Anda di halaman 1dari 33

PENANGANAN BENCANA DI IGD

RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

Ditetapkan Direktur :
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN
Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS
NIP. 19540713 198103 2 001
Pengertian 1. Musibah massal atau bencana adalah keadaanyang gawat dalam
kehidupan sehari-hari yang mendadak terganggu dan banyak orang
terjerumus dalam keadaan tak berdaya dan menderita, dan sebagai
akibatnya membutuhkan pengobatan, perawatan, perlindugan, makanan,
dan kebutuhan lain.
2. Kualifikasi bencana
 Bencana tingkat I : Jumlah korban 1- 49 orang
 Bencana tingkat II : Jumlah korban 50-99 orang
 Bencana tingkat III : Jumlah korban 100-299 orang
 Bencana tingkat IV : Jumlah korban lebih dari 300 orang
3. Yang dimaksud korban tidak hanya korban yang meninggal dunia, tapi
termasuk semua orang yang mengalami gangguan baik fisik maupun
psikis, dari yang bersifat ringan sampai yang paling berat
4. Bencana alam adalah rangkaian peristia yang disebabkan oleh alam, yang
mengakibatkan korban jiwa, kerugian material, merusak sarana dan
prasarana umum, mengganggu tatanan kehidupan sehari-hari yang
memerlukan pertolongan segera

Tujuan Sesuai dengan sifat dan datangnya yang selalu tak terduga, maka dibuat
suatu prosedur pelaksanaan dalam hal penanggulangan bencana dengan
tujuan:
1. Pemanfaatan secara maksimal semua tenaga, sarana dan prasarana yang
ada di Instalasi Gawat Darurat untuk penanggulangan bencana supaya
mendapatkan hasil yang optimal
2. Menciptakan suatu koordinasi dan suasana yang baik dalam hal
penanggulangan bencana
3. Menciptakan sistim kinerja yang dapat berhasil guna dan berdaya guna
4. Terbentukanya satuan koordinasi yang baik dan selalu siap setiap saat
dalam penanggulangan bencana
5. Kesiapan tenaga rumah sakit dalam penanggulangan bencana
6. Kesiapan sarana dan prasarana untuk penanggulangan bencana
7. Terbentuknya sistim yang baik dalam penanggulangan bencana
8. Peningkatan pelayanan gawat darurat dalam penanggulangan bencana
9. Peningkatan koordinasi antar instansi terkait dalam penanggulangan
bencana
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

Ditetapkan Direktur :
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN
Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS
NIP. 19540713 198103 2 001
Prosedur
Dalam keadaan bencana yang membutuhkan pertolongan segera, dan
datangnya selalu mendadak, maka perlu secara khusus dibuat satu tata kerja
yang baik dalam hal penanggulangannya, pemanfaatan tenaga, sarana dan
prasarana, ditetapkan dengan SK direktur utama

MEDICAL SUPPORT
SOP PENANGGULANGAN BENCANA DI IGD
1. Dokter triase yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat harus bertindak
sebagai “Triage Officer” dengan tugas-tugas:
a. Melaporkan secara vertical kepada Ka. Instalasi Gawat Darurat.
b. Mengkoordinasikan, memanfaatkan dan memobilisasi semua tenaga,
sarana, dan prasarana yang ada di IGD secara optimal
c. Meminta semua sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
penanggulangan bencana (obat-obatan, alat medic, linen, dan lain-
lain)
d. Semua tugas harus segera dikerjakan sampai ada pengambilalihan
tugas oleh yang lebih berwenang
e. Triase pasien/labelisasi pasien, dilanjutkan penanganan pasien
dengan kategori hijau serta merujuk pasien yang berkategori kuning
dan merah
2. Ka. IGD bertugas:
a. Melaporkan kepada koordinator Tim Bencana
b. Berkoordinasi dengan managerial support
c. Mengkoordinasikan semua pelayanan di IGD (kamar triase dan
kamar operasi)
d. Berkoordinasi dengan bagian/instalasi lain (laboratorium, farmasi,
radiologi, CSSD, dan lain-lain)
3. Ketua Team menghubungi semua perawat IGD yang sudah terjadwal,
bila masih kekurangan tenaga perawat, meminta bantuan Bidang
Keperawatan untuk membantu. P3M bersama dengan semua perawat
berkewajiban membantu pelaksanaan penanganan pasien bencana dengan
menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara lain:
a. Menyiapkan peralatan medik bencana yang telah tersedia sehingga
dapat dipergunakan sewaktu-waktu dengan cepat
b. Menyiapkan tempat, brankar, LSB, dan ruangan untuk pasien
bencana
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

Ditetapkan Direktur :
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN
Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS
NIP. 19540713 198103 2 001
Prosedur
4. Petugas Depo Farmasi menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan dengan:
a. Menyiapkan obat-obatan yang telah tersedia untuk penanggulangan
bencana sehingga siap untuk digunakan
b. Merencanakan dan meminta obat-obatan tambahan jika sewaktu-
waktu dibutuhkan
c. Selalu berhubungan dengan “Triage Officer” untuk mengetahui
perkembangan yang baru dan lebih lanjut
5. Petugas lain yang ada di Instalasi Gawat Darurat berkewajiban membantu
pelaksanaan penanggulangan bencana sesuai dengan bidang masing-
masing yaitu:
a. Perkarya dan pramuhusada membantu menyiapkan peralatan non
medik yang diperlukan
b. Petugas gizi menyiapkan konsumsi petugas dan pasien
c. Petugas rekam medic menyiapkan dan melakukan pencatatan dan
pendataan pasien
Dan lain-lain yang dibutuhkan

I. SOP PENANGGULANGAN BENCANA RUANG TRIASE IGD

1. Setelah diberitahu Ka/Wa Ka. IGD, Kepala Ruangan Triase datang ke


IGD sambil menghubungi semua perawat ruang triase, baik yang
sudah terjadwal maupun yang belum terjadwal untuk datang ke IGD
2. Membantu pelaksanaan penanganan pasien bencana dengan
menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti peralatan
medic bencana yang telah tersedia sehingga dapat dipergunakan
sewaktu-waktu dengan cepat
3. Menyiapkan tempat, brankar, LSB dan ruangan untuk pasien bencana
4. Menghubungi Bidang Keperawatan untuk minta bantuan tenaga
keperawatan bila dipandang perlu
5. Menghubungi IRNA untuk minta bantuan brankar, O2 dan standar
infus bila dipandang perlu
6. Mengatur semua petugas perawat yang ada di ruang triase IGD
7. Menginformasikan kebutuhan logistik semua tenaga yang bekerja di
ruang triase
8. Mengatur jadwal perawat di ruang triase IGD setelah masa akut
selesai
II. SOP PENANGGULANGAN BENCANA KAMAR OPERASI IGD
1. Setelah diberitahu Ka/Wa Ka IGD, Kepala ruangan OK IGD
datang ke sudah terjadwal maupun yang belum terjadwal untuk

