Anda di halaman 1dari 4

UJI TOKSISITAS

Prinsip Dasar
Uji toksikologi dapat dilakukan untuk mengetahui toleransi/sensitifitas suatu organism terhadap suatu
bahan pencemar/toksik. Uji toksisitas ada 2 macam
a. Kualitatif: berdasarkan hewan uji
b. Kuantitatif: berdasarkan gejala dan respon tubuh yang khas terhadap suatu bahan
Sebelum melakukan uji kuantitatif penting untuk mengetahui sifat kimia-fisika dari suatu bahan
xenobiotik. Hal ini juga akan menentukan hewan uji yang akan digunakan.
Istilah yang umum digunakan dalam uji toksisitas:
a. Lethal dosage (LD): jumlah zat yang betul-betul masuk ke dalam tubuh organism yang
menyebabkan respon berupa kematian. Uji ini untuk mencari dosis aman, biasanya
diekspresikan dalam bentuk LD50 (dosis yang mematikan 50% organism uji)
b. Lethal Concentration (LC): jumlah zat yang berada di luar tubuh organism yang menyebabkan
respon berupa kematian organism uji. Uji ini untuk mencari konsentrasi zat yang aman yang
boleh ada di lingkungan, biasanya diekspresikan dalam bentuk LC50 (konsentrasi yang
mematikan 50% organism uji)
Dalam melakukan uji toksisitas ada 3 (tiga) kelompok cara pengujian:
a. Uji akut (acute test)/ Uji Tingkat I: Uji jangka pendek
- Sifat pemberian: dosis tunggal
- Tujuan untuk potensi toksisitas akut (kuantitatif)
- Menilai gejala toksik yang timbul dan adanya efek toksik yang khas (kualitatif)
- Dilakukan dengan >= 2 jenis hewan, jantan & betina, 1 galur, dewasa, sehat, variasi bobot
<=10%
- >= 4 kelompok + 1 kontrol negative (@>5 ekor)
- Kisaran dosis diperkirakan 10-90% mati
b. Uji Sub Kronis (subcronic test)/ Uji Tingkat II
- Mengungkap efek bahaya jika suatu senyawa digunakan selama waktu tertentu
c. Uji kronis (Cronic test) / Uji Tingkat III
- Pemberian obat/zat secara berulang selama 3-6 bulan atau seumur hewan
- Umumnya digunakan 1 atau lebih jenis binatang
- Jantan dan betina dalam jumlah yang sama dengan total 40-100 ekor

Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan pada uji toksisitas dimaksudkan untuk mendapatkan kisaran kadar suatu zat toksik yang
akan digunakan pada uji akut (uji toksisitas atau uji definitif). Hasil uji pendahuluan akan diperoleh
kisaran kadar pada uji definitif yaitu kadar di antara LC100-24 jam, dan kadar LC0-48 jam. LC100-24 jam
menjadi ambang atas kadar sementara LC0-48 jam menjadi ambang bawah kadar.
Gambar 1. Visualisasi Uji Statik
Perlakuan uji pada uji pendahuluan adalah dengan uji statik, maksudnya pada durasi uji tidak dilakukan
penambahan larutan, aerasi, maupun pakan.
Tabel 1. Alat dan Bahan Uji Pendahuluan
Alat Bahan
1. Bak plastik ukuran 30 x 20 cm 20 buah 1. Bibit ikan tombro/nila ukuran 2-3cm, sebanyak
2. Gelas ukur 200 ekor dengan ketentuan: 0,8 – 1 gram
3. Beker glass bobot ikan per 1 (satu) liter air.
4. Pipet ukur 2. Pewarna tekstil naphthol (97%) dan pestisida
5. Ember, dan gayung air. regent (fipronil), dan malachite green
6. Serokan ikan 3. Air sumur/air bersih, 150 liter.
4. Kertas label, dan alat tulis.

Cara kerja:
1. Ikan untuk uji pendahuluan, diaklimasi di laboratorium selama 3-7 hari sebelum digunakan.
2. Setelah 1 hari, ikan dicuci selama 30-60 menit dalam larutan malachite green 0,1 ppm untuk
mencegah penyakit ikan yang tidak diharapkan selama pengujian (jamur, bakteri, dll)
3. Sehari (24 jam) sebelum perlakuan, ikan tidak diberi makan.
4. Siapkan bak perlakuan, masing-masing 3 ulangan untuk setiap perlakuan, tempeli label sesuai
dengan perlakuannya (kadar 10-2, 10-1, 100, 10+1, 10+2).
5. Buat larutan stok pewarna tekstil (1-naphthol 97%) dan pestisida regent (bahan aktif fipronil)
6. Buat larutan uji dengan kadar berbasis angka 10 (10-2, 10-1, 100, 10+1, 10+2).
7. Masukkan 10 ekor ikan uji ke dalam setiap bak, catat waktu saat memasukkan ikan uji tersebut.
8. Catat data respon kematian ikan dari setiap perlakuan pada jam ke 24 dan ke 48, masukkan data
kematian tersebut ke dalam tabel.
9. Pencatatan kematian ikan dilakukan pada jam ke 24 dan 48
10. LC100-24 jam = ambang atas kadar, LC0-48 jam = ambang bawah kadar.
11. Angka (kadar) yang diperoleh dari uji pendahuluan, digunakan untuk menentukan kisaran kadar
pada uji toksisitas sesungguhnya.
Uji Toksisitas Akut
Dimaksudkan untuk mendapatkan kadar suatu zat toksik yang menyebabkan kematian 50% biota uji
(hewan/tumbuhan/mikroorganisme) dalam durasi perlakuan 48 jam (LC50-48 jam). Kadar uji dimaksud
10% nya adalah kadar yang digunakan pada perlakuan kadar aman. Perlakuan kadar aman adalah untuk
memastikan apakah zat toksik dimaksud sudah betul-betul aman, sehingga tidak akan menimbulkan
dampak fisiologik maupun morfologik terhadap biota uji.
Perlakuan pada uji toksisitas adalah dengan uji statik, maksudnya pada durasi uji tidak dilakukan
penambahan larutan, aerasi, maupun pakan.
Tabel 2. Alat dan Bahan Uji Toksisitas Akut
Alat Bahan
1. Bak plastik ukuran 30 x 20 cm 24 buah 1. Bibit ikan tombro/nila ukuran 2-3cm, sebanyak
2. Gelas ukur 240 ekor.
3. Beker glass 2. Larutan stok pewarna, pestisida, dan
4. Pipet ukur malachite green
5. Ember dan gayung air. 3. Air sumur/air bersih, 150 liter.
6. Serokan ikan 4. Kertas label, dan alat tulis.

Cara kerja:
1. Bibit ikan untuk uji toksisitas, diaklimasi di laboratorium selama 3-7 hari sebelum digunakan.
2. Setelah 1 hari, ikan dicuci selama 30-60 menit dalam larutan malachite green 0,1 ppm untuk
mencegah penyakit ikan yang tidak diharapkan selama pengujian (jamur, bakteri, dll)
3. Sehari (24 jam) sebelum perlakuan, bibit ikan dipuasakan (tidak diberi makan).
4. Siapkan bak perlakuan, masing-masing 2 bak untuk 6 macam perlakuan (5 sesuai table konsentrasi
dan 1 kontrol), tempeli label sesuai dengan perlakuannya.
5. Penentuan kadar perlakuan mengacu pada Skala Logaritmik dari Komisi Pestisida DEPTAN 1983,
dengan rumus:
Log N/n = k (log a/n)
Keterangan: N = kadar ambang atas berdasarkan uji pendahuluan
n = kadar ambang bawah berdasarkan uji pendahuluan
k = jumlah kadar yang diujikan
a = kadar terendah dalam skala logaritmik yang dicobakan
Contoh: Jika N = 100%, n = 10%, k =5.
maka “a” adalah: log 100/10 = 5 (log a/10)
2 – 1 = 5 log a – (5)(1)
6 = 5 log a
106 = a5
a = 105/6 -----> a = 15,85.
Untuk 4 kadar lain yang lebih tinggi adalah: a/n = b/a = c/b = d/c = e/d.
Maka diperoleh kadar “b” = 25,12%; “c” = 39,81%; “d” = 63,08%, dan “e” = 100%.

6. Buat larutan uji dengan kadar pada no. 5 di atas. Ada 6 bak untuk masing-masing pestisida dan
pewarna tekstil. Dari 6 bak tersebut 5 bak sesuai kadar perlakuan, 1 bak control, serta ke-6 bak
tersebut ada ulangannya 1x (kadar perlakuan adalah di antara LC100-24 jam dan LC0-48 jam).
7. Masukkan 10 ekor ikan uji ke dalam setiap bak, catat waktu saat memasukkan ikan uji tersebut.
8. Catat akumulasi mortalitas/kematian ikan setiap hari (dalam persen)
9. Jika pada control terjadi kematian, lakukan koreksi mortalitas dengan menggunakan rumus: {(P –
C)/(100-C)} x 100% dimana P= mortalitas perlakukan, dan C=mortalitas kontrol
10. Data dianalisis menggunakan analisis probit, untuk mencari kadar LC50-48 jam dan LC50-96 jam
dengan langkah sebagai berikut:
a. Tentukan probit mortalitas pada tiap perlakukan berdasarkan table
Tabel 3. Tabel Probit Mortalitas
% 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 - 2.67 2.95 3.12 3.25 3.36 3.45 3.52 3.59 3.66
10 3.72 3.77 3.82 3.87 3.92 3.96 4.01 4.05 4.08 4.12
20 4.16 4.19 4.23 4.26 4.29 4.33 4.36 4.39 4.42 4.45
30 4.48 4.50 4.53 4.56 4.59 4.61 4.64 4.67 4.69 4.72
40 4.75 4.77 4.80 4.82 4.85 4.87 4.90 4.92 4.95 4.97
50 5.00 5.03 5.05 5.08 5.10 5.13 5.15 5.18 5.20 5.23
60 5.25 5.28 5.31 5.33 5.36 5.39 5.41 5.44 5.47 5.50
70 5.52 5.55 5.58 5.61 5.64 5.67 5.71 5.74 5.77 5.81
80 5.84 5.88 5.92 5.95 5.99 6.04 6.08 6.13 6.18 6.23
90 6.28 6.34 6.41 6.48 6.55 6.64 6.75 6.88 7.05 7.33
- 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
99 7.33 7.37 7.41 7.46 7.51 7.58 7.65 7.75 7.88 8.09

b. Tentukan persamaan y=ax + b, dengan y=[probit mortalitas] dan x=log [konsentrasi]


menggunakan kalkulator dengan fungsi f(x) atau menggunakan MS Excel
c. Tentukan Log [LC50] dengan memasukkan y=5 ke dalam persamaan c
d. LC50 adalah anti-log dari poin d

Anda mungkin juga menyukai