonesia Timur
2. Negara Sumatera Timur
3. Negara Sumatera Selatan
4. Negara Jawa Timur
5. Negara Pasundan
6. Negara Madura
Delegasi RI ke Konferensi Inter Indonesia, terbentuk 18 Juli 1949
dipimpin oleh Wakil Presiden/PM Moh. Hatta. Sedangkan delegasi BFO
dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak dan Anak Agung dari
NIT. Awalnya BFO diharapkan oleh Belanda untuk mempermudah mengusai
Indonesia kembali. Namun sikap Negara- Negara dalam BFO berubah setelah
Belanda melancarkan agresi militernya kepada Indonesia untuk yang kedua
kalinya. Karena simpati dari Negara-negara BFO membebaskan pemimpin-
pemimpin Indonesia, BFO juga turut berjasa atas terselenggaranya
Konferensi Inter Indonesia. Hal itu lah yang melatarbelakangi Konferensi
Inter Indoneisa di Yogyakarta pada tanggal 19-22 Juli 1949.

Konferensi Inter Indonesia banyak membahas konsep dan teknis


pembentukan RIS. Konferensi Inter-Indonesia juga digunakan sebagai
konsolidasi internal menjelang digelarnya Konferensi Meja Bundar yang
dimulai pada 23 Agustus 1949. Hasil kesepakatan dari Konferensi Inter-
Indonesia adalah:
1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia
Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat).
2. RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-
menteri yang bertanggung jawab kepada Presiden.
3. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik
Indonesia maupun dari kerajaan Belanda.
4. Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan Presiden
RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.
5. Pembentukkan angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal
bangsa Indonesia sendiri.

Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS dengan inti
dari TNI dan KNIL serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya. Lalu sidang
kedua konferensi inter-indonesia diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 30
Juli dan menghasilkan keputusan:

1. Bendera RIS adalah Sang Merah Putih


2. Lagu kebangsaan Indonesia Raya
3. Bahasa resmi RIS adalah Bahsa Indonesia
4. Presiden RIS dipilih wakil RI dan BFO.

Dampak dari Konferensi Inter-Indonesia adalah adanya konsensus


yang dibangun melalui Konferensi Intern-Indonesia yang menjadi modal
berharga bagi pemerintah RI, terutama delegasi Indonesia yan dtunjuk
untuk berunding dengan Belanda pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di
Den Haag.
Nilai yang bisa diambil dari peristiwa Konferensi Inter Indonesia
adalah bahwa persahabatan dan hubungan antar Negara sangat penting
bagi Indonesia dalam berbagai bidang, sehingga kita harus memelihara
hubungan antar Negara dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai