Anda di halaman 1dari 23

Demokrasi, Sistem Pemerintahan Negara, dan Perkembangan Pendidikan

Pendahuluan Bela Negara

1. Konsep Demokrasi

Demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein) dari/oleh/untuk rakyat(demos).

Menurut konsep demokrasi, kekuasaan meyiratkan arti politik dan pemerintahan, sedangkan

rakyat beserta warga masyarakat di definisikan sebagai warga negara. Keyataanya,baik dari

segi konsep maupun praktek, demos menyiratkan makna diskrinatif. Demos bukanlah rakyat

keseluruhan, tetapi hanya orang tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau

kesepakatan formal mengontrol akses ke sumber-sumber kekuasaan dan bisa mengklaim

kepemilikan atas hak-hak prerogatif dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan

dengan urusan publik atau pemerintahan.

2. Bentuk demokrasi dalam pengertian sistem pemerintahan negara

Setiap negara mempunyai ciri khas calam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau demokrasinya.

Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayan, pandangan hidup, serta

tujuan yang ingin dicapainya.

a. Keunggulan Sistem Pemerintahan Demokrasi:

- Adanya jaminan keselarasan antara kepentingan pribadi dengan masyarakat.

- Menjunjung tinggi hak asasi dan hak demokrasi setiap warga negara.

- Kedaulatan berada di tanganrakyat.

- Sistem kepartaian hidup subur.

- Kelompok minoritas diakui keberadaanya.


b. Kelemahan Sistem Pemerintahan Demokrasi

- Sistem demokrasi menggunakan satu organisasi yang terdiri dari banyak orang

- Pelaksanan sistem demokrasi menimbulkan berbagai kesulitan karena diperlukan

kesadaran rakyat.

- Hak kebebasan individu biasanya dianggap mutlak/tidak terbatas, jika tidak

terkontrol dapat mengancam kedaulatan negara.

- Pemerintahan banyak diwarnai oleh kekacauan, kebobrokan dan korupsi.

3. Macam – macam demokrasi

a. Demokrasi ditinjau dari cara penyaluran kehendak rakyat

- Demokrasi Langsung

- Demokrasi Perwakilan (Demokrasi yang Representatif)

- Demokrasi Gabungan

b. Demokrasi ditinjau dari dasar atau paham ideologi

- Demokrasi Liberal (Demokrasi Konstitusional)

- Demokrasi Rakyat (Demokrasi Komunis)

- Demokrasi Pancasila

c. Demokrasi ditinjau dari titik berat yang menjadi perhatiannya

- Demokrasi Formal

- Demokrasi Material (Negara komunis)

- Demokrasi Gabungan (Negara-negara Nonblok)

d. Demokrasi ditinjau dari antar alat kelengkapan negara

- Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum

- Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer

- Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan


- Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat

4. Kekuasaan dalam pemerintahan

Menurut teori Trias Politica oleh Jhon Locke Kekuasaan pemerintah dalam negara

dipisahkan menjadi tiga cabang kekuasaan :

a. Kekuasaan legislatif : kekuasaan untuk membuat undang-undang yang dijalankan oleh

parlemen.

b. Kekuasaan eksekutif : kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang yang dijalankan

oleh pemerintah.

c. Kekuasaan federatif : kekuasaan untuk menyatakan perang dan damai, membuat

perserikatan, dan tindakan tindakan lainnya yang berkaitan dengan pihak luar negri.

Kemudian Montesque menyatakan bahwa kekuasaan negara harus dinbagi dan

dilaksanakan oleh tiga orang atau badan yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya. Masing-

masing badan ini berdiri sendiri (independent) tanpa di pengaruhi oleh badan lainnya.

Ketiganya adalah:

a. Badan legislatif yang memegang kekuasaan untuk membuat undang-undang.

b. Badan eksekutif yang memegang kekuasaan untuk menjalankan undang-undang .

c. Badan yudiikatif yang memegang kekuasaan untuk mengadili jalannya pelaksanaan

undang-undang.
5. Pemahaman demokrasi di indonesia

- Dalam sistem kepartaian dikenal adanya tiga sistem kepartaian, yaitu sistem multi partai

(polyparty system), sistem dua partai (biparty system) dan sistem satu partai (monoparty

system).

- Sistem pengisian jabatan pemegang kekuasaan negara.

- Hubungan antar pemegang kekuasaan negara, terutama antara eksekutif dan legislatif.

Mengenai model sistem-sistem pemerintahan negar, ada empat macam sistem-sistem

pemerintahan negara yaitu :

a. Sistem pemetintahan diktator (diktator borjuis dan proletar

b. Sistem pemerntahan parlementer

c. Sistem pemerintahan presidential

d. Sistem pemerintahan campuran

6. Prinsip dasar pemerintahan Republik Indonesia

Pancasila sebagai landasan idiil bagi bangsa indonesia memiliki arti bahwa pancasila

merupakan pandangan hidup dan jiwa bangsa, kepribadian bangsa, tujuan dan cita-cita, cita-

cita hukum bangsa dan negara, serta cita-cita moral bangsa indonesia.

