Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

LAPORAN ARTIKEL DAN MAKALAH

Oleh :

Elsa Adibatul Charotusy S (19050534006)

Seto Dwi Pamungkas (19050534009)

Gunawan Saputra (19050534013)

Chotmi Syayidah Maulidya (19050534017)

Suciaji Perdana (19050534019)

Moch. Ndaru Wicaksono (19050534011)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
tugas mata kuliah Konstruksi Bangunan Tidak Bertingkat.
Materi dalam makalah ini merupakan salah satu materi pada mata kuliah
Konstruksi Bangunan yang penting untuk dibahas yaitu sambungan kayu dalam
konstruksi kayu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk kritik dan saran yang membangun, supaya nantinya makalah ini
menjadi lebih baik.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
pengetahuan yang lebih bagi penulis dan pembacanya.

Surabaya, 2 Oktober 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kayu adalah bahan kontruksi yang banyak dipakai di dalam


pembangunan rumah dan gedung. Kayu banyak dipilih karena kayu
mempunyai bentuk dan warna alami yang lembut dan artistik.
Sebagai nahan pelengkap bangunan, kayu banyak digunakan untuk
komponen rangka atap, kuda-kuda, rangka plafon, loteng, pintu dan
jendela. Kayu pun banyak dipakai dalam pembuatan perabotan rumah
tangga.
Sekarang, kebutuhan akan rumah yang aman, namun netap nyaman
ditempati makin dirasakan sangat diperlukan disaat seringnya terjadi
bencana alam gempa bumi. Solusi untuk itu tentunya adalah rumah kayu.
Kita bedakan antara hubungan kayu dan sambungan kayu. Yang
dimaksud dengan sambungan kayu adalah dua batang kayu atau lebih yang
disambung sehingga menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar,
tegak dan lurus dalam satu bidang datar maupun dua dimensi.
Dalam menyusun suatu kontruksi kayu pada umumnya terdiri dari
dua batang atau lebih yang masing masing dihubungkan menjadi satu
bagian hingga kokoh. Sambungan kayu dibuat sesederhana mungkin,
tetapi kokoh. Hindari menakik kayu yang dalam, perhatikan penempatan
sambungan harus tahan terhadap gaya yang bekerja pada kayu kontruksi.
Dalam kehidupan sehari hari, kayu merupakan bahan yang sangat
penting. Terkadang sebagai barang tertentu yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena
sifat khas kayu yang tidak dimiliki bahan lain. Sehingga, dalam pemilihan
atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul betul
sesuai dengan yang kita inginkan.
1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas


semester ganjil mata kuliah Konstruksi Bangunan. Selain itu, dengan
pembuatan makalah ini pula kami dapat mengetahui pengertian
sambungan kayu dan jenis-jenis sambungan kayu pada konstruksi kayu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sambungan Kayu


sambungan kayu adalah dua batang kayu/lebih yang saling disambungkan
satu sama lain, sehingga menjadi 1 batang kayu yang panjangnya sesuai
dengan kebutuhan.
2.2. Jenis-jenis Sambungan Kayu
Sambungan kayu dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
a. Sambungan kayu arah memanjang
b. Sambungan kayu yang arah seratnya berlainan (menyudut)
c. Sambungan kayu arah melebar (sambungan papan)

Sambungan memanjang digunakan untuk menyambung balok tembok,


gording dan sebagainya. Hubungan kayu banyak digunakan pada hubungan-
hubungan pintu, jendela, kuda-kuda dan sebagainya. Sedangkan sambungan
melebar digunakan untuk bibir lantai, dinding atau atap.

1. Sambungan kayu memanjang

a. Sambungan Bibir Lurus


Sambungan ini digunakan bila seluruh batang dipikul, misalnya balok
tembok. Pada sambungan ini kayunya banyak diperlemah karena
masing-masing bagian ditakik separuh kayu.
b. Sambungan Bibir Lurus Berlait

Sambungan kait lurus ini digunakan bila akan ada gaya tarik yang
timbul. Gaya tarik diterima oleh bidang kait

L x 1/5 t x 𝜎 Tk

𝜎 Tk : tegangan tekan yang diizinkan pada kayu/serat kayu dan


oleh bidang geser mendatar sebesar 1/5 t x 1 ¼ t x 𝜎 gs
𝜎 gs : tegangan geser yang diizinkan pada kayu
𝐿 : lebar kayu balok
c. Sambungan bibir miring

Sambungan bibir miring digunakan untuk menyambung gording pada


jarak 2.5 - 3.50 m dipikul oleh kuda-kuda. Sambungan ini tidak boleh
disambung tepat di atas kuda-kuda karena gording sudah diperlemah
oleh takikan pada kuda-kuda dan tepat di atas kaki kuda-kuda gording
menerima momen negatif yang dapat merusak sambungan. Jadi
sambungan harus ditempatkan pada peralihan momen positif ke
momen negatif sebesar = Q. Maka penempatan sambungan pada jarak
1/7 – 1/9 dari kuda-kuda.
d. Sambungan Bibir Miring Berkait

