INTISARI
Dalam rangka penelusuran komponen antimikroba dalam PENDAHULUAN
biji dan daun lada telah dilakukan ekstraksl berturut-turut dengan
Tanaman lada (Piper nigrum L.) termasuk .famili
n-heksana, metanol, kloroform dan air. Uji aktivitas antimikroba
Piperaceae, banyak ditanam di India; Arab, Ceylon dan
dengan metoda difusi agar terhadap Staphylococcus aureus
ATCC 6536, Escherichia coli 25922 d4n Candida albicans ATCC
Indonesia. Di Indonesia, bingga kini penanaman masib
10231, menunjukkan bahwa ekstrak-ekstrak daun lada tidak aktif berpusat di Jambi, Lampung, Bulok Belantung dan pulau
terhadap mikroba tersebut. Semua ekstrak biji lada tidak aktif Bangka, Sumatera Selatan (1).
terhadap E.coli, disamping itu ekstrak n-heksana juga tidak Dari tanaman lada ini, biji lada banyak sekali
menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap S.aureus dan penggunaannya, yaitu selain sebagai bahan penyedap atau
CAibicans. Sedangkan ekstrak-ekstrak metanol; kloroform dan
peningkat rasa makanan, juga ban yak dimanfaatkan dalam
air menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap Siaureus dan
obat-obatan modern maupun tradisional. Telah diketahui
C.albicans, dimana ekstrak kloroform menunjukkan aktivitas yang
lebih besar dibandlngkan ekstrak-ekstrak lainnya. Fraksinasl penggunaan biji lada, antara lain dalam pengobatan gang-
ekstrak kloroform dengan kromatograJi kolom pada silika gel dan guan saluran pencernaan, stimulan pengeluaran keringat
eluen n-heksana :. etilasetat dengan elusi gradien, menghasllkan dan peluruh air seni. Disamping itu minyak lada merupakan
fraksi LJV yang menunjukkan aktivitas terhadap Saureus dan salab satu minyak atsiri yang merupakan komoditi ekspor
Calblcans yang lebih besar dibandingkan fraksi-fraksi lainnya. nonmigas (1,2).
Analisis komponen-komponen yang terdapat dalam fraksi LJV
Penelitian pendahuluan bioaktivitas minyak lada, hasil
dengan kromatograJi gas-spektrometrl massa teramati adanya
senyawa-senyawa yang diduga adalah piperonal; asam palmitat, destilasi uap biji lada enteng hitam, telah dilakukan,
asam stearat, asam oleat, p-sitosterol dan 2(3H)-furanon, 3,4-bis Minyak lada maupun fraksi-fraksi hasil pemisahan dengan
(1,3-benzodioksol-5-ilmetil) dihidro. kromatografi kolom menunjukkan aktivitas terbadap
Staphylococcus dureus dan Bacillus cereus (3,4).
ABSTRACT Sehubungan dengan penggunaan biji lada dibidang
pengobatan, maka potensinya sebagai antimikroba perlu
In the framework of antimicrobial activity investigation,
seeds and leaves of black pepper were fractionated with n-hexane,
diketabui. Untuk ini dilakukan penelitian aktivitas anti-
methanol; chloroform and water consecutively, to isolate the mikroba ekstrak-ekstrak biji lada terhadap beberapa jenis
active fractions. The antimicrobial activity was determined by mikroba, yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan
agar plate diffusion method against Staphylococcus aureus Candida albicans. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti
ATCC 6536, Escherichia coliATCC 25922 and Candida albicans komponen bioaktif antimikroba dalam lada.
ATCC 10231. Antimicrobial activity against the microbes was not
Dari tanaman lada, selain biji maka daun lada juga
found in the pepper leaf extracts as well as in the n-hexane
extract of the seeds. Methanol, chloroform and water extracts of diteliti aktivitas antimikrobanya, mengingat daun lada
pepper seeds showed antimicrobial activity against S.aureus and be1um banyak diketabui kegunaannya dan merupakan
Calblcans, however they did not show any activity against E.coli. limbah perkebunan lada.