PENANGANAN BENCANA DI IGD


RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

Ditetapkan Direktur :
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN
Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS
NIP. 19540713 198103 2 001
Prosedur 1. yang sudah terjadwal maupun yang belum terjadwal untuk datang ke
IGD
2. Membantu pelaksanaan penanganan penanganan pasien bencana
dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti:
peralatan medik OK yang telah tersedia sehingga dapat dipergunakan
sewaktu-waktu dengan cepat
3. Mengatus semua petugas perawat yang ada di OK IGD
4. Menginformasikan ke Ka. IGD kemampuan OK IGD, apakah mampu
menangani semua pasien yang ada atau perlu menghubungi IBS RS
DR. M. Djamil
5. Menginformasikan kebutuhan logistik semua tenaga yang bekerja di
OK
6. Mengatur jadwal perawat OK IGD setelah masa akut selesai

III. SOP PENANGGULANGAN BENCANA UNIT LUKA BAKAR


1. Ruangan luka bakar dikosongkan dengan kapasitas 7 bed, pasien
dipindahkan ke Instalasi rawat inap
2. Indikasi perawatan di unit luka sesuai dengan prosedur triase di IGD
3. Penatalaksanaan luka bakar sesuai protap penatalaksanaan luka bakar
derajat I – IV yang sudah ada
4. Pencatatan pengunaan obat-obatan menggunakan buku bantu

IV. SPO PENANGGULANGAN BENCANA LABORATORIUM


KLINIK IGD
1. Dokter IGD membuat surat permintaan pemeriksaan labratrium
dengan tanda khusus “Cito Korban Bencana” dan memberikan
kepada perawat IGD untuk melakukan pengambilan specimen
2. Perawat IGD mengambil specimen dan mengirim specimen tersebut
ke bagian laboratorium atau perawat IGD memberitahu petugas
laboratorium untuk meminta bantuan mengambil spesimen
3. Analis segera melakukan analisis (pemeriksaan) dan mengarsipkan
hasil analisis ke dalam buku khusus, kemudian memberikannya
kepada dokter jaga PK
4. Dokter jaga PK melakukan penilaian hasil pemeriksaan dan segera
menyerahkan hasil pemeriksaan yang sudah di sahkan kepada petugas
administrasi
5. Petugas administrasi mencatat dalam buku ekspedisi nama-nama
pasien yang hasil pemeriksaannya sudah selesai, kemudian
6. memberitahu petugas IGD bahwa hasil pemeriksaan labor sudah
selesai

7. Petugas IGD mengambil hasil pemeriksaan labor yang sudah


selesai dan menandatangani buku ekspedisi serta menulis nama terang
8. Petugas IGD memberikan hasil pemeriksaan kepada dokter yang
merawat korban

V. SPO DAN PROTAP PENANGGULANGAN BENCANA


RADIOLOGI IGD
SOP Penanggulangan Bencana
1. Tim Khusus Bencana menyampaikan “Kode Darurat” dan informasi
akurat tentang bencana kepada petugas Radiologi
2. Petugas radiologi mengkoordinasikan tugas-tugas kedaruratan
3. Instalasi Radiologi mengirim pesawat Mobile X-ray yang ada dan 2
petugas ke IGD beserta kaset
4. Radiographer memotret pasien yang direkomendasikan dokter tim
penanggulangan bencana
5. Radiographer/petugas kamar gelap memproses film beridentitas dan
memasukan dalam amplop
6. Dokter radiologi melakukan expertise
7. Petugas radilogi menyerahkan hasilnya kepada petugas IGD
Protap radiologi dalam Penanggulangan Bencana
1. Radiografer, setelah menerima surat permintaan pemeriksaan
radilogi, menyiapkan bahan dan sarana pemeriksaan
2. Radiographer melakukan posisioning penderita, dibantu dengan
pengantar/keluarga
3. Radiographer mengatur faktor eksposi dan kondisi, kemudian
member aba-aba yang diperlukan (bila mungkin), kemudian
melakukanpemotretan
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
Prosedur VI. SPO PENANGGULANGAN BENCANA DI RAWAT
INAP
1. Pengawas umum menerima informasi mengenai bencana No
Tlpn PU:
2. Pengawas umum menghubungi masing-masing
ruangan/bangsal sesuai kebutuhan.
3. Petugas ruangan/bangsal menyiapkan ruang/bangsal
Prosedur VII. SPO PENANGGULANGAN BENCANA UNTUK
PASIEN MASUK ICU (INTENSIVE CARE UNIT)
1. Pasien yang akan dirawat di ICU dinyatakan oleh dokter
konsulen jaga ICU
2. Perawat IGD melakukan konfirmasi pada perawat ICU untuk
persiapan tempat, ventilator dan semua perlengkapan
perawatan.
3. Setelah selesai persiapan, perawat ICU menghubungi IGD
bahwa pasien siap diterima.
4. Pasien ditransport ke ICU oleh petugaSs Kereta Dorong
didampingi oleh perawat IGD dan atau dokter.
5. Pemasangan monitor dan ventilator jika diperlukan sesuai
dengan protap yang ada.
Prosedur VIII. SPO PENANGGULANGAN BENCANA ANAESTESI &
REANIMASI :
1. Dokter Triace menginformasikann ke Ka IGD dan SMF
Anaestesi
2. Ka SMF Anaesthesi megambil alih untuk memobilisasi
Dokter Anaesthesi serta IDSAI Cabang Padang untuk
mengkordinasi Dokter Anaestesi
Prosedur
IX. XI. SPO PENANGGULANGAN BENCANA UNTUK PASIEN
MASUK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
1. Perawat IGD menghubungi dokter obstetric dan ginekologi
yang On Site di IGD
2. Dokter obstetric dan ginekologi melakukan pemeriksaan
meliputi keadaan umum, tanda vital dan pemeriksaan obstetri
dan ginekologis di IGD.
3. Wanita dengan hamil Fisiologis belum dalam persalinan atau
dalam persalinan sebelum Kala II maka pasien dikirim
kekamar bersalin selanjutnya mengikuti protap rumah saklit
yang ada
4. Wanita hamil dalam persalinan Kala II maka dilakukan
pertolongan persalinan diruang periksa Obsgyn yang ada di
IGD
5. Wanita Hamil dengan Partus Prematurus Imminent maka
pasien dikirim kekamar bersalin selanjutnya mengikuti protap
rumah sakit yang ada
6. Wanita dengan kasus Aburtus Incomplete maka dilakukan
kuretase di IGD sesuai dengan protap rumah sakit yang ada
7. Apabila terjadi kasus wanita hamil dengan trauma maka akan
ditangani bersama dengan bagian terkait sesuai protap rumah
sakit
8. Apabila ada kasus kegawatan obstetric dan memerlukan
tindakan operasi, maka akan dilakukan secara emergensi di
kamar operasi IGD
9. Kasus obstetric lain akan dilayani sesuai protap RS yang ada.
Prosedur
X. SPO PENANGGULANGAN BENCANA UNTUK
PASIEN MASUK INSTALASI KESEHATAN ANAK

