Anda di halaman 1dari 32

Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian

HIV AIDS
EPIDEMI HIV AIDS DAN IMS NASIONAL
EPIDEMI HIV AIDS

Estimasi ODHA : 640.443

ODHA on ARV : 108.479 (21%)


Estimasi ODHA di Indonesia
640.443 ODHA Tahun 2016
PETA PREVALENSI HIV-AIDS 2017

Pemodelan AEM 2018


Prevalensi Nas 0.3229
ESTIMASI JUMLAH INFEKSI BARU HIV
PER SUB POPULASI
TAHUN 2015

Sumber: Pemodelan HIV 2015, Ditjen P2P 6


• Penemuan Odha Baru per tahun cenderung meningkat, sesuai keaktifan penemuan kasus
yang didukung oleh Penjangkau (LSM), mobile clinic dan penambahan klinik Tes HIV.
• Ada kecenderungan sedikit penurunan kasus baru HIV pada tahun 2018
• Keberhasilan penurunan insidens / kasus baru, belum tentu diikuti dengan penurunan
penemuan Odha baru, karena diandingkan dengan estimasi, masih banyak Odha yang
belum ditemukan
• Odha baru cenderung tetap dan lebih banyak pada kelompok usia produktif,
terutama umur 25-49 tahun (70%) diikuti oleh kelompok 20-24 tahun (15%)
• Ada tren peningkatan pada kelompok dewasa lanjut >50 tahun (8%) karena aktifitas
penemuan kasus dan balita =<4 tahun (2%) karena penularan dari ibu
• Peningkatan pada anak membutuhkan penanganan PPIA disertai penyediaan obat
ARV Pediatrik yang cukup
• % kelompok LSL cenderung meningkat pada Odha baru, dari 4% di 2010 menjadi 20% di 2018.
• % kelompok Heteroseks termasuk WPS pada Odha baru cenderung turun dari 46% di 2010
menjadi 20% dan terlebih pada Penasun dari 19% di 2010 menjadi hanya 1% di 2018.
• Peningkatan pada LSL membutuhkan penanganan khusus pada pencegahan dan pengobatan
• Yang menarik, makin banyak Odha baru (25% di 2014 dan 51% di 2018) tidak menyebutkan faktor
risiko penularannya, yang memerlukan pendekatan khusus dalam penangaannya
KEBIJAKAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN HIV AIDS DAN IMS
TUJUAN PENGENDALIAN HIV AIDS
3 ZERO 2030

Zero Zero Zero


New HIV AIDS Related Discrimination
Infection Death

SINERGISITAS SEMUA SEKTOR


Roadmap Pengendalian HIV AIDS
2030
Getting to zero : 3-0

2022
Triple Elimination
Program in infant: HIV-
Hepatitis B & Syphilis
2027
TARGET 90-90-90 2018
FAST TRACK : 90-90-
2020
- 90% key Pop know HIV status 90
- 100% babies of PLHIV 2012
pregnant women are
CoC & SUFA
screened
2016
Guidelines for Screening
HIV, Syphilis, Pregnant
women
TARGET IDEAL
90-90-90 Indonesia (Single Denominator)
700.000

600.000 90%
81%
500.000 73%

400.000

640.443 576.399 518.759


300.000 467.523

200.000

100.000

-
ESTIMASI HIV(+) ON ART VL TERSUPRESI
KASKADE HIV DAN PENGOBATAN ARV
DI INDONESIA S.D DESEMBER 2018
700.000
640.443
600.000 90%
81%
500.000 73%

400.000
327.282 319.954 Capaian
300.000 Target
224.471
200.000 57%
108.479
100.000 0,8%
21%
4.010 3.561
-
ESTIMASI HIV(+) MASUK MULAI ART ON ART TES VL VL
PERAWATAN TERSUPRESI

Sumber Data: Laporan TW 4 2018


14
Tantangan hingga 2020
258,340 ODHA
harus mendapat ARV
40% dari estimasi 640.443 ODHA
3 kali lipat dalam 2 tahun dari
capaian 2018 yaitu 108,479 Odha
(17% est Odha)

108,479

Capaian Des 2018

15
Untuk tercapainya target pengobatan maka
2.3 - 5.0 juta orang dites HIV di 2018-2020
untuk menemukan Odha baru untuk diobati
2018 2019 2020 (+) rate
Waria 11,695 12,291 13,020 14.4%
LSL 111,731 145,438 173,441 17.7%
WPS 73,425 94,787 108,560 6.7%
Penasun /PWID 7,520 8,050 8,450 17.7%
Subtotal Popkun 204,371 260,566 359,234
Pasien TB 267,369 361,484 487,951 7.6%
Ibu Hamil 1,629,200 2,702,022 3,896,702 0.44%
WB Pemasyarakatan 79,376 95,250 111,125 3.1%
Partner Popkun & ODHA 81,420 103,874 121,414 6.75%
Pasien Pusk di Papua 75,000 90,000 112,500 2.3%

TOTAL 2,336,735 3,613,196 5,033,162 16


Perkembangan Langkah
Pengobatan ARV di Indonesia

All HIV
SUFA (test &
CD4 < 350
treat all)
CD4 < 200

AIDS
Kematian ODHA
STANDAR PELAYANAN MINIMUN
(Permenkes 4 Tahun 2019)
SPM KESEHATAN DAERAH SPM KESEHATAN DAERAH
PROVINSI KABUPATEN /KOTA

PELAYANAN KESEHATAN

1. IBU HAMIL 7. USIA LANJUT 11. ORANG TERDUGA


2. IBU BERSALIN 8. PENDERITA TUBERKULOSIS
3. BAYI BARU LAHIR HIPERTENSI 12. ORANG DENGAN
4. BALITA 9. PENDERITA DIABETES RISIKO TERINFEKSI
5. USIA PENDIDIKAN MELITUS VIRUS YANG
DASAR 10. ORANG DENGAN MELEMAHKAN
DAYA TAHAN
6. USIA PRODUKTIF GANGGUAN JIWA
TUBUH MANUSIA
BERAT

MEMBERIKAN EDUKASI PERILAKU BERISIKO DAN SKRINING KEPADA :

IBU HAMIL, PASIEN TBC, PASIEN IMS, PENJAJA SEKS, LSL, TG/WARIA,
PENASUN DAN WBP 18
ANUNG untuk RAKERKESNAS 2019 19
STRATEGI FAST TRACK
Target 90-90-90
Temukan : 90% ODHA mengetahui statusnya HIV-nya (90% ODHA
terdiagnosis)

Obati : 90% ODHA yang ditemukan

mendapatkan terapi ARV

Pertahankan : 90% ODHA yang mendapat


terapi ARV tidak terdeteksi virusnya
Jalur Cepat TOP
Percepatan strategi
Temukan-Obati-Pertahankan (TOP)
untuk mencapai eliminasi HIV-AIDS
pada tahun 2030
Strategi Jalur Cepat TOP

S-T O P
Suluh: 90% masyarakat paham HIV

Temukan: 90% ODHA tahu statusnya

Obati: 90% ODHA mendapat terapi ARV

Pertahankan: 90% ODHA


yang ART tidak terdeteksi
virusnya
S- TOP
S • Perubahan cara pandang : ↙ Stigma dan Diskriminasi
• Edukasi Kespro
• Promosi Kesehaatan

T TEMUKAN
“Peningkatan Tes” O OBATI
“Pemberian ARV tanpa
mempertimbangka
n jumlah CD4”
P PERTAHANKAN
“Meningkatkan
retensi ART”

 ibu hamil  Peningkatan koordinasi


 Bayi/anak HIV  Peran aktif ODHA dan
keluarga.
 pasien IMS
 Strategi komunikasi.
 pasien TB
OBATI SEMUA ODHA YANG  Dukungan ODHA
 pasien Hepatitis
MENGETAHUI STATUS  Kartu Pasien beregister
 pasangan ODHA HIV POSITIF nasional diisi lengkap
 Populasi Kunci : WPS,  Ikhtisar Perawatan diisi
LSL, TG, Penasun, WBP lengkap
 Semua orang yg
tinggal di daerah
epidemi meluas 24
Upaya untuk meningkatkan
cakupan penemuan kasus
1. Populasi Kunci : meningkatkan kualitas penjangkauan
2. Ibu Hamil :
• Terintegrasi dengan layanan KIA
• Kebijakan 3 Eliminasi (Permenkes 52/2017)
3. Pasien TB :
• Terintegrasi di dalam layanan TB
• Membuat rencana bersama terkait TB HIV (penentuan
daerah prioritas dan layanan)
4. Meningkatkan kegiatan untuk notifikasi pasangan ODHA
5. Menyederhanakan jejaring rujukan untuk pemeriksaan EID
TATALAKSANA IBU HAMIL
DETEKSI DINI (PEMERIKSAAN LAB)  PENANGANAN DINI
HIV – SIFILIS – HBV

Deteksi
Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B
dini
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Sifilis Rapid Hep B
Hasil + +
Segera Benzatin Benzil
+
Pengawasan kasus
Segera ARV
IBU KDT 1 tab/24jam
seumur hidup
Penicilin / Benzatin
Penisilin G 2,4 juta IU
boka-boki
hepatitis dirujuk,
lainnya puskesmas

ARV profilaksis Obati 50.000IU/kgBB IM, Vit K

BBL AFASS : ASI Eksklusif or


PASI Eksklusif – unmixed)
PCR EID usia 6 mgg
sblm pulang.
tanda2 : lesi kulit,
Snuffles, Trias
HB0 < 24jam
HBIg< 24jam
+ Cotrim profilaksis Hutchinson,
23/09/2019 3jk 26
Upaya meningkatkan layanan ARV
1. Kebijakan Tes dan Pengobatan pada semua ODHA (Test
and Treat All)
2. Meningkatkan retensi ODHA dalam pengobatan:
• Kualitas konseling saat pengobatan.
• Mekanisme pengawasan pengobatan di layanan
• Pelaporan Kohort pasien dari PDP
• Pelibatan komunitas dalam pengawasan pengobatan
3. Melacak ODHA yang telah terdiagnosa tetapi belum
berobat, untuk mendorong mereka mendapatkan
pengobatan  bekerjasama dengan komunitas
Upaya untuk meningkatkan akses pada
pemeriksaan Viral Load
• Menyusun sistem rujukan transport
spesimen dari PDP ke Lab VL, termasuk juga
mekanisme pembiayaan dan pelaporan hasil
dan logistik
• Memaksimalkan penggunaan mesin VL
terutama di kota besar
• Memaksimalkan penggunaan mesin TCM di
kab kota (bekerjasama dengan program TB)
KEBIJAKAN DALAM LKB
1. Kerangka kerja standar
Panduan standar dan dukungan bagi
penyelarasan layanan secara nasional dan bagi
para mitra terkait.
Panduan yang tepat, efisien dan konsisten
dalam perencanaan di setiap tingkat.
2.LKB HIV tersedia sedekat mungkin dengan
tempat tinggal masyarakat yang membutuhkan,
namun pengembangan tempat layanan dan
jenisnya sangat tergantung dari tingkat prevalensi
HIV di suatu daerah.
LAYANAN KOMPREHENSIF HIV
Komunikasi, Edukasi dan Dukungan psikososial,
Tatalaksana Klinis
Informasi, dan Prevensi ekonomi, dan legal
• KIE • Tatalaksana medis • Dukungan psikososial
• Dukungan kepatuhan berobat dasar Terapi ARV • Dukungan sebaya
(Adherence) • Diagnosis IO dan • Dukungan spiritual
• Ketrampilan hidup (Life skills) komorbid terkait HIV • Dukungan sosial
• Positive prevention serta pengobatannya, • Dukungan ekonomi:
• Ketersediaan Kondom termasuk TB latihan kerja, kredit
• Pengurangan dampak buruk • Profilaksis IO mikro, kegiatan
NAPZA (MMT, NSP, dls) • Tatalaksana Hepatitis peningkatan
• PPIA B dan C pendapatan,, dsb.
• Layanan Layanan IMS, KIA, KB • Perawatan paliatif, • Dukungan legal
dan Kesehatan reproduksi termasuk tatalaksana
remaja nyeri,
• Tatlaksanan IMS • Dukungan gizi
• Vaksinasi Hep-B bagi bayi dan
para penasun (bila tersedia)
• PPP
6 Pilar dalam LKB
• Koordinasi dan kemitraan dg semua
PILAR 1 pemangku kepentingan di setiap lini

PILAR 2 • Peran Aktif ODHA dan Keluarga

• Pelayanan terintegrasi dan terdesentralisasi


PILAR 3 sesuai kondisi epidemiologi setempat

• Paket layanan HIV komprehensif yang


PILAR 4 berkesinambungan

PILAR 5 • Sistem rujukan dan jejaring kerja

PILAR 6 • Akses layanan terjamin

Anda mungkin juga menyukai