Anda di halaman 1dari 7

NO.

1. Judul GAMBARAN KONSEP DIRI MAHASISWA DITINJAU DARI


PERSPEKTIF BUDAYA
2. Jurnal Jurnal Ilmiah Psikologi
3. Penulis Alifah Nabilah Masturah
4. Volume + Halaman Vol. 2 No. 2, 128-136
5. Bulan + Tahun 2017
6. Reviewer Wahyu Asal Tentrem
7. Tanggal dibuat 15 September 2019
8. Abstrak Penelitian konsep diri penting untuk individu untuk melihat bagaimana
pandangan orang lain untuk menilai diri sendiri serta untuk mengetahui
gambaran konsep diri mahasiswa dengan latar belakang budayanya.
9. Subjek penelitian Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang
berjumlah 261 orang dengan latar belakang yang berbeda.
10. Penelitian Langkah penelitian diawali dengan menyiapkan instrumen berupa empat
pertanyaan terbuka mengenai konsep diri. Selanjutnya, dilakukan penyebaran
instrumen pada subjek penelitian yang dilakukan klasikal. Kemudian peneliti
mengelompokkan jawaban subjek kedalam dua jenis konsep diri yaitu
independen bilamana subjek menjelaskan dirinya sebagai berorientasi pada
mempengaruhi orang lain dalam bertindak, melakukan sesuatunya dengan
mandiri, serta berpikir analitis. Dan interdependen bilamana subjek
menyebutkan dirinya sebagai cenderung menyesuailan dengan orang lain dalam
bertindak, melakukan sesuatu sesuai dengan aturan/norma sosial, dan berpikir
holistik.
11. Analisis (Metode) Pendekatan kuantitatif deskriptif
12. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 4 kelompok konsep diri
subjek, yaitu: menurut diri sendiri, ayah, ibu, dan teman. Pada setiap kelompok,
subjek menggambarkan diri mereka menjadi diri interdependen dan diri
independen. Penilaian konsep diri tidak jauh berbeda antara diri interdependen
dan diri independen berdasarkan keempat kelompok tersebut. .Ayah, ibu dan
teman cenderung menilai konsep diri subjek dalam kategori interdependen.
Sedangkan subjek menilai konsep dirinya cenderung pada kategori independen.
Hasil lainya menunjukkan keterkaitan antar konsep diri subjek penelitian
dengan keterkaitan penilaian konsep diri menurut diri sendiri dan ibu; serta
konsep diri menurut ayah dan ibu memiliki keterkaitan yang kuat. Akan tetapi,
hanya penilaian konsep diri menurut ibu yang memiliki keterkaitan lemah
dengan demografi suku.
NO.
1. Judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Remaja di SMPN 13
Yogyakarta
2. Jurnal Journal Ners and Midwifery Indonesia
3. Penulis Gita Kania Saraswita, Zulpahiyana, Siti Arifah
4. Volume + Halaman Vol. 3, No. 1, 33-38
5. Bulan + Tahun Februari 2015
6. Reviewer Wahyu Asal Tentrem
7. Tanggal dibuat 15 September 2019
8. Abstrak Konsep diri dibentuk dan berkembang melalui pengalaman dan hubungan
dengan orang lain. Faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja adalah pola
asuh orang tua, teman sebaya, peranan penampilan fisik dan peranan harga diri
terhadap konsep diri remaja. Namun, faktor yang paling mempengaruhi konsep
diri remaja adalah teman sebaya.
9. Subjek penelitian Keseluruhan siswa SMPN 13 Yogyakarta kelas VII dan VIII sejumlah 273
siswa.
10. Penelitian Pengambilan sampel menggunakan teknik simple stratified random sampling.
Jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 162
orang. Kriteria sampel adalah Siswa SMPN 13 Yogyakarta kelas VII dan kelas
VIII, bersedia menjadi responden dan berada di tempat saat penelitian
dilakukan. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh
peneliti dan sudah di uji validitas dan reliabilitas. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis menggunakan uji kendal-tau dan uji regresi logistik.
11. Analisis (Metode) Penelitian kuantitatif inferensial dengan menggunakan metode observasional.
12. Hasil Penelitian Remaja awal terjadi pada rentang usia 12-14 tahun dan remaja pertengahan
memiliki rentang usia 15-17 tahun. Pada tahap ini remaja akan mengalami
beberapa perubahan seperti krisis identitas dan selalu memperhatikan
penampilan yang terjadi di dalam tubuhnya. Remaja pria dinilai lebih tinggi
dalam hal pengaktualisasian diri dan atletik dibandingkan dengan remaja
wanita. Konsep diri merupakan suatu skema diri, yaitu pengetahuan tentang diri
yang mempengaruhi cara seseorang mengolah informasi dan mengambil
tindakan.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar siswa memiliki konsep
diri yang positif hal ini dimungkinkan dengan banyak faktor yang mendukung,
yaitu sebagian besar siswa didapatkan memiliki pola asuh orang tua situasional.
Pola asuh situasional pada dasarnya tidak diterapkan secara kaku, artinya orang
tua tidak menerapkan salah satu tipe pola asuh diatas. Ada kemungkinan orang
tua menerapkan secara fleksibel, luwes dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang berlangsung saat itu. Sehingga muncul, tipe pola asuh situasional.
Orang tua yang menerapkan pola asuh ini, tidak berdasarkan pada pola asuh
tertentu, tetapi semua tipe tersebut diterapkan secara luwes.
Hal ini memungkinkan remaja untuk membentuk mengembangkan konsep diri