A. Pelayanan di IGD
1. Dokter Anak di IGD melakukaan anamnesa dan pemeriksaan
pasien anak secara langsung atau pasien konsul dari bagian lain
2. Setelah anamnesis dan pemeriksaan, dokter anak
merencanakan pemeriksaan penunjang sesuai dengan indikasi
3. Penatalaksanaan kegawat daruratan anak bekerjasama dengan
perawat dan bagian lain yang terkait
4. Penatalaksanakan kegawatdaruratan anak mendahulukan yang
Life threatening dan bila perlu koordinasi dengan bagian lain
5. Penatalaksaan lain akan dilayani sesuai protap rumah sakit
yang ada
6. Penentuan rawat inap atau rawat jalan
B. Pelayanan Pasien Rawat Inap
1. Pasien anak yang rawat inap akan dirawat oleh
Keperawatandan SMF anak
2. Follow up pasien rawat ianap baik yang dirawat di
Bagian anak maupun bangsal lain diluar bagian anak
dilaksanakan oleh dokter anak sesuai protap dibawah
supervisi staf bagian terkait
3. Bila perlu lakukan rawat bersama dengan bagian lain
4. Kegiatan dilokasi bencana disesuaikan dengan jadwal
yang ada
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
Prosedur XI. SPO PENANGGULANGAN BENCANA UNTUK PASIEN
MASUK DI RAWAT INAP MEDIKAL NON BEDAH

A. Pelayanan di IGD
1. Dokter Penyakit Dalam di IGD melakukaan anamnesa dan
pemeriksaan pasien secara langsung atau pasien konsul
dari bagian lain
2. Setelah anamnesis dan pemeriksaan, dokter merencanakan
pemeriksaan penunjang sesuai dengan indikasi
3. Penatalaksanaan kegawat daruratan bekerjasama dengan
perawat dan bagian lain yang terkait
4. Penatalaksanakan kegawatdaruratan mendahulukan yang
Life threatening dan bila perlu koordinasi dengan bagian
lain
5. Penatalaksaan lain akan dilayani sesuai protap rumah sakit
yang ada
6. Penentuan rawat inap atau rawat jalan

B. Pelayanan Pasien Rawat Inap


1. Pasien yang rawat inap akan dirawat oleh Keperawatan dan
SMF terkait
2. Follow up pasien rawat inap baik yang dirawat di Bagian
maupun bangsal lain diluar bagian dilaksanakan oleh dokter
sesuai protap dibawah supervisi staf bagian terkait
3. Bila perlu lakukan rawat bersama dengan bagian lain
4. Kegiatan dilokasi bencana disesuaikan dengan jadwal yang
ada
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
Prosedur XII. SPO PENANGGULANGAN BENCANA UNTUK PASIEN
MASUK DI RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH
1. Pasien yang rawat inap akan dirawat oleh Keperawatan dan
SMF terkait
2. Follow up pasien rawat inap baik yang dirawat di Bagian
maupun bangsal lain diluar bagian dilaksanakan oleh dokter
sesuai protap dibawah supervisi staf bagian terkait
3. Bila perlu lakukan rawat bersama dengan bagian lain
4. Kegiatan dilokasi bencana disesuaikan dengan jadwal yang
ada

MANAGERIAL SUPPORT

I. BIDANG PELAYANAN MEDIK

A. Pra Bencana
1. Mempelajari kebijakan-kebijakan mengenai penanganan
bencana
2. Mengkoordinir penyusunan Hospital Disaster Plan
3. Berkomunikasi dan berkoordinasi dengan stake holder
4. Melakukan koordinasi untuk penyusunan kebutuhan
persiapan alat medik, non medik, pembekalan farmasi, film,
reagen, linen
5. dan gizi serta kebutuhan fasilitas penunjang lain

B. Saat Bencana
1. Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk:
a. Mengamankan area IGD dan area lain yang
dicadangkan untuk perluasan ruang penanganan
emergensi
b. Menyiapkan seluruh fasilitas yang dibutuhkan, a.l:
perbekalan farmasi, gizi, linen, laboratorium, radiologi,
dan fasilitas penunjang lain
2. Melakukan telaah kebutuhan tenaga medik dan
berkoordinasi dengan SDM untuk pemenuhannya
3. Melakukan jaga piket manajerial

C. Pasca Bencana
1. Berkoordinasi dengan pihak terkait untuk:
a. Pengadaan logistik untuk korban bencana
b. Perawatan korban selanjutnya
2. Membantu Direktorat Keuangan untuk proses penyelesaian
klaim biaya perawatan pasien korban bencana
3. Membantu pembuatan laporan
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanganan bencana
di rumah sakit, selama masa tanggap darurat sampai
dengan masa norma/akhir bencana
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
D. Aktivasi Tim Bencana Rumah Sakit
Alur Aktivasi tim Bencana Rumah Sakit

Berita adanya bencana

Dewan Advisor Direksi

Ketua Tim Bencana

Rumah Sakit

I. Koordinator II. Koordinator III. Koordinator


Manajemen Perawat Medik

1. Berita adanya bencana sampai ke Direksi, Dewan Advisor atau


Tim Bencana.
2. Dewan advisor, Direksi dan Tim Bencana segera melakukan
koordinasi.
3. Ketua Tim Bencana memerintahkan Koordinator Manajemen,
Koordinator Perawat, dan Koordinator Medik untuk menjalankan
prosedur sesuai Prosedur Tetap masing-masing bagian, bidang,
instalasi dan satuan kerja.
4. Bagian, bidang, instalasi dan satuan kerja segera melakukan
tindakan sesuai Prosedur Tetap masing-masing.

