KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan pada Allah SWT, yang mana telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan) ini dengan lancar. Shawalat serta salam selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke jalan dan ajaran yang benar yaitu Islam.
Makalah ini merupakan salah satu bentuk pengkajian yang penulis dapatkan pada saat
perkuliah dan bersumber dari buku terkait pembahasan Ejaan Yang Disempurnakan. Proses
makalah ini tentulah tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada: Bapak Wisnu Sasongko
ST.,MT selaku koordinator dosen mata kuliah Bahasa Indonesia serta dosen-dosen pengajar
Penulis menyadari baik secara materi penulisan dan penyusunan makalah ini kurang
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sangan penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan mmberikan inspirasi
Penulis
1
MAKALAH BAHASA INDONESIA
DAFTAR ISI
MAKALAH BAHASA INDONESIA
dalam penyampaian dan penulisan kata dapat dilakukan dengan benar dan informasi yang
disampaikan dapat dipahami oleh orang lain.
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut.
1. Apakah pengertiaan dari Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
2. Apa saja kaidah dalam penggunaan Ejaan Yang Disemprnakan (EYD)?
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pemakaian Huruf
Pemakaian huruf berdasarkan ejaan yang telah disempurnakan terdapat
beberapa topik yang dibahas, yang pertama yaitu terkait huruf abjad, huruf vocal,
huruf mati, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital, huruf miring dan
huruf tebal. [ CITATION Che09 \l 1033 ]
A. Huruf Abjad
Abjad merupakan suatu kumpulan huruf berdasarkan urutan yang umum atau buku.
Dalam setiap ejaan Bahasa indonsia yang biasa dipergunakan adalah sebagai berikut:
A a (a) J j (je) S s (es)
B b (be) K k (ka) T t (te)
C c (ce) L l (el) U u (u)
D d (de) M m (em) V v (ve)
E e (e) N n (en) W w (we)
F f (ef) O o (o) X x (eks)
G g (ge) P p (pe) Y y (ye)
H h (ha) Q q (ki) Z z (zet)
I i (i) R r (er)
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Dalam tata Bahasa Indonesia, secara umum huruf dibagi menjadi atas dua macam, yang
pertama hurf mati (konsonen) dan huruf vocal (hidup), yang termasuk dalam huruf vocal
atau huruf hidup adalah: A, I, U, E, O ,
D. Huruf Diftong
Huruf diftong adalah huruf vocal rangkap yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Ketiga huruf diftong itu biasa dilafalkan sebagai huruf vocal yang diikuti oleh bunyi
luncuran konsonan W dan Y.
Bukan hanya huruf vocal saja yang memiliki gabungan huruf, tpi konsonan juga.
Gabungan huruf kosongan itu adalah kh, ng, ny dan sy yang masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
F. Huruf Kapital
1. Huruf kapital atau huruf besar digunakan sebagai huruf pertama dalam kata pada
awal kalimat.
Contoh:
- Arti sebuah persahabatan
- Ancaman dari luar angkasa
2. Huruf kapital diguanakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
- Ayah bertanya “Kapan kamu akan ualangan?”
- “Kenapa kamu lakukan itu?” tanya Ardi.
3. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
memiliki hubungan dengan agama, kita suci dan Tuhan termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
- Yang Maha Kuasa
- Yesus Kristus
4. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan
dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
- Raden Mas Suryobroto Mangunkusumo
- Sultan Arya Dwipangga
5. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh:
- Dia adalah keturunan sultan.
6. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama penjabat yang diikuti
nama orang, nama instansi atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti
nama orang tertentu.
Contoh:
- Wakil Presiden Budiono.
7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh:
- Halim Perdana Kusuma
8. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama seperti pada de, van, der (dalam
nama Belanda), von (dalam nama Jepang) atau da (dalam nama Portugal).
Contoh:
- Van der Meyden
- Coln von Derwood
9. Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak digunakan untuk menulis huruf
pertama kata bin atau binti.
Contoh:
- Amanah binti Samsuri
- Ratna Dewi bin Adbul Gani
10. Huruf kapital digunakan untuk huruf pertama nama orang yang dipakai sebagi nama
jenis atau satuan ukuran.
Comtoh:
- pascal second = Pas
- N = Newton
11. Huruf kapital tidak digunakan untuk huruf pertama nama orang yang dipakai sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
- mesin diesel
- 15 ampere
12. Huruf kapital digunakan sebagai huruh pertama nama bangsa, suku bangsa dan
bahas.
Contoh:
MAKALAH BAHASA INDONESIA
- suku Sunda
- bangsa Almaria
13. Huruf kapital tidak diguankan sebagi huruf pertama nam bangsa, suku dan Bahasa
yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh:
- kejawa-jawaan
- kesunda-sundaan
14. Huruf kapital digunakan sebagi huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya.
Contoh:
- Hari Jumat hari Idul Fitri
15. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa penting
sejarah.
Conroh:
- Hari Sumpah Pemuda
16. Haruf kapital tidak diguanakn sebagi huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
dipakai sebagai nama.
Contoh:
- mereka meproklamasikan
kemerdekaan bangsa
17. Huruf kapital digunakan sebgai huruf pertama unsur-unsur diri geografi.
Contoh:
- Benua Amerika
18. Huruf kapital digunakan sebagi huruf pertama unsur-unsur geografi yang diikuti
nama diri geografi.
Contoh:
- Kawah Putih
- Gunung Tangkuban Perahu
19. Huruf kapital digunakan untuk huruf pertama nama diri atau nama diri geografi bila
kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Contoh:
- gudeg Surabaya
- asinan Bogor
20. Huruf kapital tidak digunakan sebagi guruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti
oleh nama diri geografi.
Contoh:
- menyebrangi Samudra
21. Huruf kapital tidak diguanakn sebagi huruf pertama nama diri geografi yang
diguanakan sebagai penjelas nama jenis.
Contoh:
- jeruk bali
22. Huruf kapital digunakan sebagi huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
Lembaga resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, atau, untuk.
Contoh:
MAKALAH BAHASA INDONESIA
miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam Bahasa daerah atau
Bahasa asing.
[ CITATION TIM16 \l 1033 ]
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat
kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
- Saya sudah membaca buku
Salah Asuhan karangan Abdoel
Moesi.
- Pusat Bahasa. 2011. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Edisi Keempat
(Cetakan Kedua). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
- Huruf terakhir kata abad adalah
d
- Dalam bab ini tidak dibahas
pemakaian tanda baca.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam Bahasa daerah
atau Bahasa asing.
Misalnya:
- Upacara peusijuek (tepung
tawar) menarik perhatian
wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
- Nama ilmiah buah manggis
ialah Gracinia mangostana.
Cacatan:
a. Nama diri, seperti nama orang, Lembaga, atau organisasi, dalam Bahasa asing
atau Bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
b. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan computer), bagian yang
dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
c. Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara
langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
H. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
- Saya tidak membuang
pulpenmu (salah)
- Saya tidak membuang
pulpenmu (benar)
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul
buku, bab, atau subbab.
Misalnya:
- 1.1 Latar Belakang dan
Masalah
- 1.1.1 Latar Belakang
- 1.1.2 Masalah
Dalam penulisan kata, terdapat beberapa unsur yang harus dikaji, yaitu kata
dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan,
partikel, singkatan dan akronim, angka dan bilangan, [ CITATION Ern12 \l 1033 ]
A. Kata Dasar
Kata dasar adalahkata yang belum mendapat imbuhan atau perulanagan, ditulis sebagai
satu kesatuan.
Contoh:
- Ibu
- Paman
B. Kata Turunan
1. Kata turunan adalah kata yang mendapat imbuhan, yang mendapat (awalan, sisipan,
dan akhiran yang ditulis dengan serangkaian kata dasarnya).
Contoh:
- Berlari
- Disanjung
2. Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubungan bila ditambahkan pada bentuk
singkatan atau kata dasar yang bukan Bahasa Indonesia.
Contoh:
- Me-recall
- Di-upgrade
MAKALAH BAHASA INDONESIA
3. Bila bentuk dasar setiap gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis dengan
serangkaian kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh:
- Bertekuk muka garis bawahi
4. Bila bentuk dasar yang berbentuk kumpulan kata terdapat awalan dan akhiran
seluruhnya, unsur gabungan kata itu ditulis sekelompok.
Contoh:
- Menyebarluaskan
- Penghancurleburan
5. Bila diantara unsur gabungan kata hanya digunakan dalam kombinasi, gabungan kata
itu ditulis sekelompok.
Contoh:
- Adipati
- Ekstrakulikuler
6. Bila bentuk tergabung dan diikuti oleh kaya yang huruf awalnya ialah huruh kapital,
diantara kedua unrur itu dituliskan tanda hubung (-)
Contoh:
- Non-Indonesia
- Pan-Afrikanisme
7. Bila kata maha adalah unsur gabungan disertai oleh kata esa dan kata yang bukan
kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Contoh:
- Bersyukur kepada Tuhan Yang
maha Esa
8. Bila kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata
dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Contoh:
- Semoga Tuhan Yang
Mahakuasa melindungi kita.
9. Bentuk-bentuk terikat dari bahas asing yang diserap ke dalam Bahasa Indonesia,
seperti pro, kontra dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Contoh:
- Warga yang pro lebih banyak
dari pada yang kontra
10. Kata tak sebagai unsur gabungan dalam persitilahan ditulis serangkai dengan bentuk
dasar yang menyertainya, tapi ditulis terpisah bila diikuti oleh bentuk yang memiliki
imbuhan.
Contoh:
- Tak bergemuruh
- Tak terpisahkan
MAKALAH BAHASA INDONESIA
C. Kata Ulang
Dalam penulisan kata ulang, terdapat beberapa cara penulisannya yaitu kata ulang ditulis
secara lengkap, kata ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja,
Kata ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjectiveditulis dengan mengulang unsur
pertama atau keduanya dengan arti yang berlainan. [ CITATION Mus16 \l 1033 ]
1. Kata ulang bias ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda yang memiliki
hubung diantara unsur-unsur.
Contoh:
- Berlari-lari
- Tiba-tiba
2. Kata ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.
Contoh:
- Baju bekas = baju-baju bekas
3. Kata ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjective ditulis dengan mengulang
unsur pertama atau keduanya dengan arti yang berlainan.
Contoh:
- Air Deras (air-air deras/air
deras-deras)
D. Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
ditulis terpisah.
Contoh:
- Duta besar
- Orang tua
- Kambing hitam
- Simpang empat
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya
Contoh:
- Anak-istri pejabat
- Anak istri-pejabat
- Ibu-bapak kami
- Ibu bapak-kami
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Misalnya:
- Bertepuk tangan
- Garis bawahi
- Menganak sungai
- Sebar luaskan
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Misalnya:
- Dilipatgandakan
- Menyebarluaskan
- Menggarisbawahi
- Penghancurleburan
c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf
konsonan itu.
Misalnya:
- ba-pak
- la-wan
- de-ngan
- mu-sya-wa-rah
d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
- Ap-ril
- makh-luk
- man-di
- som-bong
e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-
masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
- ul-tra -
in-fra
- ben-trok
- in-stru-men
Catatan:
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi dipenggal.
Misalnya:
- bang-sa
- ba-nyak
2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk dasar dan
unsur pembentuknya.
Misalnya:
- ber-jalan mem-
pertanggungjawabkan
- mem-bantu memper-
tanggungjawabkan
Catatan:
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
- Di mana dia sekarang
- Kain itu disimpan di dalam almari
G. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Bacalah buku itu baik-baik!
- Apakah yang tersirat dalam surat itu?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
- Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Misalnya:
- Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
- Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
- Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
- Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
H. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik
pada setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
- A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
- H. Hamid Haji Hamid
2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen
resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
- NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Misalnya:
- Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
MAKALAH BAHASA INDONESIA
- Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500),
M (1.000), _V(5.000), _M(1.000.000)
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
- Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
- Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5
orang abstain.
2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya:
- Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
- Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Catatan: Penulisan berikut dihindari.
- 50 siswa teladan mendapat beasiswa dari peme-rintah daerah.
- 3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata, susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
- Panitia mengundang 250 orang peserta.
- Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
Catatan: Penulisan berikut dihindari.
- 250 orang peserta diundang panitia.
- 25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan huruf supaya
lebih mudah dibaca.
Misalnya:
- Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
- Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta
(b) nilai uang.
Misalnya:
- 0,5 sentimeter - 5 kilogram
- 4 hektare - Rp5.000,00
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
Misalnya:
- Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
- Jalan Wijaya No. 14
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
- Bab X, Pasal 5, halaman 252
- Surah Yasin: 9
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan
-ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
- Rumah itu telah kujual.
- Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang hukan merupakan pernyataan atau
seruan. Tanda titik tidak dapat digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya
sudah bertanda titik. Berikut adalah contoh penggunaan tanda titik pada akhir kalimat.
Contoh:
Ibu saya berada di Jakarta.
Beliau mengatakan siapa yang akan pergi.
Hari ini tanggal 27 Agustus 2019.
Marilah kita mengheningkan cipta.
Kakak saya sedang berada di Mataram.
2. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
a. III Departemen Luar Negeri
A. Direktorat Jenderal Perhubungan
B. Direktorat Jenderal Agraria
1. …
b.1. Patokan Umum
1. 1. Isi Karangan
1. 2. Ilustrasi
1.2.1. Gambar Tangan
1.2.2. Tabel
Contoh:
Kecamatan Tayu memiliki jumlah penduduk 35.200 orang.
Banjir menenggelamkan 500 rumah.
.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
7. Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Saya lahir pada tahun 1999 di Mataram.
Nomor gironya 5645679.
8. Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala karangan
atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
Contoh:
Acara Kunjungan Presiden
Bentuk dan Kebudayaan (Bab I UUD’45).
9. Tanda titik tidak digunakan di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau
(2) nama dan alamat pengirim surat.
Contoh:
Kantor Penempatan Tenaga
Jalan Cikini 71
Jakarta
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
Andi membeli baju, tas, dan seragam untuk keperluan
sekolah.
Satu, dua, … tiga!
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh:
Saya ingin datang, tetapi saat ini sedang hujan.
Budi bukan anak saya, melainkan anak Pak Salim.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
Kalau nanti hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, Bela lupa akan janjinya.
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Contoh:
Saya tidak datang pada kegiatan ini.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, dan akan tetapi.
Contoh:
….. Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati.
….. Jadi, kesimpulannya tidak dapat dipastikan.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari
kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh:
Wah, bagus sekali!
O, seperti itu?
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L dan M.)
Contoh:
Kata Andi,”Saya merasa sedih.”
“Saya merasa sedih,” kata Ibu,”alat tulis saya hilang.”
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh:
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia
9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa
Indonesia, jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
Contoh:
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-
mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh:
12,5 m
Rp12,50
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi. (Lihat juga pemakaian tanda pisah, bab V, Pasal F.)
Contoh:
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan,
mengikuti latihan paduan suara
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda
koma:
Contoh:
Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada
panitia.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
14. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
15. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru.
Contoh:
“Siapa yang menggunakan baju merah itu?” tanya Karim.
“Berdiri yang tegap!” perintahnya.
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
Contoh:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di
dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya
sendiri asyik mendengarkan siaran “Pilihan Pendengar”.
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh: \
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu:
hidup atau mati.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai jurusan ekonomi umum dan jurusan
ekonomi perusahaan.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan ayng memerlukan pemerian.
Contoh:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
b. Tempat Sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang S.
Hari : Senin
Waktu : 09.30
4. Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ibu : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa
kopor ini, Mir!”
Amir : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan
masuk)
Ibu : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!”
(duduk di kursi besar)
5. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta
(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin:9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah
Studi, sudah terbit.
Tjokronegero, Sutomo. 1968. Tjukupkah Saudara Membina
Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco.
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
Di samping cara-cara lama itu ada juga cara yang baru.
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal
baris.
Contoh:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampikan …
Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak …
Atau
Contoh:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampikan …
Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau beranjak …
Bukan
Contoh:
Beberapa pendapat mengenai masalah i-tu telah disampikan
…
Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-u beranjak …
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
Kini ada acara yang baru untuk mengukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita mengukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat pertahanan yang canggih.
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
Hati-ahati
Berlari-larian
Adik-adik
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh:
p-a-n-i-t-i-a
8-4-1973
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau
ungkap-an, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Contoh:
ber-evolusi
dua puluh lima-ribuan (20 5000)
tanggung jawab dan kesetiakawanan-sosial
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, dan (iv)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Contoh:
se-Indonesia
se-Jawa Barat
hadiah ke-2
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
di-smash
pen-tackle-an
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat.
Contoh:
Kemerdekaan bangsa itu–saya yakin akan tercapai–
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
Rangkaian temuan ini–evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom–telah mengubah konsepsi kita tentang alam
semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai’.
Contoh:
1910–1945
Tanggal 5–10 April 1970
Jakarta–Bandung
Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi
sebelum dan sesudahnya.
G. Tanda Elipsis (…)
Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah
titik; tiga buah unuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir
kalimat.
Contoh:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-
hati ....
H. Tanda Tanya (?)
Contoh:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK
(Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang
terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus
perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi
kokain(a).
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga
kerja, dan (c) modal.
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35–
38] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaan dan naskah atau
bahan tertulis lain.
Contoh:
“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa
2. Indonesia.”
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh:
Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari
Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan
Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.
3. Sajak
Tanda“Berdiri Aku” terdapat
petik mengapit istilah pada halaman
ilmiah 5 bukudikenal
yang kurang itu. atau kata yang mempunyai
arti khusus.
Contoh:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara ”coba dan ralat” saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan
nama “cutbrai”.
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Contoh:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”.
Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu
sebabnya.
Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis
sama tinggi di sebelah atas baris.
M. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak
anakku,’Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap
seketika,” ujar Bapak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan
asing. (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab V, Pasal J).
Contoh:
feed-back ‘balikan’
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat II/10
tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Contoh:
mahasiswa/mahasiswi
harganya Rp150,00/lembar
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.
Contoh:
Ali ’kan kusurati. (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 1988)
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, unsur serapan terdiri dari kata unsur
dan serapan, unsur yang berarti bahan asal, zat asal, bagian yang terpenting dalam
suatu hal, sedangkan serapan adalah pemasukan ke dalam, penyerapan masuk ke
dalam lubang-Iubang kecil (Poerwadarminta, 1985 : 130 dan 425). Sedangkan
Kridalaksana (1985 : 8) memahami kata serapan adalah “pinjaman” yaitu bunyi,
fonem, unsur gramatikal atau unsur leksikal yang diambil dari bahasa lain. Sehingga
Kata serapan adalah kata yang diserap dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun dari bahasa asing, yang digunakan dalam bahasa Indonesia yang cara
penulisannya mengalami perubahan ataupun tidak mengalami perubahan (Harjono,
2013). Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat
dibagi atas dua golongan besar sebagai berikut (Khotimah, 2011).
1. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti: reshuffle, shuttle cock, I'exploitation de l'homme par I'homme. Unsur-unsur
ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti
cara asing.
2. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu ialah sebagai berikut.
aa (Belanda) menjadi a
paal Pal
baal bal
octaaf oktaf
MAKALAH BAHASA INDONESIA
chromosome kromosom
technique teknik
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon Eselon
machine Mesin
ch yang lafalnya c menjadi c
check Cek
China Cina
ç (sanskerta) menjadi s
çabda Sabda
çastra Sastra
e tetap e
effect Efek
description deskripsi
synthesis sintesis
ea tetap ea
idealist Idealis
habeas Habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer Stratosfer
systeem Sistem
ei tetap ei
eicosane Eikosana
eidetic eidetik
einsteinium einsteinium
eo tetap eo
stereo Stereo
geometry geometri
zeolite zeolit
eu tetap eu
neutron neutron
eugenol eugenol
europium europium
f tetap f
fanatic fanatik
factor faktor
fossil fosil
gh menjadi g
sorghum sorgum
gue menjadi ge
igue ige
gigue gige
i pada awal suku kata di muka vokal, tetap i
MAKALAH BAHASA INDONESIA
iambus iambus
ion ion
iota iota
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
politiek politik
tiem tim
ie tetap ie jika lafalnya bukan i
variety varietas
patient pasien
efficient efisien
kh (Arab) tetap kh
khusus khusus
akhir akhir
ng tetap ng
contingent kontingen
congres kongres
linguistics linguistik
oe (oi Yunani) menjadi e
oestrogen estrogen
oenology enology
foetus fetus
oo (Belanda) menjadi o
komfoor kompor
provoost provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
pool pul
oo (vokal ganda) tetap oo
zoology zoologi
coordination koordinasi
ou menjadi u jika lafalnya u
gouverneur gubernur
coupon kupon
contour kontur
ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
spectograph spektograf
ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
psychosomatic psikosomatik
MAKALAH BAHASA INDONESIA
pt tetap pt
pterosaur Pterosaur
pteridology pteridologi
ptyalin ptialin
q menjadi k
aquarium Akuarium
frequency frekuensi
equator ekuator
rh menjadi r
rhapsody Rapsodi
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika
sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk
scandium Skandium
scotopia skotopia
scutella skutela
sclerosis sklerosis
scriptie skripsi
sc di muka e, i, dan y menjadi s
scenography Senografi
scintillation sintilasi
scyphistoma sifistoma
sch di muka vokal menjadi sk
schema Skema
schizophrenia skizofrenia
scholasticism skolastisisme
t di muka i menjadi s jika lafalnya s
ratio Rasio
action aksi
patient pasien
th menjadi t
theocracy Teokrasi
orthography ortografi
thiopental tiopental
thrombosis trombosis
methode metode
u tetap u
unit Unit
nucleolus nukleolus
structure struktur
institute institut
MAKALAH BAHASA INDONESIA
ua tetap ua
dualisme Dualisme
aquarium Akuarium
ue tetap ue
suede Sued
duet Duet
ui tetap ui
equinox Equinoks
conduite Konduite
uo tetap uo
fluoresein Fluoresein
quorum kuorum
quota kuota
uu menjadi u
prematuur Prematur
vacuum Vakum
v tetap v
vitamin Vitamin
television Televisi
cavalry Kavaleri
x pada awal kata tetap x
xanthate Xantat
xenon xenon
xylophone xilofon
x pada posisi lain menjadi ks
executive Eksekutif
taxi taksi
exudation eksudasi
latex lateks
xc di muka e dan i menjadi ks
exception Eksepsi
excess ekses
excision eksisi
excitation eksitasi
xc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi ksk
excavation Ekskavasi
excommunicatio ekskomunikasi
ekskursif
n
eksklusif
excursive
exclusive
y tetap y jika lafalnya y
yakitori Yakitori
yangonin yangonin
MAKALAH BAHASA INDONESIA
yen yen
yuan yuan
y menjadi i jika lafalnya i
yttrium Itrium
dynamo dinamo
propyl propil
psychology psikologi
z tetap z
zenith Zenit
zirconium zirkonium
zodiac zodiak
zygote zigot
anthropoid,
anthropoide
-oir(e) menjadi -oar
trottoir trotoar
repertoire repertoar
-or, -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir
director, directeur direktur
inspector, inspektur
amatir
inspecteur
formatur
amateur
formateur
-or tetap -or
dictator diktator
corrector korektor
-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
university, universitas
kualitas
universiteit
quality, kwaliteit
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
MAKALAH BAHASA INDONESIA
structure, struktur
struktuur prematur
premature,
prematuur
MAKALAH BAHASA INDONESIA
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang
sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita
mengenai pengguanaan tanda baca yang baik dan benar yang tentu saja sesuai dengan EYD.
MAKALAH BAHASA INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, Ganjar Harimansyah. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
TIM LITBANG KEBAHASAAN GENESIS. (2016). EJAAN YANG DISEMPURNAKAN; PEDOMAN UMUM
EJAAN BAHASA INDONESIA. YOGYAKARTA: FRASA LINGUA.
Triwarsih, C. S. (2009). Sari Kata Bahasa Indonesia dan EYD. Jakarta: LEMBAGA LANGIT ONDONESIA.
Waridah, E. (2012). EYD dan Seputar Kebahasaan Indonesia. Bandung: Ruang Kata Imprant Kawan
Pustaka.