Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR MANAJEMEN

Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen

Disusun oleh :

Ali Mudin

1534020004

Manajemen S1

Dosen Pengampu : Lukiyana, S.E., M.M.

Program S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Semester II (GENAP)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2016

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami Panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang kami (penulis) hadapi.
Namun kami (penulis) menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan kerabat, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Pengambilan
Keputusan Dalam Manajemen yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, dan Refrensi.
Semoga makalah ini, dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
penambahan pemikiran mengenai Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen, khususnya
para Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami membuka saran dan kritik bagi para
pembaca khususnya Dosen guna perbaikan pembuatan Makalah dimasa yang akan datang.

Jakarta, 04 April 2016


Penyusun

Ali Mudin

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... 2

Daftar Isi ........................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang ................................................................................................... 4


 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
 Tujuan ................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

 Pengambilan Keputusan (Decision Making) ..................................................... 5


 Fungsi Pengambilan Keputusan ......................................................................... 5
 Tujuan Pengambilan Keputusan ........................................................................ 5
 Jenis-Jenis Keputusan ........................................................................................ 5
 Menghadapi Kejelasan Dan Ketidakjelasan ...................................................... 6
 Model Pengambilan Keputusan
a) Model Klasik (Classical Model) .................................................................. 7
b) Model Administratf (Administrative Model) ............................................... 8
c) Model Politik (Politic Model) ...................................................................... 9
d) Ciri-Ciri Model Pengambilan Keputusan .................................................... 10
 Fase-Fase Dalam Pengambilan Keputusan ........................................................ 10
 Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan ........................................... 11
 Kerangka Kerja Keputusan Pribadi ................................................................... 12
 Kenapa Manajer Mengambil Keputusan Yang Salah ........................................ 13
 Pengambilan Keputusan Kelompok Yang Inovatif ........................................... 14

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan ........................................................................................................ 16
 Saran .................................................................................................................. 16

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil,dapat terjadi perubahan-
perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat dilakukan agar organisasi dapat terus berjalan dan mencapai tujuannya. Pengambilan
keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan.
Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian
alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan
alternatif keputusan yang terbaik.
Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila
ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan
kemampuan pimpinan dalam membuat keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerja organisasi.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut :

1. Pengertian pengambilan keputusan (decision making)


2. Jenis-jenis keputusan
3. Model-model pengambilan keputusan
4. Fase-fase dalam pembuatan keputusan
5. Langkah-langkah dalam proses pembutan keputusan

1.3.Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang pengambilan keputusan dalam
manajemen dimana di jelaskan tentang Memahami pentingnya pengambilan keputusan dalam
manajemen dan juga Memahami arti dari pengambilan keputusan serta Mengetahui faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan didalam makalah ini juga di jelaskan mengenai
langkah-langkah dalam mengambil keputusan di dalam manajemen.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengambilan Keputusan (Decision Making)

Keputusan (decision) merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif-alternatif yang ada.
Banyak orang menyangka bahwa membuat pilihan adalah bagian yang besar dalam proses
pengambilan keputusan, tetapi tidak. Membuat pilihan hanyalah satu bagian saja.
Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses dalam mengenali masalah-masalah
dan peluang-peluang untuk kemudian dipecahkan. Pengambilan keputusan mengharuskan
adanya usaha baik sebelum ataupun sesudah dibuatnya pilihan yang nyata.
Intisari pengambilan keputusan yaitu perumusan beberapa alternatif tindakan dalam
menggarap situasi yang dihadapi, serta menetapkan pilihan yang tepat antara beberapa
alternatif yang tersedia setelah diadakan evaluasi mengenai efektivitas alternatif tersebut
untuk mencapai tujuan para pengambil keputusan.

