Anda di halaman 1dari 6

Kegiatan perawatan meliputi laporan pencegahan, meminyaki (lubrication) dan perbaikan

atau reparasi atau kerusakan-kerusakan yang ada serta penyesuaian atau penggantian suku
cadang (spare part) atau komponen yang terdapat pda mesin atau fasilitas tersebut (Assauri,
1978). Sistem perawatan harus memiliki respon yang baik terhadap kerusakan-kerusakan
yang akan muncul maupun kapsitas kerja yang memadai untuk mengurangi kerusakan yang
terjadi. Untuk kepentingan ini usaha system perawatan harus memiliki dan mejalankan fungsi
dari beberapa hal yaitu variabel kepentingan, kriteria kinerja, capaian, masukan, keluaran.

Teknik Perawatan Mesin (TPM) menurut Jamasri (2005) beberapa teknik pemeliharaan yang
telah banyak digunakan di berbagai industri termasuk industri proses adalah sebagai berikut:

A. Pemeliharaan reaktif (Breakdown atau Reactive Maintenance)

Teknik pemeliharaan ini berorientasikan pada perbaikan kerusakan yang telah terjadi
dari paling banyak digunakan karena cukup sederhana, fleksibel, murah terutama
untuk mesin-mesin dan peralatan non kritis bagi produksi.

B. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)

Teknik pemeliharaan ini bertujuan untuk memperbaiki performa dan kondisi awal dari
pabrik pembuatnya. Hal ini dilakukan dengan melakukan modifikasi pada desain awal
peralatan.

C. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)

Teknik pemeliharaan ini bertujuan untuk memperkecil variasi kerusakan mesin per
satuan waktu tertentu, menghindarkan kerusakan yang mendadak dan
memaksimalkan umur peralata. Tujuan ini dicapai dengan melakukan pemeliharaan
terjadwal untuk menjaga kondisi lingkungan operasi peralatan pada titik optimal.

D. Pemeliahraan Protektif (Protective Maintenance)

Teknik pemeliharaan ini bertujuan untuk meramalkan kerja suatu peralatan yang akan
rusak sehingga persiapan yang memadai dalam menghadapi hal tersebut dapat
dilakukan sedini mungkin tanpa harus menunggu proses produksi. Teknik ini
menuntut peralatan yang canggih dan mahal serta pengetahuan personal yang
memadai akan berbagaijenis kerusakan-kerusakan yang muncul. Sebagai contoh
getaran atau vibrasi secara abnormal, temperature dan tekanan pada suatu peralatan.
E. RCM (Reliability Centered Maintenance)

RCM adalah suatu pendekatan analisis yang dapat membantu untuk memprioritaskan
tugas-tugas pemeliharaan atas peralatan yang ada. RCM memanfaatkan data-data
masa lalu pengamatan operator yang telah betul menyewa peralatannya.

Menurut Nakajuma, 1988 TPM (Total Productive Maintenance) adalah suatu program
untuk pengembangan fundamental dari fungsi pemeliharaan dalam suatu organisasi yang
melibatkan seluruh Sumber Daya Manusia (SDM). Jika di implementasikan secara penuh,
TPM secara dramatis meningkatkan produktivitas dan kualitas serta menurunkan biaya. TPM
merupakan pemeliharaan produktif yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan melalui
aktivitas kelompok yang terencana. Dalam TPM operator mesin bertanggung jawab untuk
pemeliharaan mesin disamping operasi nya. Implementasi TPM dapat mewujudkan
penghematan biaya yang cukup besar melalui peningkatan produktivitas mesin-mesin.
Semakin besar derajat optimalisasi pabrik, semakin besar pengurangan biaya yang
diwujudkan oleh TPM (Total Productive Maintenance).

Menurut Patterson (1996) sebelum penerapan TPM dilakukan dalam suatu


perusahaan, perusahaan tersebut harus memenuhi kondisi 5S. Kondisi 5S tersebut adalah:

1. SEIRI (Sorting Out)

Artinya Ringkas atau pemilahan yaitu:

a. Pemilahan barang menjadi tiga kategori: (diperlukan, tidak diperlukan, ragu-


ragu)

b. Tidak ada barang yang tidak diperlukan berada di area kerja.

c. Tidak ada barang yang berlebihan jumlahnya

2. SEITON (Arranging Efficiency)

a. Mengatur barang-barang yang diperlukan dengan urutan yang tepat sehingga


mudah ditemukan pada saat di[erlukan dan mudah dikembalikan.

b. Setiap barang yang masih diperlukan dalam pekerjaan yang tersedia


ditempatnya dan jelas status keberadaanya.
c. Setiap barang dan tempat penyimpanannya memiliki tanda-tanda atau identitas
yang distandarkan.

d. Setiap orang mematuhi aturan atau penyimpanan dan ada mekanisme


pemastiannya.

3. SEISO (Checking Through Cleaning)

Artinya bersih atau pembersihan yaitu:

a. Membersihkan untuk memeriksa.

b. Menghilangkan sumber penyebab kotor.

c. Mengupayakan kondisi optimal.

C. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Sumber yang paling penting dalam setiap organisasi adalah manusia, oleh karena itu
dalam suatu organisasi manusia memiliki peran penting yang sangat strategis dalam mencapai
tujuan organisasi. Sumber Daya Manusia (SDM) menurut Wenthor dan Davis (1996) dapat
didefinisikan adalah orang yang siap, mau dan mampu memberikan sumbangan terhadap
usaha pencapaian tujuan organisasi. Unsur-unsur SDM meliputi:

a. Kemampuan-kemampuan (Capabilities) yang terdiri dari keahlian, potensi,


intelegensi, keterampilan, bakat.

b. Sikap (Attitude)

c. Nilai (Value)

d. Kebutuhan (Needs)

Unsur-unsur SDM tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, norma-


nomra dan nilai-nilai masyarakat, tingkat pendidikan dan peluang-peluang yang tersedia.
Unsur-unsur tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi pernanan dan perilaku manajer
organisasi. Mengingat sangat pentingnya peran SDM bagi kepentingan organisasi maupun
kepentingan pribadi, maka pengembangan SDM merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan oleh setiap manajer. Dalam hal ini, pengembangan diri (Self Development)
oleh setiap orang (SDM) dalam rangka mencapai tujuan pribadi maupun tujuan organisasi
secara optimal. Menurut Cascio (1995;3) manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah
seleksi, penarikan, pemeliharaan, pengembangan dan pemanfaatan Sumber Daya Manusia
untuk mencapai baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. Sedangkan menurut Flippo
(1988;65) menyatakan manajemen SDM pada dasarnya meliputi pengadaan tenaga kerja,
pengembangan kompensasi, integrasi pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja.

Sejarah perusahaan tanaman telah dilaksanakan oleh PG dengan cara menyewa lahan
milik petani untuk ditanami tebu. Seiiring berjalannya waktu kerja bersamakan menguasai
tebu berubah untuk mensejahterakan petani tebu sekaligus meneruskan konsesi gula dalam
negeri. Mengatasi kondisi tersebut, memberi motivasi kepada para petani tebu agar terus
berusaha, meningkatkan produktivitas tanaman tebu sangat diperlukan mengingat adanya
peluang bertambahnya luas lahan tebu. Upaya yang dilakukan tidak hanya dai usaha-usaha
pokok atau teknis saja. Hal yang perlu diperhatikan yaitu kebijaksanaan menyangkut
kelembagaan petani karena kelembagaan yang memerlukan usaha bersama atau kesadaran
bersama suatu masyarakat justru mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada dorongan
atau motivasi perorangan. Adapun kebijakan menyangkut kelembagaan petani adalah sebagai
berikut:

1. Mengetahui tingkat motivasi yang dimiliki petani dalam usaha tani tebu.

2. Mengetahui factor-faktor kelembagaan yang mempengaruhi motivasi petani dalam


berusaha tani.

3. Menganalisis upaya-upaya kelembagaan guna mendukung motivasi pertumbuhan


usaha tani tebu.

Menurut Helmi, 2018 , Humas Resource Scorecard merupakan salah satu alat untuk
mengukur dan mengelola kontribusi strategi dan peran Human Resources dalam menciptakan
nilai untuk mencapai strategi perusahaan. Human Resource Scorecard menjabarkan visi dan
misi strategi menjadi aksi Human Resource Scorecard pada PG. Praktek-praktek manajerial
SDM dalam upaya mendukung pencapaian tujuan perusahaan baik tujuan finansial maupun
non finansial guna membuktikan kontribusi SDM pada implementasi strategi perusahaan di
PG. Indikator pengukuran kinerja yang dapat dijadikan tolak ukur pengukuran kinerja dapat
ditentukan melalui analisis strategi obyektif, program inisiatif dan aktivitas. Dengan
menggunakan Human Resources Scorecard diharapkan dapat memberikan rekomendasi
perbaikan terhadap Key Performance Indicator (KPI) yang tidak memenuhi target sehingga
dapat segera mengambil tindakan perbaikan.

Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi – menyumbangkan, membentuk dan mempertahankan SDM yang berkualitas


serta mengondisikan suasana kerja yang nyaman dengan menyediakan dan
merawat fasilitas.

b. Misi, adalah:

1. Meningkatkan layanan sosial (administrasi dan ketata usahaan) karyawan.

2. Menciptakan hubungan industri yang harmonis.

3. Meningkatkan Sistem Penilaian Kinerja.

4. Meningkatkan pengelolaan dan pengembangan SDM.

5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

6. Meningkatkan budaya kerja dan kedisiplinan karyawan.

c. Strategi SDM adalah sebagai berikut:

1. Menyusun dan mengindahkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKPP)


SDM dan umum.

2. Mengkompilasi kebutuhan sosial dan membuat peraturan modal kerja yang


sesuai dengan kebutuhan.

3. Mengontrol realisasi kerja sesuai dengan RKPP.

4. Memeriksa dan mengeluarkan gaji karyawan.

5. Mengontrol pembayaran pajak dan iuran JAMSOSTEK.

6. Memberikan data-data yang dibutuhkan oleh pemeriksa.

7. Berkoordinasi dengan serikat pekerja.

8. Mengontrol secara berkala kinerja PKWT.


9. Menjalin hubungan dengan stake holder.

10. Mengontrol kerja lapangan.

11. Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan manajemen kepada karyawan.

12. Menyelesaikan perselisihan hubungan industry dalam perusahaan.

13. Silahturahmi kepada tokoh masyarakat dan warga sekitar.

d. Program inistiatif dan aktivitas terdiri dari 4 perspektif, yaitu:

1. Perspektif finansial.

2. Perspektif customer.

3. Perspektif Internal Customer Process

4. Perspektif Learning and Growth.

Menurut Susanto (2006) strategi MAP adalah sebuah giagram yang menunjukkan visi,
misi, strategi organisasi yang diimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari pada setiap inti
bisnis dengan menggunakan KPI. Menurut Suaty (2004) hirarki didefinisikan sebagai suatu
representasi dari sebuah permasalahan yang komplek dalam suatu struktur multilevel dimana
level pertama adalah tujuan yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria dan seterusnya
kebawah hingga level terakhir.

Anda mungkin juga menyukai