PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Walaupun formulasi sistem pengiriman obat topikal yang efektif adalah salah satu
sediaan farmasi yang paling canggih, ia telah menarik perhatian para peneliti karena banyak
keuntungan medis yang terkait dengannya. Sistem pengiriman obat topikal dapat bertindak
secara topikal di permukaan kulit, secara lokal di lapisan kulit atau secara transdermal untuk
memberikan pengiriman molekul obat yang berhasil ke sirkulasi sistemik menghindari
masalah tradisional dan keterbatasan rute konvensional pemberian obat.
Banyak formulasi baru telah digunakan secara topikal untuk meningkatkan permeabilitas
atau penargetan obat pada lapisan kulit tertentu seperti Liposom, etosom, transferom,
niosom, dan katezom. Masalah utama dengan semua formulasi ini adalah bahwa tidak ada
penghalang yang berbeda antara aksi penargetan dan lokalisasi ke lapisan tertentu dari kulit
dan tindakan transdermal terhadap sirkulasi preparat ini. Setiap perubahan minimal dalam
formulasi dapat mengubahnya dari persiapan penargetan lokal ke yang sistemik. Artikel ini
membahas inovasi yang berkaitan dengan penggunaan berbagai jenis sediaan liposom dan
sediaan seperti liposomal untuk pemberian obat topical.
1.2 Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan transdermal?
b. Apa yang dimaksud dengan liposome?
c. Apa saja keuntungan dan kerugian dari sediaan transdermal?
d. Apa saja bahan dasar dari transdermal liposome?
e. Bagaimana mekanisme kerja dari transdermal liposome?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui dan memahami apa itu sediaan transdermal liposome.
b. Mengetahui dan memahami keuntungan dan kerugian dari sediaan transdermal
liposome.
c. Mengetahui bahan dasar dari transdermal liposome.
d. Mengetahui dan memahami mekanisme kerja dari transdermal liposome.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh, jumlahnya sekitar lebih dari 10% massa tubuh, dan salah satu
yang memungkinkan tubuh berinteraksi dengan lingkungannya (Walters, 2002).
Kulit memiliki dua lapisan struktural utama.
Epidermis bagian luar terutama bersifat protektif, dan dermis bagian dalam mengandung
berbagai jaringan dengan berbagai macam fungsi.
Dermis mengandung ribuan mikroindra yang memungkinkan sensasi raba, juga kelenjar dan
pembuluh darah yang dapat diatur berperan dalam pengaturan suhu tubuh. Di bawah dermis
ada sebuah lapisan disebut lemak subkutan, lapisan ini berperan sebagai penyangga dan
memberikan tambahan penyekat suhu dari keadaan panas dan dingin berlebihan (Parker,
2009). [Walters, 2002]
Obat dapat menembus melewati kulit melalui tiga cara yaitu: (Toitou & William, 2007;
walters, Kenneth A, 2002).
1) Transelular atau intraselular
Permeasi obat melalui jalur transeluler langsung menembus hanya terjadi dalam
jumlah sangat kecil. Hal ini dipengaruhi oleh sel tanduk yang sulit ditembus.
2) Intraselular
Sebagian besar obat menembus stratum korneum melalui jalur ini. Bagian interselular
atau celah sel stratum korneum tersusun atas lipid bilayer. Oleh karena itu
peningkatan permeasi obat dilakukan dengan memodifikasi atau mempengaruhi
lapisan lipid bilayer ini.
3) Transappendageal
Permeasi obat melalui kelenjar sebasea, folikel rambut, ataupun kelenjar keringat.
Jalur ini kurang berperan penting dalam permeasi obat karena luas permukaan yang
kecil.
2.2 Transdermal
Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat dengan bentuk sediaan
farmasi/obat berupa krim, gel atau patch yang digunakan pada permukaan kulit, namun
mampu menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (trans = lewat; dermal =
kulit) atau obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit untuk
mendapatkan efek sistemik.
Keuntungan sistem pemberian obat secara transdermal adalah sebagai berikut (Delgado,
M. Begoña & Richard.H, 2001)
1. Menghindari kesulitan absorpsi obat melalui saluran cerna disebabkan oleh pH
saluran cerna, interaksi obat dengan makanan, minuman atau pemberian obat secara
oral lainnya.
2. Menggantikan pemakaian obat melalui mulut apabila tidak sesuai karena muntah dan
atau diare.
3. Menghindari first-pass effect, yaitu pelepasan pertama suatu bahan obat melalui
sistemik, yang menyertai absorpsi pada saluran cerna (dengan cara demikian
mungkin menghindari obat nonaktif oleh saluran cerna dan enzim-enzim dalam hati).
4. Menghindari terapi secara parenteral
5. Mengurangi frekuensi pemberian obat
6. Memperpanjang aktivitas obat yang mempunyai waktu paruh yang pendek melalui
penyimpanan obat yang ada pada sistem pemberian terapeutik dan sifat pengaturan
dan pelepasannya yang terkendali.
7. Penghentian efek obat dapat dilakukan secara cepat (apabila diperlukan secara klinik)
dengan cara melepaskan pemakaian obat dari permukaan kulit.
8. Menyediakan kemudahan identifikasi secara cepat tentang pengobatan dalam
keadaan darurat (misalnya tidak menerima, tidak sadar, atau pasien dalam keadaan
koma).
2.3 Liposom
2.3.1 Pengertian
Liposom adalah analog sintetik dari membran alami. Suatu vesikel berair yang
dikelilingi oleh membran lipid lapis ganda unilamelar atau multilamelar, terbentuk secara
spontan ketika fosfolipid dihidrasi dengan sejumlah air. Liposom dapat dikarakteristikan
berdasarkan komposisi lipid, distribusi ukuran partikel, jumlah lamela, dan fase dalam atau
luar airnya yang berikatan dengan obat, semuanya menentukan stabilitas dan karakteristik
interaksi (Lasic, Papahadjopoulos, 1998). Liposom sebagai kantung yang terbungkus dalam
ukuran mikron atau submikron tersebar di lingkungan air. Dinding kantung terdiri dari dua
lapis yang terdiri dari amfifilik yang cocok. Sifat bilayer memastikan pembentukan
kompartemen air didalam yang berbeda dengan media luar. Adanya dua lingkungan yang
berbeda dalam pembawa, membuat liposom menjadi model yang unik untuk bahan
hidrofobik, ampifatik, dan hidrofilik.
4. Fosfolipid sintetik
Komponen dalam pembuatan seluruhnya melalui sintetis kimia
5. Fosfolipid semisintetik
Rantai asil dari fosfolipid alam diganti dengan rantai asil yang bersifat sintetik
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mekanisme Kerja Obat Dari Sediaan Transdermal
Disolusi (1) Difusi (2,4,6) Partisi (3,5) Depot Jaringan (7) Metabolisme (8) Sistem Kapiler
(9,10)
Proses perjalanan obat dari sediaan transdermal menuju sirkulasi sistemik dimulai dari
disolusi obat, tahapan difusi dan partisi, pembentukan depot obat, metabolisme dan
pengambilan melalui kapiler dan vasklator. Namun, absorpsi perkutan suatu obat secara
umum dihasilkan dari penetrasi obat langsung melalui stratum korneum. Setelah melalui
stratum korneum, molekul obat dapat melintasi jaringan epidermal yang lebih dalam melalui
difusi pasif dan memasuki dermis. Jika obat mecapai pembuluh darah pada lapisan dermal
obat dapat masuk kedalam sirkulasi sistemik.
Gambar (1). Representasi diagram stratum korneum dan rute penetrasi antar sel dan
transelular (direproduksi dari Ref [78] dengan izin).
Akibatnya komposisi vesikel lain telah di-vestigated untuk mengembangkan sistem
yang mampu membawa obat-obatan dan makromolekul ke jaringan yang lebih dalam dan /
atau sirkulasi sistemik. Salah satu bidang yang menarik minat potensial adalah liposom telah
terbukti menumpuk di usia tambahan kulit, mungkin menawarkan kesempatan untuk
menargetkan situs-situs ini dalam aplikasi yang tepat seperti jerawat dan pertumbuhan
rambut [14,15].
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat dengan bentuk sediaan
farmasi/obat berupa krim, gel atau patch yang digunakan pada permukaan kulit,
namun mampu menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (trans =
lewat; dermal = kulit) atau obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk
larut kedalam kulit untuk mendapatkan efek sistemik.
b. Liposom adalah analog sintetik dari membran alami. Suatu vesikel berair yang
dikelilingi oleh membran lipid lapis ganda unilamelar atau multilamelar,
terbentuk secara spontan ketika fosfolipid dihidrasi dengan sejumlah air.
Liposom dapat dikarakteristikan berdasarkan komposisi lipid, distribusi ukuran
partikel, jumlah lamela, dan fase dalam atau luar airnya yang berikatan dengan
obat, semuanya menentukan stabilitas dan karakteristik interaksi (Lasic,
Papahadjopoulos, 1998).
c. Liposom dapat diklasifikasikan menjadi, Liposom multilamelar (MLV),
Liposom unilamelar kecil (SUV), Liposom unilamelar besar (LUV).
d. Stabilitas Liposom dipengaruhi oleh, stabilitas kimia dan stabilitas fisika.
e. Mekanisme Kerja Obat Dari Sediaan Transdermal adalah Disolusi, Difusi,
Partisi, Depot Jaringan, Metabolisme , Sistem Kapiler.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Higuchi, W. I. Analysis of data on the medicament release from ointments. J. Pharm.
Sci., 1962, 51, 802-4.
[2] Menon, G. K. New insights into skin structure: scratching the sur-face. Adv. Drug
Deliv. Rev., 2002, 54 Suppl 1, S3-17.
[4] Dubey, V.; Mishra, D.; Nahar, M.; Jain, N. K. Vesicles as tools for the modulation of
skin permeability. Expert Opin. Drug Deliv., 2007, 4, (6), 579-93.
[5] Elsayed, M. M.; Abdallah, O. Y.; Naggar, V. F.; Khalafallah, N. M. Lipid vesicles for
skin delivery of drugs: reviewing three decades of research. Int. J. Pharm., 2007, 332,
(1-2), 1-16.
[8] Fresta, M.; Puglisi, G. Application of liposomes as potential cuta-neous drug delivery
systems. In vitro and in vivo investigation with radioactively labelled vesicles. J. Drug
Target, 1996, 4, (2), 95-101.
[9] Kirjavainen, M.; Urtti, A.; Valjakka-Koskela, R.; Kiesvaara, J.; Monkkonen, J.
Liposome-skin interactions and their effects on the skin permeation of drugs. Eur J.
Pharm. Sci., 1999, 7, (4), 279-286.
[10] Bouwstra, J. A.; De Graaff, A.; Groenink, W.; Honeywell, L. Elas-tic vesicles:
interaction with human skin and drug transport. Cell Mol. Biol. Lett., 2002, 7, (2), 222-
3.
[11] Verma, D. D.; Verma, S.; Blume, G.; Fahr, A. Particle size of liposomes influences
dermal delivery of substances into skin. Int. J. Pharm., 2003, 258, (1-2), 141-151.
[12] Verma, D. D.; Verma, S.; Blume, G.; Fahr, A. Liposomes increase skin penetration of
entrapped and non-entrapped hydrophilic sub-stances into human skin: a skin
penetration and confocal laser scanning microscopy study. Eur. J. Pharm. Biopharm.,
2003, 55,
(3), 271-277.
[13] Mezei, M.; Gulasekharam, V. Liposomes--a selective drug delivery system for the
topical route of administration. Lotion dosage form. Life Sci., 1980, 26, (18), 1473-7.
[15] Jung, S.; Otberg, N.; Thiede, G.; Richter, H.; Sterry, W.; Panzner, S.; Lademann, J.
Innovative liposomes as a transfollicular drug de-livery system: penetration into
porcine hair follicles. J. Invest. Dermatol., 2006, 126, (8), 1728-32.
[16] El Maghraby, G. M.; Barry, B. W.; Williams, A. C. Liposomes and skin: from drug
delivery to model membranes. Eur. J. Pharm. Sci., 2008, 34, (4-5), 203-22.
[17] El Maghraby, G. M.; Williams, A. C.; Barry, B. W. Skin delivery of oestradiol from
deformable and traditional liposomes: mechanis-tic studies. J. Pharm. Pharmacol.,
1999, 51, (10), 1123-34.
[18] Zellmer, S.; Pfeil, W.; Lasch, J. Interaction of phosphatidylcholine liposomes with the
human stratum corneum. Biochim. Biophys. Acta., 1995, 1237, (2), 176-82.
[19] Hofland, H. E.; Bouwstra, J. A.; Bodde, H. E.; Spies, F.; Junginger, H. E. Interactions
between liposomes and human stratum corneum in vitro: freeze fracture electron
microscopical visualization and small angle X-ray scattering studies. Br. J. Dermatol.,
1995, 132,
(6), 853-66.
[21] Kirjavainen, M.; Monkkonen, J.; Saukkosaari, M.; Valjakka-Koskela, R.; Kiesvaara,
J.; Urtti, A. Phospholipids affect stratum corneum lipid bilayer fluidity and drug
partitioning into the bilay-ers. J. Control. Release, 1999, 58, (2), 207-14.
[26] Gupta, P. N.; Mishra, V.; Rawat, A.; Dubey, P.; Mahor, S.; Jain, S.; Chatterji, D. P.;
Vyas, S. P. Non-invasive vaccine delivery in trans-fersomes, niosomes and liposomes:
a comparative study. Int. J. Pharm., 2005, 293, (1-2), 73-82.
[27] Manconi, M.; Sinico, C.; Valenti, D.; Lai, F.; Fadda, A. M. Niosomes as carriers for
tretinoin: III. A study into the in vitro cu-taneous delivery of vesicle-incorporated
tretinoin. Int. J. Pharm., 2006, 311, (1-2), 11-19.
[28] Vyas, S. P.; Singh, R. P.; Jain, S.; Mishra, V.; Mahor, S.; Singh, P.; Gupta, P. N.;
Rawat, A.; Dubey, P. Non-ionic surfactant based vesicles (niosomes) for non-invasive
topical genetic immunization against hepatitis B. Int. J. Pharm., 2005, 296, (1-2), 80-
86.
[29] Mazda, F.; Ozer, A. Y.; Ercan, M. T.; Hincal, A. A. Preparation and characterisation
of urea niosomes - in vitro and in vivo studies. STP Pharma. Sci., 1997, 7, 205-214.
[30] Uchegbu, I. F.; Florence, A. T. Nonionic surfactant vesicles (niosomes) - physical and
pharmaceutical chemistry. Adv. Colloid Interface Sci., 1995, 58, 1-55.
[31] Uchegbu, I. F.; Vyas, S. P. Non-ionic surfactant based vesicles (niosomes) in drug
delivery. Int. J. Pharm., 1997, 172, 33-70.
[32] Gopinath, D.; Ravi, D.; Rao, B. R.; Apte, S. S.; Renuka, D.; Ramb-hau, D. Ascorbyl
palmitate vesicles (Aspasomes): formation, char-acterization and applications. Int. J.
Pharm., 2004, 271, (1-2), 95-113.
[33] Pierre, M. B.; Tedesco, A. C.; Marchetti, J. M.; Bentley, M. V. Stratum corneum lipids
liposomes for the topical delivery of 5-
[34] Paolino, D.; Muzzalupo, R.; Ricciardi, A.; Celia, C.; Picci, N.; Fresta, M. In vitro and
in vivo evaluation of Bola-surfactant con-taining niosomes for transdermal delivery.
Biomed. Microdevices, 2007, 9, (4), 421-33.
[35] Lakshmi, P. K.; Devi, G. S.; Bhaskaran, S.; Sacchidanand, S. Niosomal methotrexate
gel in the treatment of localized psoriasis: phase I and phase II studies. Indian J.
Dermatol. Venereol. Leprol., 2007, 73, (3), 157-61.
[36] Kaur, K.; Jain, S.; Sapra, B.; Tiwary, A. K. Niosomal gel for site-specific sustained
delivery of anti-arthritic drug: in vitro-in vivo evaluation. Curr. Drug Deliv., 2007, 4,
(4), 276-82.
[37] Touitou, E. Compositions for applying active substances to or through the skin. US
Patent#5,540,934, 1996.
[38] Godin, B.; Touitou, E. Ethosomes: new prospects in transdermal delivery. Crit. Rev.
Ther. Drug Carrier Syst., 2003, 20, (1), 63-102.
[39] Touitou, E.; Godin, B.; Dayan, N.; Weiss, C.; Piliponsky, A.; Levi-Schaffer, F.
Intracellular delivery mediated by an ethosomal car-rier. Biomaterials, 2001, 22, 3053-
9.
[40] Ainbinder, D.; Touitou, E. Testosterone ethosomes for enhanced transdermal delivery.
Drug Deliv., 2005, 12, (5), 297-303.
[42] Dubey, V.; Mishra, D.; Jain, N. K. Melatonin loaded ethanolic liposomes:
physicochemical characterization and enhanced trans-dermal delivery. Eur. J. Pharm.
Biopharm. 2007, 67, (2), 398-405.
[43] Dubey, V.; Mishra, D.; Dutta, T.; Nahar, M.; Saraf, D. K.; Jain, N. K. Dermal and
transdermal delivery of an anti-psoriatic agent via ethanolic liposomes. J. Control.
Release, 2007, 123, (2), 148-54.
[44] Touitou, E.; Dayan, N.; Bergelson, L.; Godin, B.; Eliaz, M. Etho-somes - novel
vesicular carriers for enhanced delivery: characteri-zation and skin penetration
properties. J. Control Release, 2000, 65, (3), 403-18.
[45] http://www.ntt-inc.com
[46] Cevc, G.; Blume, G. Lipid vesicles penetrate into intact skin owing to the transdermal
osmotic gradients and hydration force. Biochim. Biophys. Acta., 1992, 1104, (1), 226-
32.
[47] Cevc, G.; Blume, G. New, highly efficient formulation of di-clofenac for the topical,
transdermal administration in ultradeform-able drug carriers, Transfersomes. Biochim.
Biophys. Acta., 2001, 1514, (2), 191-205.
[48] Trotta, M.; Peira, E.; Carlotti, M. E.; Gallarate, M. Deformable liposomes for dermal
administration of methotrexate. Int. J. Pharm., 2004, 270, (1-2), 119-25.
[49] Cevc, G. Transdermal drug delivery of insulin with ultradeformable carriers. Clin.
Pharmacokinet., 2003, 42, (5), 461-74.
[50] Boinpally, R. R.; Zhou, S. L.; Poondru, S.; Devraj, G.; Jasti, B. R. Lecithin vesicles for
topical delivery of diclofenac. Eur. J. Pharm. Biopharm., 2003, 56, (3), 389-92.