LAPORAN PRAKTIKUM
TME 142-Praktikum Fisika
∑ 𝐼𝑘 = 0
𝑘=1
di mana :
n adalah jumlah cabang dengan arus yang masuk atau keluar terhadap titik
tersebut.
Persamaan ini juga bisa digunakan untuk arus kompleks:
(2)
Hukum ini berdasar pada kekekalan muatan, dengan muatan (dalam satuan
coulomb) adalah hasil kali dari arus (ampere) dan waktu (detik).
Hukum Tegangan Kirchoff
Prinsip kekekalan energi mengatakan bahwa:
Jumlah terarah (melihat orientasi tanda positif dan negatif) dari beda potensial
listrik (tegangan) di sekitar sirkuit tertutup sama dengan nol.
di mana:
n adalah jumlah tegangan listrik yang diukur.
Tegangan listrik ini juga bisa berbentuk kompleks:
(4)
Hukum ini berdasarkan hukum kekekalan energi, yang berbunyi: "energi yang
diserap atau dikeluarkan medan potensial" (tidak termasuk energi yang hilang
karena disipasi).
B. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum
Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu
berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan
dengan alasan sejarah [3].
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
(5)
di mana :
adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan
(Amper)
adalah beda potensial atau tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung
penghantar dalam satuan Volt.
adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan Ohm.
Hubungan Paralel
Dalam hubungan paralel, besarnya tegangan dari masing-masing resistor adalah
sama. Jadi besarnya V1 = V2 = V3 = ...= Vekivalen. Sehingga dalam hubungan
parallel besarnya resistansi ekivalennya dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus [2].
1 1 1 1
= + 𝑅 + …+ 𝑅 (5)
𝑅𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑅1 2 𝑛
Hubungan Seri
Dalam hubungan seri, besarnya arus dari masing-masing resistor adalah sama.
Jadi besarnya I1 = I2 = I3 = ...= Iekivalen. Sehingga dalam hubungan seri, besarnya
resistansi
ekivalennya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
𝑅𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑛 (6)
C.Menghitung Nilai Resistor
Dalam setiap resistor(axial) terdapat beberapa gelang warna-warna, hal ini yang
mewakili besarnya nilai resistor dan nilai toleransi resistor tersebut.[4]
Tabel 7.2.1 Tabel Besar Nilai Warna Resistor
Warna Nilai
Hitam 0
Coklat 1
Merah 2
Orange 3
Kuning 4
Hijau 5
Biru 6
Ungu 7
Abu-abu 8
Putih 9
Emas 5%
Perak 10%
Dalam sistem 4 gelang, tiga gelang pertama menyatakan nilai resistansi dan
gelang terakhir menunjukan toleransi. Dalam sistem 4 gelang, dua gelang pertama
menyatakan 2 digit pertama dari nilai. Gelang ketiga sebagai pengalian (10n) di
mana n adalah nilai warna gelang.
3,3
3,3
2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan rangkaian seri dan rangkaian paralel pada
saat melakukan pemasangan lampu!
Jawab :
Kelebihan dari seri adalah pada saat lampu disambungkan pada rangkaian maka
lampu akan memiliki cahaya yang lebih ternag dibandingkan paralel, tetapi saat
rangkaian seri terputus maka sambungan listrik ke lampu pun akan putus, dan
pada paralel jika satu sambungan putus, ada kemungkinan kalau lampu masih
bisa menyala.
3. Bandingkan hasil percobaan dengan perhitungan rangkaian seri dan paralel!
Jelaskan mengapa ada perbedaan antara hasil perhitungan dengan percobaan!
Jawab :
Hasil nya berbeda karena pada kabel, terdapat hambatan dalam. Sehingga hasil
aktual yang terbaca multitester berbeda dengan hasil perhitungan
TERLAMPIR
6.2 Perhitungan
A . Percobaan Hukum Kirchoff
1. Buktikan rangkaian pada Gambar 7.4.3 sesuai dengan hukum Kirchoff
tegangan!
Jawab :
3,3
Loop 1 :
4,3𝐼1 + 1𝐼2 + 3,3𝐼3 = 6 𝑣
Loop 2 :
5,3𝐼2 + 1𝐼1 + 3,3𝐼3 = 0
Loop 3 :
56,3𝐼3 + 3,3𝐼1 + 3,3𝐼2 = 0
Lalu kita substitusi-eliminasi tiga persamaan tersebut dan mendapat hasil yaitu
𝐼1 = 1,519 𝑚𝐴
𝐼2 = −0,286 𝑚𝐴
𝐼3 = −0,074 𝑚𝐴
1,519.1 − 0,286.5,3 − 0,074.3.3 = 0 𝑣
0,241𝑣 = 0𝑣
Hal ini terjadi karena adanya pembulatan dan hambatan dalam kabel
2. Buktikan rangkaian pada Gambar 7.4.4 sesuai dengan hukum Kirchoff arus!
𝐼𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝐼𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
1,48 mA = 1,41 mA + 0,06 mA
1,48 𝑚𝐴 = 1,47 𝑚𝐴
2. Hitung arus (beserta kesalahan absolut dan relatifnya) yang melewati setiap
resistor dari masing-masing rangkaian seri dan paralel!
Pada rangkaian seri, arus yang mengalir sama pada setiap resistor, oleh karena itu
resistor parallel kita ubah menjadi satu resistor
1 1 1 1
= 𝑘Ω + 𝑘Ω + 𝑘Ω
𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 3,3 3,3 47
1 47 47 3,3
= 𝑘Ω + 𝑘Ω + 𝑘Ω
𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 155,1 155,1 155,1
1 97,3
= kΩ
𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 155,1
𝑅𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 = 1,594 𝑘Ω
Lalu kita cari I total pada rangkaian
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 1 Ω + 1 Ω + 1,594 Ω
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 3,594 𝑘Ω
Sesuai dengan rumus :
𝑉 = 𝐼𝑅
6 𝑉 = 𝐼. 3,594 𝑘Ω
𝐼 = 1,67 𝑚𝐴
Maka arus pada hambatan 1 Ω adalah 1,67 A; dan pada rangkaian parallel
memiliki tegangan yang sama pada tiap titik oleh karena itu kita cari
𝑉 = 𝐼𝑅
𝑉 = 1,67 𝑚𝐴 .1,594 𝑘Ω
𝑉 = 2,662 𝑉
Karena pada semua titik tegangan sama maka pada tiap hambatan memiliki arus
1. Arus pada hambatan 3,3 kΩ
𝑉 = 𝐼𝑅
2,662 𝑉
𝐼=
3,3 Ω
𝐼 = 0,806 𝑚𝐴
2. Arus pada hambatan 47 kΩ
2,662 𝑉
𝐼=
47 Ω
𝐼 = 0,057 𝑚𝐴
Analisis kesalahan
𝑣
𝐼=
𝑅
𝜕𝐼 2 𝜕𝐼 2
𝑆𝐼 = √( ) . (𝑆𝑣)2 + ( ) . (𝑆𝑅)2
𝜕𝑣 𝜕𝑅
1 2 𝑣 2
√
𝑆𝐼 = ( ) . (0,01)2 + ( 2 ) . (0,01)2
𝑅 𝑅
1 2 2,662 2
𝑆𝐼 = √( 2
) . (0,01) + ( ) . (0)2
3300 33002
𝑆𝐼 = √8,432 𝑥 10−19
𝑆𝐼 = √0,8432 𝑥 10−18
𝑆𝐼 = 0,918 𝑥 10−9
Kesalahan Absolut :
Maksimum : 0,806 + 0,918 𝑥 10−9 = 0,806000000918 mA
Minimum : 0,806 – 0,918 𝑥 10−9 = 0,80599999082 mA
Kesalahan Relatif :
𝑆𝐼 0.918 𝑥 10−9
= 𝑥 100%
𝐼 0,806
𝑺𝒓𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒇 ∶ 0,000000114 %
6.3 Analisis
Pada percobaan kali ini kami mencari besar dari arus dan tegangan pada tiap
rangkaian seri dan parallel. Pada dasarnya perbedaan dari rangkaian seri dan
paralel adalah pada rangakain seri, arus listrik mengalir melalui garis lurus
sedangkan pada rangkaian paralel, yang miliki cabang, arusnya mengalir terpecah
dari cabang dan keluar dengan besar yang sama.
Kalau kita lihat dari hasil/data percobaan, bisa kita lihat bahwa rangkaian
pengganti seri selalu lebih besar dari pada rangkaian pengganti paralel,
dikarenakan pada rangkaian seri, arus tidak terbagi dan besara rus pada tiap
hambatan sama maka dengan besar tegangan yang sama dan mengeluarkan output
yang sama juga maka rangkaian seri harus memiliki hambatan yang lebih besar
Dengan mencari hambatan secara real dan secara teoritik, ternyata
menghasilkan besar yang berebeda, hal ini disebabkan oleh adanya hambatan
dalam dari kabel sebagai penyambung oleh karena itu besara tegangan dan
hambatan yang terbaca di dalam mulititester berbeda secara teori.
VI. SIMPULAN
Pada rangkaian seri, arus yang mengalir sama dan pada rangkaian paralel
tegangannya sama
Rangkaian pengganti seri akan lebih besar daripada rangkaian pengganti
paralel
Tegangan pada loop tertutup akan selalu sama karena arus hanya berputar
dalam loop
Kesalahan yang terjadi adalah kesalahan alami dimana kabel memiliki
hambatan dalam