Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

Komponen Skor Nilai


MIKROBIOLOGI DASAR Max
(II) Tujuan 5
Dasar Teori 15

PEWARNAAN SEDERHANA Metode 10


Hasil 15
Pembahasan 25
Kesimpulan 5
Pustaka 5
Lampiran 10
Jumlah

Dosen Pengampu :
Hajrah Hidriya, M.Pd.
Muhammad Ilham Farihi, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh :
Nama : Marpuah
NIM : EAK10180083
Kelompok : II (DUA)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN
2018
LAPORAN PRAKTIKUM II MIKROBIOLOGI DASAR
JUDUL : Pewarnaan Sederhana
TUJUAN :Tujuan percobaan kali ini adalah untuk mempelajari
kegunaan pewarnaan untuk mempertinggi kontras antara sel
sekeliling dan mengamati ciri-ciri tertentu mikroorganisme.
HARI/TANGGAL : JUMAT / 5 oktober 2018
TEMPAT : Laboratorium Klinik Terpadu Politeknik Unggulan Kalimantan

I. DASAR TEORI
Mikroorganisme yang ada di alami ini mempunyai morfologi,
struktur dan sifat sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang
hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel
bakteri tersebut di suspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk
sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi adalah dengan metode
pengecetan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui
sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui
serangkaian,pengecatan.(Dwidjo,1989)
Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan
perbesaran 100x yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas
tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk
memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel
bakteri. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga
kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan.(Irawan,2008).
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak
digunakan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat
sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat
kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik
pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati.
Olek karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara
yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
Teknik pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan
kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku yakni
sebagaiberikut:
mempersiapkan kaca obyek. Kaca obyek ini harus bersih dan bebas lemak,
untuk membuat apusan dari bakteri yang diwarnai. Mempersiapkan
apusan, apusan yang baik adalah yang tipis dan kering, terlihat seperti
lapisan yang tipis.
Pewarnaan sederhana atau pewarnaan tunggal adalah salah satu
cara pewarnaan yang hanya menggunakan satu macam zat warna. Tujuan
pewarnaan ini untuk melihat morfologi (bentuk) bakteri. Zat warna yang
biasa digunakan adalah metilin blue (biru), gentian violet (ungu), karbol
fuksin (merah) atau safranin (merah).
Prosedur pewarnaan mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini
sering digunakan untuk melihat bentuk mikroorganisme. Pada bakteri
dikenal 3 macam bentuk yakni coccus, basil dan spiral. Pewarnaan
sederhana dapat memperlihatkan penataan bakteri, misalnya seperti rantai
(Streptococcus), seperti buah anggur (Staphylococcus), berbentuk kubus
(sarcina) dan lain-lain. Disamping itu dengan pewarnaan sederhana dapat
pula mengamati struktur tertentu misalnya endospore. Warna dari hasil
pengamatan yang didapat sesuai dengan jenis zat warna yang digunakan.
(Wuloyo,2004)
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Pipet tetes
2. Objeck glass
3. Ose
4. Lampu spritus
5. Rak pewarnaan
6. Tisu
7. Mikroskop
B. Bahan :
1. Biakan kuman
2. NaCl 0.9%
3. Methilin blue
4. Karbol fuchsin
5. Minyak imersi
6. Aquadest
III. CARA KERJA
Pembuatan preparat untuk pewarnaan/ pengecatan
1. Bahan berasal langsung dari penderita
Bahan dapat berupa sputum, pus, discharge telinga, discharge
hidung, urine (perlu disentrifuge terlebih dahulu, endapannya
dibuat preparat)
a. Bahan diambil dengan ose steril atau kapas lidi steril
digoreskan pada objek glass setipis mungkin
b. Panaskan diatas nyala api bunsen (jarak preparat sampai api
spritus kira-kira 20 cm) sampai preparat tersebut kering
c. Setelah kering tetesi formalin 1%, hingga 5 menit dan
keringkan sekali lagi dan preparat siap diwarnai/ dicat
2. Preparat dibuat dari biakan cair
a. Ambil objek glass yang bersih dan steril, bebaskan dari
lemak dengan memanaskan diatas nyala api spritus
b. Ambil kuman dari biakan cair (yang sebelumnya diaduk
dulu secara steril) dengan menggunakan ose steril,
diratakan pada gelas obyek sehingga membentuk diameter
kira-kira 1-2 cm
c. Ose sesudah dipakai untuk mengambil kuman harus
disterilkan kembali dengan membakar diatas nyala api
spritus dan sterilkan kembali sebelum dipakai lagi.
Kemudian preparat ini dikerjakan seperti diatas.
3. Preparat dibuat dari pertumbuhan media padat
a. Teteskan satu ose kaldu pada gelas obyek yang bersih dan
bebas lemak
b. Dengan ose steril ambil sedikit dari satu koloni kuman,
campurlah dengan kaldu tersebut, buatlah menjadi homogeny
dan tipiskan. Preparat kemudian dikeringkan diatas nyala api
bunsen dan selanjutnya dikerjakan sebagai membuat preparat
dengan bahan berasal dari material langsung.
1. Pewarnaan/ pengecatan sederhana
Pewarnaan/pengecatan sederhana menggunakan karbol
fuchsin, gentian violet, atau methilin blue. Pewarnaan ini hanya
menggunakan satu macam zat saja. Biasanya baik bakteri maupun
sekitarnya akan mempunyai warna yang sama. Tetapi dengan
intensitas yang berbeda. Namun kadang-kadang bagian tertentu
bakteri/ alat tambahan, tidak mampu mengikat/ menyerap zat warna
dari cat, sehingga terlihat sebagai daerah yang jernih. Sebelum
mengadakan pewarnaan/ pengecatan terlebih dahulu harus dibuat
larutan cat induk yang terdiri dari:
a. Serbuk cat 5 gram
b. Alcohol 96%
Larutan induk ini dibuat cat yang akan digunakan biasanya dalam
kadar 10% dari larutan induk, diencerkan dengan menambahkan
aquades dan larutan phenol
a. Larutan methylene blue
- 10 cc larutan induk methylene blue ditambah 90 cc
aquades
b. Larutan fuchsin
- 10 cc larutan induk fuchsin induk ditambah 90 cc
aquades
2. Cara kerja praktikum
a. Siapkan alat dan bahan
b. Ambil preparat oles mikroba yang telah difiksasi panas pada
praktikum pembuatan preparat oles
c. Preparat pertama diwarnai dengan methilin blue selama 1-2
menit dan preparat kedua diwarnai dengan karbol fuchsin
selama 15-30 detik
d. Pegang kaca objek dengan pinset atau penjepit lain dan
miringkan. Bilas zat warna dengan aquades
e. Apabila preparat dan teknik pewarnaan dilakukan dengan
benar, mikroba berwarna biru dengan larutan methilin blue dan
berwarna merah dengan larutan karbol fuchsia
f. Periksa dibawah mikroskop menggunakan perbesaran objektif
100x menggunakan minyak imersi
g. Catat dan gambar hasil pewarnaan
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Pewarnaan Methilin Blue

Keterangan:

1. Monobasilus
2
2. Monococcus

2. Pewarnaan Safranin

Keterangan:
5
1. Monobasilus

1 2. Monococcus
3. Diplococcus
4. Diplobasilus
2
3 5. Streptobasilus

4
V. PEMBAHASAN
Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen, sehingga tidak
bewarna dan hampir tidak terlihat karena tidak kontras dengan media
dimana mereka hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pewarnaan
agar bakteri tampak jelas bila diamati dengan mikroskop.
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri berupa
pewarnaan sederhana. Pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan
yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri
seperti coccus, bacillus, dan sebagainya dapat dibedakan dengan
menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri
hanya menggunakan satu macam zat warna saja.
Hal pertama yang dilakukan adalah sterilisasi kaca objek dengan cara
di celupkan kedalam larutan desinfektan kemudian dicelupkankedalam
alkohol 70%. Sterilisasi bertujuan untuk memusnahkan atau
mengeliminasi semua mikroorganisme termasuk spora bakteri yang
resisten dalam alat yang akan digunakan. Setelah melakukan
sterilisasi,kemudian melakukan olesan bakteri pada kaca objek, tetapi
sebelumnya ose di fiksasi di api pada pembakar spiritus yang bertujuan
untuk mematikan bakteri dengan cepat pada ose, supaya tidak ter
campur dengan bakteri yang akan di uji. Sebelum melakukan
pengolesan bakteri kaca objek di beri tanda lingkaran di bawahnya
sebagai tanda untuk melakukan pengolesan sel bakteri dari suspensi.
Pada percobaan kali ini pengolesan di lakukan dengan sampel
air menggunakan pewarna safranin. Kemudian melakukan pengolesan
pada kaca objek dengan salah satu sampel air, setelah itu difiksasi
diatas api dengan cara dilewat-lewatkan tidak terlalu dekat api supaya
bakteri tidak mati. Fiksasi dalam tahap ini bertujuan melekatkan sel
bakteri pada objek glass tanpa merusak struktur selnya, mempermudah
pengecetan,dan sediaan tahan untuk disimpan jika belum sempat
dicat.Kaca objek yang sudah dioleskan bakteri kemudian di simpan di
atas bak warna lalu di teteskan pewarna safranin dan diamkan selama 5
menit supaya warna menyerap masuk ke sel bakteri. Karbol fuchsin
merupakan pewarna dasar, yang mengandung fenol untuk membantu
melarutkan dinding sel.Setelah 5 menit olesan bakteri yang telah
terwarnai di bilas dengan aquades.(Bibiana,1994)
Setiap akhir pemberian reagen atau pewarna, selalu
dilakukan pembilasan terhadap kaca objek dengan menggunakan
aquades. Pembilasan ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan
setiap zat warna yang sedang diberikan. Objek yang telah dibasuh
aquades kemudian dikeringkan dengan menggunakan tisu, tidak
ditiup-tiup karena dikhawatirkan ada bakteri lain yang menempel
pada objek glass. Kemudian olesan di tetesi emersi oil sebanyak satu
tetes. Minyak emersi adalah minyak yang di pakai untuk olesan pada
mikroskop, yang fungsinya untuk memperjelas objek, dan
melindungi mikroskop.Minyak emersi memiliki indeks refraksi yang
tinggi dibandingkan dengan air, sehingga objek yang kita amati
dapat terlihat lebih jelas dibandingkan dengan tanpa minyak emersi.
Lalu diamati dengan mikroskop pada pembesaran 100X. Dari hasil
pengamatan mikroskop sampel air yang menggunakan pewarna
safranin didapatkan morfologi bakteri berbentuk coccus(bulat) dan
basil (batang).
Kemudian percobaan selanjutnya menggunakan pewarna
metilen blue, step yang digunakan sama seperti percobaan yang
menggunakan pewarna metilen blue hanya yang berbeda dari segi
pemberian warna. Metilen blue adalah pewarna yang biasa di pakai
dalam pewarnaan umum.Biasanya hanya untuk membedakan sel
bakteri dengan latar belakangnya.Metilen blue memberi warna biru
cerah yang bisa bergradasi dari biru muda sampai biru agak tua
seperti pada hasil pengamatan. Dari hasil pengamatan mikroskop
sampel air yang menggunakan pewarna metilen blue di dapatkan
morfologi bakteri berbentuk basil(batang). Prinsip dasar dari
pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari
bakteri dengan senyawa aktif dari perwarna yang disebut
kromogen.(Hadiutomo,1990)

VI. KESIMPULAN
Kesimpulan praktikum kali ini Dapat mengamati ukuran,
bentuk dan struktur tertentu dari bakteri, yang menggunakan satu
macam zat warna dengan hasil morfologi bakteri berbentuk coccus
yang menggunakan zat warna safranin dan bentuk basil yang
menggunakan zat warna metilen blue.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,D.,1989.DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI.
Malang:Djambatan.
Waluyo,Lud.2004.Mikrobiologi Umum.Malang:umm Press
Lay,Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.
Jakarta:Rajawali
Hadiutomo.1990.Mikrobiologi Dasar Jilid 1.Jakarta:Erlangga
VIII. LAMPIRAN
Dokumentasi Foto

Pewarnaan menggunakan methilin blue dengan perbesaran 100x


Pewarnaan menggunakan safranin dengan perbesaran 100x

Anda mungkin juga menyukai