Anda di halaman 1dari 2

9.

Diskusi Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah, Solusi Atasi Masalah Keuangan secara Syariah

Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal pegadaian sebagai institusi yang


mengadakan kegiatan pemberian pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan.
Seiring dengan permintaan masyarakat terhadap industri keuangan syariah, kini pegadaian
memiliki unit syariah. Seperti halnya lembaga keuangan syariah, pegadaian syariah pun
melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah.

Pegadaian syariah dimulai sejak adanya regulasi Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, pada Pasal 19 huruf c membolehkan bank menerapkan konsep mudlarabah
(profit and loss sharing) dan telah di rubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan dengan menerapkan bunga 0% (nol persen) kemudian dirubah lagi dengan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Tingginya angka kemiskinan di Indonesia menjadikan pegadaian syariah sangat penting,


dan tepat dijadikan bagian dari sarana pengentasan kemiskinan. Namun permasalahannya,
peraturan pegadaian syariah di Indonesia belum disosialisasikan secara menyeluruh, sehingga
keberadaan pegadaian syariah belum bermanfaat khususnya untuk masyarakat miskin. Selain itu,
konsep pengembangan lembaga pegadaian syariah pun menjadi masalah saat ini. Untuk itu,
Hilman melakukan penelitian menggunakan metode penelitian yuridis normatif, dengan
menganalisa asas dan norma hukum yang bersumber dari bahan hukum primer, sekunder dan
tersier. Hasil penelitiannya dipaparkan oleh Hilman pada sidang promosi doktornya Jumat
(07/07/2017) di Balai Sidang Djokosoetono Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI),
Kampus UI Depok. Disertasinya berjudul “Lembaga Pegadaian Syariah: Eksistensi, Pengaturan
dan Pengembangannya) berhasil dipertahankan dihadapan tim penguji yang diketuai oleh Prof.
Dr. Topo Santoso, S.H., M.H., dengan anggota Ketua Pelaksana Prof. Dr. Satya Arinanto, S.H.,
M.H., Promotor Prof. Dr. Uswatun Hasanah, M.A., Ko-Promotor Prof. Dr. Faturahman Djamil,
S.H., M.A., Dr. Gemala Dewi, S.H., LL.M., dan Anggota Penguji Prof. Dr. Satya Arinanto, S.H.,
M.H., Prof. Drs. Azyumardi Azra, B.A., M.Phil., M.A., Ph.D., Dr. Jufrina Rizal, S.H., M.H., Dr.
Tri Hayati, S.H., M.H., Dr. Yeni Salma Barlinti., S.H., M.H.
Penelitian ini menyimpulkan, bahwa keberadaan pegadaian syariah semakin kuat karena
lembaganya menjadi salah satu sistem gadai yang legal dan mengikat di Indonesia bersama
dengan gadai konvensional. Namun pengaturannya baru sebatas legalisasi atas penerapan sistem
gadai syariah di Indonesia. Adapun pengembangan lembaganya, baru sebatas badan hukumnya.
Hilman menyarankan agar keberadaan pegadaian syariah ini dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat miskin, selain itu diatur pula pemisahan lembaga pegadaian syariah dari pegadaian
konvensional, dan dalam pengembangannya harus dapat mengimplementasikan konsep
pegadaian ideal bagi masyarakat Indonesia.

Di akhir sidang Prof. Dr. Topo Santoso, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai