Perwako No 34 TH 2017
Perwako No 34 TH 2017
TEITTAITG
PEDOMAIT PEMBUATAN SISTE}I XLI\$HI(ASI
IiEAItrAI{AIt DA}T AKSES ARSIP DINAMIS
MEMUTUSKAN:
D^-^t o
Pasal 3
Ditetapkan di Payakumbuh
padatanggal 19 APnl 2ol1
w KOTA PAYAKUMBUH
ffi
Rrza TALEPT-h
L
Diundangkan di Payakumbuh
Pada tanggal 4 Y'"f\ r.c\ t{
SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
It.lrltlfir WAigrls
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaisalahsatusumberinformasi,arsipharusmudahdiakses
oleh publik, namun untuk pertimbangan keamanan dan melindungi fisik
arsip maka periu diatur ketentuan tentang pengamanan dan akses arsip
dinamis. Pengaturan pengamanan dan akses tersebut untuk menjamin
pengakuan serta kehormatan atas hak dan mengatur kebebasan orang lain
dalam rangka untuk memenuhi tuntutar yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan negara dan ketertiban
umum dalam kehidupan masyarakat yang demokratis.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Pembuatan Sistem Klasilikasi Keamanan
dan Akses Arsip Dinamis memuat ketentuan sebagai berikut:
1. Ketentuan Umum;
2.Tata, Cara Pembuatal Klasilikasi Keamanan dan Penentuan Hak Akses
Arsip Dinamis;
3. Tata Cara Pembuatan Da-ftar Arsip Dinamis Berdasarkan Klasi{ikasi
Keamanan dan Akses ArsiP Dinamis.
D. Pengertian
BAB II
KETENTUAN UMUM
BAB III
TATA CARA PEMBUATAN KLASIFIKASI KEAMANAN
DAN PENENTUAN HAK AKSES ARSIP
tt^^^l AA q'
^.,^aLi /11.
t rr,
"Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip dengan alasan
apabila arsip dibuka untuk umum dapat:
a. menghambat proses penegakan hukum;
b. mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan
intelektual dan pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
c. membahaSrakan pertahanan dan keamanan negara;
d. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia yang masuk dalam
kategori dilindungi kerahasiaannya;
e. merugika-n ketahanan ekonomi nasional;
f. merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar
negeri;
g. mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan
kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali kepada yang
berhak secara hukum;
h. mengungkapkan rahasia atau data pribadi; dart
i. mengungkap memorandum atau surat-surat yang menurut sifatnya
perlu dirahasiakan.'
Pasal 44 ayar(2i:
"Pencipta arsip wajib menjaga kerahasiaan arsip tertutup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)".
3i,
Pasai 32, Pasai 35, Pasai 36,
3. Pasai 27, Pasu 29, Pasa,l 30, Pasal
dan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Pasal 27:
(1) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/ atau men*.ransmisikan dan/ a'.au membuat dapat diaksesny'a
informasi eiektronik dan/ atau dokumen elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan.
(2) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/ atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik yang memiliki
muatan perjudian.
(3) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/ atau mentransmisikan dan/ atau membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik yang memiliki
muatan penghinaan dan/ atau pencemaran nama baik'
(4) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/ atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik yang memiliki
muatan pemerasan dan/ atau pengancarnan
Pasal 29:
"Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
Elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancalnan
kekerasan atau menakut-nai<uri yang ciitujukan secara pribadi."
Pasal 3O:
(1) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses komputer dal/ atau sistem elektronik milik orang lain
dengan cara apa pun.
(2) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melaniran hukum
mengakses komputer dan/atau sistem elektronik dengan cara apa
pun dengan tduan untuk memperoleh informasi elektronik
dan/ atau dokumen elektronik.
(3) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses komputer dan/ atau sistem elektronik dengan cara apa
pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol
sistem pengamanan.
Pasal 31:
(1) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik
dan/ atau dokumen elektronik dalam suatu komputer dan/ atau
sistem elektronik tertentu milik orang lain.
(2) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan intersepsi atas transmisi informasi elektronik
dan/ atau dokumen elektronik yang tidak bersifat publik dari, ke,
dan di dalam suatu Komputer dan/ atau Sistem Elelctronik
tertentu milik orang lain, baik yang tidak menyebabkal
perubahan apa pun maupun yang menyebabkan adanya
pembahan, penghilangan, dan/ atau penghentian informasi
elektronik dan/ atau dokumen elektronik yang sedang
ditransmisikan.
(3) Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2), intersepsi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum
atas permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/atau institusi
penegak hukum lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-
undang.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara intersepsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah'
Pasal 32:
(1) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apapun mengubah, menambah, mengurangi,
melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan,
menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/ atau dokumen
elektronik milik orang lain atau milik publik.
(2) Setiap orang dengan sengqia dan tanpa hak atau melawan hukum
dengan cara apapun memindahkan atau mentransfer informasi
eiektronik dan/ atau dokumen eiektronik kepada sistem eiektronik
orang lain yang tidak berhak.
(3) Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yane
mengakibatlcan terbukanya suatu informasi elektronik dan/ atau
dokumen elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses
oteh publik dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana
mestinya.
Pasal 35
"Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan,
pengrusakan informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik
dengan tujuan agar informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik.'
Pasal 36
'setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37
"setiap orang dengan sengaja melakukan perbuatan yang dilarang
sebagaimana dimaksud dalam Pasai 27 sarrrpet dengan Pasai 35 di
luar wilayah Indonesia terhadap sistem elektronik yang berada di
wilayah yurisdiksi Indonesia. "
5. Pasal 7, Pasal 8, Pasal 168, Pasal 169, Pasal 189 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 7
"Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi
tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab'"
Pasal 8
"Setiap oralg berhak memperoieh informasi teniang daia kesehatan
dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang
akan diterimanya dari tenaga kesehatan.'
Pasal 168
(1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien
diperlukan infor:nasi kesehatan.
(2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 169
"Pemerintah memberikan kemudahan kepada masyaralat untuk
memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat."
Pasal 189 ayat (21:
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta
keterangan tentang tindak pidana di bidang kesehatan;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga
melakukan tindak pidana di bidang kesehatan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan
hukum sehubungan dengan tindak pidana di bidang kesehatan;
d. melakukan pemeriksaan atas surat dan/ atau dokumen lain
tentang tinciak piciana di bidang kesehatan;
e. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang
bukti dalam perkara tindak pidana di bidang kesehatan;
f. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang kesehatan;
g. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti
yang membuktikan adanya tindak pidana di bidang kesehatan'
6. Pasal 18, Pasal 20, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 42, dan Pasal 43
Pasal 2O:
osetiap penyelenggara telekomunikasi wajib memberikan prioritas
pengiriman, penyaluran, dan penyampaian informasi penting
menyangkut:
a, Keamanan negara;
b. Keselamatan jiwa manusia dan harta benda;
c. Bencana alam;
d. Marabahaya, dan atau
e. Wabah penyakit.
Pasal 4O:
"Setiap orang dilarang melakukan kegiatan penyadapan atas
informasi yang disalurkan melalui jaringan telekomunikasi dalam
bentuk apapun.'
Pasal 41:
"Dalam rangka pembuklian kebenaran pemakaian fasilitas
telekomunikasi atas permintaan pengguna jasa telekomunikasi,
penyelenggara jasa telekomunikasi wajib melakukan kegiatan
perekaman pemakaian fasilitas telekomunikasi yang digunakan oleh
pengguna jasa telekomunikasi dan dapat melakukan perekaman
informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku".
Pasai 42:
(1) Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib merahasiakan informasi
yang dikirim dan atau diterima oleh pelanggan jasa
telekomunikasi melalui jasa telekomunikasi dan atau jasa
telekomunikasi yang diselenggarakannya.
(2) Untuk keperluan proses pidana, penyelenggara jasa
telekomunikasi dapat merekam informasi y'ang dikirim dan atau
diterima oleh penyelenggara jasa telekomunikasi serta dapat
memberikan informasi yang diperlukan atas:
a. Permintaan tertulis Jaksa Agung dan atau Kepala
Kepolisian Republik Indonesia untuk tindak pidana tertentu;
b. Permintaan penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai
dengan Undang-Undang yang berlaku.
(3) Ketentuan mengenai tata cara permintaan danpemberian
rekaman informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 43:
"Pemberian rekaman informasi oleh penyelenggara jasa
teiekomunikasi kepada pengguna jasa telekomunikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 dan untuk kepentingan proses peradilan
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2), tidak
merupakan pelanggaran Pasal 4O'.
Pasal 2:
"Lingkup perlindungan Rahasia Dagang meliputi metode produksi,
metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang
teknologi dan/ atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak
diketahui oleh masyarakat umum".
Pasal 3:
a. Rahasia Dagang mendapat perlindungan apabila informasi tersebut
bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga
kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya.
b. Informasi dianggap bersifat rahasia apabila informasi tersebut
hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui secara
umum oleh masyarakat.
c. Informasi dianggap memiliki nilai ekonomi apabila sifat
kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk
menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau
dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
d. informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabiia pemiiik atau
para pihak yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah
yang layak dan patut.
Analisis Fungsi dari unit kerja dalam organisasi dapat digambarkan dalam
bagan sebagai berikut:
Tabei i. Contoh Anaiisis Fungsi Unit Ke{a Daiam Organisasi
b.Unitkeuangan,dalamrangkamelaksanakansalahsatufungsiyaitu
pengeioiaarl perbendaharaan, diani:aranya melai<ukan kegiai:rn
administrasi pembayaran gaji. Arsip yang dihasilkan diantaranya
adalah daftar gaji, daftar potongan gaji pegawai, dan lain-lain yang
dapat dipertimbangkan arsip rahasia karena mempunyai nilai bagi
individu pegawai dan dapat menimbulkan kerugian yang serius
terhadap masalah priuacg.
a. Penentu kebijakan
1) I\{enentukan tingkat/dera-iat klasifikasi keamanan dan hak akses
arsip dinamis;
2) Memberikan perlimbangan atau alasan secara tertulis mengenai
pengklasifikasian keamanan dan penentuan hak akses arsip
dinamis;
3) Menentukan sumber daya manusia yang bertanggung jawab dan
mempunyai kewenangan dalam mengamankan informasi dalam
arsip dinamis yang telah diklasifikasikan keamanannya; dan
4) Menuangkan kebijakan, dasar pertimbangan, dan sumber daya
manusia yang bertanggung jawab dalam suatu pedoman,
petunjuk pelaksanaan, atau petunjuk teknis.
b. Pelaksana kebijakan
1) Memahami dan menerapkan klasilikasi keamanan dan hak akses
arsip dinamis sesuai dengan kewenangan yang sudah ditetapkan;
2) Melaksanakan pengelolaan arsip sesuai dengan tingkat klasifikasi
keamanan dan hak akses arsip dinamis sesuai dengan
kewenangan yang telah ditentukan;
3) Merekam semua pelanggaran yang ditemukan;
4) Meiaporkan semua tinciai<an penyimpangan dan peianggaran;
5) Menjamin bahwa implementasi tingkat klasifrkasi keamanan dan
hak akses arsip dinamis telah dikoordinasikan dengan pejabat
yang terkait secara tePat;
6) Menjamin informasi yang berada dalam kendali pejabat yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap tingkat
klasifikasi keamanal dan mempunyai hak akses arsip dinamis
teiah diiindungi ciari kerusai<an fisik dan <iari akses, perubahan,
serta pemindahan ilegal berdasarkan standar keamanan;
7) Mengidentifrkasi semua kebutuhan dalam rangka menjamin
keamanan informasi dan hak akses arsip dinamis yang terdapat
dalam arsip yang telah diklasifikasikan keamanannya.
^ rD---^.,,^-
e. LrrB.r w q.s
1) Menindaklanjuti pelanggaran dan penyimpangan yang ditemukan;
dan
2) Melaporkan semua dugaan pelanggaran dan penyimpangan
kepada penentu kebijakan.
3. Analisis Risiko
Setelah dilakukan analisis fungsi unit kerja dalam organisasi dan job
desciption, kemudian dilakukan analisis risiko. Analisis risiko
dipergunakan untuk memberikan pertimbangan terhadap
pengklasifikasian keamanan dan hak akses arsip dinamis karena
apabila diketahui oleh orang yang tidak berhak, kerugian yang dihadapi
jauh lebih besar daripada manfaatnya. Risiko tersebut dapat berdampak
terhadap keamanan individu, masyarakat, organisasi, dan negara'
Ana.lisis Risiko
Krtegorl Xla3lflk si
Sangat Rahasia
Rahasia
Terbatas
Biasa/Terbuka
Daftar Klasifikasi
Keamanan dan Akses Arsip
/
Kcraall!:
a- SaDgat Rahasia
Kebutuharl Pengguna b. Rahasia
<1 c. Tetrbateg
terhad@ Arsip
detrga! kategori arsip
..^ Terbatas/Biasa ?
Atrtp
1 . Pe{entu Kebiiska!:
a. Pimpinan tingkat tertin8gi;
tingkat bawah
. Penentu Kebiiakan:
a. Pimpinan tingkat tertinggi;
b. Pimpinan tingkat tinggl (satu
tingkat di bawah pimpinan
tiii glsat ter tiilBBii ;
c. Pimpinan tingkat menenga.h
Pelaksana Kebiiakan
Pengawas Intensl/ekstemal
Publik
Hukum
Fisik Arsip
Fisik Arsip
5. Penggoiongan Hak Akses Arsip Dinamis
2 Terbatas
.J Rahasia
4 Sangat Rahasia
Keterangan Tabel 2:
a. Arsip Beridasifikasi Sangat Rahasia, hak akses riiberikan kepacia
pimpinan tertinggi lembaga dan yang setingkat di bawahnya apabila
sudah diberikan izin, pengawas internal/eksternal dan penegak
hukum
b. Arsip Berklasifikasi Rahasia, hak akses diberikan kepada pimpinan
tingkat tinggi dan setingkat di bawahnya apabila sudah diberikan izin,
pengawas internal/eksternal dan penegak hukum
c. Arsip Berklasifikasi Terbatas, hak akses diberikan kepada pimpinan
tingkat menengah dan setingkat di bawahnya apabiia sudah diberikan
izin, pengawas internal/eksternal dan penegak hukum
d. Arsip Berklasifikasi Biasa/Terbuka, hak akses diberikan kepada
semua tingkat pejabat dan staf yang berkepentingan.
1D--,,:--^-^-
r. r \-^rJ rrrrPar ra.rr
Penyimpanan da-lam rangka penanganan fisik maupun informasi
arsip dinamis sesuai dengan tingkat klasilikasi dapat dilakukan
dengan memparhatikan media arsip. Pengaturan pengguna arsip
serta prasarana dan sarana sebagaimana bagan di bawah ini:
-o
xd
d 3-- iE
d
lr ,- d, 16.H83
E,g'6
a
(E
Ft$Hi '6
d dd
yo il fi fi E | Et
d
F
idl
ot
;s: E:d3 Hsr
h $* ! b;
6E
d
6 E 6(a E&ExI Srgs
=ara.\.li=oi
Liieio':
d
F O].
iIi"{*E#E!
.i c.i ai
E
v
z
o
/,
do
a7)
da
t.X
aqd
$>e
EE= it
l-
(5 -o (!
k , -.:l
'd96 =P
H;
srn M bI)
0)
0.
=
d 00 'r
;,'EA!n J[: ETE
EEBA*[E
a ,iid
S:EH ?
EE3:$Ep,E
<ea.'Etr.:J.!
F l.s 6
.joi
'6 E E AF
.Hd !.E E i dg
-!
$itr
$-O
!EoE
a)
e a
fl
: ee
=fi:otr q;:: rf;tE{
e*f .EE
li
herE SEHd !isEP
3iE E I; PEE
a !i IA d
a 6 .-^'A c
:
!r*
i.riFid
+i56'?
- E
ItES*EEES:
SE66F d,kEFo
.d gE
B co I
cQ 56 H
d; AEE H.6
..i r\i
€ iO
da .d
d-,
i,
Ecc d
FA li(!-c $dd
!6r
Ha - ii= x 6 A;bo
!
0. IEilE
.] EHE.B EE&9,
z
*_E -tl
6J (t c!
a d !l H O0 ,!, ctrd!,i1
zri X.E€
6J+
E
>i
6 e9 -
*.hc[a'd<r E; z
z
o
6t
M cv(E-r-
2ii{F!9:
dt;t:Elfrr,
ArEErEt
iJ,-r(!(EE:tol)
g
a
-o
Hii tgEI
tu-Oai.=trd
rn 5:=1 blE.:
-o!,otryoa
6E-9E.Etts
a
in6
a
Ht'.s
- aiJ
1r,
Hi
>:o.Yl-r IaH
o.
o ,i
.:t h€
>. o
fr8,'E.
a&StEo E
*e3
.={)L
F Aq
€E6E8r
<r6Eta
6z
E-<d o
<92
14z'< >-g sd
(,=5 o=
zo7 o
E<d F
o
z
(\
r$
IE
d A,,,$rEs,Et s ld, .,!
d
"rl'sE;.E*EEgE"E - -v d E:_E
a6 fl!$EEfrE'!,
6
d $fEEiEiiis'iEs g$;sJ Eir C.=-.i u 5 -
E = = =
6 E$EE9*EE3
E$ei Egg:IEIEsEc E H Ei.S(6 .E.E
< Jll\J r! in E:
o-.=
+ lri ..i oi c'i
d
L
z
o eE$*$p:ig
c Zai o
E
hEc
tF 5 Er
3=. EE
F
:a
E*;.Eji h rdrs ;.5 6" B !q '.!
., '\ OO d r{
rn bt d d= dri-
-l
ri
M J E: tr;X
o
o
;e$? $3r
EEbg 0.bp9
Ege$BEEEfEEsB$E <-aod ':l .=
cj + ,ri .ioi
On
.:r=..f=H Od €E
@A
i- rE - n oE
-
E E&:E "EE E
a
& :8.F H E* 9gt
a E s EE IEE:e
.r': ;
L.,1
llJ
$l
Ti; g
3.:z.E *
JI E: tEE
'tr
aet:**EPii
l* E.E E E e? H.,z
-5 I .,) ir'+ tr OD_.ij
=
^
dEsHE#sxEE# E!#EE#gEEiE
,.,; c.i 'ioi
S^(
N -G':P(!
4 - .'
EtsS sEP_Ui EEEH
EH
!ii E*S 4:9"-3tt"*r
'-ca) 'ts -d H'E H E5'g
Hd I b%u E€ EH E.:EEE- e
J.)
0. *bh
J! >' .-i oi
-]
z
o
a
z
(n
EE
crdo
c d
EE
Axh ,,:(=
d!
>'i-
c d
dqJ
;.v
l(E
a
z
L
M
c
I
;Ess;i{
i:.ri o (! E !1 00
id l:= h0 !. : t)
;EgEH,
tt'Fst I
a
a t Eg E!# E EEg&EE
P
E eS s
Ei s kr
-I c !-
Px l
d
E l i.!
({l, !t (!
E
rB;tE #a
u [E+ et r e iEa;t* o.o.otY <ca
+
z
Catatal:
Ketentuan tentang back up pada arsip elektronik yang berlaku pada arsip
dengan klasifikasi sangat rahasia meliputi juga ketentuan yang berlaku pada
arsip dengan ketentuan rahasia dal terbatas. Ketentuan tentang back up
pada arsip elektronik yang berlaku pada arsip dengan klasifikasi terbatas
dengan metode back up yang sesuai dengan tingkatan klasifikasi keamanan.
2. Penyampaian
Penyampaian dalam rangka penanganan fisik maupun informasi arsip
dinamis sesuai dengan tingkat klasilikasi dapat dilakukan melalui
pengiriman yang dilindungi sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 4. Prosedur Pengiriman Informasi
TINGKAT/
NO DERA.IAT {RSIP KO NVENSIONAL, ARSIP EL,EKTRONIK
KLASIFIKASI
Tidak ada persyaratan Tidak ada prosedur khusus.
1 Biasa/Terbuka prosedur khusus.
Apabila pesan elektronik atau
email berisi data tenta.ng
a
informasi personal, harus
Terbatas Amplop segel menggunakan enkripsi, email
yang dikirim dengan alamat
khusus, passuord, dan lain-lain.
1. Menggunakan warna l. Harus ada konfirmasi dari
kertas yang berbeda penerima pesan elektronik atau
2. Diberi kode rahasia email.
3. Menggunakan amplop 2. Menggunakan perangkat yang
dobel dikhususkan bagi pesan
elektronik atau email rahasia.
4. Ampiop segel, stempei
rahasia. 3. Menggunakan persandian atau
kriptografi.
3 Rahasia 5. Konfirmasi tanda
terima.
6. Harus dikirim melalui
orang yang sudah
diberi wewenang dan
tanggung jawab
terhadap pengentialiart
arsip/ dokumen
rahasia.
1. Menggunakan warna l. Harus ada konfirmasi dari
kertas yang berbeda. penerima pesan elektronik
2. Menggunakan amplop atau email.
dobel bersegel. 2. Menggunakan perangkat Yang
3. Audit jejak untuk dikhususkan bagi pesan
setiap titik akses elektronik atau email rahasia'
(misal: tandatangan). 3. Menggunakan persandian
Sangat Rahasia atau kriptograli
4. Harus dikirim melalui
orang yang sudah 4. Harus ada pelacakan akses
diberi wewenang dan informasi untuk suatu Pesan
tanggung jaqrab elektronik atau email.
terhadap pengendalian
arsip/ dokumen
rahasia.
Catatan:
ketentuan yalg berlaku pada arsip dengan klasilikasi sangat rahasia meliputi
juga ketentuan yang berlaku pada arsip dengan klasifrkasi rahasia dan terbatas.
Ketentuan yang berlaku pada arsip dengan klasifrkasi rahasia meliputi juga
ketentuan yang berlaku pada arsip dengan klasifikasi terbatas.
BAB IV
,7
o A A
1
Pengesahan:
Tempat, tanggal. bulan, tahun
Jabatan
Keterangan:
1. Kolom
uNomor", diisi dengan nomor urut;
2. Kolom "Kode KlasiIikasi", diisi dengan kode angka, huruf atau gabungan
angka dan huruf yang akan berguna untuk mengintegrasikan antara
penciptaan, penyimpanan, dan penyusutan arsip dalam satu kode yang
sama sehingga memudahkan pengelolaan;
3. Kolom "Jenis Arsip" diisi dengan judul dan uraian singkat yang
menggambarkan isi dari jenis/seri arsip;
4. Kolom "Klasifikasi Keamanan", diisi dengan tingkat keamanan dari
masing-masing jenis/seri arsip yaitu sangat rahasia, rahasia, terbatas
^+^,, L:^-^
aiau wra..a/ l +--1,,1-^.
5. Kolom "Hak Akses", diisi dengan nama jabatan yang dapat melakukan
pengaksesan terhadap arsip berdasarkan tingkat/ derajat klasifikasi;
6. Kolom dasar pertimbangan, diisi dengan uraian yang menerangkan alasan
pengkategorian arsip sebagai sangat rahasia, rahasia dan terbatas;
7. Kolom unit pengolah, diisi dengan unit kerja yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan dan keamanan fisik dan informasi arsip Srang
dikategorikan sangat rahasia, rahasia dan terbatas.
BAE} V
PENUTUP
KOTA PAYAKUMBUH,
@r
FATEPI-}
\or"