PENANGANAN BENCANA DI IGD


RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
II. BIDANG KEPERAWATAN
1. Prinsip pelayanan akan diberikan oleh Perawat yang ada di
RSUP. DR. M. Jamil Padang pada saat kejadian, dan jadual
dinas sudah diketahui oleh perawat tersebut. Pemberitahuan
kepada petugas oleh PP masing-masing.
2. Jadual dinas dibuat oleh Kepala Ruangan dan dikirim ke
kantor Pengawas Perawatan
3. Bila terjadi bencana, dan pasien melimpah akan dirawat di
ruangan yang disesuaikan dengan kondisi.
4. Pelayanan Keperawatan akan dilaksanakan oleh perawat yang
telah dijadualkan dan mengetahui program ini, serta perawat
relawan yang akan direkrut oleh RSUP. DR. M. Djamil
Padang
5. Bila ruangan perawatan intensif, NICU, dan luka bakar ada
tempat tidur yang kosong, maka pasien akan semaksimalnya
dirawat di sana. Begitu juga dengan ruangan perawatan di
Instansi lain terkait
6. Komunikasi dan Informasi pada pagi hari jam 08.00 – 14.00
“IGD” menghubungi Kepala Bidang perawatan. Bidang
Perawatan akan koordinasi dengan penanggung jawab
pelayanan untuk menggerakkan perawat ke IGD sesuai jadual
yang telah disiapkan.
7. Bila sore hari, jam 14.00 – 21.00 menghubungi pengawas
perawatan sore. Bersamaan informasi juga untuk kepala
Bidang Perawatan dan Kasie Perawatan untuk bantuan
pelayanan keperawatan.
8. Bantuan tambahan logistic fasilitas pelayanan keperawatan
terlampir
9. Bila malam hari jam 21.00 – 08.00 menghubungi Pengawas
Perawatan malam. Bersamaan informasi juga untuk Kepala
Bidang Perawatan dan Kasie Perawatan
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
III. SPO PENANGGULANGAN BENCANA INSTALASI
BINATU

A. Sebelum Terjadi Bencana


1. Pembentukan Tim Siaga Bencana
2. Membuat jadual piket petugas
3. Koordinasi dengan IPS tentang:
 Kesiapan Boiler
 Kesiapan petugas untuk memperbaiki mesin bila
sewaktu-waktu terjadi kerusakan
4. Pengecekan peralatan setiap hari oleh Petugas Pemeliharaan
Mesin Instalasi Binatu
 Mesin Cuci
 Mesin Pengering
 Mesin Flatwork Ironer
5. Menyiapkan linen untuk korban bencana di dalam trolly
siap angkut untuk tahap I
6. Menyiapkan administrasi
 Jadual Piket
 Daftar Petugas Piket
 Blanko keluar masuk linen
7. Sosialisasi protap bencana ke seluruh staf
8. Memprioritaskan finishing linen operasi IBS dan IGD
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
B. Sesaat setelah terjadi bencana
1. Begitu mengetahui terjadi bencana, petugas piket segera ke
Instalasi Binatu, menyiapkan linen untuk dibawa ke IGD
dan IMC
2. Petugas piket membawa linen yang telah siap angkut ke
IGD dan IMC masing-masing 100 set
3. Petugas Instalasi Binatu menyerahkan linen ke petugas
IGD dan IMC
4. Petugas kembali ke ruangan dengan membawa informasi
sementara tentang jumlah pasien
5. Penanggung jawab gudang linen menyiapkan linen untuk
kebutuhan shift berikutnya
6. Petugas mencatat linen yang telah dikeluarkan.

C. Pelayanan selanjutnya setelah bencana


1. Penanggung jawab gudang linen menyiapkan linen khusus
untuk bencana setiap hari untuk 3 shift (baik linen operasi
maupun linen perawatan pasien).
2. Penanggung jawab gudang linen menyerhakan linen kepada
petugas piket sesuai dengan kebutuhan untuk dibawa ke
IMC dan IGD
3. Petugas piket menyerahkan linen bersih ke penanggung
jawab linen di IMC dan IGD dan mengambil linen yang
kotor dengan membawa bon penyerahan linen dan bon
pengambilan lien kotor.
4. Petugas piket membawa linen kotor ke Instalasi untuk
dicuci
5. Setiap jam 14.00 penanggung jawab linen mengecek
ketersediaan di IMC dan IGD untuk persediaan sore dan
malam hari
6. Bila terjadi kekurangan linen pada jam 14.00- 08.00
langsung menghubungi petugas bagian linen
7. Semua karyawan Instalasi Binatu harus siap bila sewaktu-
waktu dipanggil ke Instalasi Binatu
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
IV. SPO PENANGGULANGAN BENCANA INSTALASI
V. KEDOKTERAN FORENSIK
VI.
A. Penerimaan Korban Bencana
1. Korban bencana dibawa masuk melalui gerbang khusus IKF
2. Korban ditempatkan di R.I dilakukan registrasi awal
(pencatatan, member label IKF, membuat foto close up
wajah dan whole body). Label warna biru untuk jenazah
utuh tanpa property, label putih untuk jenazah tidak utuh
tanpa property, label putih untuk jenazah tidak utuh, label
kuning untuk jenazah utuh / tidak utuh dengan property.
3. Korban dibawa ke ruangan untuk diidentifikasi post mortem
4. Korban post identifikasi post mortem dipindahkan ke
ruangan penyimpanan sementara dengan pemberian
kantung jenazah
5. Data post mortem diolah dengan data ante mortem
6. Hasil pengolahan data dicantumkan di papan informasi

B. Penanganan di Unit Data Post Mortem


1. Petugas IKF menerima jenazah/potongan jenazah dan
barang dari unit TKP (petugas evakuasi)
2. Registrasi ulang dan mengelompokkan kiriman tersebut
berdasarkan jenazah utuh, tidak utuh, potongan jenazah dan
barang-barang
3. Membuat foto jenazah
4. Mencatat ciri-ciri korban sesuai formulir yang tersedia
5. Mengambil sidik jari korban dan golongan darah
6. Mencatat gigi – geligi korban oleh tim odontologi
7. Melakukan otopsi jika diminta oleh penyidik
8. Mengambil data-data ke unit pembanding data
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
C. Penanganan di Unit Data Ante Mortem
1. Mengumpulkan data-data korban semasa hidup (seperti foto
dll dari instansi tempat kerja, keluarga/kenalan, dokter gigi
pribadi, polisi seperti sidik jari)
2. Memasukkan data-data yang ada ke dalam formulir yang
tersedia
3. Mengelompokkan data-data ante mortem berdasarkan:
a. Jenis kelamin
b. Umur
4. Mengirimkan data-data yang telah diperoleh ke unit
pembanding data

D. Penanganan di Unit Pembanding Data


1. Mengkoordinasikan penentuan identitas korban antara unti
TKP, unit data post mortem dan unit ante mortem
2. Mengumpulkan data-data korban yang dikenal ke tim
identifikasi
3. Mengumpulkan data-data tambahan dari unit TKP post
mortem dan ante mortem untuk korban yang belum dikenal

E. Penanganan di Unit Tim Identifikasi Propinsi


1. Cek dan re-cek hasil unit pembanding data
2. Mengumpulkan hasil identifikasi korban
3. Membuat surat kematian untuk korban yang dikenal dan
surat-surat lain yang diperlukan
4. Menerima keluarga korban
5. Publikasi yang benar dan terarah

VII. SPO BENCANA INSTALASI GIZI

A. Permintaan Makanan Pasien Rawat Inap Korban Bencana


1. Petugas gizi ruangan/ petugas rumah tangga mengumpulkan
data pasien di ruangan atau melihat buku register pasien dan
mencatat dalam buku les makanan
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
2. Petugas gizi ruangan/ petugas rumah tangga menulis diit di
buku les makanan
3. Petugas gizi ruangan/ petugas rumah tangga membuat
daftar permintaan makanan pasien sesuai dengan buku les
makanan dalam form khusus
4. Ahli gizi / petugas gizi ruangan/ petugas rumah tangga
menanda tangani daftar permintaan makanan pasien
5. Petugas gizi ruangan / petugas rumah tangga menyerhakan
daftar permintaan makanan pasien ke Instalasi Gizi Jam
09.00 untuk makan siang, sore dan makan pagi hari
berikutnya
6. Bila ada pasien baru, petugas gizi ruangan / petugas rumah
tangga membuat permintaan makanan dengan
menggunakan form permintaan pasien baru yang ditanda
tangani oleh gizi ruangan / petugas rumah tangga.
7. Bila ada pergantian diit, petugas gizi ruangan / petugas
rumah tangga membuat permintaan pergantian diit dengan
menggunakan form pergantian diit yang telah ditanda
tangani
8. Bila ada pasien pulang dengan persetujuan pulang yang
sudah diserahkan oleh perawat, pasien tersebut tidak
mendapatkan jatah makanan

B. Penyaluran Makanan Pegawai Penanganan Bencana /


Keadaan Darurat
1. Pelaksanaan administrasi mencatat jumlah pegawai yang
berhak mendapat makan pada papan konsumen.
2. Penyelia menyiapkan peralatan makan disposibel sesuai
dengan jumlah pegawai
3. Pelaksana dapur petugas jaga memorsi makanan sesuai
menu dan jumlah petugas penanganan bencana / keadaan
alam
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
4. Petugas rumah tangga membawa makanan pegawai ke
ruangan

VIII. SPO PENANGGULANGAN BENCANA INSTALASI


SANITASI RUMAH SAKIT

A. Penyediaan Air Bersih


1. Petugas mengecek penyediaan air bersih baik kuantitas
maupun kualitas bersama dengan IPS
2. Petugas memonitor penyediaan air bersih setiap hari secara
kuantitas
3. Petugas memonitor penyediaan air bersih secara kualitas
dengan memeriksa pH dan sisa Chlor

B. Pengelolaan Sampah
1. Petugas menyediakan fasilitas pengelolaan sampah baik
sampah medic dan non medic yang berupa:
a. Tempat sampah dengan plastic kuning untuk sampah
medic
b. Tempat sampah dengan plastic hitam untuk sampah
non medik
2. Petugas mengumpulkan sampah dengan mengelompokkan
sampah menurut jenisnya
3. Petugas sanitasi mengangkut sampah ke tempat sampah
yang sudah tersedia
4. Pengangkutan sampah dilakukan 2 (dua) kali sehari. Pagi:
jam 06.00 – 07.00, siang jam 13.00 – 14.00 WIB.

C. Desinfeksi Ruangan
Apabila ruangan perlu untuk dilakukan desinfeksi untuk
menurunkan angka kuman, maka akan dilakukan desinfeksi
ruangan baik menggunakan bahan kimia (Cidex/Ascend)
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
maupun OZONTEX sesuai dengan protap yang telah ada.
IX. SPO PENANGULANGAN BENCANA INSTALASI CCSD

A. Persiapan
1. Kesiapan SDM
a. Menyiapkan jadual jaga (ditempel).
b. Menyiapkan no. Telpon / HP petugas terkait
(ditempel).
c. Kepala IPPS memastikan HP “on”.
2. Kesiapan sarana & Pra sarana (cek rutin)
Kesiapan mesin uap, koordinasi dengan boiler.
3. Perbekalan Steril IP2S
a. Menyiapkan alat kesehatan steril, antara lain : minor
set, venasecsi set, CVP set, GV set. (di luar milik
IBS dan IRD)
b. Linen steril (di luar rutin IBS dan IRD)
c. Kasa steril
d. Sarung tangan steril OK
e. Sarung tangan non steril
4. Persiapan Administrasi
a. Blangko permintaan Cito
b. Blangko permintaan perpasien.
c. Buku catatan khusus KLB.
5. Mengajukan kebutuhan BMHP & AMHP pada Tim
Penanggulangan Bencana.
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
B. Pada Saat Bencana
1. Kepala IPPS melakukan koordinasi dengan:
a. Posko IGD
b. Penanggung jawab pelayanan dan petugas jaga
c. Kepala Bidang Penunjang dan Sarana Medik
d. Kepala IPS
e. Ka Istalasi Binatu
2. Petugas jaga menyiapkan:
a. Operasional Mesin
b. Kelengkapan sterilisasi: desinfeksi, setting, packing,
labeling dan indikatorisasi
3. Petugas mendistribusikan alat kesehatan
a. Koordinasi dengan IGD dan IBS tentang jumlah
pasien dan jumlah dan jenis kebutuhan
b. Mengecek jumlah, jenis, kondisi perbekalan steril
c. Menyiapkan set tambahan bila masih diperlukan
d. Mendistribusikan kebutuhan yang diperlukan
4. Petugas memfile
a. Blanko permintaan Cito
b. Blanko permintaan perpasien
c. Mendokumentasi permintaan
d. Memonitor pengembalian set instrument
5. Kepala IPPS melakukan koordinasi dengan Tim
Penanggulangan Bencana untuk kebutuhan dasar yang
menipis/kosong
C. Pelayanan Lanjutan
1. Petugas IPS melakukan koordinasi dengan petugas
IMC, ICU/NICU meliputi: nama pasien, rekam medic,
tindakan medic, jumlah dan jenis kebutuhan
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
2. Petugas mengecek sediaan kebutuhan yang diperlukan
3. Petugas melakukan:
a. Distribusi sesuai permintaan
b. Menginformasikan ke bagian produksi IPS bila
sediaan steril menipis/kosong
4. Petugas memfile:
a. Blanko permintaan Cito
b. Mendokumentasi permintaan
c. Memonitor pengembalian set instrumen
5. Koordinasi dengan Tim Penanggulangan Bencana untuk
kebutuhan dasar yang menipis / kosong

X. SPO PENANGGULANGAN BENCANA INSTALASI


SATPAM

1. Petugas menghubungi anggota yang tidak dinas


2. Petugas mengosongkan lahan parkir di sekitar Posko
Bencana
3. Petugas mengarahkan pintu masuk ambulance melalui pintu
gerbang depan
4. Mengatur kendaraan yang keluar masuk IGD/Posko yang
membawa korban (ambulance atau kendaraan lain)
5. Petugas mengatur dan menempatkan kendaraan petugas /
pejabat internal maupun eksternal yang mau parker pada
tempat yang disediakan
6. Melarang masyarakat umum yang tidak berkepentingan
masuk di ruang perawatan pasien (korban).
7. Jika diperlukan satpam siap membantu mengevakuasi para
korban dari ambulance ke tempat perawatan yang
ditentukan
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
XI. SPO PENANGULANGAN BENCANA BIDANG HUKUM
DAN HUBUNGAN MASYARAKAT

