Untuk menikah memang diperlukan ilmu. Banyak hal yang perlu diketahui
dalam masalah pernikahan. Dari mulai tuntunan memilih pendamping hidup,
meminang, mahar, sampai masalah adab-adab dalam bercampur. Dengan ilmu
tersebut seseorang mengetahui
mengetahui apa-apa yang dibolehkan oleh agama dan apa-
apa yang tidak dibolehkan. Dengan ilmu itu pula, seorang suami atau istri dapat
menjadikannya sebagai panduan dalam mengarahkan biduk rumah tangganya
sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Yang pada
akhirnya seseorang bisa mengharap pernikahannya mencapai kebahagiaan yang
sejati.
Buku ini menjelaskan banyak hal tentang masalah pernikahan. Mulai dari
keutamaan-keutamaan menikah, penjelasan tentang wanita yang halal dan
haram untuk dinikahi, panduan memilih istri yang shalehah, nazhor (melihat
wanita yang dipinang), sampai adab-adab pernikaha
pernikahan
n dalam mencampur
mencampurii istri.
Juga membahas mengenai hak-hak seorang istri dan juga suami. Pada bagian
akhir memuat juga kisah-kisah para salafush shaleh dalam kehidupan
pernikahannya.
pernikahannya. Perhatika
Perhatikan
n bagaiman
bagaimana
a kesabaran
kesabarannya,
nya, kemuliaann
kemuliaannya,
ya,
kesetiaannya,
kesetiaannya, dsb, yang menjadi contoh teladan buat kita semua. Pembahasan
yang begitu luas dalam buku ini insya Allah cukup menjadi bekal bagi kita untuk
menuju pernikahan yang barakah sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu'alahi
wa sallam. Dari
membaca buku ini insya Allah kita bisa semakin sadar bahwa untuk menikah
memang diperlukan ilmu.
[H A K I S T E R I]
--------------------
1. Wasiat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam tentang wanita.
Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu
radhiyallahu'anhu dari Nabi
Shallallahu'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
"Barangsiapa
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia
mengganggu tetangganya, dan berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka
diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah
bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau mematahkannya dan
jika engkau biarkan, maka tetap akan bengkok. Oleh karena itu, berbuat baiklah
kepada wanita." (HR. Al Bukhari no. 5158).
"... Dan bergaullah dengan mereka secara patut .." (QS. An Nisaa': 19).
Ibnu Katsir mengatakan: "Yakni perbaguslah ucapan kalian kepada mereka, dan
perbaguslah perbuatan kalian dan keadaan kalian sesuai kemampuan kalian,
sebagaimana kalian menyukai hal itu dari mereka. Oleh karena itu lakukanlah
yang sama terhadap mereka, sebagaimana Allah berfirman:
"... Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya
menurut cara yang ma'ruf..." (QS. Al Baqarah: 228).
"Kaum mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik
akhlaknya,
akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik kepada isterinya." (HR. At
Tirmidzi no. 1162. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash
Shahiihah no. 284).
Al Hasan al Bashri berkata, "Hakikat akhlak yang luhur ialah mencurahkan
kebaikan, menahan diri dari menyakiti dan berwajah manis."
"Peliharalah
"Peliharalah dirimu dan keluargam
keluargamu
u dari api Neraka..." (QS. At Tahriim: 6)
Qatadah berkata: "Yaitu dengan memerintahkan mereka agar mentaati Allah dan
mencegah mereka dari bermaksiat kepada Nya, serta memimpin mereka dengan
perintah Allah. Memerintahkan mereka dengan perintah Allah dan membantu
mereka atas hal itu. Apabila engkau melihat kemaksiatan kepada Allah, maka
hentikan dan cegahlah mereka dari perbuatan tersebut." (Tafsiir ath Thabari
(XXVIII/ 166)).
".. Dan kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara yang ma'ruf..." (QS. Al Baqarah: 233).
Nafkah tersebut tidak cukup berupa makanan dan minuman saja, tetapi
mencakup tempat tinggal, makanan dan pakaian, sebagaimana firman Nya:
Tetapi, saudaraku yang budiman, usahamu itu haruslah dari yang halal, tidak
mengandung dosa dan syubhat. Dari Ka'ab bin 'Ujrah radhiyallah
radhiyallahu'anhu,
u'anhu,
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Wahai Ka'ab bin 'Ujrah! Sesungguhnya tidak akan masuk Surga daging dan
darah yang tumbuh dari keharaman. Maka Neraka lebih pantas untuknya." (HR.
Ahmad no. 14032. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahiih at Targhiib
wat Tarhiib no. 861).
Karenanya, isteri dari Salafush Shalih berkata kepada suaminya ketika pergi
menuju pekerjaannya: "Bertakwalah kepada Allah! Hati hati dengan usaha yang
haram. Sebab, kami tahan terhadap kelaparan dan kesulitan, tetapi kami tidak
tahan terhadap api Neraka."
[H A K S U A M I]
-------------------
1. Kepemimpinan laki laki atas wanita
4. Hak suami atasnya ialah isteri tidak mengizinkan seseorang memasuki rumah
suaminya kecuali dengan seizinnya.
Al Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahiihnya dari Abu Hurairah
radhiyallahu'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak halal bagi seorang wanita berpuasa padahal suaminya berada di rumah,
kecuali dengan seizinnya, ia tidak pula mengizinkan (seseorang masuk) ke dalam
rumahnya kecuali dengan seizinnya. Dan tidaklah ia nafkahkan sesuatu tanpa
perintahnya,
perintahnya, maka separuhnya diserahkan kepadanya."
kepadanya." (HR. Al Bukhari no.
5159).
5. Suami lebih besar haknya atas isterinya dibanding kedua orang tuanya.
12. Hak suami atas isterinya ialah dia berterima kasih kepada suaminya atas apa
yang diberikan kepadanya berupa makanan, minuman, pakaian, dan selainnya
yang sanggup dia berikan.
'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu'anhuma mengatakan: "Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
'Allah tidak memandang seorang wanita yang tidak berterima kasih kepada
suaminya, padahal dia butuh kepadanya.' "(Dishahihkan oleh Syaikh al Albani
dalam as Silsilah ash Shahiihah no. 289).
'Wanita itu bersama suaminya yang terakhir,' atau beliau mengatakan, 'untuk
suaminya yang terakhir.' " (As Silsilah Ash Shahiihah, Syaikh al Albani no. 1281,
shahih).
Diantara teladan yang pantas disebutkan sebagai teladan utama para wanita
tersebut adalah Fathimah binti 'Abdil Malik bin Marwan. Fathimah binti 'Abdil
Malik bin Marwan ini pada saat menikah, ayahnya memiliki kekuasaan yang
sangat besar atas Syam, Irak, Hijaz, Yaman, Iran, Qafqasiya, Qarim dan wilayah
di balik sungai hingga Bukhara dan Janwah bagian timur, juga Mesir, Sudan,
Libya, Tunisia, Aljazair, Barat jauh, dan Spanyol bagian barat. Fathimah ini
bukan hanya puteri Khalifah Agung, bahkan dia juga saudara empat khalifah
Islam terkemuka: al Walid bin 'Abdil Malik, Sulaiman bin 'Abdil Malik, Yazid bin
'Abdil Malik dan Hisyam bin 'Abdil Malik. Lebih dari itu dia adalah isteri
Khalifah terkemuka yang dikenal Islam setelah empat
khalifah di awal Islam, yaitu Amirul Mukminin 'Umar bin 'Abdil 'Aziz.
Wanita mulia yang merupakan puteri khalifah dan saudara empat khalifah ini
keluar dari rumah ayahnya menuju rumah suaminya pada hari dia diboyong
kepadanya dengan membawa harta termahal yang dimiliki seorang wanita di
muka bumi ini berupa perhiasan. Konon, diantara perhiasan ini adalah dua
liontin Maria yang termasyhur dalam sejarah dan sering disenandungkan para
penya'ir. Sepasang liontin ini saja setara dengan harta karun.
Wanita agung ini -lebih dari itu- ketika suaminya, Amirul Mukminin 'Umar bin
'Abdul 'Aziz wafat meninggalkannya tanpa meninggalkan sesuatu pun untuk diri
dan anak-anaknya, kemudian pengurus Baitul Mal datang kepadanya dan
mengatakan,
"Perhiasanmu, wahai sayyidati, masih tetap seperti sedia kala, dan aku
menilainya sebagai amanat (titipan) untukmu serta aku memeliharanya untuk
hari tersebut. Dan sekarang, aku datang meminta izin kepadamu untuk
membawa (kembali) perhiasan tersebut (kepadamu)."
[PERSONAL VIEW]
---------------
Banyak hal -dan bahkan sangat banyak- yang perlu kita ketahui tentang masalah
pernikahan. Buku ini dengan keluasan bahasannya memang perlu untuk
dipelajari bagi mereka yang akan atau telah menikah. Agar kehidupan
pernikahannya bisa selaras dengan aturan Islam.
Bila kita perhatikan, masih banyak para suami yang melupakan pengajaran
agama kepada istri dan keluarganya. Padahal itu merupakan hak isteri. Ada
sebagian lagi yang tidak mempergauli isteri dengan cara yang ma'ruf, semisal
berlaku kasar, dll. Pun demikian dengan para isteri. Ada yang tidak berterima
kasih kepada suaminya. Ada sebagian lagi tidak mentaati suami, dll. Hal-hal
seperti inilah yang seharusnya diperbaiki. Tidak ada jalan lain kecuali dengan
melihat dan merujuk bagaimana aturan Islam menjelaskan tentang masalah
pernikahan.
Maka dari itu -sekali lagi- bahwa untuk menikah memang diperlukan ilmu.
Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 19 November 2007
5. Meremehkan istri
Suami hendaknya berupaya mengokohkan dalam hati istrinya rasa cinta pada
Allah, takut dan harapan kepada Nya, merasakan pengawasan Nya, bertawakal
dan senantiasa bertaubat pada Nya. Ia ajarkan hukum hukum bersuci dengan
berbagai ragamnya, jinabat, hadats, haid, nifas dan lainnya.
"Satu dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau
nafkahkan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau nafkahkan
kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu nafkahkan pada keluargamu;
maka yang paling besar pahalanya adalah apa yang engkau nafkahkan pada
keluargamu." (HR. Muslim no. 995).
"Perlahan, jangan masuk pada malam hari -yakni Isya'- hingga ia menyisir
rambut yang kusut, dan agar wanita yang ditinggal bepergian itu bisa
berdandan." (HR. Muslim, No. 715; Abu Daud No. 2776; dan At Tirmidzi no.
1172).
Hikmah dilarangnya perbuatan ini, adalah agar hasrat terhadap istri tetap kuat.
Sebab, suami tidak melihat suatu aib pada istrinya atau sesuatu yang mengurangi
keindahannya. Misalnya, rambut acak acakan, tidak berhias, dan lainnya.
Dengan memberi tahu terlebih dulu, suami dapat melihat istrinya tetap cantik
karena telah berhias. Hatinya pun tetap gembira. Hasratnya pun tetap terjaga.
Ringkasnya, suami tidak semestinya datang menjumpai istrinya secara tiba tiba
setelah bepergian jauh. Hal ini dalam rangka mengikuti sunnah, ... Saat ini,
berbagai sarana tersedia. Seorang suami bisa berkomunikasi lewat telepon dan
memberitahu istrinya bahwa ia akan datang pada hari dan waktu tertentu.
Setelah mengetahui waktu kedatangan suaminya, istri pun berkewajiban untuk
berdandan dan bersiap siap dengan sempurna untuk menyambutnya.
Ada juga suami yang tidak tahu problem problem alamiah wanita, baik ketika
mengandung, haidh, nifas, dan lainnya. Ketika mengalaminya, kadang ia
merasakan kesulitan dan kegelisahan. Apalagi ketika mengandung dan
mengidam. Pada saat itu, istri menginginkan banyak hal.
Kadang pula ia tidak menyukai sesuatu, sehingga tidak tahan melihatnya atau
menciumnya. Terkadang ia tidak menyukai rumahnya, suaminya, atau hal hal
lain. Jika suami tidak mengerti hal itu, ia bisa saja beranggapan bahwa istrinya
telah membencinya dan bosan dengannya. Kadang pula, suami lantas bersikap
keras, dengan menceraikan istrinya. Ia tidak tahu sikap istrinya itu di luar
keinginannya.
Karena itu, suami sepatutnya memahami masalah masalah ini agar tidak jatuh
dalam kekeliruan kemudian menyesal. Saat itu, penyesalan tak lagi berguna. Jika
ia tidak paham hal hal seperti ini, semestinya ia bertanya. Sebab, obat kebodohan
adalah bertanya.
[PERSONAL VIEW]
---------------
Buku ini bagus dibaca agar kita bisa mengetahui bagaimana menjadi suami yang
baik. Tetapi upaya memperbaiki rumah tangga bukan hanya dari sisi suami saja.
Harus dibarengi juga dengan upaya memperbaiki diri istri. Dengan begitu, niatan
untuk membentuk keluarga yang sakinah mawaddah wa rahma atas dasar aturan
aturan Islam bisa dilakukan dari dua arah. Yaitu suami dan istri sekaligus.
Ketika membaca buku ini, saya terdiam dan berpikir. Untuk kesekian kalinya
-Alhamdulillah- saya semakin yakin pentingnya ilmu agama dalam beramal.
Bahkan untuk berumahtangga pun kita harus punya ilmunya agar tidak banyak
kekeliruan kekeliruan yang kita buat. Contoh yang menarik adalah kekeliruan
sebagian suami sebagaimana dijelaskan pada point 10, yaitu mengejutkan istri
setelah lama bepergian. Sebagian dari para suami mungkin mengira akan
membuat 'surprise' (kejutan) dengan tiba tiba hadir dihadapan istrinya.
Maksudnya mungkin baik -menurut perkiraan mereka- yaitu agar semakin
bertambah rasa cinta diantara keduanya. Tetapi ini malah suatu kekeliruan.
Tidak semestinya seorang suami menjumpai istrinya secara tiba tiba setelah
bepergian jauh. Hendaknya memberi kabar dulu tentang kedatangannya, bisa
dengan menelpon atau sms. Dengan itu, seorang istri punya waktu yang cukup
untuk bersiap siap menyambut suaminya dengan baik. Inilah yang bisa
menambah rasa cinta diantara suami istri.
Semoga Anda semakin yakin bahwa menuntut ilmu agama itu penting dan
memang perlu...
Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 29 Desember 2006
. Menyelesaikan studi
. Tingginya mahar
. Cacat
. Reputasi sebagai jejaka dan perawan
. Terlalu memilih milih pasangan
. Berlebih lebihan dalam menetapkan syarat dan biaya pernikahan
. Tidak ada keinginan menikahi duda atau janda
. Menolak kawin dengan pria yang punya istri
. Pandangan sinis masyarakat
. Gambaran negatif terhadap lembaga perkawinan yang disebarkan oleh musuh
musuh Islam
. Ambisi mendapat bagian dari penghasilan seorang wanita
. Kemiskinan suami dan ketergantungannya
. Takut mengemban tanggung jawab
. Suka melancong ke luar negeri
. Kemandulan
. Keinginan menikah dengan penampilan yang mewah dan glamour
. Taklid kepada orang lain
. Menyerahkan keputusan dalam urusan ini kepada kaum wanita
. Tidak ada reaksi dari pihak yang berkompeten melakukan perbaikan untuk
memperbaiki atau menyelesaikan atau meringankan masalah ini
. Kondisi kesehatan
Kemudian, ini sebagian isi yang bisa saya bawakan di ringkasan buku ini.
[Tingginya Mahar]
-----------------
Banyak orang tua yang memasang tarif mahar yang sangat tinggi untuk puterinya
dengan harapan ia memperoleh uang yang banyak. Ia jadikan pernikahan
puterinya sebagai lahan mencari keuntungan dengan mematok mahar yang
sangat tinggi kepada paralelaki yang datang meminangnya. Oleh karena itu, aku
ingin bisikkan ke telinga orang tua seperti ini: Bukankah puterimu yang miskin
ini adalah buah hatimu? Bukankah engkau akan dimintai pertanggungjawaban
tentangnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala?
Lalu mengapa engkau tidak menjalankan hukum Allah dalam mengurus dirinya?
Tidakkah engkau tahu bahwa tuntutan mahar yang tinggi itu akan membuat
umurnya terbuang percuma? Apalagi menunda nunda pernikahan dapat
membuatnya terjangkit penyakit penyakit kejiwaan yang biasa menimpa para
perawan tua? Keberhasilan puterimu dalam membangun rumah tangga bukan
dengan menuntut mahar yang tinggi. Namun dengan memilih suami yang shalih,
taat beragama dan baik akhlaknya. Jangan jadikan puterimu sebagai barang
dagangan untuk mengejar keuntungan materi, apalagi dengan mengorbankan
kemaslahatannya. Janganlah sampai ia menjadi penyebab dirimu masuk naar.
Ketahuilah bahwa engkau berdiri bersamanya di hadapan Allah Subhanahu wa
Ta'ala pada hari tiada lagi berguna harta dan anak keturunan kecuali yang
menemui Allah dengan membawa hati yang salim.
Yang terpikir oleh mereka hanyalah sebatas urusan makan, minum, permainan,
mengikuti berita berita yang menyibukkan pikirannya seperti berita para
selebritis atau membaca majalah majalah cabul. Sibuk mengikuti perkembangan
berita para aktor dan artis, bintang bintang film dan lain sebagainya. Apakah
muda mudi seperti mereka mampu mengemban tanggung jawab rumah tangga?
-----------------
[PERSONAL VIEW]
---------------
Jalan untuk menikah, boleh jadi tidak selamanya mulus. Ada saja hambatan
hambatan yang pada intinya ingin mementahkan niat baik seseorang untuk
menikah. Saya kira buku ini perlu dibaca oleh siapa saja yang ingin menikah
tetapi menghadapi batu sandungan. Semoga dengan itu bisa diperoleh wawasan
yang dapat membantu menepis halangan untuk menikah.
Judul : Al Masaa'il 7
Pengarang : Abdul Hakim bin Amir Abdat
Penerbit : Darus Sunnah Jakarta
Cetakan : Pertama - Oktober 2006
Halaman : 312 halaman
Al Masaail 7 hadir dengan membahas masalah masalah seputar muamalah dan
hukum
hukum seputar masalah pernikahan. Untuk masalah pernikahan, ada banyak
masalah
yang diulas yang umumnya terjadi di masyarakat dan perlu diketahui oleh
ummat
Islam, sebagiannya yaitu :
Masalah 190
Disyariatkannya Nazhar (Melihat Perempuan Yang Akan Dipinang), Dan Apa
Yang
Dilihat Ketika Nazhar
Masalah 191
Apa Yang Dilarang Dan Dibolehkan Dalam Masalah Meminang Pinangan Orang
Lain
Sesama Muslim?
Masalah 192
Setelah Nazhar atau Dinazhar Tidak Jadi Meminang (Khitbah) Atau Tidak Jadi
Nikah
Masalah 193
Membatalkan Pinangan
Masalah 194
Seorang Wanita Menawarkan Dirinya Untuk Dinikahi Oleh Laki Laki Yang
Menjadi
Pilihannya
Masalah 195
Seorang Menawarkan Anak Perempuannya Atau Saudara Perempuannya Kepada
Laki Laki
Shalih Yang Dia Pilih Untuk Dinikahi Oleh Laki Laki Itu Walaupun Laki Laki
Pilihannya Itu Telah Mempunyai Istri
Masalah 196
Tidak Sah Nikah Tanpa Wali Bagi Gadis Maupun Janda
Masalah 197
Sulthan Adalah Sebagai Wali Bagi Wanita Yang Tidak Mempunyai Wali
Masalah 198
Apabila Walinya Yang Menikahinya Sendiri
Masalah 199
Apabila Wali Tidak Mau Mewalikan Atau Menghalangi Pernikahan
Masalah 200
Hukum Khotbah Nikah Tidak Wajib
Masalah 201
Perintah Kepada Para Pemuda Yang Telah Mampu Untuk Segera Menikah
Masalah 202
Orang Yang Tidak Mampu Menikah
Masalah 203
Memilih Pasangan
Masalah 204
Kawin Paksa
Salah satu topik bahasan yang menarik diantara topik topik lain yang memang
menarik untuk diketahui adalah
[M A S A L A H 2 0 3 : M E M I L I H P A S A N G A N]
Oleh Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat
--------------------------------------------------------
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Aku pernah menikahi seorang wanita pada
zaman Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Lalu aku bertemu Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam, maka beliau bertanya (kepadaku): "Ya Jabir, apakah
engkau telah menikah?"
Beliau bertanya lagi: "Kenapa tidak perawan saja yang engkau dapat bermain
dengannya?"
Hadits Shahih. Telah dikeluarkan oleh Muslim sesudah hadits Abu Hurairah.
FIQIH HADITS
------------
Di dalam dua buah hadits yang mulia ini Nabi telah menjelaskan kepada kita
akan
adat atau kebiasaan laki laki menikahi wanita karena salah satu dari empat
perkara yang tersebut di atas. Kemudian Nabi shallallahu'alaihi wa sallam telah
memberikan petunjuk kepada kita untuk memilih yang tertinggi dan yang
termulia
yang akan memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat, yaitu pilihlah yang
beragama. Yang dimaksud dengan yang beragama ialah wanita yang shalihah
sebagaimana hadits selanjutnya setelah ini dari hadits 'Abdullah bin 'Amr.
Tetapi hal ini tidak berarti bahwa laki laki tidak boleh memilih wanita yang
cantik dan seterusnya sebagaimana yang tersebut di hadits. Tidak demikian! Ini
adalah sebuah kesalahan di dalam memahami hadits. Akan tetapi maksudnya
-Insya
Allah Ta'ala- seperti ini: Misalnya ada seorang laki laki memilih seorang wanita
yang cantik parasnya. Kemudian dia melihat, apakah pilihannya seorang wanita
shalihah? Apakah agamanya dan akhlaqnya secantik wajahnya? Kalau
jawabannya
adalah "ya", maka dia boleh melanjutkan pilihannya. Kiaskanlah dengan
keistimewaan yang lainnya! Tetapi kalau jawabannya "tidak", maka dia
dihadapkan
kepada dua pilihan yang salah satunya harus dia tentukan dan tetapkan. Imma
dia
melanjutkan pilihannya, berarti dia telah mendahulukan kecantikan dari
keshalihan. Imma dia membatalkan pilihannya, berarti dia telah mendahulukan
keshalihan (yakni agama) dari kecantikan. Atau ketika akan memilih dia
menentukan sesuai dengan apa yang dia mau -atau katakanlah olehmu sesuai
dengan
seleranya- : Saya akan memilih wanita yang cantik, yang tinggi, yang putih, yang
begini dan begitu dan seterusnya. Pilihan yang seperti ini dibolehkan dan agama
tidak pernah melarangnya, karena memang berjalan bersama dengan adat atau
kebiasaan yang berlaku pada manusia. Oleh karena itu Nabi kita yang mulia
shallallahu'alaihi wa sallam mengatakan : "Wanita itu biasa dinikahi karena
empat perkara :..."
Akan tetapi tetap saja penentuan akhirnya ada pada agama sebagaimana Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam mengakhiri dan menutup sabdanya: Maka pilihlah
yang
beragama!
Hadits yang mulia ini sebagai tafsir dari apa yang dimaksud dengan sabda beliau
shallallahu'alaihi wa sallam: Pilihlah yang beragama! Yaitu wanita yang
shalihah.
Demikian juga dengan wanita, maka hendaklah dia memilih laki laki yang shalih
yang akan menuntunnya ke jannah dan menjaganya dari api jahannam.
Perhatikanlah
sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam di bawah ini:
Dari Sahl bin Sa'ad As Saa'idiy, ia berkata: Ada seorang laki laki lewat
dihadapan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam maka beliau bertanya kepada
laki laki yang sedang duduk di sisi beliau: "Bagaimana pendapatmu tentang
orang
ini?" Maka laki laki (yang lagi duduk di sisi beliau itu) menjawab: "Dia adalah
seorang laki laki dari orang yang paling mulia (yakni karena kekayaannya).
(Orang) ini, demi Allah, layak sekali kalau dia meminang (pasti) akan (diterima
pinangannya kemudian) dinikahkan, dan kalau dia meminta tolong (pasti) akan
ditolong, dan kalau dia berkata (pasti) akan didengar."
Maka laki laki itu menjawab: "Wahai Rasulullah, ini adalah seorang laki laki
dari orang orang faqir kaum muslimin. (Orang) ini patut kalau dia meminang
(pasti) tidak akan dinikahkan, dan kalau dia meminta tolong (pasti) tidak akan
ditolong, dan kalau dia berkata (pasti) tidak akan didengar."
Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: "Orang ini lebih baik
sepenuh bumi dari yang seperti orang itu (yakni orang yang sebelumnya)."
Hadits shahih. Telah dikeluarkan oleh Bukhari (no. 5091 & 6447).
-------------------
Demikian masalah 203 yang ditulis oleh Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat.
[PERSONAL VIEW]
Dari pembahasan tersebut kita mengetahui bahwa tidak terlarang bila kita
mencari
pendamping hidup yang cantik / ganteng, dst, sepanjang tidak melupakan
masalah
agama orang yang kita pilih. Karena inilah yang paling penting, agar kita tidak
merugi nantinya.
Wassalamua'alaikum
Buku yang ringkas ini, dikemas dalam bentuk buku saku. Isinya seputar masalah
penyelenggaraan walimah atau pesta pernikahan. Yaitu hukumnya, hikmahnya,
waktu pelaksanaannya, hukum memenuhi undangan, dst. Semuanya disusun
dalam 13 bab. Inilah sebagian pembahasannya yang bisa saya kutip dengan
meringkasnya:
[PERMASALAHAN KE-1]
PENGERTIAN WALIMAH DITINJAU DARI ASPEK BAHASA DAN SYARA'
--------------------------------------------------------
Walimah ditinjau dari aspek bahasa artinya adalah sempurna dan berhimpunnya
sesuatu.
Sedangkan walimah, bila ditinjau dari aspek istilah, pengertiannya adalah
hidangan yang khusus diperuntukkan untuk pesta pernikahan.
[PERMASALAHAN KE-2]
HIKMAH DIADAKANNYA PESTA PERNIKAHAN
-----------------------------------
1. Untuk mengumumkan akad nikah. Mengumumkan akad nikah adalah
diwajibkan, demi untuk membedakannya dari perzinaan.
2. Untuk melaksanakan perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan
meneladani perbuatan beliau.
3. Untuk memberi makan para fakir miskin.
4. Adanya silaturahmi jika mereka yang menyelenggarakan pesta pernikahan
tersebut masih kerabat dekat.
5. Untuk menampakkan nikmat bisa menikah, karena bisa menikah merupakan
suatu nikmat, serta bisa menjadikan hati menjadi lega, senang dan tentram
6. Untuk mensyukuri Allah atas limpahan nikmat bisa menikah tersebut.
[PERMASALAHAN KE-3]
HUKUM MENYELENGGARAKAN PESTA PERNIKAHAN
---------------------------------------
Dalam kaitannya dengan hal ini, terdapat dua pendapat,
Pendapat pertama, mayoritas ulama berpandangan bahwa menyelenggarakan
pesta pernikahan hukumnya adalah sunnah muakkadah.
Pendapat kedua, wajib.
[PERMASALAHAN KE-4]
BATASAN SEDIKIT BANYAKNYA HIDANGAN PADA PESTA PERNIKAHAN
--------------------------------------------------------
Tidak ada batasan bagi penyelenggaraan pesta pernikahan dari segi banyak atau
sedikitnya hidangan yang dihidangkan.
[PERMASALAHAN KE-5]
WAKTU PELAKSANAAN PESTA PERNIKAHAN
----------------------------------
Berkaitan dengan permasalahan ini, terdapat perbedaan pendapat dikalangan
para ulama.
Para ulama pengikut madzhab Hambali berpendapat, "Waktunya setelah
dilangsungkan akad."
Para ulama pengikut madzhab Maliki berpendapat, "Waktunya setelah terjadinya
persetubuhan." Yakni setelah suami bersetubuh dengan istrinya.
Yang lebih mendekati kebenaran dalam hal ini adalah bahwa cakupan
permasalahan ini amatlah luas. Pesta pernikahan bisa saja diselenggarakan
setelah terjadinya akad sampai terjadinya persetubuhan. Rentang waktu pada
hari hari itu adalah saat saat bisa diselenggarakan pesta pernikahan, karena
penyebabnya masih ada, yakni adanya kebahagiaan yang masih berlangsung.
[PERMASALAHAN KE-6]
HUKUM MEMENUHI UNDANGAN PESTA PERNIKAHAN
----------------------------------------
Pendapat pertama, mayoritas ulama berpendapat bahwa menghadiri undangan
pesta pernikahan hukumnya wajib.
Pendapat kedua, sebagian pengikut madzhab Syafi'i dan Hambali berpendapat
bahwa menghadiri undangan pesta pernikahan hukumnya adalah fardhu kifayah.
Pendapat ketiga, sebagian pengikut madzhab Hambali dan Syafi'i lagi
berpendapat bahwa hukumnya adalah sunnah, tidak wajib
[PERMASALAHAN KE-7]
BERBAGAI SYARAT DARI KEWAJIBAN MENGHADIRI
UNDANGAN
-----------------------------------------
Menghadiri undangan untuk bisa sampai pada taraf wajib, haruslah ada berbagai
syaratnya, karena tidak semua undangan wajib untuk dihadiri. Adapun berbagai
syaratnya tersebut adalah:
1. Undangan itu adalah yang pertama kali. Maksudnya pada pesta pernikahan di
hari pertamanya. Sedangkan undangan pesta pernikahan pada hari keduanya
tidaklah wajib untuk dihadiri.
2. Orang yang diundang itu tidak punya udzur. Jika ia mempunyai udzur, maka
tidak diwajibkan untuk menghadiri pernikahan itu.
3. Dalam pesta pernikahan itu tidak ada kemungkaran.
4. Orang yang mengundang adalah seorang muslim.
5. Hendaknya orang yang mengundang adalah seorang muslim yang mana ia
diharamkan untuk mendiamkannya.
6. Orang yang mengundang mempunyai sumber mata pencaharian yang baik
(halal).
7. Hendaknya undangan itu disampaikan secara khusus, seperti jika orang yang
mengundang itu mendatangi atau menelpon orang yang diundang, kemudian ia
berkata kepadanya, "Datanglah engkau!"
[PERMASALAHAN KE-8]
HUKUM MENGHADIRI UNDANGAN ORANG KAFIR
-------------------------------------
Masalah menghadiri undangan orang kafir, tidaklah terlepas dari dua hal berikut
ini:
1. Undangan itu berkaitan dengan simbol simbol agama mereka. Menghadiri
undangan yang seperti ini hukumnya adalah diharamkan dan memang tidak
diperbolehkan untuk menghadirinya.
2. Undangan itu berkaitan dengan urusan duniawi, seperti jika ada momen
pernikahan pada mereka, dan kemudian mereka mengundangmu. Maka menurut
pendapat yang masyhur, undangan yang seperti ini tidak boleh dihadiri.
Sedangkan menurut pendapat Syaikhul Islam (Ibnu Taimiyah), ia dibolehkan
dihadiri jika memang ada maslahat syar'inya. Sebagai dalilnya adalah Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam pernah menghadiri undangan seorang Yahudi.
[PERSONAL VIEW]
Buku ini cukup ringkas dan global dalam membahas permasalahan seputar
walimah. Saya kira baik untuk dijadikan sebagai pengantar untuk mengetahui hal
hal yang umum seputar walimah. Dari membaca buku ini kita juga bisa
mengetahui bahwa ada beberapa bagian dari masalah walimah yang diserahkan /
dikembalikan kepada kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya saja dalam
masalah biaya pesta pernikahan. Bila Anda penasaran, silahkan baca buku ini
selanjutnya.
Istri Shalihah Anugrah Terindah
Resensi Buku
Judul : Istri Shalihah Anugrah Terindah
Penulis : Abdul Malik Al Qosim
Penerbit : At Tibyan - Solo
Cetakan : (Tidak tertulis)
Tahun : (Tidak tertulis)
[ISI BUKU]
- Mukaddimah
- Buah yang dipetik karena memiliki istri shalihah
- Gadis itu dari kalangan mereka
- Pengalaman nyata
- Buah memperistri wanita shalihah
- Dimana Anda mendapatkan wanita shalihah?
- Contoh istri shalihah
- Keteguhan
- Seruan
Buku ini dimulai dengan satu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
(yang artinya) :"Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian telah
mampu, maka hendaknya segera menikah. Karena ia lebih bisa menjaga
pandangan dan menjaga kemaluan." (Muttafaq 'alaih).
"Jika anak Adam mati, maka putuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara."
Nabi menyebutkan diantaranya, (yang artinya) "atau anak shalih yang
mendoakannya." (HR. Muslim).
- Pahala yang akan diperoleh oleh pasangan suami istri setiap kali berinfak,
menolong, mengucapkan kata kata yang baik dan menyingkirkan gangguan.
- Istri shalihah akan mendoakan suaminya ketika shalat, berdiri maupun duduk.
Dia juga akan mengucapkan terima kasih atas usahamu, atas nafkah yang telah
engkau berikan kepadanya dan kebaikanmu. Karena tanda wanita shalihah
adalah berterima kasih kepada suami yang telah berlaku baik kepadanya.
- Pahala yang besar sebagai konsekuensi mendidik anak anak dengan baik.
- Sesungguhnya menikahi wanita shalihah adalah merupakan perhiasan dunia,
keelokannya dan keindahannya. Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (yang
artinya) :
"Dunia itu adalah perhiasan, sebaik baik perhiasan adalah istri yang shalihah."
(HR. Muslim)
- Jika suatu ketika musibah kematian menimpa seorang suami, ketika Allah
mewafatkannya, maka istri shalihah akan setia mendoakanmu, memohonkan
rahmat dan maghfirah serta berusaha meninggikan derajatmu di akhirat.
Kemudian baru kembali setelah dua puluh tujuh tahun kemudian. Dia
mengendarai kuda dengan membawa tombak di tangannya. Ketika dia sampai di
Madinah langsung menuju ke rumahnya dan membuka pintu dengan
tombaknya, lalu masuk rumah. Tiba tiba Rabi'ah keluar menemui dia sedangkan
beliau tidak tahu bahwa dia adalah ayahnya. Rabi'ah berkata : "Wahai musuh
Allah, apakah engkau hendak menyerang rumahku?" Farrukh menyahut : "Wahai
musuh Allah, engkau yang hendak mengganggu istriku di rumahku."
Lalu keduanya saling terkam, masing masing mencengkeram leher yang lain dan
bermaksud untuk memukulnya. Suara keduanya makin keras hingga para
tetangga berkumpul. Lalu sampailah kabar tersebut kepada Malik bin Anas
rahimahullah dan beberapa syeikh. Mereka segera ingin membantu gurunya
(Rabi'ah) untuk mengalahkan musuh yang memasuki rumahnya. Rabi'ah sampai
berkata : "Demi Allah aku tidak akan melepaskanmu sampai melaporkannya
kepada Sulthan". Begitupun Farrukh, dia berkata : "Aku tidak akan
melepaskanmu kecuali di hadapan Sulthan, karena engkau mengganggu istriku!"
Perdebatan semakin ramai. Ketika mereka melihat Imam Malik, mereka pun
diam. Lalu Malik berkata kepada Farrukh: "Wahai syeikh, Anda memiliki bukti
selain rumah ini?" Farrukh berkata: "Ini adalah rumahku dan saya adalah
Farrukh." Ketika itu, istrinya mendengar suaranya, lalu dia bergegas keluar dan
berkata: "Ini suamiku, dan ini adalah anakku yang dia tinggalkan ketika saya
masih mengandungnya." Lalu keduanya saling berpelukan, yakni Farrukh dan
putranya Rabi'ah dan keduanya pun menangis haru.
Setelah itu Farrukh masuk rumah dan berkata kepada istrinya: "Inikah anakku
yang aku tinggalkan ketika masih janin?" Istrinya menjawab: "Benar." Farrukh
berkata: "Keluarkanlah harta yang pernah aku tinggalkan kepadamu. Saya juga
masih membawa uang sebanyak 4000 dinar". Istrinya berkata : "Aku telah
menabungnya dan aku akan mengeluarkannya untukmu beberapa hari lagi".
Kemudian Rabi'ah keluar menuju masjid dan duduk di halaqahnya. Lalu Imam
Malik mendatanginya, begitupun Al Hasan bin Yazid dan Ibnu Abi Ali yang
dikenal sebagai tokoh tokoh penduduk Madinah. Mereka hendak menuntut ilmu
kepada Rabi'ah, orang yang paling menguasai ilmu.
Sementara itu Ummu Rabi'ah berkata kepada Farrukh suaminya: "Keluarlah dan
shalatlah di Masjid Rasulullah. Farrukh keluar menuju masjid dan melihat suatu
majlis ilmu yang dipenuhi oleh para penuntut ilmu. Dia mendatanginya dan ikut
di dalamnya. Mereka menyisihkan sedikit tempat untuknya lalu ikut
mendengarkan kajian. Ketika itu, Rabi'ah menundukkan kepala sehingga
Farrukh tidak melihatnya. Akan tetapi ketika sang ayah mendengar suara syeikh
yang berbicara, juga komentar orang orang: "Dia adalah Rabi'ah bin Abi
Abdirrahman!" diapun berkata: "Sungguh Allah telah mengangkat derajat
anakku!"
Diapun bergegas pulang dan berkata kepada istrinya: "Demi Allah, aku melihat
anakmu berada dalam kedudukan yang belum pernah aku melihat ahli ilmu dan
ahli fikih yang seperti itu!" Istrinya berkata : "Manakah yang lebih Anda suka, 30
000 dinar ataukah kemuliaan yang diraih oleh anakmu?" Farrukh menjawab:
"Demi Allah keadaan anakku lebih aku sukai daripada uang 30 000 dinar." Lalu
istrinya berkata: "Sesungguhnya aku telah membelanjakan seluruh harta yang
engkau tinggalkan untuk pendidikan anakmu." Farrukh berkata : "Sungguh
engkau tidak menyia nyiakan harta itu." (Hal. 64 - 67).
[SERUAN]
Pada halaman terakhir, Syaikh Abdul Malik Al Qosim berkata,
[PERSONAL VIEW]
Ini satu buku yang memberikan jawaban kenapa harus menikahi wanita
shalihah. Banyak manfaat yang diperoleh dengan menikahi wanita shalihah.
Dijelaskan puluhan manfaat di buku tersebut. Dilanjutkan dengan banyak kisah
yang menggambarkan kiprah para wanita shalihah dalam berbakti kepada
suaminya, termasuk juga dalam mendidik anak anaknya. Saya kira buku ini patut
sekali dibaca dan dipahami oleh mereka yang akan menikah. Dan tidak tertutup
juga buat mereka yang sudah menikah. Baik para ikhwan dan juga akhwat.
Benarlah apa yang dikatakan Rasulullah (yang artinya),
"Hendaklah engkau memilih wanita yang baik agamanya, niscaya engkau akan
beruntung." (Muttafaq 'alaihi).
Karena bila tidak, doa mereka pun tidak bisa diharapkan ....