yang positif, karena remaja tidak dipaksa melakukan sesuatu yang tidak
diinginkannya ataupun dibiarkan melakukan sesuatu tanpa di perhatikan. Pola
asuh situasional memungkinkan bagi remaja untuk berkomunikasi lebih banyak
dengan orang tuanya, mengungkapkan pendapatnya dan mendapatkan
informasi mengenai hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak seusianya.
NO.
1. Judul Relationships between physical fitness and physical self-concept in Spanish
adolescents (Hubungan antara kebugaran jasmani dan konsep fisik remaja di
Spanyol).
2. Jurnal Journal of Social and Behavioral Sciences (Jurnal ilmu sosial dan perilaku)
3. Penulis Francisco José Borrego Balsalobre, Guillermo Felipe López Sánchez, Arturo
Díaz Suárez
4. Volume + Halaman 132, 343-350
5. Bulan + Tahun 2014
6. Reviewer Wahyu Asal Tentrem
7. Tanggal dibuat 15 September 2019
8. Abstrak Penelitian bertujuan untuk memastikan hubungan langsung antara kebugaran
fisik dan faktor yang menentukan konsep diri fisik. Sebuah asosiasi
menemukan hubungan antara daya tahan dan kekuatan sebagai komponen dari
kebugaran fisik dan faktor yang menentukan konsep diri fisik.
9. Subjek penelitian 28 laki-laki dan 25 perempuan yang berusia 14-15 tahun dari 2 sekolah
10. Penelitian Tidak ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dan faktor yang
mempengaruhi konsep diri fisik (kebugaran fisik, kemampuan yang dirasakan,
harga diri, penampilan, kekuatan, dan konsep diri umum) karena variabel yang
didapat adalah aplha. Sejauh ini terdapat hubungan antara konsep diri dan
olahraga.
11. Analisis (Metode) Memberikan kuisioner Konsep Diri Fisik, analisis menggunakan SPSS
v14.0.1, dan memberikan tiga tes dengan baterai EUROFIT yang disahkan dan
dibakukan oleh Dewan Europa.
12. Hasil Penelitian Jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri
fisik meskipun anak laki-laki memiliki nilai konsep diri yang lebih baik
daripada anak perempuan. Konsep diri yang baik mempunyai kebugaran fisik
dan daya tahan yang baik begitu juga dengan sebaliknya.
NO.
1. Judul Relationship between Self-concept and Self-esteem in adolescents ( Hubungan
antara konsep diri dan harga diri pada remaja)
2. Jurnal International Journal of Advanced Research
3. Penulis Dr. Rekha Srivastava and Dr. Shobhna Joshi
4. Volume + Halaman Volume 2, Issue 2, 36-43
5. Bulan + Tahun February 2014
6. Reviewer Wahyu Asal Tentrem
7. Tanggal dibuat 15 September 2019
8. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri
akademik, dan harga diri anak-anak laki-laki dan perempuan desa dan kota di
sekolah menengah atas dan bawah.
9. Subjek penelitian 400 remaja, 200 laki-laki dan 200 perempuan kota dan desa yang belajar di
sekolah yang berbeda
10. Penelitian konsep diri akademik mempunyai hubungan yang positif dengan pencapaian
akademik. Hal ini berarti para remaja tersebut mempunyai konsep diri
akademik yang tinggi juga mempunyai harga diri yang tinggi. Pernyataan
tentang konsepdiri akademik dan harga diri remaja desa dan kota di sekolah
dengan fasilitas rendah dan lengkap mempunyai hubungan positif.
11. Analisis (Metode) Metode deskriptif dan memberikan kuisioner deskripsi diri sendiri di bidang
akademik.
12. Hasil Penelitian Terbukti bahwa konsep diri dan harga diri adalah bersangkutan, yang berarti
meningkatnya konsep diri akan berpengaruh pada harga diri. Dua komponen
ini mempunyai peran yang penting di kepribadian. Harga diri dan konsep diri
yang tinggi akan menghargai diri sendiri, mempunyai kemampuan
penyesuaian yang tinggi dan mahir dalam hubungan dengan yang lain dan
aktif dalam grup sosial dengan keyakinan yang tinggi.
NO.
1. Judul The nursing profession : public image, self-concept and professional
identity. A discussion paper (Profesi keperawatan : citra publik,
konsep diri, dan identitas profesional. Lembar diskusi)
2. Jurnal Journal of Advanced Nursing/ International
3. Penulis Yvonne ten Hoeve, Gerard Jansen & Petrie Roodbol
4. Volume + Halaman 70(2), 295-309
5. Bulan + Tahun April 2013
6. Reviewer Wahyu Asal Tentrem
7. Tanggal dibuat 15 September 2019
8. Abstrak Penelitian ini menunjukkan perawat harus bekerja lebih keras dalam
berkomunikasi secara profesional kepada publik untuk meningkatkan
citra publik mereka di organisasi pelayanan kesehatan.
9. Subjek penelitian 18 orang yang sesuai dengan kriteria
10. Penelitian Penelitian ini menunjukkan bahwa citra publik sebenarnya adalah
keperawatan yang berbeda dan tidak sesuai. Gambaran ini sebagian
dibuat oleh perawat karena cara pandang dan kurangnya gambaran
publik.
11. Analisis (Metode) Metode deskriptif
12. Hasil Penelitian Perawat dan identitas keperawatan dibangun dalam klip video di
youtube. Studi tentang Kalisch et al. (2007) menunjukkan organisasi
keperawatan profesional sedang mengisi citra publik keperawatan di
internet. Dari hasil penelitian, lebih berhati-hati menyimpulkan
bahwa citra perawat di media tidak (belum) memenuhi citra
profesional keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai