Anda di halaman 1dari 2

1.

Lapangan Panas Bumi Kamojang


Usaha pencarian panas bumi Indonesia pertama kali dilakukan di daerah kawah
Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1962-1929, lima sumur eksplorasi dibor
sampai kedalaman 66-128 meter. Sehingga sumur KMJ-3 masih memproduksikan
uap panas kering dan dry system. Karena pada saat itu terjadi perang, maka
kegiatan pemboran tersebut dihentikan.
Pada tahun 1972, direktorat vulkanologi dan pertamina, dengan bantuan
pemerintah Perancis dan New Zeland, melakukan survey pendahuluan di seluruh
wilayah Indonesia, Kamojang mendapat prioritas untuk survei lebih rinci. Pada
bulan September 1972 ditandatangani kontrak kerjasama bilateral antara Indonesia
dan New Zeland untuk pelaksanaan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di daerah
tersebut. Survey geologi, geokomia, dan geofisika dilakukan pada daerah tersebut.
Area seluas 14 km2 diduga mengandung fluida panas bumi. Lima sumur eksplorasi
(KMJ6-10) kemudian dibor dengan kedalaman 535-761 meter dan menghasilkan
uap kering dengan temperatur tinggi (2400C). uap tersebut kemudian dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik Mono Blok sebesar 0.5 MW yang dimulai beroperasi
pada 37 november 1978. Pemboren dilakukan lagi sampai desember 1982. 18
buah sumur dibor dengan kedalaman 935-1800 m dan menghasilkan 535 ton uap
per jam
Setelah menilai potensi sumur dan kualitas uap, maka disimpulkan bahwa uap air di
Kamojang dapat digunakan sebagi pembangkit listrik. Kemudian dibangun PLTP
Kamojang sebesar 30 MW dan mulai beroperasi tanggal 7 februari 1983. Lapangan
terus dikembangkan. Unit II dan mmasing-masing sebesar 55 MW milai
dioperasikan berturut-tirut tanggal 29 juli 1987 dan 13 september 1987, sehingga
daya PLTP kaojang menjadi 140.25 MW. Untuk memenuhi kebutuhan
listrik,dimanfaatkan 26 dari 47 sumur. Sejak pertengahan tahun 1988, engoperasian
Mono Blok 0.25 MW dihentikan. Hingga saat ini jumlah daya terpasang PLTP masih
sebesar 140 MW.
1. Lapangan Panas Bumi Darajat
Lapangan darajat terletak di jawa barat, sekitar 10 km dari lapangan kamojang
pengembangan lapangan darajat dimulai pada tahun 1984 dengan
ditandatanganinya kontrak operasi bersama antar pemerintah Indonesia dengan
Amoseas Ltd. Sejarahnya sebagai berikut :
1972 – 1975 : kegiatan eksplorsi rinci
1976 – 1978 : tiga sumur eksplorasi dibor, menghasilkan uap kering, temperatur
reservoir 235-247 0 C
1984 : KOB
1987 – 1988 : pemboran sumur produksi
Sept. 1994 : PLTP darajat (55 MW) dioperasikan
1. Lapangan Panas Bumi Dieng
Eksplorasi Dimulai tahun 1972, dilanjutkan pemboran eksplorasi pada tahun 1977.
Sejarahnya yaitu :
1972 : Kegiatan eksplorasi dimulai
1977 : Sumur eksplorasi pertama di bor
1981 : Tiga sumur dibor menghasilkan fluida tiga fasa, uap-air. Temperaturrservoar
180-320 0 C
14 mei 1984 : Pembangkit listrik mono blok 2 MW dioperasikan
s/d 1995 : Telah dibor 29 sumur
status : KOB dengan Himpurna California energy
Lapangan di dieng ini menghasilkan fluida dua fasa (uap-air). Sampai akhir 1995
telah dibor sebanyak 29 sumur, akan tetapi belum diperoleh gambaran yang baik
mengenai sistem panas bumi yang terdapat di daerah ini. Selain itu, sumur-sumur
ini berproduksi mengandung H2S dan CO2 yang cukup tinggi, sehingga lapangan
di daerah ini belum dikembangkan.
1. Lapangan Panas Bumi Lahendong
Merupakan lapangan panas bumi yang dikembangkan diluar jawa, 9 sumur yang
terdiri dari 7 sumur eksplorasi dan 2 sumur eksploitasi telah dibor. Sumur ini
menghasilkan fluida dua fasa (uap-air) bertemperatur tinggi dengan potensi sumur
rata-rata 6 MWe. Reservoir mempunyai temperature 280-325oC. Di lapangan ini
telah dibangun sebuah pembangkit listrik panas bumi binary geothermal powerplan
berkapasitas 2,5 MW. Pada pembangkit ini sudu-sudu turbin pembangkit binary
digerakkan oleh uap fluida organik yang dipanasi oleh fluida panas bumi melalui
mesin penukar kalor (heat exchanger). Saat ini sedang dibuat rencana
pengembangan lapangan lahendong untuk pembangunan pusat listrik panas bumi
berkapasitas 20 MW.

Anda mungkin juga menyukai