Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

ANTROPOLOGI

Oleh :

Ferdy saputra
Npm. 191010318

Kelas : G

FAKULTAS HUKUM
JURUSAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019
1.1. Konsep dasar antropologi
Antropologi adalah disiplin ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia yakni
tentang bagaimana manusia hidup dan berprilaku. Antropologi mempelajari manusia dari
dua sudut pandang, yakni fisik dan budaya. Antropologi fisik merupakan cabang antropologi
yang mempelajari tentang evolusi manusia dan perbedaan (fisik) manusia di muka bumi.
Sedangkan antropologi budaya memusatkan perhatian pada apa yang telah dan sedang
dilakukan manusia untuk beradaptasi dan tetap hidup di lingkungannya.
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep dalam antropologi adalah
penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik merupakan tujuan
dari setiap disiplin ilmu. Walaupun menurut keesing, “tidak ada dua ahli antropologi yang
berfikirnya sama persis, atau menggunakan dengan tepat pengoperasian konsep-konsep atau
simbol-simbol yang sama.” Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi
diantaranya :
A. Kebudayaan
Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan. Pada
tiap disiplin ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan menurut
versi yang berbeda-beda. Dalam antropologi, menurut koentjaraningrat, yang disebut
kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Tiap orang hanya dapat memperoleh (menguasai) unsur-unsur kebudayaan
dengan jalan belajar. Tidak ada satupun unsur kebudayaan dapat dimiliki oleh
seseorang tanpa belajar. Belajar dapat terjadi baik dalam proses sosialisasi yang
bersifat informal maupun dalam pengajaran yang bersifat formal (banks & clegg,
1977).

B. Tradisi
Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah menjadi
bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan
kepercayaan secara turun-temurun (soekanto, 1993). Misalnya saja tradisi
mappaccing yang dilaksanakan sehari sebelum hari akad nikah di sulawesi selatan.
C. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas
sehingga melewati batas tempat di mana kebudayaan itu timbul (soekanto, 1993).
Dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi (pembaharuan).
Sedangkan menurut everett m. Rogers dalam karyanya diffusion of innovation
(1983), cepat tidaknya suatu proses difusi sangat erat hubungannya dengan empat
elemen pokok, yaitu :
 sifat inovasi
 komunikasi dengan saluran tertentu
 waktu yang tersedia
 sistem social warga masyarakat

D. Akulturasi
Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu
kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing
tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan ke dalam kebudayaan itu
sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri (koentjaraningrat, 1990). Dalam
akulturasi terjadi proses seleksi. Suatu kebudayaan hanya dapat menerima unsur-
unsur kebudayaan lain dalam batas-batas tertentu, ialah unsur-unsur yang dapat
dilebur bersama atau diintegrasikan dengan unsur kebudayaan sendiri. Apabila suatu
kebudayaan akan mengambil atau memakai unsur-unsur kebudayaan asing tertentu,
maka unsur-unsur asing tersebut dimodifikasi sehingga menjadi serasi dengan unsur-
unsur kebudayaan sendiri. Apabila terjadi pemaksaan dalam penerimaan unsur-unsur
kebudayaan asing, maka akan berakibat negatif terhadap kebudayaan penerima,
bahkan bisa menyebabkan kehancuran kebudayaan penerima tersebut.

E. Etnosentrisme
Tiap-tiap kelompok cenderung untuk berfikir bahwa kebudayaan dirinya itu
adalah superior (lebih baik dan lebih segalanya) dari pada semua budaya yang lain.
Inilah yang disebut etnosentrisme. Seorang ahli komunikasi interkultural, fred e.
Jandt dalam karyanya intercultural communication : an introduction mengemukakan
etnosentrisme merupakan sikap secara negatif menilai aspek budaya orang lain oleh
standar kultur diri sendiri.

1.2. Sumbangan antropologi pada ilmu pengetahuan sosial


antropologi memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan sosial dengan
memberikan pengertian tentang bagaimana kebudayaan berkembang dan mengapa
kebudayaan tersebut berbeda. Antropologi membantu para siswa memahami bagaimana dan
mengapa orang-orang mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan mereka
sendiri.

1.3. Istilah-istilah di dalam antropologi


berikut ini kami akan memberikan beberapa istilah-istilah yang terdapat di dalam
ilmu antropologi diantaranya yaitu:
 Antropologi budaya adalah cabang antropologi yang sangat berkaitan erat dengan
penelaahan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan seperti ilmu
pengetahuan, bahasa, kepercayaan, hokum, agama, kebiasaan, dan larangan-larangan.
 Antropologi fisik adalah cabang antropologi yang mencoba menelaah manusia sebagai
makhluk fisik yang tumbuh dan berkembang hingga terjadinya keanekaragaman
makhluk manusia menurut cirri-ciri tubuh atau fenotipe, seperti warna kulit, warna dan
bentuk rambut, tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi, dan bentuk
tubuh serta ciri-ciri genotipe seperti golongan darah.
 Antropologi linguistik adalah pendeskripsian dan analisis bahasa-bahasa yang
dipergunakan dalam berbagai kebudayaan.
 Daerah kebudayaan (culture area) adalah suatu daerah geografis yang memiliki
sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas lain yang dimilikinya (banks, 1977).
 Enkulturasi adalah proses di mana individu belajar untuk berperan serta dalam
kebudayaan masyarakatnya sendiri. Konsep ini hampir sama dengan sosialisasi, suatu
konsep esensial dalam disiplin sosiologi (banks & clegg, 1977).
 Etnografi adalah sub-bidabg antropologi yang mendeskripsikan secara akurat
kebudayaan-kebudayaan yang masih hidup sekarang.
 Etnologi adalah analisis perbandingan pola budaya untuk menjelaskan perbedaan dan
persamaan di antara masyarakat.
 Evolusi adalah konsep yang mengacu pada sebuah transformasi yang berlangsung secara
bertahap (mchenry, 2000).
 Kelompok etnik adalah kelompok yang di dalamnya terdapat masyarakat yang besar
dan menunjukkan suatu ciri kebudayaan yang unik (merger, 1985).

Kelompok etnik adalah sekumpulan individu yang merasa sebagai satu kelompok karena
kesamaan identitas, nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola tingkah laku yang sama,
dan unsur-unsur budaya lainnya yang secara nyata berbeda dibandingkan kelompok-
kelompok lainnya (pengantar ilmu sosial, 1996).
 Paleo-antropologi merupakan ilmu bagian dari antropologi fisik yang mecoba
menelaah tentang asal-usul atau terjadinya dan perkembangan makhluk hidup.
 Ras adalah sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri biologis tertentu atau suatu
populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam sejumlah unsur biologis atau fisik khas
yang disebabkan oleh faktor hereditas atau keturunan (oliver, 1964).

Somatologi merupakan ilmu bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang variasi
atau keanekaragaman ras manusia secara keseluruhan seperti ciri-ciri fenotipe dan ciri-ciri
genotipe.

1.4. Fase-fase perkembangan antropologi


Antropologi adalah salah satu bidang disiplin ilmu yang jenis keilmuannya murni
dan juga praktis. Sejarah munculnya keilmuan ini, berawal dari bangsa yunani dan romawi.
Bapak sejarah herodotus menulis 50 bahasa, seni, macam adat perkawinan serta
menganggap masyarakat saat itu melakukan perbandingan diantara budaya-budaya
masyarakat. Mereka memilki sikap dan pandangan meremehkan pada masyarakat dan
budaya-budaya lain. Diabad 1 m tacitus menulis tentang suku-suku di jerman. Fase
perkembangan antropologi terbagi menjadi empat bagian:
 Fase pertama (sebelum 1800)
Selama empat abad berselang. Dimulai sejak abad 15 hingga permulaan abad ke
16, bangsa eropa menularkan pengaruh besar terhadap berbagai suku, bangsa, masyarakat
hingga budaya setempat. Mereka melakukan penjajahan di tiga benua, afrika, asia dan
amerika. Ketika bangsa eropa menemukan suatu hal yang aneh, suatu hal-hal yang baru
di tempat jajahannya. Mereka mencurahkan pengalaman-pengalaman yang mereka dapat
ke sebuah tulisan. Kumpulan-kumpulan tulisan itu disebut etnographi. Terdapat beberapa
pendapat dalam segi sudut pandang seseorang dalam memaknainya. Mulai dari
beranggapan mereka (bangsa yang dijajah) adalah makhluk liar hingga sebutan-cebutan
keturunan iblis dilontarkan. Ada juga yang mencoba mengumpulkan barang-barang antik
lalu mengumpulkannya untuk diperlihatkan ke semua orang.

 Fase kedua (sekitar abad ke 19)


Pada pertengahan abad ke 19 ini, antropologi lebih condong digunakan untuk
mengklasifikasikan tingkat-tingkat budaya dengan meneliti sejarah penyebaran
kebudayaan-kebudayaan di muka bumi. Orang eropa menganggap kebudayaan bangsa-
bangsa diluar eropa adalah bangsa yang kuno. Dengan mempelajarinya sama halnya
mereka mencari tahu sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Karangan-karangan etnografi berdasarkan cara berfikir evolusi masyarakat.
Maknanya masyarakat dan kebudayaan manusia berevolusi dengan sangat lambat hingga
memerlukan waktu yang sangat lama.

 Fase ketiga (permualaan abad ke 20)


Pada permulaan abad ke-20, bahan-bahan etnografi lebih difahami lagi demi
mengetahui seluk-beluk suatu bangsa, mempelajari kelemahan-kelemahannya lalu
menaklukannya. Masa ini memperlihatkan bahwa disiplin ilmu antropologi berperan aktif
sebagai ilmu terapan. Tujuannya hanya untuk mengetahui pengertian masyarakat masa
kini yang kompleks dan berfungsi untuk menundukkan bangsa-bangsa lain seperti benua
amerika, asia dan juga afrika yang sudah ada dalam genggaman eropa barat.
 Fase keempat (sesudah kira-kira 1930)
Pada masa ini perkembangan antropologi bertambah pesat dan luas.
Bertambahnya pengetahuan yang lebih teliti dan ketajaman dalam metode ilmiahnya
sangat mengesankan. Adanya perkembangan yang pesat ini mengakibatkan hilangnya
sedikit demi sedikit masyarakat primitif dan kebudayaan-kebudayan kuno. Antropologi
dimasa ini berperan dalam dua hal yakni, dalam bidang akademik dan juga tujuan praktis.
Tujuan dalam bidang akademiknya berusaha untuk mencapai pengertian manusia dengan
mempelajari keragaman bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya. Sedangkan tujuan
praktisnya adalah mempelajari, memahami dan membangun masayarakat suku bangsa.

Anda mungkin juga menyukai