A. Fungsi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan mempunyai fungsi sebagai berikut :


1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik
secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun
secara organisasional.
2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa
akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

B. Tujuan Pengambilan Keputusan

Tujuan dalam pengambilan keputusan antara lain :


1. Tujuan Yang Bersifat Tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya
menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya
dengan masalah lain.
2. Tujuan Yang Bersifat Ganda, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa keputusan yang diambil itu
sekaligus memcahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang
tidak kontradiktif

2.2.Jenis-Jenis Keputusan

Keputusan-keputusan dalam manajemen dibagi dalam 2 jenis yaitu :

1. Keputusan Yang Terprogram (Programmed Decision)

5
Penyelesaian masalah rutin yang ditetapkan dengan peraturan, prosedur atau kebiasaan
Contoh : Manajer produksi dari PT. ALI SUKSES selalu melakukan kegiatan rutin
disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.

2. Keputusan Tidak Terprogram (Nonprogrammed Decision)


Penyelesian spesifik yang diciptakan lewat proses tidak terstruktur untuk menangani
masalah non rutin. Keputusan ini biasanya terjadi di manajemen tingkat atas Informasi
untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak
mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer
merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Contoh : Pak Ali adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa
mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan
keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia ketahui.
Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan
keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.

2.3.Menghadapi Kejelasan Dan Ketidakjelasan

Setiap situasi saat pengambilan keputusan dapat diatur dalam sebuah skala sesuai
dengan ketersediaan informasi dan kemungkinan akan kegagalan. Empat posisi dalam skala
tersebut adalah kejelasan, risiko, ketidakjelasan, dan ambiguitas. Sementara keputusan yang
terprogram dapat dibuat dalam situasi yang melibatkan kejelasan, sebagian besar situasi yang
harus ditangani manajer setiap hari terdiri atas setidaknya tingkat ketidakjelasan dan
mengharuskan adanya pengambilan keputusan yang tidak terprogram.

1) Kejelasan (Certainly)
Kondisi pengambilan keputusan saat seorang manajer mempunyai informasi yang akurat,
dapat diukur dan dapat diandalkan tentang hasil dari berbagai alternatif yang sedang
dipertimbangkan.

2) Resiko (Risk)
sebuah keputusan harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas dan informasi yang baik selalu
tersedia, tetapi hasilnya di masa depan yang berhubungan dengan setiap alternatif belum
lah pasti. Namun, informasi yang cukup selalu tersedia bagi kemungkinan
diperkirakannya hasil yang sukses untuk setiap alternatif. Analisi statistik dapat
digunakan untuk menghitung kemungkinan untuk mengalami kegagalan dan
keberhasilan. Pengukuran risiko akan mencegah peristiwa-peristiwa di masa depan yang
dapat menggagalkan alternatif solusi yang di ambil.

3) Ketidakjelasan (Uncertainly)
artinya adalah bahwa manajer mengetahui tujuan mana yang ingin dicapainya, tetapi
informasi tentang alternatif-alternatif dan peristiwa di masa depan tidaklah lengkap.
Faktor-faktor yang mungkin akan memengaruhi sebuah keputusan, seperti masalah

6
harga, biaya produksi, volume, dan suku bunga di masa yang akan datang, adalah
persoalan yang sulit untuk dianalisis dan diperkirakan.

4) Ambiguitas Dan Konflik Ambiguitas (Ambiguity)


adalah situasi paling sulit dalam pengambilan keputusan. Ambiguitas berarti bahwa
tujuan-tujuan yang akan dicapai atau permasalahan-permasalahan yang hendak
dipecahkan tidak jelas, alternatif-alternatif sangatlah sulit ditentukan, dan informasi
mengenai hasilnya nanti tidaklah tersedia. Situasi yang benar-benar ambigu dapat
menciptkan apa yang terkadang disebut dengan masalah keputusan yang gagal.
Keputusan yang gagal adalah keputusan yang mendatangkan konflik dan bukan mencapai
tujuan serta alternatif keputusan, membuat keadaan yang tidak stabil, tidak memiliki
informasi dan link yang jelas di antara unsur-unsur penting dalam mengambil keputusan.

2.4.Model Pengambilan Keputusan

Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer untuk mengambil keputusan


biasanya berupa salah satu dari 3 jenis yaitu model klasik, model administratif, atau model
politis. Model yang akan dipakai bergantung pada pilihan pribadi sang manajer, baik
keputusan tersebut bersifat terprogram atau tidak terprogram serta dengan tingkat
ketidakjelasan yang lebih tinggi.

A. Model Yang Ideal Dan Rasional


 Model Klasik (Classical Model)
Model klasik (classical model) dalam pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi
ekonomi rasional dan keyakinan manajer tentang seperti apakah seharusnya
pengambilan keputusan yang ideal itu. Model klasik ini telah muncul dalam literatur
manajemen karena manajer diharapkan untuk mengambil keputusan yang pantas
secara ekonomi dan demi kepentingan ekonomi perusahaan. Empat asumsi yang
menggarisbawahi model ini adalah sebagai berikut.
1) Pengambil keputusan bekerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah
diketahui dan disepakati. Masalah-masalah harus dirumuskan dan
ditentukan dengan tepat.
2) Pengambil keputusan bekerja keras dalam kondisi ketidakpastian, dengan
mengumpulkan informasi yang lengkap. Semua alternatif dan hasil yang
mungkin didapatkan harus diperhitungkan.
3) kriteria untuk mengevaluasi pilihan alternatif harus diketahui. Pengambil
keputusan memilih alternatif yang akan memaksimalkan laba bagi
organisasi.
4) Pengambil keputusan adalah orang yang rasional dan menggunakan logika
untuk menetapkan nilai-nilai, membuat pilihan, mengevaluasi alternatif,
dan mengambil keputusan yang akan memaksmalkan pencapaian tujuan
organisasi.
Model klasik dalam mengambil keputusan dianggap sebagai model yang normatif,
yang berarti bahwa model ini menentukan bagaimana seorang pengambil keputusan

7
seharusnya mengambil keputusan. Model ini tidak benar-benar menggambarkan
bagaimana cara manajer mengambil keputusan, seperti dengan memberikan panduan
dalam mendapatkan keluaran yang ideal bagi perusahaan. Pendekatan yang ideal dan
rasional yang ada dalam model klasik ini sering kali tidak mampu dilakukan oleh
orang-orang di organisasi, tetapi model ini memiliki nilai karena model ini membantu
pengambil keputusan untuk lebih rasional dan tidak sepenuhnya mengandalkan
pilihan pribadi dalam mengambil keputusan. Model klasik ini paling berguna jika
diterapkan untuk keputusan terprogram dan untuk keputusan-keputusan dengan
kepastian dan risiko yang jelas dimana terdapat informasi yang berhubungan dan
kemungkinan-kemungkinan pun dapat diperhitungkan.

B. Bagaimanakah Sebenarnya Manajer Mengambil Keputusan


 Model Administratif (Administrative Model)
Sebuah model dalam pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana
manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan
keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian dan ambiguitas. Model administratif
dianggap bersifat deskriptif (descriptive) yang artinya model ini menggambarkan
bagaimana manajer benar-benar melakukan pengambilan keputusan dalam situasi
yang kompleks, dan bukanya mendikte bagaimana manajer seharusnya mengambil
keputusan berdasarkan teori ideal. Model administratif mengenali keterbatasan yang
dimiliki manusia dan lingkungan yang memengaruhi tingkat rasionalitas manajer
dalam proses pengambilan keputusan. Dalam situasi situasi yang sulit, seperti situasi
yang dicirkan oleh pengambilan keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan
ambiguitas, manajer biasanya tidak mampu membuat keputusan yang rasional secara
ekonomi bahkan jika sebenarnya ia menginginkan. model administratif dalam
pengambilan keputusan didasarkan pada karya Herbert A. Simon. Simon mengajukan
dua konsep yang dapat berperan dalam membentuk model administrative yaitu :
1. Rasionalitas yang terbatas (bounded rationality) konsep bahwa manusia
memiliki waktu dan kemampun kognitif untuk memproses informasi dalam
jumlah yang terbatas yang akan digunakannya dalam mengambil keputusan.
2. Pemuasan (satisficing) berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih
alternatif solusi pertama yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam
membuat sebuah keputusan yang baik, meskipun solusi yang lebih baik bisa
jadi akan terpikirkan nanti.
Model administratif mengandalkan asumsi yang berbeda dari asumsi-asumsi pada
model klasik, dan model administratif ini berfokus pada faktor-faktor di organisasi
yang memengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan individu Menurut model
administrative yaitu :
1) Tujuan-tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas,
bertentangan dan kurang adanya konsensus di antara para manajer.
2) Prosedur rasional tidak selalu digunakan, dan ketika prosedur rasional
digunakan, prosedur ini dibatasi hingga menjadi sebuah cara sederhana dalam
memandang masalah yang tidak menangkap kompleksitas dari hal-hal yang
sebenarnya terjadi dalam organisasi.

8
3) Pencarian untuk menemukan alternatif yang dilakukan oleh manajer bersifat
terbatas karena manusia, informasi, dan sumber daya pun bersifat terbatas.
4) Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan daripada mencari
solusi yang paling baik, karena sebagian maanajer-manajer tersebut memiliki
keterbatasan informasi dan sebagian lagi karena mereka hanya memiliki
kriteria yang tidak jelas untuk mencari solusi yang paling baik.
Aspek lain dari pengambilan keputusan dengan model administatif yaitu intuisi
(intuition) adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi genting berdasarkan
pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar. Pengambilan keputusan
yang berdasarkan intuisi tidaklah sewenang-wenang atau tidak rasional karena
didasarkan pada pengalaman aktif selama bertahun-tahun yang memungkinkan
manajer untuk menentukan solusi dengan cepat tanpa harus melalui perhitungan yang
sangat seksama.

C. Model Politik
Model pengambilan keputusan yang ketiga ini sangatlah berguna dalam membuat
keputusan yang tidak terprogram ketika situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan
adanya konflik anatara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang
akan dilakukan. Sebuah koalisi (coalition) adalah sebuah aliansi tidak resmi di antara
manajer-manajer yang medukung sebuah tujuan tertentu. Pembangunan koalisi adalah
proses pembentukan aliansi di antara manajer-manajer. Pembangunan koalisi
memberikan kesempatan bagi manajer-manajer untuk berkontribusi dalam
mengambil keputusan, dengan meningkatkan komitmen mereka pada alternatif yang
akhirnya mereka pilih. Model politik sangatlah mewakili lingkungan politik yang asli
dimana sebagian besar manajer dan para pengambil keputusan bekerja. Keputusan adalah
sesuatu yang kompleks dan melibatkan banyak orang, informasi sering kali ambigu, dan
ketidaksepakatan serta konflik di setiap masalah dan juga solusi adalah hal yang biasa
ada. Model politik dimulai dengan empat asumsi dasar:
1) Organisasi terdiri dari kelompok-kelompok dengan kepentingan, tujuan, dan nilai-
nilai yang beragam. Para manajer biasanya tidak sepakat dalam menentukan
prioritas masalah dan mungkin tidak mengerti atau memiliki tujuan dan
kepentingan yang sama dengan sesama manajer lain.
2) Informasi sering kali ambigu dan tidak lengkap. Usaha untuk mengambil
keputusan dengan rasional terbatasi oleh komplesitas banyak hal dan juga batasan-
batasan yang dtang dari diri sendiri ataupun organisasi.
3) Para manajer tidak memiliiki waktu, sumber daya, atau kapasitas mental untuk
mengenali semua dimensi masalah dan memproses semua informasi yang relevan.
Manajer saling berbincang satu sama lain dan bertukar pikiran guna
mengumpulkan informasi dan mengurangi ambiguitas.
4) Manajer terlibat dalam perdebatan untuk memutuskan tujuan-tujuan dan
mendiskusikan alternatif-alternatifnya. Keputusan adalah hasil tawar-menawar
dan diskusi di antara anggota-anggota koalisi.

