Penugasan Promkes KLS A N B-2019
Penugasan Promkes KLS A N B-2019
PENUGASAN TERSTRUKTUR
MATA KULIAH : PROMOSI KESEHATAN
SEMESTER 4 T.A. 2018/2019
PENGAMPU : TIM
1
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
PENUGASAN
MATA KULIAH : PROMOSI KESEHATAN
SEMESTER 4 T.A. 2018/2019
Mata kuliah Promosi Kesehatan dilaksanakan dengan 8 kali pertemuan. Pengampu mata kuliah
Promkes adalah Ns. Novita Wulan Sari, M.Kep dan Ns. Diana Dayaningsih, M.Kep. Penugasan dalam
MatKul Promkes terdiri dari pembuatan SAP hingga demonstrasi/roleplay.
Kelas A : Kelas A :
a. Aggregate/usia Anak : a. Aggregate/usia Dewasa
i. Thypoid i. Kanker Serviks
ii. ISPA ii. Tuberculosis
b. Aggregate/usia Remaja : b. Aggregate/usia Lansia :
i. Kesehatan Reproduksi i. Hipertensi
ii. Merokok ii. Demensia
Kelas B : Kelas B :
a. Aggregate/usia Anak : a. Aggregate/usia Dewasa :
i. Diare i. Ibu hamil dengan anemia
ii. Dengue High Fever (DHF) ii. Stroke
b. Aggregate/usia Remaja : b. Aggregate/usia Lansia :
i. Obesitas i. Diabetes mellitus
ii. HIV/AIDS ii. Asam urat
*Ketentuan lain :
a. Pembagian kelompok dalam tiap kelas dibagi menjadi 8 kelompok kecil sesuai tema yang
telah ditentukan di atas.
b. Media yang digunakan saat roleplay adalah leaflet dan lembar balik/flipchart. Ukuran flipchart
adalah A3 dengan isi yang menarik, penuh warna dan gambar, kreatif, tidak monoton, serta
inovatif.
c. Garis besar isi dari leaflet dan lembar balik/flipchart adalah :
i. Pengertian
ii. Tanda/gejala
2
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
iii. Penyebab
iv. Pencegahan/penanganan secara umum
v. Terapi komplementer
d. Konsul SAP dalam bentuk makalah dengan ketentuan penulisan Times New Roman 12, spasi
1.5, margin atas 4, bawah 3, kiri 4, kanan 3, kertas A4, jilid dengan mika bening dan kuarto
warna biru.
e. Konsul media leaflet dan lembar balik/flipchart dalam bentuk softfile sudah dilengkapi dengan
terapi komplementer sesuai jurnal ilmiah yang ditemukan
f. Terapi komplementer yang dimaksud adalah terapi/cara penanganan yang dapat diterapkan
dalam menangani masalah kesehatan yang ada. Artikel ilmiah yang digunakan adalah 5 tahun
terakhir. Contoh jurnal/artikel ilmiah terlampir.**
**
Contoh artikel ilmiah dalam terapi komplementer :
3
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
***Contoh SAP :
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
I. TUJUAN.
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga dapat memahami mengenai penyakit
jantung koroner.
II. SASARAN.
Klien dan keluarga di ruang kelas III Pav. Kemuning RSUD Semarang.
III. MATERI.
1. Pengertian penyakit jantung koroner.
2. Faktor penyebab penyakit jantung koroner.
3. Tanda dan gejala penyakit jantung koroner.
4
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
IV. METODE.
Ceramah dan diskusi.
V. MEDIA.
Leaflet dan flipchart
Fasilitator
Peserta
Notulen
5
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
VIII. EVALUASI.
1. Evaluasi Struktur :
1) Klien ikut dalam kegiatan penyuluhan.
2) Kesiapan materi penyaji
3) Tempat penyuluhan di RS yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi proses :
1) Klien antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Klien terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
3. Evaluasi hasil :
Prosedur : Post Test.
Jenis Tes : Lisan.
Butir Pertanyaan :
1) Menyebutkan pengertian penyakit jantung koroner
2) Menyebutkan faktor penyebab penyakit jantung koroner.
3) Menyebutkan tanda dan gejala penyakit jantung koroner.
4) Menyebutkan pencegahan penyakit jantung koroner.
5) Menyebutkan makanan yang boleh dan dikurangi untuk dikonsumsi penderita penyakit
jantung koroner.
6) Menyebutkan terapi komplementer untuk penderita PJK yang mengalami kecemasan
MATERI PENYULUHAN
1. PENGERTIAN
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan pembuluh
darah jantung (Joewono, 2003).
6
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease, CDH) adalah istilah umum yangdipakai
untuk semua gangguan yang menyangkut obstruksi darah melalui arterikoronaria.
Selain istilah CDH, ada juga istilah penyakit jantung aterosklerotik coroner (Coronary
Etherocslerosis Heart Disease, CADH). Istilah atherosclerosis berasal dari bahasa Yunani dari
kata athere yang berarti buburatau lunak. Istilah ini menggambarkan penampilan kasar dari
bahan plak. Aterosklerosis adalah suatu proses panjang yang dimulai sejak usia anak-anak,
tetapi proses ini memerlukan waktu bertahun-tahun. (Mutaqin, 2011:132)
Aterosklerosis merupakan suatu proses di mana terdapat suatu penebalan dan pengerasan suau
arteri besar dan menengah, seperti koronaria, basilar, aorta, dan arteri iliaka, lesi-lesi pada arteri
menyumbat aliran darah ke jaringan dan organ-organ utama yang dimanifestasikan sebagai
penyakit arteri coroner, miokard infark, aneurisma, dan cerebrovaskuler accident. (Ruhyanudin,
2007:46)
Istilah yang digunakan untuk penyakit ini beragam meliputi ; penyakit
atherosclerosis jantung, penyakit jantung koroner, ischemic heart disease, dan coronary artery d
isease. apapun namanya istilah – istilah tersebut merupakan sinonim yang digunakan untuk
menjelaskan proses penyakit.
7
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
3. GEJALA GEJALA
1. Nyeri dada (angina)
2. Sesak nafas (nafas pendek)
3. Berdebar
4. Mual dan muntah
5. Berkeringat dingin
6. Lemas (weakness)
7. Letih dan capek
8. Nyeri ulu hati (sering pada wanita)
9. Pingsan
8
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
4. PENCEGAHAN
a) Periksa tekanan darah dengan teratur, olahraga teratur, diet rendah garam dan kalori, jika
perlu dengan obat-obatan secara teratur.
b) Kencing manis: periksa gula darah dengan teratur dan pertahankan gula darah normal
dengan diet, olahraga, jika perlu dengan obat-obatan.
c) Stop merokok.
d) Batasi/stop minuman yang mengandung alkohol.
e) Periksa profil lemak secara teratur, pertahankan profil lemak yang baik dengan olahraga,
diet rendah kalori dan garam, kontrol berat badan, jika perlu dengan obat-obatan.
f) Hidup seimbang untuk mengimbangi kehidupan yang stress.
Pencegahan Sekunder
berlebihan mencari cara untuk mencegah atau mengobati penyakit ini (Kabo, 2008). Disamping
dengan fungsinya yang sangat penting kerja jantung juga sangat terkait dengan keadaan
emosional seseorang, karena jantung dianggap sebagai tempat berpangkalnya emosi (the seat of
emotion). Kecemasan merupakan hal yang lazim dirasakan oleh penderita penyakit jantung
karena seringnya mendengar berita bahwa penyakit jantung sangat sulit disembuhkan dan
berakhir dengan kematian (Soeharto, 2008). Menurut Atkinson (dalam Yanti, Erlamsyah, & Zikra,
2013) kecemasan merupakan perasaan tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilahistilah seperti
kekhwatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang dialami dalam tingkatan yang berbeda-
beda. Kecemasan merupakan respon individu terhadap keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami
oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari (Harsepuny, 2012).
Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh pasien
dirumah sakit, diantaranya terapi medikamentosa dan terapi komplementer. Banyak jenis terapi
komplementer yang saat ini dikembangkan dengan tujuan untuk merelaksasikan pasien. Terapi
komplementer yang saat ini sedang mulai digunakan adalah jenis terapi Religi. Menurut Hebert
Benson, seorang dokter di Harvard Medical School menyimpulkan bahwa ketika seseorang
terlibat secara mendalam dengan doa yang diulang-ulang (repetitive prayer) ternyata akan
membawa berbagai perubahan fisiologis, antara lain berkurangnya kecepatan detak jantung,
menurunnya kecepatan napas, menurunnya tekanan darah, melambatnya gelombang otak dan
pengurangan menyeluruh kecepatan metabolisme. Kondisi ini disebut sebagai respon relaksasi
(relaxation response) (Subandi, 2013). Seni melagukan ayat-ayat suci Al-Quran merupakan hal
yang sering didengar saat ini, diantaranya biasa dikenal dengan Murottal. Terapi murottal
bekerja pada otak, dimana ketika didorong dengan rangsangan dari luar (terapi Al-Quran) maka
otak memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul-molekul ini mengangkut
reseptor-reseptor mereka yang ada didalam tubuh sehingga tubuh memberi umpan balik berupa
rasa nyaman. Bacaan AlQuran secara murottal mempunyai efek relaksasi dan dapat
menurunkan kecemasan apabila didengarkan dalam tempo murottal berada antara 60-70 menit
secara konstan, tidak ada perubahan irama yang mendadak, dan dalam nada yang lembut
(Widayarti, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Faradisi (2012) terapi murottal
terbukti lebih efektif menurunkan kecemasan dibandingkan dengan terapi musik lainnya.
Mekanisme : terapi ini digunakan pada pasien dengan tingkat kecemasan ringan, sedang, berat
dan panik. Media yang digunakan adalah MP3 Player berisikan Murottal Surah Ar-Rahman
dan earphone dan diperdengarkan selama 60-70 menit.
10
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
JUDUL :
Semarang, ……………………….
Pembimbing/Penilai
( …………………………….. )
11
AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
D III KEPERAWATAN- PROMOSI KESEHATAN
12