Al-qur’an
Al-Qur’an adalah
kitab suci agama islam merupakan kumpulan wahyu Ilahi
yangdisampaikan kepada nabi Muhammad SAW dengan perantara
malaikat jibriluntuk mengatur hidup dan kehidupan umat Islam pada khususnya
dan umatmanusia pada umumnya
HADIST
adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi
Muhammad yang dijadikan landasan syariat Islam. Hadis dijadikan
sumber hukum Islam selain al-Qur'an, dalam hal ini kedudukan hadis
merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur'an.
IJTIHAD
Pada dasarnya Ijtihad memiliki fungsi untuk membantu manusia dalam
menemukan solusi hukum atas suatu masalah yang belum ada dalilnya di
dalam Al-quran dan hadits. Sedangkan tujuan Ijtihad adalah untuk
memenuhi kebutuhan umat Islam dalam beribadah kepada Allah pada
waktu dan tempat tertentu.
1. Ijma’
2. Qiyas
3. Maslahah Mursalah
Pengertian Maslahah Mursalah adalah suatu cara penetapan hukum
berdasarkan pada pertimbangan manfaat dan kegunaannya
SLIDE 3
Hukum ibadah adalah hukum yang mengatur hubungan
manusiadenganTuhannya, yaitu iman, shalat, zakat, puasa, dan haji.
Hukum kemasyarakatan, yaitu hukum yang mengatur hubungan
manusiadengan sesamanya CONTOHNYA SEPERTI : muamalah, munakahat, dan
ukubat.a.
Muamalah mengatur tentang harta benda (hak, obligasi, kontrak,
seperti jual beli, sewa menyewa, pembelian, pinjaman, titipan, pen
galihan utang,syarikat dagang, dan lain-lain).b.
Munakahat, yaitu hukum yang mengatur tentang perkawinan
danperceraian serta akibatnya seperti iddah, nasab, nafkah, hak
curatele, waris,dan lain-lain.Hukum dimaksud biasa disebut hukum
keluarga dalam bahasa Arab disebutAl-Ahwal Al-Syakhsiyah.
Cakupan hukum dimaksud biasa disebut hukumperdata.
Ukubat atau Jinayat, yaitu hukum yang mengatur tentang pidana
sepertimencuri, berzina, mabuk, menuduh berzina, pembunuhan
serta akibat-akibatnya.
SLIDE 4
Prinsip TauhidTauhid adalah prinsip umum hukum islam. Prinsip ini
menyatakan bahwa semuamanusia ada dibawah satu ketetapan yang
sama, yaitu ketetapan tauhid yangdinyatakan dengan kalimat
la ilaha illallah
(tidak ada Tuhan selain Allah).Berdasarkan prinsip ini, maka pelaksanaan
hukum islam merupakan ibadah. Ibadahdalam arti penghambaan
manusia dan penyerahan dirinya kepada Allah sebagaimanifestasi
kesyukuran kepada-Nya. Dengan demikian, tidak boleh terjadi
salingmenuhankan sesama manusia dan atau sesama makhluk lain.
Pelaksanaan hukumislam adalah ibadah dan penyerahan diri kepada
keseluruhan kehendak-Nya.
2.Prinsip KeadilanKeadilan berarti keseimbangan. Istilah keadilan pada
umumnya berkonotasi dalam penetapan hukum atau kebikjasanaa
seorang pemimpin. Akan tetapi, keadilan dalamhukum islam meliputi
berbagai aspek kehidupan. Prinsip keadilan meliputi keadilandalam
berbagai hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, hubungan
antaramanusia dengan sesama manusia dan masyarakatnya, dan
hubungan manusia dengan berbagai pihak yang terkait. Keadilan dalam
hukum islam berarti pula keseimbanganantara kewajiban yang harus
dipenuhi oleh manusia dengan kemampuan manusiauntuk
melaksanakan kewajiban itu.
6. Prinsip Ta’awun
Prinsip ta’awun berarti tolong
-menolong antara sesama manusia. Tolong-menolongini diarahkan
sesuai dengan prinsip tauhid, terutama dalam upaya
meningkatkankebaikan dan ketaqwaan kepada Allah. Prinsip ini
menghendaki kaum muslim salingmembantu atau menolong dalam
kebaikan dan ketaqwaan
.7.Prinsip Toleransi (tasamuh)Hukum islam mengharuskan umatnya
hidup rukun dan damai di muka bumi ini tanpamemandang ras dan
warna kulit. Toleransi yang dikehendaki islam adalah toleransiyang
menjamin tidak terlanggarnya hak-hak islam dan umatnya. Toleransi
hanya daatditerima apabila tidak merugikan umat islam. Adapun tujuan
ditetpakannya hukumislam adalah untuk kemaslahatan manusia
seluruhnya, baik kemaslahatan di dunia,maupun kemaslahatan di akhirat
nanti. Apabila dirinci, maka tujuan ditetapkannyahukum islam ada lima,
yakni:1.
SLIDE 5
Memelihara Kemaslahatan AgamaAgama adalah suatu yang harus
dimiliki oleh manusia supaya martabatnya dapatterangkat lebih tinggi
dari martabat makhluk lain, dan juga untuk memenuhikebutuhan
jiwanya. Beragama merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi
bagi manusia karena agamalah yang dapat menyentuh hati nurani
manusia.Agama islam harus dipeihara dari ancaman orang-orang yang
tidak bertanggun jawab yang hendak merusak akidah, ibadah akhlaknya.
Agama islam memberi perlindungan dari kebebasan bagi penganut
agama lain untuk meyakini danmelaksanakan ibadah menurut agama
yang dianutnya.2.
memiliki kesatuan akidah, sistem dan politik. Sekali lagi, tidak demikian. Sebab,
perbedaan mazhab tersebut tetap tidak mengeluarkan umat Islam dari ranah
akidah, sistem dan politik Islam. Di samping itu, perbedaan tersebut merupakan
Secara faktual, potensi intelektual yang diberikan oleh Allah kepada masing-masing
semua orang bisa menarik kesimpulan yang sama ketika berhadapan dengan
nas-nas syariah. Belum lagi ungkapan dan gaya bahasa (uslûb) al-Quran dan Hadis
Adapun secara syar‘i, dilihat dari aspek sumber (tsubût)-nya, nas-nas syariah
tersebut ada yang qath‘i, seperti al-Quran dan Hadis Mutawatir, dan ada
yang zhanni, seperti Hadis Ahad. Untuk konteks dalil qath‘i tentu tidak ada
Namun, tidak demikian dengan sumber yang zhanni. Hal yang sama juga terjadi
tersebut qath‘i dari aspek sumbernya, dilâlah-nya tidak selalu qath‘i. Sebab, ada
juga yang qath‘i, dan ada yang zhanni. Dalam konteks dilâlah qath‘iyyah, tentu
melahirkan ragam mazhab itu, merupakan suatu keniscayaan. Namun tidak berarti,
bahwa keniscayaan tersebut bersifat mutlak dalam segala hal. Jelas tidak.
Demikian halnya, potensi nas-nas syariah untuk bisa dimultitafsirkan juga tidak
berarti bebas dengan bentuk dan metode apapun. Sebab, jika tidak, ini akan
Keniscayaan faktual dan syar‘i tersebut lalu diselesaikan oleh Islam dengan
al-Quran dan Hadis Mutawatir yang maknanya qath‘i, baik dalam masalah akidah
maupun hukum syariah, atau ushûl dan furû‘, tidak boleh ada perbedaan pendapat.
Dengan kata lain, berbeda pendapat dalam konteks ini hukumnya haram.
yang zhanni, baik dengan qath‘i tsubût dengan zhanni dilâlah, seperti al-Quran dan
Hadis Mutawatir yang maknanya zhanni, maupun zhanni tsubût dengan qath‘i
koridor dilâlah yang ditunjukkan oleh nas serta sesuai dengan kaidah dan metode
4. Pandangan yang dihasilkan oleh semua mazhab dianggap benar, dengan catatan
kerangka tarjîh dan ghalabat zhann. Dengan kata lain, kita mempunyai dugaan
kuat, bahwa hukum yang kita ambil dan ikuti dalam masalah tertentu adalah
hukum Allah bagi kita, dan juga orang yang menyatakannya, terlepas dari siapa
yang menyatakannya. Namun, jika kemudian terbukti salah, hukum itu pun
Itulah, mengapa semua mazhab Islam tersebut pada dasarnya mazhabnya satu,
yaitu al-Quran dan as-Sunnah. Bahkan tidak satu pun di antara mereka mengklaim
Pendapat saya benar namun berpotensi salah. Sebaliknya, pendapat yang lain itu
Mereka pun saling memuji satu sama lain; mereka saling menerima alasan dan
argumentasi satu sama lain. Yang yunior menggambarkan yang senior sebagai
bintang dan tetap bersikap tawadhu‘ terhadap seniornya. Sikap-sikap ini dan juga
sikap serupa yang lainnya telah menerangi pikiran dan menguatkan ikatan batin
mereka. Namun, sikap ini tidak lagi diwarisi oleh para pengikut mereka. Ijtihad pun
mereka tutup. Mazhab pun dibatasi hanya empat. Padahal masih banyak ulama
yang mampu berijtihad dan membangun mazhab sendiri. Sikap inilah yang
fikihnyalah yang diklaim paling benar, sedangkan yang lain salah; fuqaha’-nya juga
dianggap sebagai yang paling hebat, sementara yang lain tidak. Sikap seperti ini
bisa berubah menjadi fanatisme mazhab yang sempit, dan bisa menjerumuskannya
dalam tindakan mengkafirkan atau menyesatkan fikih dan fuqaha’ lain, berikut
dan konflik di kalangan pengikut mazhab, sebagaimana yang pernah terjadi antara
Realitas ini hingga kini pun masih terjadi. Bahkan yang sangat mengkhawatirkan,
ketika penyakit seperti ini diderita oleh para ulama, bukan hanya orang awam.
memposisikan fikih dan fuqaha’ pada posisi sejajar, sebagaimana yang pertama
digariskan oleh syariah dan diejahwentahkan oleh para Sahabat. Dengan posisi
tersebut, tak ada satu pun fikih dan fuqaha’ yang dilebihkan satu sama lain. Sebab,
pahala dan harus diberi ucapan selamat, ketika benar, dan tetap mendapatkan
pahala, dan harus dimaafkan, jika kemudian terbukti salah. Pada titik inilah
as-Suyuthi menyatakan:
Aneh, ada orang yang mengagung-agungkan sebagian mazhab melebihi yang lain.
Lahirlah kemudian fanatisme dan sentimen Jahiliah. Seharusnya, para ulama bersih
terjadi pada zaman Sahabat, padahal mereka adalah umat terbaik. Namun, tak
satu pun di antara mereka ada yang menyerang atau memusuhi yang lain, juga