Anda di halaman 1dari 3

ASPEK LEGAL PEMBERIAN OBAT DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Aspek legal pemberian obat dalam praktek kebidanan merupakan hal-hal atau aturan-
aturan yang diperbolehkan secara sah menurut hukum dan aturan yang berlaku dalam
praktek kebidanan. Apabila melanggar aturan hukum tersebut maka disebutlah ilegal
dan akan mendapatkan sanksi sesuai hukum yang berlaku.
A. Obat di bawah pengawasan
Obat-obat di bawah pengawasan antara lain adalah narkotik dan obat-obat lain yang
menyebabkan ketergantungan. Ada lima jenis obat yang berada dalam pengawasan,
antara lain :
Daftar 1 : Obat-obat yang biasanya digunakan secara ilegal, misalnya kanabis.
Daftar 2 : Obat-obat yang sangat adiktif, misalnya petidin, morfin.
Daftar 3 : Beberapa barbiturat, misalnya pentazosin.
Daftar 4 : Meliputi benzodiazepine tranquilizer, misalnya diazepam, nitrazepam,
dan tetrazepam.
Daftar 5 : Obat-obatan yang mengandung sedikit obat yang berada di bawah
pengawasan, misalnya obat batuk, analgesa.
B. Persediaan obat di bawah pengawasan
Untuk digunakan oleh bidan, berkaitan dengan petidin dan termasuk dalam daftar
2. Setelah memberitahukan tujuannya, bidan dapat menyimpan petidin di rumahnya
sesuai dengan prosedur penyimpanan. Dalam hal ini harus dilengkapi dengan nama
bidan, nama obat, tujuan pemilikannya, dan jumlah persediaan yang diberikan.
C. Prosedur penyimpanan obat
a. Pesanan persediaan dibawa ke penyelia bidan untuk ditandatangani
(sebelum menandatangani pengawas memeriksa registrasi obat bidan,
catatan kasus, dan sisa obat yang ada dalam persediaan).
b. Pesanan yang sudah ditandatangani dibawa ke ice apotek yang telah
membuat kesepakatan untuk menyediakan obat dan memiliki contoh
tandatangan bidan.
c. Saat menyimpan obat, nama, dan jumlah obat yang tersedia serta nama dan
alamat penyalurnya harus dicatat dalam buku obat yang dimiliki bidan
(dalam buku ini dicatat juga kapan obat diberikan, nama ibu pengguna, dan
dosisnya).
Obat yang termasuk dalam daftar 1 dan daftar 2 harus disimpan dalam lemari
terkunci dan tidak dapat dipindahkan, lemari tersebut hanya dapat dibuka oleh
bidan. Obat yang termasuk dalam daftar 3, 4, dan 5 tidak disimpan dalam lemari
obat yang diawasi, tetapi harus dikunci.

D. Pemberian obat yang berada di bawah pengawasan


Resep harus ditulis dan ditandatangani oleh dokter kecuali sudah masuk dalam
standing order. Penting untuk diperhatikan bahwa resep semua obat harus ditulis
dengan tinta dan dapat dibaca dengan jelas.
Resep tersebut secara rinci harus berisi :
1. Nama obat
2. Metode pemberian
3. Tanggal peresepan
4. Dosis
5. Frekuensi pemberian
6. Tandatangan dokter

Setelah obat diberikan, bidan harus mencatat dengsn rinci hal-hal berikut ini di
dalam catatan peresepan :

1. Tanggal dan jam pemberian


2. Rute
3. Dosis yang diberikan
4. Tandatangan bidan
E. Prosedur pemberian obat yang berada di bawah pengawasan
Dua orang (salah satunya adalah perawat terdaftar atau bidan), diperlukan untuk
memeriksa obat, mengobservasi pemberiannya, dan menandatangani catatan
pemberian obat.
a. Dapatkan obat yang telah ditandatangani(bila belum tercakup dalam
standing order).
b. Periksa persediaan obat di lemari dan bandingkan dengan seluruh obat yang
tercatat.
c. Catat nama ibu, jumlah obat yang akan diberikan, dan tanggal
pemberiannya, dan jumlah yang tersedia dalam catatan obat.
d. Periksa nama, jumlah, dan tanggal kadaluwarsa ohat tersebut.
e. Ambil obat yang diperlukan, bawa ke ibu.
f. Konfirmasi kembali identitas ibu (nama dan tanggal lahirnya atau gelang
identitasnya).
g. Berikan obat tersebut dan bereskan alat.
h. Tandatangani catatan obat, yang berisi catatan rinci waktu pemberian.
i. Catat jumlah dan nama obat, cara pemberian, waktu, dan tanggal pemberian
di catatan yang tepat, seperti di catatan peresepan, catatan kebidanan, dan
partogram

Anda mungkin juga menyukai