Anda di halaman 1dari 3

Tanda dan gejala.

Pasien dengan dislokasi sendi bahu melaporkan segudang


gejala ke dokter mereka. Dikarenakan dislokasi kebanyakan
terjadi akibat trauma, pasien mengeluhkan bahu mereka terasa
copot ketika terjadinya trauma. Berbeda posisi dari bahu ketika
terjadinya dislokasi maka akan menyebabkan berbeda pula
ligamen yang putus. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui
posisi bahu ketika terjadinya dislokasi tersebut. Dislokasi
tersering adalah dislokasi anterior. Pada dsilokasi anterior,
pasien melaporkan bahwa lengan mereka menjadi terabduksi
dan terotasi keluar.
Pasien dengan sendi yang sangat longgar (hiperlaksiti) akan
melaporkan bahwa dia merasa sendinya merosot keluar dari
soket. Tetapi biasanya dia dapat mengembalikan sendi
bahunya kembali. Pasien dengan riwayat dislokasi sendi bahu
sebelumnya lebih gampang untuk terjadi redislokasi, jadi
jangan lupa untuk menanyakan riwayat dislokasi bahu
sebelumnya.
Tanda dan gejala dari dislokasi bahu meliputi:

Deformitas bahu, atau tampak sendi bahu keluar dari


tempatnya.

Bengkak, atau memar.

Nyeri yang berat pada bahu. Otot yang rusak akan menjadi
spastik dan akan menambah intensitas nyeri.

Tidak dapat menggerakkan sendi bahu.

Beberapa pasien mengeluhkan nyeri tertusuk atau baal yang


menjalar turun pada lengan mereka pada saat terjadinya
dislokasi. Pemeriksaan klinis pada pasien yang dicurigai
dislokasi bahu akan menguatkan diagnosa dari apa yang
didapati dari anamnesis. Jika pasien dengan dislokasi bahu,
maka range of motion (ROM) akan sangat menurun dan tersa
sangat nyeri waktu digerakkan. Jika terjadi dislokasi anterior
(kedepan) maka lengan akan menjadi sedikit abduksi dan
terotasi ekternal. Pada pasien yang kurus, kepala humerus
dapat teraba di depan, dan void dapat terlihat pada punggung.
Dislokasi posterior dapat mudah kelewatan, dikarenakan
biasanya pasien menjaga lengannya dalam posisi internal
rotation dan adduksi. Pada pasien yang kurus, kaput humerus
akan terlihat atau terba di posterior. Dislokasi bahu posterior
dapat tidak terdeteksi dikarenakan pasien hanya terlihat seperti
menahan lengannya di abdomen. Jika tidak dilakukan
pemeriksaan radiologi maka diagnosis dapat kelewatan. Pada
kasus yg sangat jarang dapat terjadi dislokasi bahu inferior.
Lengan akan terangkat, abduksi dan fixed. Pasien akan terlihat
meletakkan tangannya diatas kepalanya. Pada keadaan ini
pasien tidak dapat menurunkan lengannya pada posisi erek,
dikarenakan kaput humerus terjebak dibawah glenoid caviti.
Melakukan pemeriksaan neurovaskular secara detail sebelum
dan sesudah reduksi sangatlah penting. Kerusakan nervus
axilaris saat terjadinya dislokasi bahu dilaporkan sebanyak
40%.
Radiografi
Ketika berhadapan dengan bahu yang tidak stabil, maka perlu
dilakukan 2 gambarana ortogonal dari bahu. Dianjurkan untuk
selalu meminta foto shoulder AP dan lateral. Jika foto lateral
bahu tidak bisa dilakukan, maka gambaran Y transskapular
dapat menggantikannya. Jika radiografi yang baik tidak dapat
dilakukan, maka dimintakan untuk dilakukan CT scan.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan cepat dan tidak mahal.
Dislokasi bahu posterior dapat terlihat normal pada gambaran
AP, jika tidak dilakukan gambaran ortogonal maka diagnosis
dapat kelewatan
Dislokasi anterior dikarakteristikkan dengan posisi subcoracoid
dari kaput humerus pada potongan AP. Pada gambaran lateral
akan terlihat hilangnya kontur dari deltoid dan squaring of the
shoulder. Pada foto AP dislokasi bahu posterior akan
memperlihatkan perlebaran jarak glenohumeral joint. Pada
gambaran transskapular Y akan memperlihatkan caput
humerus berada postrior dari glenoid. Pada tampilan AP
dengan dislokasi inferior akan memperlihatkan tulang humerus
, terangkat, abduksi, dan kaput humerus berada pada posisi
subcoracoid.
Magnetic resonance imaging (MRI)
Ligamen glenohumeral joint yang rusak dapat dilihat dari MRI.
Dapat terlihat lebih jelas lagi jika diinjeksikan kontras ke dalam
sendi sebelum MRI. Struktur tulang dapat juga terlihat dengan
MRI. Pasien dengan usia diatas 45 tahun sering mengalami
kerusakan tendon rotator cuff ketika terjadi dislokasi bahu.
Diagnostik yang tepat diperlukan untuk membuat pasien
kembali ke keadaan sebelum trauma. Maka MRI diperlukan
pada pasien dengan usia diatas 45 tahun untuk melihat apakah
ada kerusakan dari tendon rotator cuff tersebut.

Anda mungkin juga menyukai