Anda di halaman 1dari 7

EKSTRAKSI DAN FRAKSINASI KOMPONEN

BIOAKTIF ANTIMIKROBA DALAM BIJI


DAN DAUN LADA
Lenny SutedJa dan Herllna Agustlna

Puslitbang Kimia Terapan - LlPI


Jalan Cisitu-Sangkuriang, Bandung 40135

INTISARI
Dalam rangka penelusuran komponen antimikroba dalam PENDAHULUAN
biji dan daun lada telah dilakukan ekstraksl berturut-turut dengan
Tanaman lada (Piper nigrum L.) termasuk .famili
n-heksana, metanol, kloroform dan air. Uji aktivitas antimikroba
Piperaceae, banyak ditanam di India; Arab, Ceylon dan
dengan metoda difusi agar terhadap Staphylococcus aureus
ATCC 6536, Escherichia coli 25922 d4n Candida albicans ATCC
Indonesia. Di Indonesia, bingga kini penanaman masib
10231, menunjukkan bahwa ekstrak-ekstrak daun lada tidak aktif berpusat di Jambi, Lampung, Bulok Belantung dan pulau
terhadap mikroba tersebut. Semua ekstrak biji lada tidak aktif Bangka, Sumatera Selatan (1).
terhadap E.coli, disamping itu ekstrak n-heksana juga tidak Dari tanaman lada ini, biji lada banyak sekali
menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap S.aureus dan penggunaannya, yaitu selain sebagai bahan penyedap atau
CAibicans. Sedangkan ekstrak-ekstrak metanol; kloroform dan
peningkat rasa makanan, juga ban yak dimanfaatkan dalam
air menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap Siaureus dan
obat-obatan modern maupun tradisional. Telah diketahui
C.albicans, dimana ekstrak kloroform menunjukkan aktivitas yang
lebih besar dibandlngkan ekstrak-ekstrak lainnya. Fraksinasl penggunaan biji lada, antara lain dalam pengobatan gang-
ekstrak kloroform dengan kromatograJi kolom pada silika gel dan guan saluran pencernaan, stimulan pengeluaran keringat
eluen n-heksana :. etilasetat dengan elusi gradien, menghasllkan dan peluruh air seni. Disamping itu minyak lada merupakan
fraksi LJV yang menunjukkan aktivitas terhadap Saureus dan salab satu minyak atsiri yang merupakan komoditi ekspor
Calblcans yang lebih besar dibandingkan fraksi-fraksi lainnya. nonmigas (1,2).
Analisis komponen-komponen yang terdapat dalam fraksi LJV
Penelitian pendahuluan bioaktivitas minyak lada, hasil
dengan kromatograJi gas-spektrometrl massa teramati adanya
senyawa-senyawa yang diduga adalah piperonal; asam palmitat, destilasi uap biji lada enteng hitam, telah dilakukan,
asam stearat, asam oleat, p-sitosterol dan 2(3H)-furanon, 3,4-bis Minyak lada maupun fraksi-fraksi hasil pemisahan dengan
(1,3-benzodioksol-5-ilmetil) dihidro. kromatografi kolom menunjukkan aktivitas terbadap
Staphylococcus dureus dan Bacillus cereus (3,4).
ABSTRACT Sehubungan dengan penggunaan biji lada dibidang
pengobatan, maka potensinya sebagai antimikroba perlu
In the framework of antimicrobial activity investigation,
seeds and leaves of black pepper were fractionated with n-hexane,
diketabui. Untuk ini dilakukan penelitian aktivitas anti-
methanol; chloroform and water consecutively, to isolate the mikroba ekstrak-ekstrak biji lada terhadap beberapa jenis
active fractions. The antimicrobial activity was determined by mikroba, yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan
agar plate diffusion method against Staphylococcus aureus Candida albicans. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti
ATCC 6536, Escherichia coliATCC 25922 and Candida albicans komponen bioaktif antimikroba dalam lada.
ATCC 10231. Antimicrobial activity against the microbes was not
Dari tanaman lada, selain biji maka daun lada juga
found in the pepper leaf extracts as well as in the n-hexane
extract of the seeds. Methanol, chloroform and water extracts of diteliti aktivitas antimikrobanya, mengingat daun lada
pepper seeds showed antimicrobial activity against S.aureus and be1um banyak diketabui kegunaannya dan merupakan
Calblcans, however they did not show any activity against E.coli. limbah perkebunan lada.
The chloroform extract, which was the most active, was further
eluted and fractionated by column chromatography on silica gel;
eluted gradually with n-hexanetethylacetate. Antimicrobial
activity determination of the fractions obtained from the column
BAHAN DAN METODA
chromatography, indicated that fraction L/V showed the highest Bahan
activity. Gas chromatography-mass spectrometry analysis of L/V
illustrated the possibility of the presence of several compounds, Biji lada enteng hitam dan daun lada diperoleb dan
such as piperonal; palmitic acid, stearic acid, oleic acid, p- Tanjung-karang, Lampung. Baban kimia yang di-
sitosterol and 2(3H)-furanone, 3,4-bis (l,3-benzodioxol-5- pergunakan adalah pelarut teknis yang didestilasi ulang.
ylmetyl) dihydro. Silika gel, 230-400 mesh dari E. Merck.

40 JKTI, VOL. 4 - No.2, Desember, 1994


Metoda
Ekstraksi biji dan daun lada Pengujian akiivitas antimikroba
Biji lada yang telah. dihaluskan, diekstraksi berturut- Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan di Perum
turut dengan n-heksana, metanol, kloroform dan air seperti Biofarma, dengan cara metoda difusi agar menggunakan
yang terlihat pada Bagan 1. tabung stainless steel berdiameter dalam 9 mm. Mikroba
Ekstraksi daun lada dilakukan dengan cara yang serupa yang dipergunakan adalah Staphylococcus aureus ATCC
seperti terlihat pada Bagan 2. 6536, Escherichia coli ATCC 25922 dan Candida albicans
ATCC 10231. Aktivitas antimikroba ditunjukkan oleh
Biji lada enteng hitam adanya daerah bening disekeliling tabung -yang berisi
I dihaluskan dengan gilingan contoh, yang disebut zona hambatan. Diameternya diukur
dalam mm. Contoh dilarutkan dalam pelarut etanol atau 0-
biji lada bubuk 525 gram
heksana. Kedua pelarut tersebut sebagai blanko juga

.--
.1--
....• --,
dikocok dengan n-heksana
(3 x 1,6 liter)
ditentukan aktlvitas mikrobanya .

I
filtrat
I
residu
KromatograJi kolom ekstrak-ekstrak biji lada
diuapkan vakum
I Fraksinasi lebih lanjut dari ekstrak-ekstrak biji lada, an-
ekstrak heksan tara laiff ekstrak kloroform, dilakukan dengan cara elusi
(EHB; 22,2 g) filtrat residu

I diuapkan vakum
pada kromatografi kolom. Sebanyak 300 gram silika gel
dalam pelarut n-heksana, dimasukkan ke dalam corong
ekstrak metanol (EMB, 50 g) Buchner.Pelarut diisap vakum bingga kering dan di-
peroleh adsorben silika dengan diameter 13 em dan tinggi 5
dikocokdengan
300 ml CHCl3 : H:zO(1:1),
em. Ekstrak kloroform (26 gram) yang telah dicampur
pelarut diuapkan homogen dengan silika gel, ditaburkan merata diatas
adsorben. Elusi dilakukan berturut-turut dengan campuran
n-heksanatetilasetat yang Makin lama Makin bertambah
ekstrak kloroform ekstrak air lapisan antara
(EKB,42g) (EAB,4g) (LAB,2g)
polaritasnya (elusi gradien). Campuran n-heksana: etilasetat
yang digunakan berturut-turut dalam perbandingan 9:1; 8:2;
7:3; 6:4; 5:5; 4:6; 3:7; 2:8; 1:9; 0:10. Terakhir elusi
Bagan 1. Ekstraksi biji lada enteng hitam.
dilakukan dengan metanoI. Masing-masing eluen yang
dituangkan sebanyak 150 ml, diisap vakum hingga kering
sebelum dielusi dengan eluen berikutnya, Masing-masing
fraksi dianalisa dengan kromatografi lapis tipis (KLl), dan
Daun lada kering dipotong kecil-kecill75 gram fraksi-fraksi dengan pola kromatogram KLT yang sarna
dikumpulkan menjadi satu.
dikocok dengan metanol

residu
,---,-----------l-
filtrat
I (3 x 2 liter)
Analisis kromatografi gas - spekirometri massa (GC-MS)
Analisis dengan kromatografi gas - spektrometri Massa
diuapkan vakum, kemudian
dilakukan pada alat HP 5890 U- 5972 A GC-MSD di
dikocok dengan n-heksana Hewlett-Packard Singapore, dengan parameter-parameter
/
(3 x 2 liter), sebagai berikut: Kromatografi gas: kolom HP5-MS (30
pelarut diuapkan vakum
meter x 0,2 mm); gas pembawa: Helium dengan kecepatan
1 ml/menit; suhu injektor 250°C; suhu oven 80°C (2 menit)
ekstrak metanol ekstrak heksan
-> 5° Imenit -> 280°C. Spektrometer Massa: suhu
(EMD; 12,5 gram) (EHD; 4,8 gram)
"interface".280°C; scan mode 50-550 amu; solvent delay :
dikocok dengan 300 ml 5 menit
CHCl3 : H20 (1:1)
pelarut diuapkan vakum
Derivatisasi
ekstrak kloroform ekstrak air Lapisan antara Sebelum dianalisa dengan GC-MS, contoh diderivitasi
(EKD; 5,2 gram) (BAD; 7,1 gram) (lAD; 0,1 gram) dengan prosedur sebagai berikut: Sebanyak 8 mikroliter
contoh yang telah dilarutkan dalam asetonitril, diuapkan,
Bagan 2. Ekstraksi daun lads. kemudian ditambahkan 500 mikroliter N-O bistrimetilsilil

JKTI, VOL 4 - No.2, Desember, 1994 41


trifluoroasetamida (BSTFA, Supelco). Larutan dipanaskan Tabell. Diameter zona hambatan (mm) aktivitas antimikroba ekstrak-
ekstrak biji lada
pada 60°C selama 30 menit, kemudian siap untuk dianalisa
dengan GC-MS.
Ekstrak biji lada Bakteri Khamir
(mglml) S.aureus E.coli C.albicans
ATCC6536 ATCC 25922 ATCC 10231
HASIL DAN DISKUSI
Ekstraksi biji dan daun lada Ekstrak heksan (EHB)

Ekstraksi biji dan daun lada dengan pelarut n-heksana, 1-20 0 0 0


kloroform, metanol dilakukan dengan maksud memisahkan Ekstrak metanol (EMB)
senyawa-senyawa yang berbeda polaritasnya. Untuk se- 5 0 0 0
lanjutnya dapat diseleksi ekstrak mana yang mempunyai
10 11,5 0 0
sifat antimikroba. Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa baik
20 12,5 0 11,5
biji maupun daun lada lebih banyak mengandung ekstrak
polar dari pada ekstrak nonpolar. Ekstrak kloroform (EKB)
5 0 0 0
10 12,0 0 0
Aktivitas antimikroba
20 15,0 0 11,5
Daun lada
Ekstrak air (EAB)
Ekstrak-ekstrak daun lada dalam kadar 2-20 mg/ml
10 0 0 0
tidak menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap
S.aureus, E.coli maupun C.albicans. 20 14,5 0 12,0

Biji lada o = tak terlihat zona hambatan bening


Hasil uji antimikroba ekstrak-ekstrak biji lada me-
nunjukkan bahwa semua ekstrak biji lada (kadar 2-20
mg/ml) tidak menunjukkan aktivitas terhadap E.coli.
Disamping itu ekstrak n-heksana (ERB) juga tidak
menunjukkan aktivitas terhadap S.aureus dan C.albicans.
Akan tetapi ekstrak-ekstrak metanol (EM B), kloroform
(EKB) dan air (EAB) biji lada menunjukkan aktivitas
terhadap S.aureus dan C.albicans. Seperti terlihat pada z
-c
Gambar 1, zona hambatan terhadap S.aureus ditunjukkan ~
oleh EMB dan EKB pada kadar 10 dan 20 mg/ml,
sedangkan ekstrak EAB terlihat aktivitasnya pada kadar 20 ~~
mg/ml saja. Dari ketiga ekstrak tersebut terlihat bahwa
ekstrak EKB menunjukkan aktivitas yang lebih besar
!i
a: 8
dibandingkan ekstrak lainnya. Pad a kadar 20 mg/ml w
I-
W
diameter zona hambatan terhadap S.aureus ditunjukkan ~
oleh EKB sebesar 15,0 mm; EMB:12,5 mm dan EAB :14,5 s
0
mm, sedangkan 10 mg/ml EAB tidak menunjukkan
aktivitas dan 10 mg/ml EMB menunjukkan diameter
hambatan (11,5 mm) yang lebih kecil dari pada diameter 0
2 25
hambatan EKB (12,0 mm) (Tabell). Ekstrak EMB, EKB
dan EAB menunjukkan aktivitas yang hampir sama KADAR (mglml)
terhadap C.albicans. Seperti terlihat pada Gambar 2, 20
mg/ml EMB, EKB dan EAB menunjukkan zona hambatan
Gambar l. Aktivitas antirnikroba ekstrak biji lada terhadap
dengan diameter sebesar 11,5; 11,5 dan 12,0 mm. Zona S.aureus
hambatan tak terlihat pada kadar 5 dan 10 mg/ml. Aktivitas (e;3) EHB: ekstrak heksan biji lada
ketiga ekstrak tersebut terhadap C.albicans lebih kecil (b:::l) EMB: ekstrak metanol biji lada
dari pada terbadap S.aureus (TabeJ 1). Berdasarkan basil (~) EKB: ekstrak kloroform biji lada
yang diperoleb tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa (~) EAB: ekstrak air biji lada
ekstrak EKB merupakan ekstrak yang lebih aktif terhadap Diameter zona hambatan sama dengan nol bila tidak
S.aureus dibandingkan ekstrak lainuya. digambarkan.

42 JKTI, VOL. 4 - No.2, Desember, 1994


20 Tabel 2. Diameter zona hambatan (mm) aktivitas antimikroba fraksi-
fraksi ekstrak kloroform (EKB)

EkstrakEKB Bakteri Khamir


z 16 (mglml) S.aureus ATCC 653'8 C.albicans ATCC 10231
~
~; 1-20 0 0
~ L3; 2 0 0

I 12 S
10
20
10,S
l1,S
14,0
9,S
l1,S
16,0
~~
•.... ~ LS; 10 0 0
20 10 0
a:: 8 LS; 10 0 0
w
20 10 0
L10 10 0 0
~ 20 9,5 0
S 4
0
0: tak terlihat zona hambatan bening

0 ~~--------------------------,
2
KA~R (mg/ml) z
~
~
~
Gambar 2. Aktivitas antimikroba ekstrak biji lada terhadap «
::I:~ 12
C.albicans
(rJ) EHB: ekstrak heksanbiji lada g~
N~
(Q) EMB: ekstrak metanol biji lada a:: 8
(~) EKE: ekstrak kloroform biji lada w
I-
W
(~ ) EAB: ekstrak air biji lada
Diameter zona hambatan sama dengan nol bila tidak ~ 4
digambarkan.

Diameter zona hambatan EMB, EKB dan EAB terhadap


S.aureus (Tabel 1) dapat dikatakan tidak berbeda jauh I<A()6.R (mg/ml)
dengan senyawa antimikroba TCC (triklorokarbonilida) dan
Gombar 3. Aktivitas antimikroba fraksi-fraksi EKE: Lz ( f'LI ),
Irgasan DP 300 (trikloro hidroksi difenileter) seperti yang
dilaporkan Morris et al (5), meskipun kadar ekstrak-ekstrak
~ ( ~), LS (~), LS ( rs:!) dan L10 ( !j8) terhadapS.aureus. Dia-
lada lebih kecil. Sifat antimikroba ekstrak-ekstrak lada meter zona hambatan sama dengan nol bila tidak digambarkan.
dapat dikatakan berbeda dibandingkan dengan kedua
senyawa tersebut, jika ditinjau dari aktivitas terhadap E.coli
dan C.albicans. Hal ini mungkin disebabkan ekstrak-
ekstrak lada masih berupa campuran dan struktur kom- z 16
ponen-komponennya berbeda dengan senyawa-senyawa ~
~
TCC dan Irgasan DP 300. Fraksinasi lebih lanjut dari ~
ekstrak kloroform (EKB) dilakukan untuk mengetahui ~ 12
komponen atau campuran komponen mana yang berperan
aktif sebagai antimikroba. Kromatogram KLT EKB pada
pelat silika gel dengan eluen n-heksana:etilasetat =
8:2,
~!
0::
w
8 ~
1\
~
1\
1\
I- 1\
menunjukkan bahwa EKB masih terdiri atas beberapa w 1\
~
komponen (Gambar 7a). Hasil fraksinasi EKB dengan « 4 ~
is 1\
kromatografi kolom adalah seperti terlihat pada Bagan 3.
~
Dari uji aktivitas antimikroba fraksi-fraksi hasil kro- 1\
0
matografi terlihat bahwa aktivitas fraksi L, lebih besar 2 5 10 20 25
dibandingkan dengan fraksi-fraksi lainnya (Gamhar 3).
Juga aktivitas terhadap C.albicans hanya ditunjukkan oleh KADAR (1llJ/ml)
fraksi L3 saja (Gambar 4). Fraksi L2 tidak menunjukkan Gambar 4. Aktivitas antimikroba fraksi-fraksi EKE: Lz ( ~ ),
aktivitas baik terhadap Siaureus maupun C.albicans L3 ( ~), LS (r:a), Ls (~) dan LlO (B8) terhadap C.albicans Dia-
(TabeI2). meter zona hambatan sama dengan nol bila tidak digambarkan.

JKTI, VOL. 4 - No.2, Desember, 1994 43


Uji kemurnian fraksi L3 dengan KLT menunjukkan bahwa
fraksi ini masih belum murni (Gambar 7b). Fraksinasi
lebih lanjut dengan kromatografi kolom (Bagan 3)
16

i
menghasilkan enam fraksi, dimana aktivitas antimikroba
terhadap S.aureus dan C.albicans ditunjukkan oleh fraksi
LIV. Fraksi Lm dan Lv hanya menunjukkan aktivitas ter-
12
hadap S. aureus saja (Gambar S & 6; Tabel 3). Ditinjau
dari aktivitas terhadap berbagai mikroba fraksi LIV me- ~~
N~
nunjukkan aktivitas yang lebih besar dari fraksi Lv. 8
tt
W

~
Tabel 3. Diameterzona hambatan(mm) aktivitasantimikrobafraksi- « 4
fraksiL3. i5

0
Fraksi Bakteri Khamir 2 5 10 20 25
(mglml) Scaureus ATCC6538 Cialbicans ATCC10231
KADAR (mglmI)
Lm
10 0 0 Gambar 6. Aktivitas antimikroba fraksi-fraksi Lj: Lm ( E2 ),
20 10,0 0 LIV ( ~ ) dan Lv ( ~ ) terhadap C.albicans Diameter zona
LIV hambatan sama dengan nol bila tidak digambarkan.

5 0 0
10 10,0 10,0 Penelusuran senyawa antimikroba dalam biji lada
difokuskan pada fraksi yang relatif lebih aktif dibandingkan
20 11,0 12,0
fraksi-fraksi lainnya, sehingga analisis lebih lanjut di-
Lv lakukan terhadap fraksi LIV untuk mengetahui komponen-
5 0 0 komponen yang terdapat didalamnya.

10 10,0 0
20 1i,0 0
EKSTRAKKLOROFORMBIJILADA(EKB)
26 gram
0: takterlihatzonahambatanbening
kromatografi kolom,

20T-----------~----------------, silika gel 230-400 mesh,


t:5 em, d:13 em elusi gradien
dgn, n·heksana:etilasetat

16
~
~
~ 12 komposisi

(%) 0,04 0,77 1,12 1,77 2,78 2,91 32,04 26,22 9,58 1,53 21,25

~~
tt 8 kromatografi kolom,
W
I- silika gel 230·400 mesh, t:4 em, d: 6,5 em
W
::E elusi gradien dgn. n-heksana: etilasetat
-c 4
zs

0
5 2S komposisi

(%) 2,37 10,39 20,92 30,17 23,15 12, 99


KADAR (rngImt)

Gambar S. Aktivitas antimikroba fraksi-fraksi ~: Lm ( E2 ),


LIV(&.'3) dan Lv (~) terhadap S.aureus Diameter zona hambatan Bagan 3. Fraksinasi ekstrak kloroform biji lada (EKB) dengan
sama dengan nol bila tidak digambarkan. kromatografi kolom.

44 JKTI, VOL. 4 - No.2, Desember, 1994


65
-----------------------------------
o
0
~
o 8)
E

o 55
o
50
o o
45 F::
o o·

o
o
o
o
o
o
o
40

35
'"'"~
~
"p
f;;
«
~

o o o
J)

25 a5.
Q)

~
20
A B c •••
III.
:::s
15 :8 I
$::-
Gambar 7. Kromatogram KLT ekstrak k1oroform (A), fraksi ~
H
(B) dan fraksi L,v (C) pada silika gel 60 G; Eluen: n- 10 t:!
.... 3~~.
heksana:etilasetat= 8:2. N

S A ~ FS !:1.
5 t'!l' N

U wi
III'
Analisis fraksi
Analisis
L/V

KLT fraksi Lw adalah seperti terlihat pad a


,j
0
.lLJJ ~
Gambar 7c, masih terdiri dari beberapa komponen. 5 10 15 20 25 30
Meskipun demikian terlihat banyaknya komponen lebih
WAI<TU. (MENIT)
sedikit dari pada komponen-komponen dalam ~ dan EKB.
Analisis dengan GC-MS menunjukkan kromatogram
Gambar 8. Kromatogram fraksi tw. Senyawa yang diperkirakan
seperti yang terlihat pada Gambar 8. Fraksi Lw masih
terdapat dalam fraksi LIV berdasarkan data pustaka spekstra
terdiri dari paling sedikit delapan komponen utama, seperti
yang ditunjukkan oleh puncak-puncak dalam kromatogram, massa:
A: piperonal F: asam stearat
pada waktu retensi antara 6,73 sampai 22,56 menit Dari
B: tak teridentifikasi G: tak teridentifikasi
analisis spektrometri massa, melalui data pustaka spektra
C; tak teridentifikasi H : 2(3H)-furanon, 3,4-bis (1,3-
massa (spectral library search) dapat disimpulkan ke- D: asam palmitat benzodioksol-5-ilmetil)dihidro
mungkinan adanya 6 senyawa, seperti tercantum pada E: asam oleat I: B-sitosterol
Tabel 4. Derivatisasi dengan BSTFA menyebabkan
Fragmentasi yang terlihat pada spektra massa (6, 7),
senyawa-senyawa dengan gugus fungsi -COOH dan -OH
teramati dalam spektrometri massa sebagai derivat untuk piperonal adalah fragmen-fragmen dengan mJz 149
trimetiIsiIil estemya, seperti yang tertera pada Tabel 4. (M+ - H); m/z 121 (M+ - CHO); mJz 91 (M+-CHO -
CHzO). Pada spektra massa trimetilsiIiIester dad asam-
asam oleat, palmitat dan stearat terlihat fragmen-fragmen
Tabel4. Hasil analisis spektrometri masa fraksiLrv. dengan mJz 73, (CH3)3Si+; m/z 117, -COOSi(CH3)3+; mJz
132, CH2=C(OH)OSi(CH3)3. Pada spektra massa 2(3H)-
Waktu Senyawa yang Rumus Berat
Retensi diperkirakan Molekul Molekul furanon, 3,4-bis(1,3-benzodioksol-5-ilmetil) dihidro terli-
(menit)
hat fragmen dengan m/z 135, CSH-P2 (Gambar 9)dan
6,73
10,71
11,50
piperonal
asam palmitat(CH3)3Si
asam oleat (CH~3Si
CsH603
C19H40°zSi
C21H42°zSi
150
328
354
OOCHi
< ° :::-.... , I ..
11,60 asam stearat (CH3)3Si C21H44°zSi 356
17,58 2(3H)-Furanon, ~oH1s06 354
3,4-bis(l,3-benzo- 1,3 benzodioxole
dioksol-5-ilmetil)
dihidro
22,56 B-sitosterol(CHySi 486
Gambar 9. Fragmen-fragmen spektra masa.

JKTI, VOL 4 - No.2, Desember, 1994 45


m/z 105, CSH702-CH20. Pada spektra massa sitosterol tri- KESIMPULAN
metilsilil eter terlihat fragmen-fragmen m/e 396, (M+-
Dari hasil-hasil penelitian yang diperoleh dapat
(CH3)3SiOH); m/e 357, (M+ -(CH3)3Si); m/z 255, (M+-
disimpulkan bahwa:
rantai samping - (CH3)3Si0H). Jadi dalam fraksi LIV
1. Daun lada tidak menunjukkan aktivitas antimikroba
teramati adanya senyawa-senyawa yang diduga adalah terhadap S.aureus ATCC 6536, E.coli ATCC 25922
as am palmitat, asam oleat, asam stearat, piperanol, 13- dan C.albicans ATCC 10231.
sitosterol dan 2(3H)-furanon, 3,4-bis(1,3-benzodioksol-5- 2. Biji lada menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap
ilmetil) dihidro. Struktur senyawa-senyawa tersebut terlihat S.aureus ATCC 6536 dan C.albicans ATCC 10231,
pada Gambar 10. akan tetapi tidak aktif terhadap E.coli ATCC 25922.
Dari biji lada ini,ekstrak-ekstrak metanoI, kloroform
Gambar 10. Struktur senyawa-senyawa yang diperkirakan dan air merupakan ekstrak yang aktif kecuali ekstrak n-
terdapat dalam fraksi ~. heksana. Ekstrak kloroform merupakan ekstrak yang
.tnyawa Itruktur lebih aktif dibandingkan ekstrak-ekstrak lainnya.
Fraksinasi lebih lanjut fraksi kloroform ini meng-
H

pipernOli
o~> hasilkan fraksi LIV yang menunjukkan aktivitas relatif
lebih besar dari fraksi-fraksi lainnya. Dari analisis
komponen-komponen dalam fraksi LIV dengan kro-
uampalmillt
matografi gas-spektrometri massa teramati ke-
uamsttarat mungkinan adanya senyawa-senyawa piperonal, asam
palmitat, asam stearat, asam oleat, 13-sitosterol dan
asam oleat
2(3H)-furanon, 3,4-bis (1,3-benzodioksol-5-ilmetil)
dihidro.

2 (-3H ) - furanon, PUSTAKA


3,4 - bis (l,>-btnzodiokJol·
1. Rismunandar. Lada Budidaya dan Tata niaganya.
S-ilmctil) dihidro
Penebar Swadaya, 1978.
2. R. Harris. Tanaman Minyak Atsiri. Penebar Swadaya,
&-litostcrol 1987.
3. L.Sutedja dan H.Agustma. Uji efek antibakteri minyak
lada (Piper nigrum L.) terhadap bakteri patogen.
Dari senyawa-senyawa tersebut, diketahui bahwa Teknologi Indonesia, XIV, No.1, 21-30 (1991)
piperonal adalah suatu pediculicide (8), semacam in- 4. H.Agustina, L.Sutedja dan Elan Sutarlan. Uji aktivitas
sektisida terhadap Pediculus vestimenti, serangga yang antibakteri komponen biji lada (Piper nigrum L.). Pro-
menularkan penyakit demam tifoid (9). Diduga inti 1,3- ceedings Seminar Nasional kimia dan Pembangunan,
benzodioksol (Gambar 9) yang terdapat dalam piperonal Bandung, 1993, hal. 619-631.
ada kaitannya dengan sifat insektisida. Seperti diketahui, 5. J.AMorris, AKbettry and E.W.Seitz. Antimicrobial
senyawa piperin, chavisin (terdapat dalam lada hitam), Activity of Aroma Chemicals and Essential Oils. J. Am.
Oil. Chem. Soc., 56: 595-603 (1979).
piperonil butoksida, sesamolin, sesamex, sesamin mem-
6. D.H. Williams and 1. Fleming. Spectroscopic Methods
punyai inti 1,3-benzodioksol, dan senyawa-senyawa ini
in Organic Chemistry, 3rd ed., McGraw-Hill Book
bersifat insektisida (8). Berdasarkan hal ini, diduga 2(3H)-
Company (UK) Limited, 1980.
furanon, 3,4-bis (1,3-benzodioksol-5-ilmetil)dihidro ber-
sifat sebagai insektisida dan mungkin juga sebagai anti- 7. R.M. Silverstein, G.C. Bassler and T.C. Morrill,
mikroba, karena juga mengandung inti 1,3-benzodioksol Spectrometric Identification of Organic Compounds,
4th ed., John Wiley & Sons, Inc., Canada, 1981.
sama halnya dengan piperonal. 13-Sitosterol- merupakan
senyawa yang umum terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, 8. The Merck Index, 11th ed., 1989, Merck & Co, Inc.,
demikian juga dengan asam-asam lemak. Akan tetapi USA
dalam dosis berlebih asam lemak dapat bersifat toksis. 9. W. Burrows. Textbook of Microbiology. 7th ed., W.B.
Mhaskar et al. (10) melaporkan bahwa aktivitas antibakteri Saunders Co., London, 1959.
(terhadap S.aureus) bertambah dengan perubahan ikatan 10. S.Y.Mhaskar, G. Lakshminarayana and L. Saisree. N-
jenuh keikatan tak jenuh dalam asam lemak, yaitu dari acyl-L-Leucmes of Biologically Active Uncommon
ikatan jenuh, ikatan olefinik dan ikatan asetilenik dalam Fatty Acids: Synthesis and Antibacterial Activity. J.
derivat stearat, oleat dan 9-octadecinoik dari N-acylleucin. Am. Oil. Chem. Soc. 70 (1), 23-27 (1993).

46 JKTI, VOL 4 - No.2, Desember, 1994

Anda mungkin juga menyukai