9
D. Ciri-Ciri Model Pengambilan Keputusan Klasik, Admonistratif Dan Politik

Model Klasik Model Administratif Model Politik


Permasalahan dan tujuan Permasalahan dan tujuan Tujuan yang banyak dan
yang jelas yang tidak jelas bertentangan

Kondisi dengan kepastian Kondisi dengan Kondisi dengan


ketidakpastian ketidakpastian/ambiguitas

Informasi yang lengkap Informasi yang terbatas akan Sudut pandang yang tidak
akan alternatif dan alternatif dan keluarannya konsisten, informasi yang
keluarannya ambigu

Pilihan rasional oleh Pilihan pemuasan untuk Tawar-menawar dan


individu untuk menyelesaikan masalah diskusi diantara anggota-
memaksimalkan keluaran dengan menggunakan intuisi anggota koalisi

2.5.fase-fase Dalam Pengambilan Keputusan

Fase-fase pengambilan keputusan akan mempengaruhi perancangan sistem informasi. Sebuah


model terkenal mengenai proses pengambilan keputusan yang diketengahkan oleh Hebert A. Simon
terdiri dari 4 tahap, yaitu :

1. Penelusuran Lingkup Masalah (Intelligence)


pengumpulan informasi untuk mengindetifikasikan permasalahan. Intelegensi dalam
pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning) lingkungan. Inteligensi
mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang
masalah. tahap inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran
organisasional yang berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan
tersebut telah terpenuhi. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasikan masalah.

2. Perancangan Penyelesaian Masalah (Design)


tahap perancangan solusi dalam bentuk alternative pemecahan masalah. Tahap
perancangan meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin dilakukan.

3. Pemilihan Tindakan (Choice)


tahap memilih dari solusi dari alternatif-alternatif yang disediakan. Tahap pemilihan
meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk
model.

10
4. Pelaksanaan Tindakan (Implementation)
tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

2.6.Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan

Baik sebuah keputusan itu terprogram atau tidak terprogram dan baik model yang
dipilih manajer itu klasik, administrative, atau politik, ada 6 langkah yang biasanya dianggap
sebagai proses pengambilan keputusan yang efektif . antara lain :

1. Pengenalan Syarat-Syarat Sebuah Keputusan


Manajer menghadapi syarat-syarat dalam mengambil sebuah keputusan dalam bentuk
masalah maupun peluang. Sebuah masalah (problem) muncul ketika pencapaian
organisasi kurang dari tujuan yang telah ditentukan. Ada beberapa aspek dari kinerja
bisnis yang tidak memuaskan. Sebuah peluang (opportunity) muncul ketika manajer
melihat pencapaian yang potensial yang melebihi tujuan organisasi saat itu. Manajer
melihat kemungkinan untuk meningkatkan kinerja di atas kinerja kerja yang selama ini
telah dilakukan. Kesadaran akan masalah dan peluang merupakan langkah awal dalam
rangkaian dan menuntut adanya pengamatan terhadap lingkungan internal dan eksternal
akan persoalan-persoalan yang pantas diperhatikan oleh para eksekutif.

2. Diagnosis Dan Analisis Sebab-Akibat


Diagnosis adalah langkah dalam proses pengambilan keputusan di mana manajer
menganalisis faktor-faktor sebab akibat penting yang berhubungan dengan situasi
penting. Kepner dan Tregoe, yang melakukan penelitian ekstensif tentang penganbilan
keputusan yang dilakukan manejer, menyarankan bahwa manejer menanyakan
serangkaian pertanyaan untuk menspesifikasikan sebab-sebab penting. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan membantu mengenali apa yang sebenarnya terjadi dan
mengapa.

3. Pengembangan Alternatif
Pengembangan alternatif bertujuan untuk membuat solusi alternatif yang akan menjawab
kebutuhan yang ada dan memperbaiki sebab yang mendasarinya. Untuk keputusan yang
terprogram, alternatif-alternatif dapat dengan mudah dikenali dan bahkan biasanya sudah
tersedia dalam peraturan dan prosedur organisasi. Bagi keputusan-keputusan yang dibuat
di bawah kondisi dengan ketidakpastian yang tinggi, manajer hanya dapat
mengembangkan satu atau dua solusi yang akan bisa jadi pemuasan dalam mengatasi
masalah. Namun, penelitian menunjukkan bahwa membatasi pencarian alternatif
merupakan sebab utama gagalnya pengambilan keputusan di organisasi.

4. Pemilihan Alternatif Yang Dikehendaki


Setelah beberapa alternatif berhasil di kembangkan, organisasi harus memilih satu
alternatif. Pilihan keputusan adalah seleksi dari arah tindakan alternatif yang paling
menjanjikan. Yang terbaik adalah yang solusinya paling sesuai dengan tujuan dan nilai-

11
nilai keseluruhan organisasi, serta mencapai hasil yang dikehendaki dengan menggunakan
sumber daya paling sedikit. Manejer mencoba menyeleksi pilihan dengan resiko dan
ketidakpastian paling sedikit. Dikarenakan beberapa resiko selalu ada dalam keputusan
yang tidak terprogram, manejer mencoba untuk mengukur prospek-prospek menuju
sukses. Manejer dapat mengandalkan intuisi dan pengalaman untuk memperkirakan jika
suatu arah tindakan sekiranya akan berhasil.

5. Penerapan Alternatif Terpilih


Tahap penerapan (implementation) adalah tahap di mana kemampuan manejerial,
administratif, dan persuasif yang dimiliki seorang manejer akan digunakan untuk
menjamin bahwa alternatif terpilih akan dijalankan. Keahlian dalam berkomunikasi,
memotivasi, dan memimpin harus digunakan untuk mewujudkan keputisan ini dan
menggerakkan para pegawai untuk lebih berkomitmen.

6. Evaluasi dan umpan balik


Pada tahap evaluasi, yang merupakan bagian proses pengambilan keputusan, para
pengambil keputusan akan mendapatkan informasi tentang seberapa baiknya mereka
menerapkan keputusan yang telah mereka ambil dan apakah penerapan ini efektif dalam
mencapai tujuan mereka. Umpan balik adalah hal yang penting karena pengambilan
keputusan adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir.
Umpan balik memberikan informasi pada pengambil keputusan yang nantinya bisa
membentuk siklus pengambilan keputusan yang baru. Keputusan yang diambil bisa saja
gagal, karena manajer dapat menciptakan analisis permasalahan yang baru, mengevaluasi
alternatif-alternatif, dan menyeleksi alternatif yang baru.

2.7.Kerangka Kerja Keputusan Pribadi

Bagaimanapun, tidak semua manejer membuat keputusan dengan cara yang sama.
Bahkan, perbedaan yang signifikan membedakan cara-cara yang digunakan manejer dalam
melakukan pendekatan terhadap masalah dan mengambil keputusan terkait masalah tersebut.
Perbedaan ini dapat dijelaskan dengan konsep gaya pengambilan keputusan (decision styles).
Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan di antara orang-orang yang
berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah, pengembangan macam alternatif,
dan membuat pilihan. Empat gaya pengambilan keputusan antara lain :

1. Gaya Direktif
digunakan oleh orang-orang yang lebih memilih solusi masalah yang sederhana dan jelas.
Manajer yang menggunakan gaya ini seringkali mengambil keputusan dengan cepat, ia
tidak mau berurusan dengan banyak informasi yang mungkin hanya memperkirakan satu
atau dua alternatif.

2. Gaya Analisis
manejer dengan gaya analisis sering mempertimbangkan solusi yang kompleks
bedasarkan data sebanyak mungkin yang dapat mereka kumpulkan. Orang-orang seperti

12
ini mempertimbangkan dengan hati-hati. Meraka mencari keputusan terbaik yang
mungkin ada berdasarkan informasi yang tersedia.

3. Gaya Konseptual
orang-orang yang cenderung ke arah gaya konseptual juga senang memperhatikan
sejumlah besar informasi. Manejer yang menggunakan cara ini selalu mempertimbangkan
alternatif yang banyak , mengandalkan informasi baik dari orang-orang ataupun dari
sistem, dan senang menyelesaikan masalah dengan kreatif.

4. Gaya Perilaku
adalah gaya yang digunakan oleh manejer yang memiliki perhatian mendalam terhadap
orang lain sebagai individu. Orang dengan gaya perilaku biasanya berhubungan dengan
perkembangan pribadi orang lain dan dapat membuat keputusan yang dapat membantu
orang lain mencapai tujuan mereka.

2.8.Mengapa Manajer Mengambil Keputusan Yang Salah

Manajer dihadapkan pada tuntutan untuk selalu membuat keputusan, mulai dari untuk
menyelesaikan masalah kecil hingga menerapkan perubahan strategi besar. Bahkan seorang
manajer terbaik pun akan melakukan kesalahan. Namun manajer dapat meningkatkan
persentasinya dalam membuat keputusan yang tepat dengan memahami beberapa factor yang
menyebabkannya membuat keputusan yang tidak tepat. Sebagian besar keputusan yang tidak
tepat adalah kesalahan penilaian yang berasal dari kapasitas pikiran manusia yang terbatas
dan dalam keberatsebelahan alami yang diperlihatkan manajer selama proses pengambilan
keputusan. Dengan menyadari enam keberatsebelahan di bawah ini, manajer terbantu dalam
membuat pilihan lebih seksama.

1. Terpengaruh Oleh Kesan Pertama


Ketika sedang mempertimbangkan sebuah keputusan, pikiran seringkali memberikan
bobot yang tidak sesuai terhadap informasi pertama yang diterimanya. Kesan, statistic,
atau perhitungan pertama ini bertindak sebagai jangkar bagi pemikiran dan penilaian kita
selanjutnya.

2. Membenarkan Keputusan-Keputusan Yang Lalu


Banyak manajer yang jatuh kedalam jebakan dengan membuat pilihan yang
membenarkan keputusan-keputusannya yang lalu, bahkan jika keputusan-keputusan
tersebut tidak lagi sah.

3. Melihat Apa Yang Ingin Dilihat


Orang-orang seringkali mencari informasi yang mendukung insting dan sudut pandang
yang mereka percaya dan menghindari informasi yang bertentangan dengan keyakinan
mereka. Keberatsebelahan ini akan selalu memengaruhi arah manajer dalam mencari
informasi, juga bagaimana manajer tersebut mengartikan informasi yang ia temukan.

13
4. Mempertahankan Status Quo
Manajer mungkin mendasarkan keputusannya pada apa yang telah berhasil di masa lalu
dan gagal mengeksplorasi pilihan-pilihan baru, menggali informasi tambahan, atau
menyelidiki teknologi-teknologi baru.

5. Terpengaruh Oleh Kerangka Masalah


Respons jika keputusan manajer dapat dipengaruhi oleh sekadar bagaimana masalah itu
disampaikan dengan kata-kata.

6. Terlalu Percaya Diri


Sebagian besar orang memandang terlalu tinggi terhadap kemampuannya dalam
memperkirakan hasil yang tidak pasti. Sebelum mengambil keputusan, manajer memiliki
ekspektasi yang tidak nyata akan kemampuannya untuk memahami risiko dan membuat
pilihan yang tepat.

2.9.Pengambilan Keputusan Kelompok Yang Inovatif

Kemampuan untuk membuat keputusan dengan cepat, baik, dan berkualitas tinggi di
atas dasar tertentu merupakan keahlian yang penting dalam organisasi yang bergerak cepat
saat ini. Dalam banyak industri, tingkat perubahan persaingan dan perubahan teknologi
sangatlah besar sehingga peluang-peluang juga berlalu cepat, informasi yang jelas dan
lengkap jarang tersedia, dan harga yang harus dibayar karena lambatnya mengambil
keputusan adalah hilangnya bisnis atau jatuhnya perusahaan.

1. Mulailah Dengan Curah Gagasan


curah gagasan (brainstorming) mengharuskan adanya sekelompok orang yang berkumpul
secara langsung untuk memberikan alternatif-alternatif dengan cakupan yang sangat luas
secara spontan untuk melakukan pengambilan keputusan. Kunci untuk melakukan curah
gagasan yang efektif adalah bahwa setiap orang dapat mengembangkan ide milik orang
lain, semua ide dapat diterima, meskipun ide tersebut kedengaran gila, serta kritik dan
evaluasi tidaklah boleh disertakan. Tujuan dari curah gagasan adalah untuk
mengumpulkan ide sebanyak mungkin. Sebuah pendekatan baru-baru ini, yaitu
pendekatan brainstorming elektronik, memanfaatkan pendekatan kelompok sekaligus
menghilangkan beberapa kekurangannya. Curah gagasan elektronik (electronic
brainstorming), yang terkadang disebut brainwriting, mempersatukan orang-orang dalam
sebuah kelompok interaktif melalui jaringan computer.

2. Terlibat Dalam Perdebatan Yang Sengit


Kunci yang penting dalam membuat keputusan yang lebih baik adalah dengan melakukan
perdebatan yang sengit mengenai permasalahan yang ada. Manajer yang baik mengakui
bahwa konflik yang bersifat membangun yang berdasarkan pada pemikiran yang beragam
dapat memfokuskan suatu masalah, membuat ide menjadi jelas memicu pemikiran kreatif,
menciptakan pemahaman terhadap masalah dan menciptakan alternatif-alternatif, secara
meningkatkan kualitas keputusan yang akan di ambil. Perdebatan yang sengit dapat

14
dipicu dengan beberapa cara. Salah satu caranya adalah dengan meyakinkan diri bahwa
suatu kelompok itu memiliki perbedaan usia dan jenis kelamin, bidang keahlian,
tingkatan hierarki, dan pengalaman kerja.

3. Hindari Groupthink
Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk tidak mengutarakan opini-
opini yang bertentangan. Ketika para anggota kelompok jatuh kedalam groupthink, hasrat
untuk selalu harmonis mengalahkan pertimbangan untuk mendapatkan keputusan yang
berkualitas. Anggota kelompok lebih mementingkan menjaga persatuan daripada
meragukan permasalahan dan alternatif secara realistis. Para anggota kelompok
menyaring opini pribadinya dan segan member kritik pada opini orang lain.

4. Tahu Kapan Harus Gagal


Dalam lingkungan yang bergerak cepat, manajer yang baik akan berani mengambil risiko
dan belajar dari kesalahan, tetapi manajer yang baik juga tidak ragu untuk menghentikan
hal yang tidak akan berhasil. Penelitian telah menemukan bahwa manajer dan organisasi
sering kali terus memberikan waktu dan uang untuk sesuatu yang sudah terbukti akan
gagal. Kecenderungan ini dianggap sebagai komitmen ekskalasi (escalating commitment).

15
BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana pihak terkait
melakukan pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah,
menganalisa masalah, menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan
berdasarkan hasil pertimbangan, dan melakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah dalam
kegiatan manajemen. hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam
mencapai tujuan organisasinya. dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah dalam kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang tidak
memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu; dan pengambilan keputusan
yang didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.

3.2.SARAN

Pengambilan keputusan baik dalam organisasi, perusahaan, maupun dalam lembaga


pemerintahan yang berhubungan dengan proses manajemen merupakan bagian dari kegiatan
manajemen yang sangat vital berkaitan dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana
efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama. Karena itu setiap aspek dari pengambilan
keputusan aruslah diperhatikan dengan saksama tanpa meninggalkan sedikitpun celah.

16
DAFTAR PUSTAKA
Daft, L, Richard, 2010, Era Baru Manajemen, Edisi 9, Salemba Empat.

Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.

17

Anda mungkin juga menyukai