RMK Etika Profesi Akuntansi T
RMK Etika Profesi Akuntansi T
DEFINISI
Pelaporan lingkungan
Ini adalah elemen CSR yang paling menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir,
yang mencerminkan semakin pentingnya isu-isu lingkungan dalam kehidupan politik, bisnis, dan
sehari-hari. Banyak perusahaan memberikan informasi lingkungan dalam laporan tahunan
mereka dan beberapa (misalnya, British Telecom) memberikan laporan lingkungan yang terpisah.
Walaupun ada banyak contoh positif pelaporan obyektif dan informatif banyak dikritik karena
subyektif, selektif dan kurang kuantifikasi dan verifikasi eksternal, dilakukan terutama sebagai
latihan hubungan masyarakat daripada untuk membuat akun (Butler et al. 1992: 73).
Survei Ernst & Ernst dan lainnya menggunakan klasifikasi mereka (misalnya, Gray et al.
1987) telah memasukkan praktik bisnis yang adil berkaitan dengan pekerjaan (pekerjaan
perempuan, etnis minoritas dan penyandang cacat) dan praktik yang adil berkaitan dengan
pemasok .
Keterlibatan komunitas
Dalam menjalankan suatu bisnis, tentunya etika sangat diperlukan. Tapi tidak jarang etika
bisnis sering kali dilanggar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dalam dunia bisnis
berbagai jenis masalah etika bisnis dapat terjadi contohnya yaitu penipuan, paksaan, pencurian,
penyuapan, dan diskriminasi.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan tidak menerapkan etika dalam bisnis,
yaitu :
Sikap serakah yang dimiliki seseorang dapat menjadikan ia rela melakukan apapun
demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Sehingga ia bisa saja melakukan pelanggaran
terhadap etika bisnis. Demi memuaskan keinginannya, ia tidak akan memperdulikan apa yang
ia lakukan, apakah itu merugikan perusahaan maupun masyarakat.
Seiring dengan berjalannya waktu, persaingan dalam dunia bisnis semakin keras.
Sering kali hal ini membuat perusahaan harus berpikir keras dalam mempertahankan usaha
dan labanya. Untuk tetap dapat mendapatkan laba yang diharapkan, perusahaan harus
menekan biaya produksi serendah mungkin dan bisa saja bahan -- bahan yang digunakan
untuk proses produksi adalah bahan -- bahan yang tidak layak untuk dipakai.
Masalah ini dapa muncul ketika perusahaan ingin mencapai tujuan -- tujuan tertentu
dengan menggunakan metode -- metode baru yang belum ada sosialisasi sebelumnya,
sehingga para pekerja tidak dapat menerima hal tersebut.
Hartman dan DesJardins (2008, p.156) mengungkapkan bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan mempunyai 3 (tiga) macam model yang menjelaskannya. Model-model tanggung
jawab sosial perusahaan terdiri atas:
Model kewarganegaraan perusahaan dari CSR yang menjelaskan mengenai seorang
pemimpin perusahaan memiliki rasa tanggung jawab dan relasi di dalam komunitasnya
sebagai anggota dari perusahaan tersebut untuk mengimplementasikan tanggung jawab
sosial perusahaan tersebut.
Model kontrak sosial dari CSR yang menjelaskan bahwa perusahaan perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk menghormati hak moral stakeholders.
Model kepentingan pribadi yang tercerahkan dari CSR yang menjelaskan bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan ke dalam budaya perusahaan akan menghasilkan keunggulan
pasar kompetitif bagi perusahaan yang bersangkutan.
Organisasi berusaha mendorong perilaku etis dan melarang perilaku tidak etis dengan
berbagai cara karena manajer dan karyawannya semakin sering melakukan aktifitas yang tidak
etis dan bahkan ilegal di berbagai perusahaan maka banyak perusahaan yang mengambil langkah
tambahan untuk mendorong prilaku etis di lingkungan kerja. Misalnya, menetapkan aturan main
dalam menjalankan dan mengembangkan posisi etis yang jelas mengenai cara perusahaan dan
karyawan menjalankan bisnisnya. Bidang yang semakin menjadi kontroversi yang berkaitan
dengan etika bisnis dan praktek-praktek perusahaan mencskup privasi e-mail dan komunikasi lain
yang terjadi dalam organisasi. Dua pendekatan paling umum untuk membentuk komitmen
manajemen puncak terhadap praktek bisnis yang etis adalah membuat peraturan tertulis dan
memberlakukan program etika.
Menerapkan Kode Etik Tertulis
Banyak perusahaan menuliskan kode etik tertulis yang secara formal menyatakan
keinginan mereka melakukan bisnis dengan perilaku yang etis, dan kini hampir semua
korporasi besar telah memiliki kode etik tertulis.
Memberlakukan Program Etika
Banyak contoh mengemukakan bahwa tanggapan etis dapat dipelajari berdasarkan
pengalaman. Tidak mengherankan, sekolah sekolah bisnis telah memegang peranan penting
dalam perdebatan mengenai pendidikan etika. Sebagian besar analis setuju bahwa walaupun
sekolah sekolah bisnis masih tetap mengajarkan masalah masalah etika di lingkungan kerja
namun perusahaanlah yang harus paling bertanggung jawab penuh di dalam mendidik semua
karyawannya.