Anda di halaman 1dari 5

RMK ETIKA PROFESI AKUNTANSI

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


1.
2.
3.
4.

DEFINISI

Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) adalah kewajiban


yang diimplikasikan, didorong atau dirasakan para manajer, yang bertindak dalam kapasitas
resmi mereka, untuk melayani atau melindungi kepentingan-kepentingan dari kelompok-
kelompok di luar diri mereka sendiri.
Ketika perusahaan berperilaku seolah ia adalah makhluk yang memiliki kesadaran akan
benar dan salah, perusahaan tersebut dikatakan bertanggung jawab secara sosial. Ini adalah cara
perusahaan sebagai suatu keseluruhan berperilaku terhadap masyarakat. Hal tersebut tentunya
lebih dari sekedar kata-kata yang diucapkan. Tanggung jawab sosial telah bergeser artinya dari
‘menyenangka untuk dilakukan’ ke ‘harus dilakukan’. Semakin banyak perusahaan menerbitkan
laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang merinci praktik-paktik lingkungan, tenaga kerja,
dan pemberian perusahaan mereka.
Tampaknya, perilaku yang bertanggung jawab secara sosial berdampak pada hasil akhir,
dalam satu studi, 82% dari perusahaan mencatat bahwa kewargaperusahaan yang baik
membantu hasil akhir.

 Analisis Stakeholders Dan Kontrak Sosial


Sebagian besar organisasi, baik yang mencari laba maupun nirlaba, memiliki sejumlah besar
stakeholder. Stakeholder organisasi adalah individu atau kelompok yang kepentingannya
dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan organisasi.
Masyarakat semakin menuntut tanggung jawab dewan direktur dan manajemen organisasi
untuk menempatkan kepentingan stakeholder pada urutan pertama. Namun, manajer mungkin
tidak mengakui tanggung jawab untuk mereka semua. Setiap perusahaan akan memiliki para
stakeholder yang berbeda berdasarkan misi organisasi dan fokus upaya-upaya tanggung jawab
sosialnya.

 Mengimplementasikan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Untuk mengatasi pemberitaan negatif mengenai kejahatan-kejahatan perusahaan dan
memulihkan kepercayaan, perusahaan-perusahaan kini mengadakan pemeriksaan atas kegiatan-
kegiatan tanggung jawab sosial mereka, dan bukan hanya pemeriksaan keuangan.
Pemeriksaan sosial (social audit) adalah penilaian sistematis atas kegiatan-kegiatan
perusahaan yang berhubungan dengan dampak sosial. Beberapa perusahaan menetapkan
tujuan-tujuan spesifik dalam bidang-bidang sosial. Mereka berupaya secara formal mengukur
kontribusi-kontribusi mereka terhadap berbagai unsur dalam masyarakat dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Tiga jenis pemeriksaan sosial yang saat ini mungkin digunakan:
 Daftar kegiatan sederhana
 Kumpulan pembelanjaan-pembelanjaan yang relevan secara sosial
 Penentuan dampak sosial

UNSUR-UNSUR PELAPORAN SOSIAL PERUSAHAAN

 Pelaporan lingkungan

Ini adalah elemen CSR yang paling menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir,
yang mencerminkan semakin pentingnya isu-isu lingkungan dalam kehidupan politik, bisnis, dan
sehari-hari. Banyak perusahaan memberikan informasi lingkungan dalam laporan tahunan
mereka dan beberapa (misalnya, British Telecom) memberikan laporan lingkungan yang terpisah.
Walaupun ada banyak contoh positif pelaporan obyektif dan informatif banyak dikritik karena
subyektif, selektif dan kurang kuantifikasi dan verifikasi eksternal, dilakukan terutama sebagai
latihan hubungan masyarakat daripada untuk membuat akun (Butler et al. 1992: 73).

 Praktek bisnis yang adil

Survei Ernst & Ernst dan lainnya menggunakan klasifikasi mereka (misalnya, Gray et al.
1987) telah memasukkan praktik bisnis yang adil berkaitan dengan pekerjaan (pekerjaan
perempuan, etnis minoritas dan penyandang cacat) dan praktik yang adil berkaitan dengan
pemasok .

 Keterlibatan komunitas

Pelaporan keterlibatan masyarakat perusahaan (CCI) diharuskan oleh hukum sejauh


Undang-Undang Perusahaan mewajibkan pengungkapan hadiah uang untuk tujuan amal
eksklusif kepada orang-orang yang biasanya tinggal di Inggris. Definisi sempit ini mengecualikan
banyak keterlibatan masyarakat dari perusahaan saat ini yang tidak hanya mencakup sumbangan
untuk amal tetapi juga dukungan, baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk, untuk proyek
lingkungan, untuk pendidikan dan berbagai inisiatif masyarakat, baik di Inggris maupun di luar
negeri .
PERUSAHAAN SEBAGAI PELANGGAR MORAL

Dalam menjalankan suatu bisnis, tentunya etika sangat diperlukan. Tapi tidak jarang etika
bisnis sering kali dilanggar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dalam dunia bisnis
berbagai jenis masalah etika bisnis dapat terjadi contohnya yaitu penipuan, paksaan, pencurian,
penyuapan, dan diskriminasi.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan tidak menerapkan etika dalam bisnis,
yaitu :

 Mementingkan keperluan pribadi

Sikap serakah yang dimiliki seseorang dapat menjadikan ia rela melakukan apapun
demi mendapatkan apa yang ia inginkan. Sehingga ia bisa saja melakukan pelanggaran
terhadap etika bisnis. Demi memuaskan keinginannya, ia tidak akan memperdulikan apa yang
ia lakukan, apakah itu merugikan perusahaan maupun masyarakat.

 Tekanan persaingan terhadap laba perusahaan

Seiring dengan berjalannya waktu, persaingan dalam dunia bisnis semakin keras.
Sering kali hal ini membuat perusahaan harus berpikir keras dalam mempertahankan usaha
dan labanya. Untuk tetap dapat mendapatkan laba yang diharapkan, perusahaan harus
menekan biaya produksi serendah mungkin dan bisa saja bahan -- bahan yang digunakan
untuk proses produksi adalah bahan -- bahan yang tidak layak untuk dipakai.

 Pertentangan antara nilai perusahaan dengan perorangan

Masalah ini dapa muncul ketika perusahaan ingin mencapai tujuan -- tujuan tertentu
dengan menggunakan metode -- metode baru yang belum ada sosialisasi sebelumnya,
sehingga para pekerja tidak dapat menerima hal tersebut.

MODEL-MODEL DARI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Hartman dan DesJardins (2008, p.156) mengungkapkan bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan mempunyai 3 (tiga) macam model yang menjelaskannya. Model-model tanggung
jawab sosial perusahaan terdiri atas:
 Model kewarganegaraan perusahaan dari CSR yang menjelaskan mengenai seorang
pemimpin perusahaan memiliki rasa tanggung jawab dan relasi di dalam komunitasnya
sebagai anggota dari perusahaan tersebut untuk mengimplementasikan tanggung jawab
sosial perusahaan tersebut.
 Model kontrak sosial dari CSR yang menjelaskan bahwa perusahaan perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk menghormati hak moral stakeholders.
 Model kepentingan pribadi yang tercerahkan dari CSR yang menjelaskan bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan ke dalam budaya perusahaan akan menghasilkan keunggulan
pasar kompetitif bagi perusahaan yang bersangkutan.

CSR DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

CSR merupakan bagian dari permasalahan kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial


pada umumnya terkait dengan masalah kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya terutama kebutuhan-kebutuhan yang bersifat dasar. Jika seseorang atau
sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, maka orang
tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang miskin atau dengan kata lain tidak sejahtera. Jadi
kesejahteraan sosial terkait dengan tingkat kemiskinan yang ada dalam masyarakat. Kemiskinan
sendiri mempunyai banyak rentetan persoalan yang perlu dicermati jika negara ingin berhasil
dalam penanggulangan kemiskinan.

CSR SEBAGAI EKSPRESI DARI MASALAH ETIKA


CSR dapat digunakan sebagai alat legitimasi karena memungkinkan organisasi untuk
menunjukkan bahwa mereka selaras dengan nilai-nilai dan kepedulian masyarakat (pelaporan
lingkungan adalah contoh yang baik dari ini). Apakah pelaporan sosial yang dilakukan dengan
tujuan melegitimasi organisasi merupakan praktik etis masih dapat diperdebatkan. Di satu sisi
dapat dikemukakan bahwa jika (sukarela) CSR didorong oleh faktor-faktor eksternal maka ini
adalah respons moral karena perusahaan merespons sistem nilai masyarakat tempat ia
beroperasi.

PRAKTEK-PRAKTEK PERUSAHAAN DAN ETIKA BISNIS

Organisasi berusaha mendorong perilaku etis dan melarang perilaku tidak etis dengan
berbagai cara karena manajer dan karyawannya semakin sering melakukan aktifitas yang tidak
etis dan bahkan ilegal di berbagai perusahaan maka banyak perusahaan yang mengambil langkah
tambahan untuk mendorong prilaku etis di lingkungan kerja. Misalnya, menetapkan aturan main
dalam menjalankan dan mengembangkan posisi etis yang jelas mengenai cara perusahaan dan
karyawan menjalankan bisnisnya. Bidang yang semakin menjadi kontroversi yang berkaitan
dengan etika bisnis dan praktek-praktek perusahaan mencskup privasi e-mail dan komunikasi lain
yang terjadi dalam organisasi. Dua pendekatan paling umum untuk membentuk komitmen
manajemen puncak terhadap praktek bisnis yang etis adalah membuat peraturan tertulis dan
memberlakukan program etika.
 Menerapkan Kode Etik Tertulis
Banyak perusahaan menuliskan kode etik tertulis yang secara formal menyatakan
keinginan mereka melakukan bisnis dengan perilaku yang etis, dan kini hampir semua
korporasi besar telah memiliki kode etik tertulis.
 Memberlakukan Program Etika
Banyak contoh mengemukakan bahwa tanggapan etis dapat dipelajari berdasarkan
pengalaman. Tidak mengherankan, sekolah sekolah bisnis telah memegang peranan penting
dalam perdebatan mengenai pendidikan etika. Sebagian besar analis setuju bahwa walaupun
sekolah sekolah bisnis masih tetap mengajarkan masalah masalah etika di lingkungan kerja
namun perusahaanlah yang harus paling bertanggung jawab penuh di dalam mendidik semua
karyawannya.

Anda mungkin juga menyukai