Istriku Menikahkanku
Resensi Buku
Judul : Istriku Menikahkanku
Penulis : As Sayyid bin Abdul Aziz As Sa'dani
Penerbit: Darul Falah
Cetakan : I
Tahun : Agustus 2004 M
Halaman : xxii + 173
[ISI BUKU]
Buku ini berbicara panjang lebar tentang ta'addud (poligami).
Buku ini terdiri dari tiga bagian besar:
1. BAB I
Berbicara tentang kisah seorang istri yang meminangkan seorang wanita untuk
suaminya. Diikuti dengan contoh contoh lain dari wanita wanita yang
meminangkan untuk suami suami mereka, diantaranya adalah kisah Sarah yang
meminang Hajar untuk Ibrahim Alaihissalam. Dilanjutkan dengan sebab sebab
ketakutan para wanita terhadap poligami, sebab sebab wanita menerima
poligami, dan juga sebab sebab keberhasilan dan kegagalan sebagian laki laki
dalam berpoligami.
2. BAB II
Pada bab ini pembahasan seputar keutamaan poligami, hukum poligami, faedah
faedah poligami, bahaya dilarangnya poligami, dan tidak kalah menariknya
tentang poligami sepanjang sejarah; yaitu poligami dalam Yahudi, Nasrani, Masa
Jahiliyah, dan dalam Islam.
3. BAB III
Pembahasan seputar nasihat nasihat untuk istri pertama, kedua, dan juga untuk
suami yang berpoligami, dll. Termasuk juga dibahas tentang bagaimana
membuat para istri menerima poligami.
[SEBAB SEBAB KETAKUTAN WANITA TERHADAP POLIGAMI]
Berikut saya kutipkan point point penting dan menarik dari Bab I Pasal 6.
Koran 'Ukazh telah menyebarkan angket tentang ta'addud, yang diberikan pada
100 orang dari kedua jenis. Dari hasilnya disimpulkan bahwasanya wanita wanita
takut suami mereka menikah lagi karena:
1. Keinginan mereka mendapatkan pahala di sisi Allah yang besar bagi orang
yang mentaati Allah dan Rasul Nya. Allah Ta'ala berfirman :
"... Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul Nya, maka sungguh ia telah
mendapatkan keberuntungan yang besar." (Al Ahzab : 71)
2. Memiliki ilmu tentang hukum hukum syar'iyyah dan penyerahan diri yang
sempurna terhadap qadha' Allah membuat mereka menerima syariat ta'addud
dengan jiwa yang ridha dan tenang karena mengamalkan firman Nya,
"Dan tidaklah patut bagi seorang Mukmin dan mukminah apabila Allah dan
Rasul Nya telah memutuskan satu perkara, lalu mereka memiliki pilihan lain dari
urusan mereka. Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul Nya,
sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata." (Al Ahzab : 36)
5. Wanita percaya terhadap agama suaminya bahwa ia akan berlaku adil diantara
istri istrinya
[KEUTAMAAN TA'ADDUD]
Pada halaman 78 dimuat keutamaan poligami, saya kutip beberapa ayat dan
haditsnya :
Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair Radhiyallahu anhu bahwasanya Ibnu Abbas
Radhiyallahu anhuma bertanya kepadanya, "Apakah kamu telah menikah?" Sa'id
bin Jubair menjawab, "Tidak". Dia berkata, "Menikahlah! Sesungguhnya sebaik
baik umat ini adalah yang paling banyak istrinya." (Diriwayatkan Bukhari
(9/140).
"... Maka nikahilah wanita wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga, atau
empat, ..."(An Nisaa : 3)
Ayat ini menunjukkan bahwa HUKUM ASAL dalam pernikahan itu adalah
TA'ADDUD. Dalam ta'addud ada bentuk ketaatan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam dan meneladani sunnahnya.
"Sungguh bagi kalian pada diri Rasulullah itu ada suri tauladan yang baik ..."(Al
Ahzab : 21)
Juga perlu diingat bahwa ta'addud merupakan sunah para nabi dan rasul
sebelumnya. Ibrahim alaihissalam menikahi dua istri. Daud - sebagaimana
disebutkan dalam Taurat - menikah dengan seribu wanita. Sulaiman menikah
dengan seratus wanita.
4. Setelah pernikahan bisa jadi terungkap bahwa istri mandul, jalan keluarnya
adalah menceraikannya. Apabila ia memiliki kemampuan untuk menikah lagi
dengan wanita lain dan tanpa menceraikannya, maka seorang yang berakal tidak
akan mengatakan, "menceraikannya adalah lebih baik".
7. Ta'addud adalah salah satu sebab untuk menjadi kaya, mendapatkan kebaikan,
dan rejeki yang banyak.
[PERSONAL VIEW]
Buku yang ditulis oleh As Sayyid bin Abdul Aziz As Sa'dani ini merupakan buku
yang cukup lengkap membahas tentang poligami. wallahu'alam. Sebab sebab
wanita membenci poligami, hukum poligami, faedah faedahnya, dll, termasuk
saran saran bagi istri, orang tua dan juga suami yang akan berpoligami. Cukup
lengkap.Ada kesalahpahaman di masyarakat kita, mereka memandang bahwa
pernikahan itu asalnya monogami (satu istri), kecuali bila sang istri sakit, maka
sang suami boleh menikah lagi. Ini adalah pola pikir yang terbalik. Yang benar,
adalah hukum asal pernikahan itu adalah poligami, dengan syarat adil. Bila tidak
mampu berlaku adil maka menikahlah satu saja.
Pada bagian lain di buku tersebut ada juga manfaat / faedah yang didapat bagi
istri yang suaminya menikah lagi, yaitu :
1. Membantu wanita agar lebih bisa berkonsentrasi untuk ibadah dan mengawasi
anak anak
2. Memberi peluang baginya untuk menyiapkan diri untuk suaminya dan
menantinya dengan kerinduan
3. Menginapnya suami dengan istri yang lain berarti meringankan beban istri
yang belum sampai jadwalnya dalam menginap dari beratnya beban berkhidmat
kepada suami
Bagi para wanita yang membenci poligami, ingatlah ayat berikut ini
"Dan tidaklah patut bagi seorang Mukmin dan mukminah apabila Allah dan
Rasul Nya telah memutuskan satu perkara, lalu mereka memiliki pilihan lain dari
urusan mereka. Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul Nya,
sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata." (Al Ahzab : 36)
Bagi kaum laki yang berpoligami, ingatlah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam ini
"Barangsiapa yang memiliki dua orang istri lalu ia condong pada salah satunya,
maka ia akan datang pada hari kiamat sedangkan bahunya miring." (HR. Abu
Daud (2/242))
Perlu diingat, bahwa poligami sudah ada sejak agama agama terdahulu, sebelum
diutusnya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Para nabi berpoligami, para
raja raja berpoligami, termasuk orang orang besar juga berpoligami. Ketika
diutusnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, poligami DIBATASI sampai
hanya EMPAT saja. Maka sangat salah sekali orang orang yang menuduh Islam
yang melakukan poligami. Islam datang membatasi poligami hanya sampai
empat saja. Inilah yang tengah tengah, tidak melarang poligami dan tidak
membebaskan poligami sebebas bebasnya.
"Dan taatilah Allah dan Rasul supaya kalian diberi rahmat." (Ali Imran : 132)
Semoga bermanfaat.
Ini adalah satu buku ilmiyah yang perlu dan penting untuk dipelajari oleh
kaum muslimin. Karena memuat pokok permasalahan yang mendasar dalam
kaitannya dengan penegakan tauhid dan menutup jalan menuju kemusyrikan.
secara garis besar buku ini berfokus pada dua hal:
1. Hukum pendirian masjid di atas kuburan.
2. Hukum shalat di masjid masjid yang didirikan di atas kuburan.
BAB SATU
Hadits-hadits tentang larangan menjadikan kuburan sebagai masjid
BAB DUA
Arti menjadikan makam sebagai masjid
BAB TIGA
Membangun masjid di atas kuburan termasuk dosa besar
BAB EMPAT
Beberapa syubhat dan jawabannya
BAB LIMA
Hikmah diharamkannya membangun masjid di atas kuburan
BAB ENAM
Dimakruhkan shalat di masjid yang dibangun di atas kubur
BAB TUJUH
Semua ketentuan hukum ini mencakup seluruh masjid kecuali masjid Nabawi
Berikut akan saya kutipkan sebagian dari isi buku tersebut yang semoga
bermanfaat buat pembaca. Dengan meringkasnya dan tidak menyertakan takhrij
lengkap dari hadits yang saya kutip, semata mata demi ringkasnya tulisan
ini.
"Allah melaknat orang orang Yahudi dan orang orang Nasrani. Mereka telah
menjadikan kuburan Nabi Nabi mereka sebagai tempat ibadah."
'Aisyah berkata: "Kalau bukan karena takut (laknat) itu, niscaya kuburan
beliau akan ditempatkan di tempat terbuka, hanya saja beliau takut
kuburannya itu akan dijadikan sebagai masjid." (HR. Bukhari (III/156, 198
dan VIII/114).
[] Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dia bercerita, Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Allah memerangi orang orang Yahudi, karena mereka telah menjadikan makam
Nabi Nabi mereka sebagai tempat bersujud." (HR. Al Bukhari II/422).
"Janganlah kalian shalat menghadap ke arah makam dan jangan pula shalat di
atasnya." (Diriwayatkan oleh ath Thabrani dalam al Mu'jamul Kabiir
(III/145/2)).
"Janganlah kalian duduk di atas kuburan dan jangan pula shalat menghadap ke
arahnya." (Diriwayatkan oleh Muslim (III/62)).
[PERSONAL VIEW]
---------------
Dari ringkasan ini dan dari membaca buku karya Syaikh Albani tersebut, insya
Allah kita bisa mengetahui bahwa dalam Islam itu dilarang menjadikan kuburan
sebagai masjid atau tempat sujud atau tempat ibadah. Dengan demikian tidak
boleh mendirikan masjid di kuburan. Dengan demikian pula, masjid dan
kuburan
tidak boleh dihimpunkan. Ini merupakan suatu konsekuensi yang jelas dalam
hal ini.
Kesimpulan ini tentu saja akan berseberangan dengan kenyataan yang ada pada
sebagian masyarakat. Tetapi perlu kita ingat,
"Hai orang orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(Nya), dan
ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu BERLAINAN PENDAPAT
TENTANG
SESUATU, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul
(Sunnahnya), jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (An
Nisaa': 59).
"Allah melaknat orang orang Yahudi dan orang orang Nasrani. Mereka telah
menjadikan kuburan Nabi Nabi mereka sebagai tempat ibadah."
'Aisyah berkata: "Kalau bukan karena takut (laknat) itu, niscaya kuburan
beliau akan ditempatkan di tempat terbuka, hanya saja beliau takut
kuburannya itu akan dijadikan sebagai masjid." (HR. Bukhari (III/156, 198
dan VIII/114).
Maka ta'atilah Rasul Nya, karena dengan begitu kita telah menta'ati Allah.
Buku ini menerangkan tentang sebab sebab turunnya rizqi. Tidak semua sebab
sebab turunnya rizki dituliskan oleh sang penulis buku. Tetapi hanya
sebagiannya saja yang dia dimudahkan oleh Allah Jalla wa 'Ala untuk
mengumpulkannya. Dalam buku tersebut diterangkan sepuluh pasal yang
menjadi sebab turunnya rizki. Yaitu :
1. Istighfar dan taubat
2. Taqwa
3. Bertawakkal kepada Allah
4. Beribadah kepada Allah sepenuhnya
5. Melanjutkan haji dengan umrah atau sebaliknya
6. Silaturrahim
7. Berinfak di jalan Allah
8. Memberi nafkah kepada orang orang yang sepenuhnya menuntut ilmu syariat
(agama)
9. Berbuat baik kepada orang orang lemah
10.Hijrah di jalan Allah
Pada ringkasan buku ini, saya kutipkan sebagiannya yang ada di buku tersebut
dan tentunya juga dengan meringkasnya. Inilah dia..
Yaitu apa yang disebutkan Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Nuh Alaihi salam
yang berkata kepada kaumnya,
Dan yang lain mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau
mengatakan (pula) kepadanya, "Beristighfarlah kepada Allah!" (hal. 14).
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya, yang berbicara
berdasarkan wahyu, mengabarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh
orang
memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi
rizki, yang Memiliki kekuatan akan memberikan rizki dari arah yang tidak
disangka sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terbetik dalam hatinya.
[TAQWA]
-------------
Dalil syar'i bahwa taqwa merupakan kunci rizki.
"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan
keluar baginya. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka sangkanya."
(Ath Thalaq: 2-3).
"Jikalau sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatan mereka sendiri." (Al A'raf: 96).
Allah berfirman,
"Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)
nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap tiap sesuatu."
(Ath Thalaq: 3)
Dalam hadits tersebut dikatakan, burung burung itu berangkat pagi pagi dan
pulang sore hari dalam rangka mencari rizki.
Selanjutnya Imam Ahmad berkata: "Para shahabat juga berdagang dan bekerja
dengan pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita." (Fathul Bari, 11/305 -
306). (Hal. 36-37).
[SILATURRAHIM]
--------------
Dalil syar'i bahwa silaturrahim termasuk kunci rizki.
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan
Dialah Pemberi rizki yang sebaik baiknya." (Saba': 39).