UUD 1945 sebagai sumber pokok sistem pemerintahan republik indonesia terdiri atas

hukum dasar tertulis, yaitu UUD 1945 (pembukaan, batang tubuh dan penjelasan) dan Hukum

dasar tidak tertulis, yaitu perjanjian dasar yang dihormati dan dijunjung tinggi serta ditaati oleh

segenap warga negara, alat, dan lembaga negara dan diperlakukan sama seperti hukum

dasar tertulis.
7. Perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

Situasi NKRI Terbagi dalam Periode-periode

Periode yang dimaksud tersebut adalah yang berkaitan dengan kepentingan sejarah

perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Pendidikan Bela Negara berkembang

berdasarkan situasi yang dihadapi oleh penyelengaraan kekuasaan. Periode-periode tersebut

addalah sebagai berikut :

a. Tahun 1945 sejak NKRI diproklamasikan sampai tahun 1965 disebut periode lama atau

Orde lama.

b. Tahun 1965 sampai tahun 1998 disebut periode baru atau Orde baru.

c. Tahun 1998 sampai sekarang disebut periode Reformasi.

Perbedaan periode tersebut terletak pada hakikat yang dihadapi . Pada periode lama bentuk

yang dihadapi adalah “ancaman fisik” berupa pemberontakan dari dalam maupun ancaman

fisik dari luar oleh tentara Sekutu, tentara kolonial Belanda, dan tentara Dai Nippon. Sedangkan

pada periode baru dan periode reformasi bentuk yang dihadapi adalah “tantangan” yang sering

berubah sesuai dengan perkembangan kemajuan zaman. Perkembangan kemajuan zaman ini

mempengaruhi perilaku bangsa dengan tuntutan-tuntutan hak yang lebih banyak. Pada situasi

ini yang dihadapi adalah tantangan non fisik, yaitu tantangan pengaruh global dan gejolak

sosial. Berdasarkan situasi pada periode yang berbeda ini, landasan-landasan hukum yang

digunakan untuk melaksanakan bela Negara pun berbeda.

a. Pada Periode Lama Bentuk Ancaman yang Dihadapi adalah Ancaman Fisik

Ancaman yang datangnya dari dalm maupun dari luar, langsung maupun tidak

langsung, menumbuhkan pemikiran mengenai cara menghadapinya. Pada tahun 1954,

terbitlah produk Undang-Undang tentang Pokok-pokok Parlementer Rakyat (PPPR)

dengan Nomor: 29 tahun 1954. Realisasi dari produk-produk undang-undang ini adalah
diselenggarakannya Pendidikan Pendahuluan Perlawanan Rakyat (PPPR) yang

menghasilkan organisasi-organisasi perlawanan rakyat pada tingkat pemerintahan desa,

OPR, yang selanjutnya berkembang menjadi keamanan desa, OKD. Di sekolah-sekolah

terbentuk organisasi keamanan sekolah, OKS. Dilihat dari kepentingannya, tentunya

pola pendidikan yang diselengarakan akan terarah pada fisik, teknik, taktik, dan strategi

kemiliteran.

b. Periode Orde Baru dan Periode Reformasi

Ancaman yang dihadapi dalam periode-periode ini berupa tantangan non fisik dan

gejolak sosial. Untuk mewujudkan bela Negara dalam berbagai aspek kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan

strategis baik dari dalam maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung, bangsa

Indonesia pertama-tama perlu membuat rumusan tujuan bela Negara. Tujuannya adalah

menumbuhkan rasa cinta tanah air, bangsa dan Negara. Untuk mencapai tujuan ini,

bangsa Indonesia perlu mendaptakan pengertian dan pemahaman tentang wilayah

Negara dalam persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka juga perlu memahami sifat

ketahanan bangsa atau ketahanan nasional agar pemahaman tersebut dapat mengikat

dan menjadi perekat bangsa dalam satu kesatuan yang utuh. Karena itu, pada tahun

1973 untuk pertama kalinya dalam periode baru dibuat Ketetapan MPR dengan Nomor:

IV/MPR/1973 tentang GBHN, dimana terdapat muatan penjelasan tentang Wawasan

Nusantara dan Ketahanan Nasional


Latar Belakang dan Pengertian Demokrasi

Demokrasi sudah tak asing didengar di Indonesia. Kata ini sering kali kita dengar dalam

kehidupan sehari-hari. . Sering juga mendengar orang berkata bahwa bangsa Indonesia adalah

bangsa yag berdemokrasi,namun berlum menjalankan sistem demokrasi sebagaimana

mestinya. Jika ditelusuri lebih jauh menurut pengertiannya demokrasi adalah pemerintahan

dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan politik

yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Demokrasi adalah sebuah bentuk

kekuasaan (kratein) dari, oleh, dan untuk rakyat (demos).

Bentuk Bentuk Demokrasi :

a. Dilihat dari cara penyaluran kehendak rakyat :

1) Demokrasi langsung

Demokrasi langsung ialah demokrasi dimana rakyat secara langsung mengemukakan

kehendaknya dalam suatu rapat yang dihadiri seluruh rakyatnya. Demokrasi ini pernah

dijalankan di Yunani kuno.

2) Demokrasi tidak langsung(demokrasi perwakilan)

Demokrasi perwakilan yaitu Demokrasi dimana rakyat menyampaikan kehendakannya melalui

dewan perwakilan rakyat. Demokrasi perwakilan dijalankan oleh negara negara pada zaman

modern.

Dilihat dari titik berat paham yang dianut :

1) Demokrasi barat(demokrasi liberal)

Demokrasi barat lebih menitikberatkan pada kebebasan bergerak,berpikir dan mengeluarkan

pendapat,menjunjung tinggi persamaan hak pada bidang politik.

Kelemahan demokrasi liberal :

– adanya kesenjanagan yang lebar antara golongan ekonomi kuat dan golongan ekonomi
lemah

– golongan ekonomi kuat dapat membeli suara rakyat dan suara DPR.

2) Demokrasi timur atau komunis

Demokrasi timur lebih menitik beratkan pada paham kesamaan yg menghapuskan perbedaan

kelas diantara sesama rakyat.

Kelebihan demokrasi timur :

– kesenjangan ekonomi kecil,

– menjunjung tinggi persamaan dalam bidabg ekonomi.

Kelemahan demokrasi timur

– persamaan hak bidang politik kurang diperhatikan.

– Tidak adanya kompetisi dan tidak diakuinya hak milik pribadi menyebabkan etos kerjanya

kurang baik.

3) Demokrasi gabungan

Demokrasi yg berprinsip mengambil kebaikan dan membuang kelemahan dari demokrasi

barat ke timur. Dalam demokrasi gabungan :

– hak milik pribadi diakui,namun hak milik pribadi juga berfungsi sosial

-upaya menyejahterahkan rakyat jangan sampai menghilangkan drajat dan HAM.

Sistem demokrasi modern :

1) Demokrasi dengan sistem parlementer

– kekuasaan legislatif (DPR) di atas eksekutif pemerintah

– presiden atau raja hanya sebagai kepala negara yang kedudukannya sebagai lambang.

Kebaikan demokrasi dengan sistem parlementer

– pengaruh rakyat terhadap politik yg dijalankan pemerintah besar sekali

– kontrol rakyat terhadap pemerintah baik


Kelemahan demokrasi dalam sistem parlementer

– Sering timbul krisis kabinet

– tidak mendapat dukungan dari mayoritas anggota DPR

2) Demokrasi Dengan Pemisahan kekuasaan

Sistem ini menganut ajaran montesquieu

– kekuasaan legislatif :kekuasaan untuk membuat undang-undang

– kekuasan eksekutif : kekuasaan untuk melaksanakan UU

– kekuasaan yudikatif : kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan UU

Perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

Pada dasarnya Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan guna memasyarakatkan

upaya bela negara dengan cara menyadarkan segenap warga negara akan hak dan kewajiban

dalam upaya bela negara. Menyadari akan hal tersebut di atas, maka pembinaan kesadaran

bela negara akan dapat berhasil dengan baik apabila dilaksanakan dengan memperhitungkan

tingkat kesiapan dan tingkat perkembangan dari peserta didik. Dalam rangka proses

internalisasi kesadaran bela negara sebaiknya peserta didik diberi kesempatan untuk dapat

mengembangkan kepribadian sebaik-baiknya atas dasar pengalaman pribadi yang

diperolehnya melalui interaksi dengan lingkungan.

Bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,

terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup

berbangsa dan bernegara.

Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk

berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan

bangsa, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan

UUD 1945. Asas demokrasi dalam pembelaan negara

Berdasarkan pasal 27 ayat (3) UUD 1945, bahwa usaha bela negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan asas demokrasi. Asas demokrasi dalam

pembelaan negara mencakup dua arti :

 Bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan

negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-

undangan yang berlaku.

 Bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara,

sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

KONSEP DEMOKRASI, BENTUK DEMOKRASI DALAM SISTEM

PEMERINTAHAN NEGARA

Secara etimologi Demokrasi berasal dari sebuah kata dari Negara yunani kuno yaitu

Athena. Kata demokrasi memiliki definisi dari istilah kata (demos) yaitu rakyat dan (kratos)

yang berarti pemerintahan.

Dengan dapat di artikan atau definisikan sebuah arti dari Demokrasi adalah sebuah

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan akan untuk rakyat dengan kekuasaan menyiratkan

arti politik dan pemerintahan, atau sebuah sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap

anggota masyarakat untuk mempengaruhi keputusan politik baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara mengandung makna bahwa pada tingkat

terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya,

termasuk dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan tersebut menentukan kehidupan

rakyat.
Bentuk Demokrasi Dalam Pengertian Sistem Pemerintahan Negara.

1. 1. Pemerintahan Monarki

Kata Monarki berasal dari bahasa yunani. Monos yang artinya Satu dan Archeinyang artinya

Pemerintah,jadi dapat diartikan Pemerintahan Monarki merupakan sejenis pemerintahan dalam

suatu negara yang dipimpin oleh satu orang (raja).

Monarki terdapat 3, yaitu :

– Monarki Mutlak : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh raja

dan bentuk kekuasaanya tidak terbatas

– Monarki Konstitusional : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu negaranya dipimpin

oleh raja namun kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi

– Monarki Parlementer : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh

raja namun kekuasaannya yang tertinggi berada ditangan parlemen

1. 2. Pemerintahan Republik

Pemerintahan Republik berasal dari bahasa latin, RES yang artinya Pemerintahandan

PUBLICA yang berarti Rakyat. Dengan demikian dapat diartikan sebagai pemerintahan yang

dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.

Perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

Pada dasarnya Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan guna

memasyarakatkan upaya bela negara dengan cara menyadarkan segenap warga negara akan

hak dan kewajiban dalam upaya bela negara

sistem proses internalisasi kesadaran bela negara sebaiknya peserta didik diberikan

sebuah upaya kesempatan untuk dapat mengembangkan kepribadian sebaik-baiknya dengan


pengalaman pribadi yang diperolehnya melalui interaksi dengan lingkungan. Maka dengan

itu sebuah proses yang kan terus bergulir akan menumbuhkan pendahuluan dalam bela

Negara.

kemudian dalam sebuah bela Negara , harus memiliki sikap atau wujud dalam mencerminkan

cara bagaimana dalam usaha bela Negara.

Wujud Dari Usaha Bela Negara, Yaitu seperti; dalam Kesiapan dan kerelaan atau

keikhlasan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,

kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi

nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD ’45.

Asas demokrasi dalam pembelaan Negara tertera berdasarkan pasal 27 ayat (3) UUD 1945,

bahwa usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini

menunjukkan asas demokrasi. Asas demokrasi dalam pembelaan negara memiliki dua arti :

1. Bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan

negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD ’45 dan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai

dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

Motivasi dalam pembelaan negara

• Pengalaman sejarah perjuangan Republik Indonesia

• Kedudukan wilayah geografis Nusantara yang strategis

• Keadaan penduduk (demografis) yang besar

• Kekayaan sumberdaya alam


• Perkembangan kemajuan IPTEK

• Kemungkinan timbulnya bencana alam

Konsep Demokrasi

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal

dari rakyat, baik secara langsung atau melalui perwakilan. Istilah demokrasi berasal dari bahasa

Yunani yaitu “demos” yang berarti “rakyat” dan “kratos” yang berarti kekuasaan. Istilah

demokrasi pertama kali diperkenalkan oleh Aristosteles sebagai suatu bentuk pemerintahan,

yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak

(rakyat). Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburg nya mendefiniskan demokrasi sebagai

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam hal ini berarti bahwa kekuasaan

tertinggi pemerintahan dipegang oleh rakyat.

Bentuk-bentuk demokrasi

Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi

perwakilan (tak langsung). Berikut penjelasan tentang dua hal tersebut :

 Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat

mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memilih

pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Di era modern, sistem ini

tidak praktis karena umumnya suatu populasi negara cukup besar dan mengumpulkan

seluruh rakyat ke dalam satu forum tidaklah mudah, selain itu sistem ini menuntut

partisipasi yang tinggi dari rakyat, sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki

waktu untuk mempelajari setiap permasalahan politik yang terjadi di dalam negara.

 Demokrasi perwakilan (tidak langsung) merupakan demokrasi yang dilakukan oleh

masyarakat dalam setiap pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan

mengambil keputusan bagi mereka.


Prinsip-prinsip Demokrasi

Prinsip demokrasi dan prasyarat berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam

konstitusi Negara Kesatuan Repulik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi dapat ditinjau dari

pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan “soko guru demokrasi”. Menurut

Almadudi, prinsip demokrasi adalah :

1. Kedaulatan rakyat.

2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.

3. Kekuasaan Mayoritas.

4. Hak-hak minoritas.

5. Jaminan Hak Asasi Manusia (HAM).

6. Pemilihan yang adil, bebas, dan jujur.

7. Persamaan di depan hukum.

8. Proses hukum yang wajar.

9. Pembatasan pemerintah secara kontitusional.

10. Pluralisme ekonomi, politik, dan sosial.

11. Nilai-nilai toleransi, pragtisme, kerja sama, dan mufakat.

Bentuk Demokrasi dalam Pemerintahan Negara

Ada dua bentuk demokrasi dalam sebuah pemerintahan negara, yaitu :

1. Pemerintahan Monarki (monarki mutlak, monarki konstitusional, monarki

parlementer). Monarki berasal dari bahasa Yunani. Monos yang artinya Satu dan

Archein artinya Pemerintah, jadi dapat di artikan sebagai sejenis pemerintahan dalam

suatu negara yang di pimpin oleh satu orang (raja). Monarki dibagi ke dalam 3 jenis

yaitu :

 Monarki Mutlak : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu negaranya dipimpin oleh

raja dan bentuk kekuasaannya tidak terbatas.


 Monarki Konstitusional : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu negaranya

dipimpin oleh raja namun kekuasaan raja dibatasi oleh konstitusi.

 Monarki Parlementer : Monarki yang bentuk pemerintahan suatu negaranya dipimpin

oleh raja namun kekuasaannya yang tertinggi berada ditangan parlemen.

1. Pemerintahan Republik, berasal dari bahasa latin RES yang artinya pemerintahan

dan PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian dapat diartikan sebagai

pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.

Menurut John Locke, kekuasaan pemerintahan negara dipisahkan menjadi tiga, yaitu :

1. Kekuasaan Legislatif (kekuasaan untuk membuat undang-undang yang dijalankan oleh

parlemen).

2. Kekuasaan Eksekutif (kekuasaan untuk menjalankan undang-undang yang dijalankan

oleh pemerintahan).

3. Kekuasaan Federatif (kekuasaan untuk menyatakan perang dan damai dan tindakan-

tindakan lainnya dengan luar negeri).

4. Sedangkan Kekuasaan Yudikatif (mengadili) merupakan bagian dari kekuasaan

eksekutif.

Kemudian menurut Montesque (Trias Politica) menyatakan bahwa kekuasaan negara harus

dibagi dan dilaksanakan oleh tiga orang atau badan yang berbeda-bedadan terpisah satu sama

lainnya (independent/berdiri sendiri) yaitu :

1. Badan Legislatif : Kekuasaan membuat undang-undang.

2. Badan Eksekutif : Kekuasaan menjalankan undang-undang.

3. Badan Yudikatif : Kekuasaan untuk mengawasi jalannya pelaksanaan undang-undang.

Klasifikasi Sistem Pemerintahan


Dalam sistem kepartaian dikenal adanya tiga sistem kepartaian, yaitu sistem multi partai

(polyparty system), sistem dua partai (biparty system), dan sistem satu partai (monoparty

system). Sistem pengisian jabatan dilakukaan oleh pemegang kekuasaan negara, hubungan

antar pemegang kekuasaan negara, terutama antara eksekutif dan legislatif.

Mengenai model sistem pemerintahan negara, ada empat macam, yaitu :

 Sistem pemerintahan diktator (borjuis dan proletar).

 Sistem pemerintahan parlementer.

 Sistem pemerintahan presidensial, dan

 Sistem pemerintahan campuran.

Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan yang demokratis dalam suatu negara, adalah :

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik

secara langsung atau perwakilan.

2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.

3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.

4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat.

Konsep Demokrasi Republik Indonesia

Seperti yang kita ketahui, konsep demokrasi sudah berkembang sejak 200 tahun yang lalu.

Konsep ini telah diperkenalkan oleh Plato dan Aristosteles dengan isyarat untuk penuh hati-

hati pada saat hendak menggunakan konsep demokrasi ini. Menurut mereka, demokrasi itu

memiliki dua sisi yang sangat berbeda. Disatu sisi sangat baik, namun disisi lain juga dapat

menjadi sangat kejam.

Mungkin Indonesia menjadi salah satu penganut sistem demokrasi yang telah merasakan secara

nyata apa yang di khawatirkan oleh Plato dan Aristosteles. Konsep demokrasi sangat

mendewakan kebebasan, sehingga pada akhirnya nanti tidak mustahil dapat menimbulkan
anarki. Oleh sebab itu, yang diperlukan disini adalah bagaimana mekanisme yang paling tepat

untuk mengontrol konsep demokrasi yang ada pada saat ini.

Dalam penerapannya, konsep demokrasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat

dipandang sebagai sebuah mekanisme dan cita-cita untuk mewujudkan suatu kehidupan

berkelompok yang sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945 yang disebut kerakyatan.

Dapat disimpulkan juga bahwa konsep demokrasi atau pemerintahan rakyat yang diterapkan

dinegara Indonesia itu berdasarkan pada tiga hal, yaitu :

1. Nilai-nilai filsafah pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat

berdasarkan sila-sila pancasila.

2. Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan.

3. Merupakan konsekuensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

Perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

 Situasi NKRI Terbagi dalam Periode-periode

Periode yang dimaksud tersebut adalah yang berkaitan dengan kepentingan sejarah

perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Pendidikan Bela Negara berkembang

berdasarkan situasi yang dihadapi oleh penyelengaraan kekuasaan. Periode-periode tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1945 sejak NKRI diproklamasikan sampai tahun 1965 disebut periode lama atau

Orde lama.

2. Tahun 1965 sampai tahun 1998 disebut periode baru atau Orde baru.

3. Tahun 1998 sampai sekarang disebut periode Reformasi.

Perbedaan periode tersebut terletak pada hakikat yang dihadapi . Pada periode lama bentuk

yang dihadapi adalah “ancaman fisik” berupa pemberontakan dari dalam maupun ancaman

fisik dari luar oleh tentara Sekutu, tentara kolonial Belanda, dan tentara Nai Nipon. Sedangkan

pada periode baru dan periode reformasi bentuk yang dihadapi adalah “tantangan” yang sering
berubah sesuai dengan perkembangan kemajuan zaman. Perkembangan kemajuan zaman ini

mempengaruhi perilaku bangsa dengan tuntutan-tuntutan hak yang lebih banyak. Pada situasi

ini yang dihadapi adalah tantangan non fisik, yaitu tantangan pengaruh global dan gejolak

social. Berdasarkan situasi pada periode yang berbeda ini, landasan-landasan hokum yang

digunakan untuk melaksanakn bela Negara pun berbeda.

 Pada Periode Lama Bentuk Ancaman yang Dihadapi adalah Ancaman Fisik

Ancaman yang datangnya dari dalm maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung,

menumbuhkan pemikiran mengenai cara menghadapinya. Pada tahun 1954, terbitlah produk

Undang-Undang tentang Pokok-pokok Parlementer Rakyat (PPPR) dengan Nomor: 29 tahun

1954. Realisasi dari produk-produk undang-undang ini adalah diselenggarakannya Pendidikan

Pendahuluan Perlawanan Rakyat (PPPR) yang menghasilkan organisasi-organisasi perlawanan

rakyat pada tingkat pemerintahan desa, OPR, yang selanjutnya berkembang menjadi keamanan

desa, OKD. Di sekolah-sekolah terbentuk organisasi keamanan sekolah, OKS. Dilihat dari

kepentingannya, tentunya pola pendidikan yang diselengarakan akan terarah pada fisik, teknik,

taktik, dan strategi kemiliteran.

 Periode Orde Baru dan Periode Reformasi

Ancaman yang dihadapi dalam periode-periode ini berupa tantangan non fisik dan gejolak

social.Untuk mewujudkan bela Negara dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat,

berangsa, dan bernegara yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan strategis baik dari dalam

maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung, bangsa Indonesia pertama-tama perlu

membuat rumusan tujuan bela Negara. Tujuannya adalah menumbuhkan rasa cinta tanah air,

bangsa dan Negara. Untuk mencapai tujuan ini, bangsa Indonesia perlu mendaptakan

pengertian dan pemahaman tentang wilayah Negara dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

Mereka juga perlu memahami sifat ketahanan bangsa atau ketahanan nasional agar pemahaman

tersebut dapat mengikat dan menjadi perekat bangsa dalam satu kesatuan yang utuh. Karena
itu, pada tahun 1973 untuk pertama kalinya dalam periode baru dibuat Ketetapan MPR dengan

Nomor: IV/MPR/1973 tentang GBHN, dimana terdapat muatan penjelasan tentang Wawasan

Nusantara dan Ketahanan Nasional.

A. Konsep Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut. Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya
kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam
arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara
langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat
memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan
rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering
dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang
masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai
tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya
akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu
membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga
yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan
kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).

B. Bentuk-bentuk Demokrasi

• Dilihat dari cara penyaluran kehendak rakyat

1) Demokrasi langsung
Demokrasi langsung ialah demokrasi dimana rakyat secara langsung mengemukakan
kehendaknya dalam suatu rapat yang dihadiri seluruh rakyatnya. Demokrasi langsung pernah
dijalankan di negara-negara kota pada jaman yunani kuno.

2) Demokrasi tidak langsung (demokrasi perwakilan)


Demokrasi perwakilan yaitu Demokrasi dimana rakyat menyampaikan kehendakannya
melalui dewan perwakilan rakyat. Demokrasi perwakilan di jalankan oleh negara-negara pada
jaman modern.

• Dilihat dari titik berat paham yang dianut

1) Demokrasi barat(demokrasi liberal)


Demokrasi barat lebih menitikberatkan pada kebebasan bergerak,berpikir dan mengeluarkan
pendapat, menjunjung tinggi persamaan hak pada bidang politik.

Kelemahan demokrasi liberal :


– adanya kesenjanagan yang lebar antara golongan ekonomi kuat dan golongan ekonomi
lemah
– golongan ekonomi kuat dapat membeli suara rakyat dan suara DPR

2) Demokrasi timur atau komunis


Demokrasi timur lebih menitik beratkan pada paham kesamaan yg menghapuskan perbedaan
kelas diantara sesama rakyat.

3) Demokrasi gabungan
Demokrasi yg berprinsip mengambil kebaikan dan membuang kelemahan dari demokrasi
barat ke timur.
Dalam demokrasi gabungan hak milik pribadi diakui,namun hak milik pribadi juga berfungsi
social, upaya menyejahterahkan rakyat jangan sampai menghilangkan drajat dan HAM

• Sistem demokrasi modern

1) Demokrasi dengan sistem parlementer


– kekuasaan legislatif (DPR) di atas eksekutif pemerintah
– presiden atau raja hanya sebagai kepala negara yang kedudukannya sebagai lambang

2) Demokrasi Dengan Pemisahan kekuasaan


Sistem ini menganut ajaran montesquieu

– kekuasaan legislatif :kekuasaan untuk membuat undang-undang


– kekuasan eksekutif : kekuasaan untuk melaksanakan UU
– kekuasaan yudikatif : kekuasaan untuk mengawasi pelaksanaan UU

Selain itu ada berbagai bentuk demokrasi dalam sistem pemerintahan Negara, antara
lain :

1. Pemerintahan Monarki : monarki mutlak (absolut), monarki konstitusional, dan monarki


parlementer.
Monarki konstitusional : yaitu penguasa monarki yang dibatasi kekuasaanya oleh konstitusi ,
Monarki parlementer : bentuk pemerintahan suatu Negara yang dikepalai oleh seorang raja
dengan system parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.

2. Pemerintahan Republik : berasal dari bahasa Latin Res yang berarti pemerintahan dan
Publica yang berarti rakyat. Dengan demikian Pemerintahan Republik dapat diartikan sebagai
pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak (rakyat).

C. Perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

1. Situasi NKRI Terbagi dalam Periode-periode

Periode yang dimaksud tersebut adalah yang berkaitan dengan kepentingan sejarah
perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Pendidikan Bela Negara berkembang
berdasarkan situasi yang dihadapi oleh penyelengaraan kekuasaan. Periode-periode tersebut
addalah sebagai berikut :

1. Tahun 1945 sejak NKRI diproklamasikan sampai tahun 1965 disebut periode lama atau
Orde lama.
2. Thun 1965 sampai tahun 1998 disebut periode baru atau Orde baru.
3. Tahun 1998 sampai sekarang disebut periode Reformasi.

Perbedaan periode tersebut terletak pada hakikat yang dihadapi . Pada periode lama bentuk
yang dihadapi adalah “ancaman fisik” berupa pemberontakan dari dalam maupun ancaman
fisik dari luar oleh tentara Sekutu, tentara kolonial Belanda, dan tentara Nai Nipon.
Sedangkan pada periode baru dan periode reformasi bentuk yang dihadapi adalah “tantangan”
yang sering berubah sesuai dengan perkembangan kemajuan zaman. Perkembangan
kemajuan zaman ini mempengaruhi perilaku bangsa dengan tuntutan-tuntutan hak yang lebih
banyak. Pada situasi ini yang dihadapi adalah tantangan non fisik, yaitu tantangan pengaruh
global dan gejolak social. Berdasarkan situasi pada periode yang berbeda ini, landasan-
landasan hokum yang digunakan untuk melaksanakn bela Negara pun berbeda.

2. Pada Periode Lama Bentuk Ancaman yang Dihadapi adalah Ancaman Fisik

Ancaman yang datangnya dari dalm maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung,
menumbuhkan pemikiran mengenai cara menghadapinya. Pada tahun 1954, terbitlah produk
Undang-Undang tentang Pokok-pokok Parlementer Rakyat (PPPR) dengan Nomor: 29 tahun
1954. Realisasi dari produk-produk undang-undang ini adalah diselenggarakannya
Pendidikan Pendahuluan Perlawanan Rakyat (PPPR) yang menghasilkan organisasi-
organisasi perlawanan rakyat pada tingkat pemerintahan desa, OPR, yang selanjutnya
berkembang menjadi keamanan desa, OKD. Di sekolah-sekolah terbentuk organisasi
keamanan sekolah, OKS. Dilihat dari kepentingannya, tentunya pola pendidikan yang
diselengarakan akan terarah pada fisik, teknik, taktik, dan strategi kemiliteran.