Sambungan ini seperti pada sambungan bibir miring yang diterapkan


pada gording yang terletak 5 – 10 cm dari kaki kuda-kuda yang
berjarak antara 2.50 – 3.50 m. Gaya tarik yang mungkin timbul,
diterima oleh bidang geser saja sebesar:

a x b x 𝜎 gs

𝜎 gs = tegangan geser yang diizinkan pada kayu


a = bidang kait
b = panjang bidang geser

e. Sambungan Memanjang Balok Kunci

Sambungan balok kunci ini digunakan pada konstruksi kuda-kuda


untuk menyambung kaki kuda-kuda maupun balok tarik. Ke dua
ujung balok yang disambung harus saling mendesak rata. Dalam
perhitungan kekokohan bantuan baut tidak diperhitungkan. Ketahanan
tarik dihitung sebagai berikut:

a) Daya tahan tarik pada penampang bagian batang yang ditakik


yaitu:
b) ( T – a ) x L x 𝜎 tr 𝜎 tr = tegangan tarik yang diizinkan pada kayu
Untuk kayu jati 𝜎 tr = 100 kg/cm2
c) Daya tahan tekan dari kait sebesar: a x L x 𝜎 tk Untuk kayu jati
𝜎 tk = 100 kg/cm2
d) Daya tahan geser dari kait sebesar: h x L x 𝜎 gs Untuk kayu jati
𝜎 gs = 20 kg/cm2

Dari ke tiga hasil daya tahan tersebut di atas yang diambil yang
terkecil ialah daya tahan batang tarik. Pengaruh baut-baut tidak
dihitung, hanya untuk menjepit. Pada umumnya panjang kunci 100
cm dan panjang takikan 25 cm, dalam takikan 2 cm. Jika tepat pada
ke dua ujung batang dihubungkan dengan sebuah tiang kuda-kuda
(makelar), memerlukan lubang untuk pen yang berguna untuk
penjaga-an menyimpangnya batang. Bila terdapat lubang untuk pen
maka disitulah bagian tarik terlemah.
f. Sambungan Memanjang Balok Kunci Jepit

Dengan adanya gaya-gaya, momen yang terjadi akibat adanya


sambungan kunci hanya satu sisi tersebut, maka kita perlu untuk
menetralkan momen-momen sekunder tersebut dengan membuat
sambungan kunci rangkap yaitu dikanan dan kiri balok yang akan
disambung. Hal ini dinamakan sambungan balok jepit.
g. Sambungan Kayu Arah Tegak

Sambungan ini biasa digunakan untuk menyambung tiang-tiang yang


tinggi dimana dalam perdagangan sukar didapatkan persediaan kayu-
kayu dengan ukuran yang diinginkan. Untuk itu perlu membuat
sambungan-sambungan tiang, hal ini yang disebut sambungan tegak
lurus.
2. Sambungan kayu menyudut

Sambungan kayu menyudut, yaitu sudut siku dan kedua yang membentuk
sudut miring.

Bentuk sambungan kayu menyudut ada tiga macam yaitu sambungan


sudut, sambungan pertemuan, dan sambungan persilangan.

Beberapa macam sambungan kayu menyudut yaitu :

a. Sambungan takikan lurus,

sambungan ini digunakan pada hubungan balok kayu dengan arah


memanjang
b. sambungan purus dan lubang terbuka,

jenis sambungan ini sering digunakan pada sambungan berbagai


macam meubeler

c. sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur.

sambungan ini sering digunakan di berbagai macam furnitur perabotan


mebel
d. Sambungan takikan lurus ekor burung,

sambungan ini digunakan pada hubungan balok kayi dengan arah


melintang
e. sambungan purus dan lubang tertutup

sambungan ini sering digunakan pada konstruksi kusen

g. sambungan purus dan lubang dengan gigi garis bagi,

sambungan ini digunakan pada hubungan kaki kuda-kuda dengan


balok kuda-kuda
h. sambungan raveling ekor burung. Sambungan voor loef

sambungan ini digunakan pada hubungan balok gording dengan kaki


kuda-kuda, hubungan balok induk dengan balok anak
3. Sambungan kayu melebar

Sambungan kayu ada dua macam yaitu:

a. melebar arah horizontal (kebanyakan digunakan konstruksi lantai)

b. melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada


konstruksi dinding).

1) Sambungan kayu melebar horizontal memiliki beberapa macam, yaitu :

a. Sambungan lidah dan alur.

b. Sambungan lidah lepas dan alur


c. Sambungan lidah bersponing dan alur.

d. Sambungan lidah miring.


2) Melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi
dinding).
2.3. Pengaplikasian sambungan kayu pada struktur bangunan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konstruksi kayu merupakan merupakan bagian dari konstruksi bangunan.
Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai
konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran konstruksi
sambungan kayu dan hubungan kayu sesuai aturan yang berlaku.
Dalam penyusunan suatu konstruksi sambungan kayu, hal yang harus
diperhatikan agar sambungan tersebut menjadi kokoh satu sama lain ialah
sambungan harus sederhana dan kuat, harus memperhatikan sifat kayu,
dan bentuk sambungan kayu harus tahan terhadap gaya yang bekerja.
Terdapat 3 jenis sambungan pada kayu yaitu sambungan memanjang,
hubungan menyudut, dan sambungan melebar.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam pembuatan sambungan kayu harus sesuai aturan yang
berlaku dan juga memperhatikan gaya apa yang akan terjadi terhadap
sambungan tersebut agar sambungan dapat menerimaatau tahan terhadap
gaya yang bekerja.

Anda mungkin juga menyukai