The chloroform extract, which was the most active, was further
eluted and fractionated by column chromatography on silica gel;
eluted gradually with n-hexanetethylacetate. Antimicrobial
activity determination of the fractions obtained from the column
BAHAN DAN METODA
chromatography, indicated that fraction L/V showed the highest Bahan
activity. Gas chromatography-mass spectrometry analysis of L/V
illustrated the possibility of the presence of several compounds, Biji lada enteng hitam dan daun lada diperoleb dan
such as piperonal; palmitic acid, stearic acid, oleic acid, p- Tanjung-karang, Lampung. Baban kimia yang di-
sitosterol and 2(3H)-furanone, 3,4-bis (l,3-benzodioxol-5- pergunakan adalah pelarut teknis yang didestilasi ulang.
ylmetyl) dihydro. Silika gel, 230-400 mesh dari E. Merck.
.--
.1--
....• --,
dikocok dengan n-heksana
(3 x 1,6 liter)
ditentukan aktlvitas mikrobanya .
I
filtrat
I
residu
KromatograJi kolom ekstrak-ekstrak biji lada
diuapkan vakum
I Fraksinasi lebih lanjut dari ekstrak-ekstrak biji lada, an-
ekstrak heksan tara laiff ekstrak kloroform, dilakukan dengan cara elusi
(EHB; 22,2 g) filtrat residu
I diuapkan vakum
pada kromatografi kolom. Sebanyak 300 gram silika gel
dalam pelarut n-heksana, dimasukkan ke dalam corong
ekstrak metanol (EMB, 50 g) Buchner.Pelarut diisap vakum bingga kering dan di-
peroleh adsorben silika dengan diameter 13 em dan tinggi 5
dikocokdengan
300 ml CHCl3 : H:zO(1:1),
em. Ekstrak kloroform (26 gram) yang telah dicampur
pelarut diuapkan homogen dengan silika gel, ditaburkan merata diatas
adsorben. Elusi dilakukan berturut-turut dengan campuran
n-heksanatetilasetat yang Makin lama Makin bertambah
ekstrak kloroform ekstrak air lapisan antara
(EKB,42g) (EAB,4g) (LAB,2g)
polaritasnya (elusi gradien). Campuran n-heksana: etilasetat
yang digunakan berturut-turut dalam perbandingan 9:1; 8:2;
7:3; 6:4; 5:5; 4:6; 3:7; 2:8; 1:9; 0:10. Terakhir elusi
Bagan 1. Ekstraksi biji lada enteng hitam.
dilakukan dengan metanoI. Masing-masing eluen yang
dituangkan sebanyak 150 ml, diisap vakum hingga kering
sebelum dielusi dengan eluen berikutnya, Masing-masing
fraksi dianalisa dengan kromatografi lapis tipis (KLl), dan
Daun lada kering dipotong kecil-kecill75 gram fraksi-fraksi dengan pola kromatogram KLT yang sarna
dikumpulkan menjadi satu.
dikocok dengan metanol
residu
,---,-----------l-
filtrat
I (3 x 2 liter)
Analisis kromatografi gas - spekirometri massa (GC-MS)
Analisis dengan kromatografi gas - spektrometri Massa
diuapkan vakum, kemudian
dilakukan pada alat HP 5890 U- 5972 A GC-MSD di
dikocok dengan n-heksana Hewlett-Packard Singapore, dengan parameter-parameter
/
(3 x 2 liter), sebagai berikut: Kromatografi gas: kolom HP5-MS (30
pelarut diuapkan vakum
meter x 0,2 mm); gas pembawa: Helium dengan kecepatan
1 ml/menit; suhu injektor 250°C; suhu oven 80°C (2 menit)
ekstrak metanol ekstrak heksan
-> 5° Imenit -> 280°C. Spektrometer Massa: suhu
(EMD; 12,5 gram) (EHD; 4,8 gram)
"interface".280°C; scan mode 50-550 amu; solvent delay :
dikocok dengan 300 ml 5 menit
CHCl3 : H20 (1:1)
pelarut diuapkan vakum
Derivatisasi
ekstrak kloroform ekstrak air Lapisan antara Sebelum dianalisa dengan GC-MS, contoh diderivitasi
(EKD; 5,2 gram) (BAD; 7,1 gram) (lAD; 0,1 gram) dengan prosedur sebagai berikut: Sebanyak 8 mikroliter
contoh yang telah dilarutkan dalam asetonitril, diuapkan,
Bagan 2. Ekstraksi daun lads. kemudian ditambahkan 500 mikroliter N-O bistrimetilsilil
I 12 S
10
20
10,S
l1,S
14,0
9,S
l1,S
16,0
~~
•.... ~ LS; 10 0 0
20 10 0
a:: 8 LS; 10 0 0
w
20 10 0
L10 10 0 0
~ 20 9,5 0
S 4
0
0: tak terlihat zona hambatan bening
0 ~~--------------------------,
2
KA~R (mg/ml) z
~
~
~
Gambar 2. Aktivitas antimikroba ekstrak biji lada terhadap «
::I:~ 12
C.albicans
(rJ) EHB: ekstrak heksanbiji lada g~
N~
(Q) EMB: ekstrak metanol biji lada a:: 8
(~) EKE: ekstrak kloroform biji lada w
I-
W
(~ ) EAB: ekstrak air biji lada
Diameter zona hambatan sama dengan nol bila tidak ~ 4
digambarkan.
i
menghasilkan enam fraksi, dimana aktivitas antimikroba
terhadap S.aureus dan C.albicans ditunjukkan oleh fraksi
LIV. Fraksi Lm dan Lv hanya menunjukkan aktivitas ter-
12
hadap S. aureus saja (Gambar S & 6; Tabel 3). Ditinjau
dari aktivitas terhadap berbagai mikroba fraksi LIV me- ~~
N~
nunjukkan aktivitas yang lebih besar dari fraksi Lv. 8
tt
W
~
Tabel 3. Diameterzona hambatan(mm) aktivitasantimikrobafraksi- « 4
fraksiL3. i5
0
Fraksi Bakteri Khamir 2 5 10 20 25
(mglml) Scaureus ATCC6538 Cialbicans ATCC10231
KADAR (mglmI)
Lm
10 0 0 Gambar 6. Aktivitas antimikroba fraksi-fraksi Lj: Lm ( E2 ),
20 10,0 0 LIV ( ~ ) dan Lv ( ~ ) terhadap C.albicans Diameter zona
LIV hambatan sama dengan nol bila tidak digambarkan.
5 0 0
10 10,0 10,0 Penelusuran senyawa antimikroba dalam biji lada
difokuskan pada fraksi yang relatif lebih aktif dibandingkan
20 11,0 12,0
fraksi-fraksi lainnya, sehingga analisis lebih lanjut di-
Lv lakukan terhadap fraksi LIV untuk mengetahui komponen-
5 0 0 komponen yang terdapat didalamnya.
10 10,0 0
20 1i,0 0
EKSTRAKKLOROFORMBIJILADA(EKB)
26 gram
0: takterlihatzonahambatanbening
kromatografi kolom,
16
~
~
~ 12 komposisi
(%) 0,04 0,77 1,12 1,77 2,78 2,91 32,04 26,22 9,58 1,53 21,25
~~
tt 8 kromatografi kolom,
W
I- silika gel 230·400 mesh, t:4 em, d: 6,5 em
W
::E elusi gradien dgn. n-heksana: etilasetat
-c 4
zs
0
5 2S komposisi
o 55
o
50
o o
45 F::
o o·
o
o
o
o
o
o
o
40
35
'"'"~
~
"p
f;;
«
~
o o o
J)
25 a5.
Q)
~
20
A B c •••
III.
:::s
15 :8 I
$::-
Gambar 7. Kromatogram KLT ekstrak k1oroform (A), fraksi ~
H
(B) dan fraksi L,v (C) pada silika gel 60 G; Eluen: n- 10 t:!
.... 3~~.
heksana:etilasetat= 8:2. N
S A ~ FS !:1.
5 t'!l' N
U wi
III'
Analisis fraksi
Analisis
L/V
pipernOli
o~> hasilkan fraksi LIV yang menunjukkan aktivitas relatif
lebih besar dari fraksi-fraksi lainnya. Dari analisis
komponen-komponen dalam fraksi LIV dengan kro-
uampalmillt
matografi gas-spektrometri massa teramati ke-
uamsttarat mungkinan adanya senyawa-senyawa piperonal, asam
palmitat, asam stearat, asam oleat, 13-sitosterol dan
asam oleat
2(3H)-furanon, 3,4-bis (1,3-benzodioksol-5-ilmetil)
dihidro.