A. Pengelolaan Informasi Korban Bencana


1. Semua informasi tentang korban bencana alam maupun
korban bencana akibat kellaian manusia yang ada di
lingkungan RSUP. DR. M. Djamil melalui bagian
Hukum dan Humas.
2. Bagian Hukum dan Humas menyiapkan bahan
informasi berdasarkan evidence based
3. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi tentang
korban bencana alam dapat menghubungi Bagian
Hukum dan Humas
4. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi dan
pembicaraan secara langsung dengan Ketua Tim
Bencana melalui Bagian Hukum dan Humas

B. Pengelolaan Dokumentasi Korban Bencana


1. Membuat dokumentasi data korban seijin korban yang
masih kooperatif, atau sanak keluarganya
2. Hasil dokumentasi diproses menjadi data dokumentasi
yang dapat berguna bagi yang memerlukan
Data disimpan dalam ruangan yang dapat menjamin keawetan dan
menjadi tanggung jawab Bagian Hukum dan Humas
C. Pengelolaan Bantuan Korban Bencana
1. Menginformasikan data korban yang sudah
teridentifikasikan dengan jelas ke media masa cetak
maupun elektronik dalam rangka penggalangan dana.
2. Untuk pemanfaatan dana melalui mekanisme yang
berlaku (persetujuan direksi)
3. Bantuan dalam bentuk barang dikoordinir oleh Bagian
Hukum dan Humas dan berkoordinasi dengan satuan

PENANGANAN BENCANA DI IGD


RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
terkait (instalasi Gizi dan Instalasi Farmasi)
XII. SPO PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN
KORBAN BENCANA

1. Pasien korban bencana di catat di lembar RM Bencana


2. Registrasi pasien dilkukan setelah mendapat pelayanan
emergency emergency
3. Pengolahan data korban bencana dilakukan oleh petugas
ICM
4. Hasil pengolahan data disampaikan kepada Ketua Tim
Bencana. Setelah disetujui Ketua Tim Bencana data laporan
disampaikan kepada Bagian Perencanaan dan Evaluasi dan
Hukmas
5. Bagian Perencanaan dan Evaluasi mengirimkan laporan
yang sudah ditandatangani Direksi kepada:
a. Dinas Kesehatan Propinsi
b. Departemen Kesehatan RI:
 Pusat Penanggulangan Krisis
 Dirjen Pelayanan Medik (Yan Med) u.b:
o Direktorat Pelayanan Medik Dasar
o Direktorat Pelayanan medic Spesilistik
6. Bagian Hukum dan Humas menginformasikan data laporan
ke mass media dan keluarga korban bencana
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. IMC
3. Tim Bencana
4. Semua SMF
5. Unit Luka Bakar
6. Instalasi patologi Klinik
7. Instalasi Radiologi
8. Unit Ambulance
9. Instalasi Rekam Medik
10. ICU
11. Instalasi Rawat Inap
12. IRI
13. Bagian Obsgyn
14. Instalasi Kesehatan Anak
15. Unit Penyakit Dalam
16. Bidang Pelayanan Medik
17. Bidang Perawatan
18. Instalasi Farmasi
19. Instalasi Binatu
20. IPS
21. Instalasi Gizi
22. Instalasi Kedokteran Forensik
23. Instalasi Sanitasi & Lingkungan RS
24. Instalasi Penertiban dan Pengamanan RS
25. Bagian Hukum dan Humas
26. Semua Bidang dan Bagian terkait
PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
Pengertian Bencana alam adalah rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam ,
manusia yang mengakibatkan korban jiwa, kerugian materril , merusak
sarana ,prasarana umum , mengganggu tatanan kehidupan sehari – hari
yang memerlukan pertolongan segara
Tujuan 1. Terbentuknya satuan koordinasi yang baik dan selalu siap setiap
saat dalam penangulangan bencana
2. Kesiapan tenaga rumah sakit dalam penanggulangan bencana
3. Kesiapan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
4. Terbentuk sistem yang baik dalam penanggulangan bencana
5. Peningkatan playanan gawar darurat dalam penangulangan
bencana
6. Peningkatan koordinasi antar instansi terkait dalam
penanggulangan bencana
Dasar Kebijakan 1. UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.
2. UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
3. Kepmenkes No.856/menkes/SK/IX/2009
4. Surat Keputusan Dirut No : KP.04.04.0274 tentang SOTK IGD
5. Mengacu pada Hospital disaster RSUP dr.M.Djamil Padang :
YM.01.04./11/109/2110
Prosedur 1. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan memperhitungkan SDM , dana dan pasilitas
yang ada.
Program Kegiatan :
a. Latihan lapanagan dengan materi: koordinasi, sistem informasi
bencana, dan tekhnik medis penanganan bencana, kerusuhan
massal dalam menghadapi persipan pemilu.
b. Simulasi penanggulangan bencana bersama dengan institusi
terkait koordinasi,yang sifatnya terpadu dan kofrehensif.
c. Mengadakan simulasi kebakaran dirumah sakit RSUP dr.m.djamil
Padang,.
PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan dengan melibatkan seluruh institusi yang terkait
baik yang berasal dari internal rumah sakit maupun eksternal rumah
sakit yaiti anggotan AGD BSB RSUP Dr.M.Djamil Padang serta institusi
yang berhubungan langsung dengan penanggulangan bencana.
3. Pembiayaan
Dibebankan pada rumah sakait dan pihak lain yang tidak mengikat.
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Program dilaksanakan secara rutin setiap tahun sekali.
5. Evaluasi
Dilakukan secara terus menerus baik selama proses berlangsung
maupun evaluasi terhadap hasil yang diharapkan

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat.