3.Periode Orde Baru dan Periode Reformasi

Ancaman yang dihadapi dalam periode-periode ini berupa tantangan non fisik dan gejolak
social.Untuk mewujudkan bela Negara dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat,
berangsa, dan bernegara yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan strategis baik dari dalam
maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung, bangsa Indonesia pertama-tama perlu
membuat rumusan tujuan bela Negara. Tujuannya adalah menumbuhkan rasa cinta tanah air,
bangsa dan Negara. Untuk mencapai tujuan ini, bangsa Indonesia perlu mendaptakan
pengertian dan pemahaman tentang wilayah Negara dalam persatuan dan kesatuan bangsa.
Mereka juga perlu memahami sifat ketahanan bangsa atau ketahanan nasional agar
pemahaman tersebut dapat mengikat dan menjadi perekat bangsa dalam satu kesatuan yang
utuh. Karena itu, pada tahun 1973 untuk pertama kalinya dalam periode baru dibuat
Ketetapan MPR dengan Nomor: IV/MPR/1973 tentang GBHN, dimana terdapat muatan
penjelasan tentang Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.

4. Asas demokrasi dalam pembelaan negara

Berdasarkan pasal 27 ayat (3) UUD ’45, bahwa usaha bela negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan asas demokrasi. Asas demokrasi dalam
pembelaan negara mencakup dua arti :

1. Bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan
negara melalui lembaga lembaga perwakilan sesuai dengan UUD ’45 dan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Bahwa setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai
dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

ANALISIS

Seperti yang kita ketahui, konsep demokrasi sepertinya sudah berkembang sejak 2000 tahun
yang lalu. Konsep demokrasi ini diperkenalkan oleh Plato dan Aristoteles dengan isyarat
untuk penuh hati-hati saat hendak menggunakan konsep demokrasi ini. Menurut mereka,
demokrasi itu memiliki dua sisi yang sangat berbeda. Di satu sisi sangat baik, namun di sisi
lain dapat juga menjadi kejam.
Mungkin Indonesia menjadi salah satu penganut sistem demokrasi yang telah merasakan
secara nyata apa yang dikhawatirkan oleh Plato dan Aristoteles tadi. Masyarakat Indonesia
tentu tidak akan melupakan bagaimana ketika konsep demokrasi bisa membangun paham
orde baru di tanah air di suatu masa, namun bisa juga menjatuhkannya tanpa ampun di masa
yang lainnya.

Konsep demokrasi sangat mendewakan kebebasan sehingga pada akhirnya nanti tidak
mustahil dapat menimbulkan anarki. Oleh sebab itu, yang diperlukan di sini adalah
bagaimana mekanisme yang paling tepat untuk mengontrol konsep demokrasi yang sangat
bebas ini.

Dalam penerapannya, konsep demokrasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat


dipandang sebagai sebuah mekanisme dan cita-cita untuk mewujudkan suatu kehidupan
berkelompok yang sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945 yang disebut
kerakyatan.
Selain itu, konsep demokrasi juga dapat dipandang sebagai pola hidup berkelompok dalam
organisasi negara yang sesuai dengan kehendak orang-orang yang hidup dalam kelompok
tersebut (demos).
Sementara itu, kehendak dan keinginan orang-orang yang ada dalam kelompok sangat
ditentukan oleh pandangan hidupnya (weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche
gronslag) dan ideologi bangsa yang bersangkutan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsep demokrasi atau pemerintahan rakyat
yang diterapkan di Indonesia itu didasarkan pada tiga hal berikut:

• Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat berdasarkan
sila-sila pancasila.
• Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan.
• Merupakan konsekuensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

Wujud Dari Usaha Bela Negara

Pada dasarnya Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan guna memasyarakatkan


upaya bela negara dengan cara menyadarkan segenap warga negara akan hak dan kewajiban
dalam upaya bela negara.
Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu
dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa
dan bernegara.
Kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan
kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan wilayah
Nusantara dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD ’45.

Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti
“memanggul bedil menghadapi musuh”. Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara
secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala
situasi, misalnya dengan cara:

1. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti demokrasi


dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
2. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masyarakat
3. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika)
4. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung
tinggi Hak Azasi Manusia
5. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia
dengan lebih bertaqwa kepada Allah swt melalui ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-
masing.

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela negara secara
non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya merupakan ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan bangsa kiranya akan dapat
dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kegiatan bela negara secara non-fisik sebagai
upaya peningkatan Ketahanan Nasional juga sangat penting untuk menangkal pengaruh
budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi (atau disinformasi) dan
propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat semakin canggihnya teknologi komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai