PENDAHULUAN
a. Kerangka Acuan (KA) adalah ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak
lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan.
b. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat
dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha atau
kegiatan.
c. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah upaya penanganan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat
dari rencana usaha dan atau kegiatan.
d. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah upaya pemantauan
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari
rencana usaha atau kegiatan.
12. Tujuan umum
Agar mahasiswa lebih memahami tentang kegunaan dan bagian – bagian yang ada
didalam dokumen amdal PT. Berau Coal Site Lati, serta mengetahui bagaimana proses
dari amdal tersebut.
PEMBAHASAN
Kegiatan operasi penambangan PT. Berau Coal Site Lati berdasarkan dokumen
AMDAL Bupati Berau No. 421 tahun 2009 tanggal 29 Juli 2009 yang merupakan revisi
Amdal sebelumnya. Dokumen perizinan lingkungan lainnya meliputi izin pembuangan
air limbah, izin TPS limbah B3.
Kewajiban penanggung
jawab usaha sesuai PP
No. 27/2012 Penaatan Temuan
1. Memiliki dokumen Taat Memiliki Dokumen AMDAL.
lingkungan/Izin Lingkungan. Persetujuan AMDAL PT. Berau Coal
Site Lati melalui Keputusan Bupati
Berau Nomor 421 Tahun 2009.
Adapun limbah yang dihasilkan dalam altivitas pertambangan batubara di PT Berau site
Lati adalah
Selain kebijakan pengendalian pencemaran air, PT. Berau Coal site Lati juga
memiliki Kebijakan manajemen yang berkaitan dengan konservasi air dengan motto
“Berupaya melakukan efisiensi penggunaan energi, sumber daya air serta sumber
daya lain untuk kegiatan operasional”.Program konservasi air dikoordinir oleh
Environment Lati Environment Superintendent dan Lati Mine Superintendent yang
bertanggung jawab kepada Environment Manager.
Hasil kinerja pengelolalaan air limbah termasuk konservasi air diatas PT.
Berau Coal Site Lati dapat menurunkan beban pencemaran air limbah yang
dibuang ke sungai sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah.
No. KEGIATAN TAHUN SATUAN
BEBAN
PENCEMARAN AIR
Pengelolaan
No. Limbah Cair Penaatan Temuan
Izin pembuangan air limbah seluruhnya (14 titik
1. Ketaatan terhadap Izin Taat penaatan)
Lingkungan Hidup.
pemenuhan Baku
Mutu
Status Penaatan:
N
o Pengendalian Pencemaran Udara Penaata
. n Temuan
1 Sumber Emisi : 13 unit genset, 1 unit
. Ketaatan terhadap titik penaatan 100% incinerator
Pemantauan Seluruh sumber emisi sudah dipantau
PT. Berau Site Lati merupakan salah satu perusahaan pertambangan batubara
(open pit) di Indonesia yang beroperasi di Kabupaten Berau – Kalimantan Timur.
Kegiatan operasionalnya menghasilkan limbah domestik maupun limbah bahan
berbahaya dan beracun (limbah B3). Limbah B3 dominan yang dihasilkan di antaranya
adalah berasal dari kegiatan workshop yang dimiliki oleh kontraktor kontraktor yang ada
di Berau Coal Site Lati berupa minyak pelumas bekas, aki bekas, grease bekas, filter
terkontaminasi bekas, majun terkontaminasi bekas, material terkontaminasi bekas, hose
terkontaminasi bekas, limbah laboratorium dan limbah medis.Tempat Penyimpanan
sementara terdiri dari:
1. Bangunan penyimpanan sementara lokasi Berau Lati berukuran 10 m x 4 m, dengan
izin dari Kementerian Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor : 78 Tahun 2009 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT Berau Coal-
Berau Lati berlaku lima tahun
2. Bangunan penyimpanan sementara lokasi Buma Lati berukuran 21,3 m x 7,8 m,
dengan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup Nomor : 95 Tahun 2009 tentang Izin
Penyimpanan Limbah B3 PT Berau Coal-Buma Lati berlaku lima tahun.
3. Bangunan penyimpanan sementara lokasi Ricobana Lati berukuran 60 m2 dengan izin
dari Bupati Berau Nomor : 419 Tahun 2011 tentang Izin Penyimpanan Limbah B3 PT
Berau Coal-Ricobana Lati.berlaku lima tahun
4. Bangunan penyimpanan sementara lokasi Roda Teknik Lati berukuran 12 m x 8 m
dengan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup Nomor : 31 Tahun 2009 tentang Izin
Penyimpanan Limbah B3 PT Berau Coal-Roda Teknik Lati.berlaku lima tahun. (
Sudah tidak digunakan lagi atau ditutup). Pengolahan Thermal (Incinerator)
Limbah yang dibakar adalah filter terkontaminasi bekas, sarung tangan terkontaminasi.
Bangunan pengolahan thermal (incinerator) lokasi Berau Coal Lati. dengan izin dari
Kementerian Lingkungan Hidup Nomor : 121 Tahun 2009 tentang Izin Pengoperasian
Alat Pengolahan (Insinerator) LB3 PT Berau Coal berlaku lima tahun. Incinerator
untuk sementara tidak di operasikan karena dalam perbaikan. sejak triwulan 4 tahun
2012 sd sekarang.
Berdasarkan data sampai periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2013 limbah B3 yang dihasilkan
dan dikelola dapat dilihat pada tabel berikut:
Limbah
Limbah
Limbah Belum
Jenis Limbah Satuan Dihasilkan Perlakuan
Dikelola Dikelola
Diserahkan ke pihak ke-3
Minyak 702.40 PT
Pelumas
bekas (used 705.40 Putra Daerah Mandiri Jaya
oil) Ton - Disimpan di dalam TPS
3.00 LB3
PT. Berau Coal
Status penaatan PT Berau Coal Site Lati berdasarkan kriteria penilaian PROPER sebagai berikut:
Rekapitulasi Penilaian
Evaluasi aspek Pengendalian Kerusakan Lingkungan meliputi 2 (dua) aspek yaitu aspek
manajemen dan aspek tekins. Hasil penilaian untuk semua lokasi memperoleh nilai total > 80,
sehingga masuk kategori TAAT terhadap kriteria kerusakan lahan, Rincian sebagai berikut :
No Tahapan Lokasi Nilai X ≥ 80 55 < x < X ≤ Keterangan
Total 80 55
1. Pembersihan Pit West 1. Aspek
lahan/Pengupasan manajemen:
Tanah Luasan tidak
Pucuk/Penggalian sesuai dengan
rencana
Tanah
Penutup/Penamba 2. Aspek Teknis,
n
Semua
paramet
gan 96 √ - - er yang
dinilai
memenuhi
semua
ketentuan
kriteria
pengendalian
kerusakan
lingkungan.
2. Penimbunan/Rekla Pit T07 1. Aspek
masi manajemen:
Semua
paramete
r yang
dinilai
memenuhi
semua
ketentuan
kriteria
pengendalian
93 √ - - kerusakan
lingkungan.
2. Aspek Teknis,
indikas
Ada i
terjadi erosi:
Terlihat adanya
alur-alur erosi
di
area
penimbunan.
K1 (Perencanaan);
o Telah memiliki Peta Triwulanan Rencana dan Realisasi dengan skala 1 : 2000,
dan ditandatangani oleh KTT
o Untuk target rencana Penimbunan dan realisasinya belum sesuai dengan kondisi
lapangan
Aspek Teknis :
K3 (Potensi Longsor) semua lokasi yang dinilai sudah memenuhi kriteria penilaian,
K4 (Pengendalian batuan potensi asam) belum memenuhi untuk Studi batuan asam
berupa data boring belum detail berbentuk kajian
K5 (Indikasi Erosi) sebagian lokasi yang dinilai belum memenuhi aspek kriteria adanya
indikasi erosi
5. Pasca Tambang
Pelaksanaan Pasca Tambang telah mendapat persetujuan Dokumen Rencana
Penutupan Tambang (RPT) dari Dirjen. Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Nomor:
3076/30/DJB/2011 perihal Persetujuan Rencana Pasca Tambang tanggal 5 September 2011.
Beberapa hal pokok dalam persetujan tersebut sebagai berikut:
1. Kegiatan Pasca Tambang PT. Berau Coal dimulai pada tahun 2023 dengan program
kegiatan pasca tambang yang meliputi pengelolaan dan pemantauan lingkungan
2. Menetapkan biaya pasca tambang sebesar US$ 35.500.000,00 (tiga puluh lima juta lima
ratus ribu Dollar Amerika Serikat) yang selanjutnya ditetapkan sebagai Jaminan
Pascatambang.
3. Jaminan Pasca tambang tidak mengurangi kewajiban PT. Berau Coal untuk
melaksanakan kegiatan pasca tambang sesuai dengan dokumen RPT yang telah disetujui.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Provinsi Kalimatan Timur untuk Wilayah Kuasa
Pertambanangan PT.Berau Coal berada dalam kawasan hutan Produksi Tetap seluas
3.509,33 Ha dan Areal penggunaan lain (APL) seluas 114.890,67 Ha.
Jadual Tahapan Pelaksanaan Kegiatan RPT untuk pemanfaatan lahan
Untuk kegiatan yang menuju pelaksanaan Pasca Tambang PT. Berau Coal (PT. BC) adalah
sebagai berikut:
3. Kapasitas produksi ini dapat menunjang rencana reklamasi lahan bekas tambang seluas
151.71 ha/tahun, sedangkan target revegetasi PT. BC sebesar 33.04 ha/tahun.
4. Berdasarkan data evaluasi keberhasilan reklamasi oleh kementerian ESDM pada tahun
2012 telah direklamasi dan revegetasi sebesar 215,80 Ha dengan rincian 48,30 Ha
dengan tanaman perintis jenis Sengon buto, sengon laut, johar, sungkai, trembesi, kayu
putih, ketapang. Tanaman lokal (Native spesies) seperti bengkirai, ulin, gaharu, kapur,
nyatoh, eboni dan Shorea sp.
BAB III
PENUTUP