2. Dinas Kesehatan Tingkat I Prov Sumbar.
3. Instalasi Medical Record
4. Intalasi rawat Intensive
5. IPS RS
6. Instalasi farmasi
7. Kasubag Rumah Tangga
8. Instalasi gizi
9. Inst Pemeliharaan Sarana
10. Inst Satuan Pengamanan
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
Pengertian
1. Musibah massal atau bencana adalah keadaanyang gawat dalam
kehidupan sehari-hari yang mendadak terganggu dan banyak orang
terjerumus dalam keadaan tak berdaya dan menderita, dan sebagai
akibatnya membutuhkan pengobatan, perawatan, perlindugan,
makanan, dan kebutuhan lain.
2. Kualifikasi bencana
 Bencana tingkat I : Jumlah korban 1- 49 orang
 Bencana tingkat II : Jumlah korban 50-99 orang
 Bencana tingkat III : Jumlah korban 100-299 orang
 Bencana tingkat IV : Jumlah korban lebih dari 300 oran
3. Yang dimaksud korban tidak hanya korban yang meninggal dunia, tapi
termasuk semua orang yang mengalami gangguan baik fisik maupun
psikis, dari yang bersifat ringan sampai yang paling berat
4. Bencana alam adalah rangkaian peristia yang disebabkan oleh alam,
yang mengakibatkan korban jiwa, kerugian material, merusak sarana
dan prasarana umum, mengganggu tatanan kehidupan sehari-hari yang
memerlukan pertolongan segera

1. Terbentuknya satuan koordinasi yang baik dan selalu siap setiap


Tujuan saat dalam penangulangan bencana.
2. Kesiapan tenaga rumah sakit dalam penanggulangan bencana
3. Kesiapan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana
4. Terbentuk sistem yang baik dalam penanggulangan bencana
5. Peningkatan playanan gawar darurat dalam penangulangan bencana
6. Peningkatan koordinasi antar instansi terkait dalam
penanggulangan bencana
Dasar Kebijakan 1. UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.
2. UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
3. Kepmenkes No.856/menkes/SK/IX/2009
4. Surat Keputusan Dirut No : KP.04.04.0274 tentang SOTK IGD
5.Mengacu pada Hospital disaster RSUP dr.M.Djamil Padang :
YM.01.04./11/109/2110
7. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
1. Kepmenkes No.856 tahun 2009 tentang standart Pelayanan gawat daruat.
2. Kepmenkes No.1681 tahun 2005 tentang SOTK RSUP Dr.M.Djamil
Padang.
3. Kepmenkes No. 106 tahun 2004 tentang Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu.

Metodelogi 1. Pemecahan masalah secara langsung dalam penananan korban


2. Melakukan koordinasi dan lintas sektoraql
3. Pemanfaatan fasilitas sarana dan prasaranaPersiapan

PENANGANAN BENCANA DI IGD


RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
Organisasi
4. Surat Keputusan Direktur RSUP Dr.M.Djamil Padang
No.KP.04.04.0274 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja IGD
RSUP Dr.M.Djamil Padang.
DI IGD
Tim Penanggulangan Bencana yang sudah dibentuk oleh Direktur Utama
dengan NO SK : YM.01.04./11/109/2110

Perencanaan SDM 1. Bencana dengan korban 30 – 49 orang . IGD dapat menanggulamgi


ngan memobolisasi tenaga IGD, termasuk dokter BSB dan mefungsikan
semua ruangan di IGD.Bila perlu dengan bantuan Tim Medis
Penanggulangan Bencana RSUP DR M Djamil Padang.
2. Bencana yang melebihi kapasitas kemampuan IGD perlu kordinasi
dengan Instalasi lan dilingkungan RSUP DR M Djamil Padang maupun
rumah sakit melalui PERSI dibawah kordinasi Direksi RSUP DR M Djamil
PADANG
3. Selanjutnya pelaksanaan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan
RI nomor : 28 / Menkes/ ISK/I/1999

Per encanaan Dukungan logistik meliputi logistik medis dan non medis
Logistik Dukungan logistik medis akan dikordinasi kan oleh Direktur Keuangan ,
Direktur Umum SDM. Bila bencana terjadi diluar rumah sakit maka
dukungan logistik akan langsung dikoordinasikan oleh Direktur Utama
RSUP DR M Djamil Padang

Komunikasi Menentukan pusat komunikasi bencana yang bisa beroperasi 24 jam

Menggunakan sarana komunikasi yang ada seperti : telepon, HP. Radio


Kumunikasi
Mengatur sistem komunikasi yang melibatkan ORARI . RAPI

TRANSFORTASI Dalam penanggulangan bencana untuk memindahkan penduduk yang


bersiko / dalam ancaman bahaya dibutuhkankendaran umum seperti
truk , bus dll yang bisa dikordinasikan lewat PEMDA . sedangkan untuk
korban hidup / mati menggunakan Ambulance IGD dan ambulan
jejaring.

PELAPORAN Dalam system pelaporan hendaknya dilakukan koordinasi dari semua tim ,
sehingga semua kegiatan dapat dicatat , maka isi laporan memuat antara
lain
- Waktu kejadian
- Jumlah korban
- Jumlah kerugian
- Jumlah penduduk yang dievakuasi/
diungsikan
- Perkiraan korban hilang
- Penanganan yang telah dilakukan
- Evaluasi pasca gempa
- Hambatan dan dukungan
-

ANGGARAN Pendanaan dari anggaran rumah sakit dan pemerintah daerah , swadaya
masyarakat, dan sumbangan dari sumber lain yang tidak mengikat.

EVALUASI Evaluasi program dilakukan setelah bencana . bila tidak ada bencana
evaluasi diakan tiap

PROSEDUR SOP PENANGGULANGAN BENCANA DI IGD


I. Dokter triase yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat harus bertindak
sebagai “Triage Officer” dengan tugas-tugas:
1. Melaporkan secara vertical kepada Ka. Instalasi Gawat Darurat.
2. Mengkoordinasikan, memanfaatkan dan memobilisasi semua
tenaga, sarana, dan prasarana yang ada di IGD secara optimal
3. Meminta semua sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
penanggulangan bencana (obat-obatan, alat medic, linen, dan
lain-lain)
4. Semua tugas harus segera dikerjakan sampai ada
pengambilalihan tugas oleh yang lebih berwenang
PENANGANAN BENCANA DI IGD
RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

Ditetapkan Direktur :
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN
Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS
NIP. 19540713 198103 2 001
Prosedur
5. Triase pasien/labelisasi pasien, dilanjutkan penanganan pasien
dengan kategori hijau serta merujuk pasien yang berkategori
kuning dan merah
II. Ka. IGD bertugas:
1. Melaporkan kepada koordinator Tim Bencana
2. Berkoordinasi dengan managerial support
3.Mengkoordinasikan semua pelayanan di IGD (kamar triase dan
kamar operasi)
4. Berkoordinasi dengan bagian/instalasi lain (laboratorium,
farmasi, radiologi, CSSD, dan lain-lain)
III. Ketua Team menghubungi semua perawat IGD yang sudah terjadwal,
bila masih kekurangan tenaga perawat, meminta bantuan Bidang
Keperawatan untuk membantu. P3M bersama dengan semua perawat
berkewajiban membantu pelaksanaan penanganan pasien bencana
dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan antara
lain:
a. Menyiapkan peralatan medik bencana yang telah tersedia
sehingga dapat dipergunakan sewaktu-waktu dengan cepat
b. Menyiapkan tempat, brankar, LSB, dan ruangan untuk pasien
bencana
c. IV.Petugas Depo Farmasi menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan
dengan:
a. Menyiapkan obat-obatan yang telah tersedia untuk penanggulangan
bencana sehingga siap untuk digunakan
b. Merencanakan dan meminta obat-obatan tambahan jika sewaktu-
waktu dibutuhkan
c. Selalu berhubungan dengan “Triage Officer” untuk mengetahui
perkembangan yang baru dan lebih lanjut
V.Petugas lain yang ada di Instalasi Gawat Darurat berkewajiban
membantu pelaksanaan penanggulangan bencana sesuai dengan bidang
masing-masing yaitu:
a. Perkarya dan pramuhusada membantu menyiapkan peralatan non
medik yang diperlukan
b. Petugas gizi menyiapkan konsumsi petugas dan pasien
c. Petugas rekam medic menyiapkan dan melakukan pencatatan dan
pendataan pasien
VI. Dan lain-lain yang dibutuhkan

PENANGANAN BENCANA DI IGD


RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

Ditetapkan Direktur :
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN
Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS
NIP. 19540713 198103 2 001
Prosedur
VII. SOP PENANGGULANGAN BENCANA RUANG TRIASE
IGD

1. Setelah diberitahu Ka/Wa Ka. IGD, Kepala Ruangan Triase datang


ke IGD sambil menghubungi semua perawat ruang triase, baik yang
sudah terjadwal maupun yang belum terjadwal untuk datang ke IGD
2. Membantu pelaksanaan penanganan pasien bencana dengan
menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti peralatan
medic bencana yang telah tersedia sehingga dapat dipergunakan
sewaktu-waktu dengan cepat
3. Menyiapkan tempat, brankar, LSB dan ruangan untuk pasien bencana
4. Menghubungi Bidang Keperawatan untuk minta bantuan tenaga
keperawatan bila dipandang perlu
5. Menghubungi IRNA untuk minta bantuan brankar, O2 dan standar
infus bila dipandang perlu
6. Mengatur semua petugas perawat yang ada di ruang triase IGD
7. Menginformasikan kebutuhan logistik semua tenaga yang bekerja di
ruang triase
8. Mengatur jadwal perawat di ruang triase IGD setelah masa akut
selesai

VIII. SOP PENANGGULANGAN BENCANA KAMAR OPERASI


IGD
2. Setelah diberitahu Ka/Wa Ka IGD, Kepala ruangan OK IGD
datang ke sudah terjadwal maupun yang belum terjadwal untuk
7. yang sudah terjadwal maupun yang belum terjadwal untuk datang ke
IGD
1. Membantu pelaksanaan penanganan penanganan pasien bencana
dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti:
peralatan medik OK yang telah tersedia sehingga dapat dipergunakan
sewaktu-waktu dengan cepat
2. Mengatur semua petugas perawat yang ada di OK IGD
3. Menginformasikan ke Ka. IGD kemampuan OK IGD, apakah mampu
menangani semua pasien yang ada atau perlu menghubungi IBS RS
DR. M. Djamil
4. Menginformasikan kebutuhan logistik semua tenaga yang bekerja di
OK
5. Mengatur jadwal perawat OK IGD setelah masa akut selesai

PENANGANAN BENCANA DI IGD


RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

Ditetapkan Direktur :
Tanggal Terbit
KEBIJAKAN
Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS
NIP. 19540713 198103 2 001
Prosedur
IX. SOP PENANGGULANGAN BENCANA UNIT LUKA BAKAR
5. Ruangan luka bakar dikosongkan dengan kapasitas 7 bed, pasien
dipindahkan ke Instalasi rawat inap
6. Indikasi perawatan di unit luka sesuai dengan prosedur triase di IGD
7. Penatalaksanaan luka bakar sesuai protap penatalaksanaan luka bakar
derajat I – IV yang sudah ada
8. Pencatatan pengunaan obat-obatan menggunakan buku bantu

X. SPO PENANGGULANGAN BENCANA LABORATORIUM


KLINIK IGD
9. Dokter IGD membuat surat permintaan pemeriksaan labratrium
dengan tanda khusus “Cito Korban Bencana” dan memberikan
kepada perawat IGD untuk melakukan pengambilan specimen
10. Perawat IGD mengambil specimen dan mengirim specimen tersebut
ke bagian laboratorium atau perawat IGD memberitahu petugas
laboratorium untuk meminta bantuan mengambil spesimen
11. Analis segera melakukan analisis (pemeriksaan) dan mengarsipkan
hasil analisis ke dalam buku khusus, kemudian memberikannya
kepada dokter jaga PK
12. Dokter jaga PK melakukan penilaian hasil pemeriksaan dan segera
menyerahkan hasil pemeriksaan yang sudah di sahkan kepada petugas
administrasi
13. Petugas administrasi mencatat dalam buku ekspedisi nama-nama
pasien yang hasil pemeriksaannya sudah selesai, kemudian
14. memberitahu petugas IGD bahwa hasil pemeriksaan labor sudah
selesai
15. Petugas IGD mengambil hasil pemeriksaan labor yang sudah
selesai dan menandatangani buku ekspedisi serta menulis nama terang
16. Petugas IGD memberikan hasil pemeriksaan kepada dokter yang
merawat korban

XI. SPO DAN PROTAP PENANGGULANGAN BENCANA


RADIOLOGI IGD
SOP Penanggulangan Bencana
8. Tim Khusus Bencana menyampaikan “Kode Darurat” dan informasi
akurat tentang bencana kepada petugas Radiologi
9. Petugas radiologi mengkoordinasikan tugas-tugas kedaruratan
10. Instalasi Radiologi mengirim pesawat Mobile X-ray yang ada dan 2
petugas ke IGD beserta kaset
11. Radiographer memotret pasien yang direkomendasikan dokter

PENANGANAN BENCANA DI IGD


RSUP DR M DJAMIL PADANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/1

KEBIJAKAN Ditetapkan Direktur :


Tanggal Terbit

Dr. Hj.AUMAS PABUTI . SpAK MARS


NIP. 19540713 198103 2 001
12. penanggulangan bencana
13. Radiographer/petugas kamar gelap memproses film beridentitas dan
memasukan dalam amplop
14. Dokter radiologi melakukan expertise
15. Petugas radilogi menyerahkan hasilnya kepada petugas IGD
Protap radiologi dalam Penanggulangan Bencana
4. Radiografer, setelah menerima surat permintaan pemeriksaan
radilogi, menyiapkan bahan dan sarana pemeriksaan
5. Radiographer melakukan posisioning penderita, dibantu dengan
pengantar/keluarga
Radiographer mengatur faktor eksposi dan kondisi, kemudian member
aba-aba yang diperlukan (bila mungkin), kemudian melakukan
pemotretan

UNIT TERKAIT IGD


SMF terkait
Rawat Inap
Bagian pemeriksaan penunjang
Kamar mayat dan forensic

Anda mungkin juga menyukai