Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat, pola dan sistem
pembayaran dalam transaksi ekonomi terus mengalami perubahan. Salah satunya
adalah system pembayaran dengan menggunakan kartu elektronikk atau sering disebut
dengan Electronic Payment System. Kemajuan teknlogi dan instrument pembayaran
menggeser peranan uang tunai sebagai alat pembayaran ke dalam bentuk pembayaran
non tunau yang lebih efisien dan eknomis. Perkembangan system pembayaran tersebut
didorong oleh semakin besarnya volume transaksi yang dilakukan oleh masyarakat,
peningkatan resiko, transaksi yang semakin kompleks, dan adanya perkembangan
teknologi itu sendiri. System pembayaran tunai berkembang dari Commodity Money
dan Flat Money, sedangkan system pembayaran non tunai berkembang dari (cek, giro,
nota debet, dan lain sebagainya) yang sampai pada saat ini yang berbasis elektronik
(kartu elektronik maupun electronic money). System pembayaran merupakan salah
satu komponen penting dalam dunia perekonomian, baik pada sector perdagangan
maupun transaksi-transaksi pembayaran.
Teknologi dan informasi saat ini memiliki perkembangan yang sangat pesat dan
mengalami peingkatan pada bidang perekonomian di Indonesia yang utamanya dalam
system pembayaran. Semakin pesatnya masyarakat yang menggunakan teknologi
internet, maka akan diperlukan sebuah system yang dapat beroperasi secara efisien
yang pada akhirnya akan memberikan sebuah solusi dan inovasi dalam bidang
perangkat pembayaran yang bertujuan untuk mengubah metode perangkat pembayaran
yang berbentuk uang tunai menjadi non tunai atau dengan menggunakan dan
memanfaatkan kemudahan teknologi pada system pembayaran (A Rubiyatul, 2015).
System pembayaran dan pola bertransaksi ekonomi terus mengalami perubahan.
Kemajuan teknologi dalam system pembayaran menggeser peranan uang tunai sebagai
alat pembayaran non tunai yang lebih efisien dan ekonomis (Pramono, 2006).
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 tahun 2004 yang dulunya Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1999, yaitu mengenai Bank Indonesia adalah badan Negara yang
berdaulat dalam mengerjakan kewajiban dan kewenangan, terhindar dari interfensi
pemerintah dan atau pihak lain, melainkan digunakan untuk hal yang secara jelas sudah
tersusun dalam undang-undang yang bertujuan untuk memelihara kestabilan nilai
rupiah. Dalam melampaui target, maka Bank Indonesia didukung dengan tiga pilar
utama. Salah satu pilar pada bagian perekonomian adalah menjaga dan mengatur
kelangsungan system pembayaran. Dengan pilar tersebut maka Bank Indonesia
memiliki kewajiban kepada masyarakat yaitu untuk memberikan sebuah jasa system
pembayaran yang efisien dan efektif.
Bank Indonesia sejak tahun 2006 memiliki tema yaitu program kerja untuk
meningkatkan system pembayaran non tunai dengan melalui pengembangan alat
pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK). Hal tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk mengurangi uang kas yang beredar di masyarakat dan mendorong
terciptanya system pembayaran yang aman, efisien dan dapat diandalkan oleh
masyarakat sehingga dapat membangun perekonomian nasional yang lebih baik serta
mengurangi biaya percetakan uang yang beredar di masyarakat.
Pada tanggal 14 Agustus 2014 Bank Indonesia mengumumkan Gerakan Nasional
Non Tunai atau yang biasa disebut dengan GNNT. Kegiatan tersebut memiliki tujuan
yakni untuk menguatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya menggunakan
transaksi non tunai. Bank Indonesia pada saat ini menguatkan kualitas prasarana dalam
melakukan kegiatan ekonomi dalam bertransasi. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk
menggantikan tradisi membayar menggunakan uang tunai dengan menggunakan
pembayaran non tunai. Hal tersebut dapat dimulai dengan membiasakan menggunakan
internet banking, ATM, kartu kredit atau debit maupun uang elektronik lainnya (Bank
Indonesia, 2014).
Pembayaran non tunai merupakan komponen dari peraturan yang baru oleh Bank
Indonesia yang diharapkan dapat memaksimalkan dan meningkatkan daya beli
masyarakat yang nantinya berakibat pada peningkatan perekonomian Indonesia.
Karena transaksi non tunai bertujuan untuk memberikan fasilitas dan keamanan, maka
dengan menggunkan pembayaran non tunai masyarakat tidak perlu membawa uang
tunai dalam jumlah yang besaruntuk bertransaksi dan hanya membawa kartu sebagai
uang tunai, kondisi tersebut merupakan kelebihan dari bertransaksi nontunai
dibandingkan dengan alat pembayaran tunai (Abidin dan Anwar, 2015).
Kartu elektronik tersebut dibuat dengan tujuan untuk kemudahan masyarakat dalam
melakukan transaksi. Apabila jaman dulu ketika bertransaksi maka kita harus bertatap
muka atau bertemu dengan pihak yang diajak untuk melakukan kegiatan transaksi
maka sekarang setelah adanya electronic payment system kita tidak perlu untuk
bertatap muka langsung dengan pihak yang diajak bertransaksi. Dalam hal tersebut
perbankan mulai membuat inovasi-inovasi dalam system pembayaran elektronik, yaitu
diantaranya Kartu Debit, Kartu ATM, Kartu Kredit, dan lainnya.
Seiring dengan perkembangan system pembayaran non tunai dengan menggunakan
instrument alat pembayaran melalui kartu (APMK)) yang semakin tumbuh pesat,
peningkatan transaksi menggunakan non tunai yang berbasis kartu (ATM, kartu kredit
dan kartu debit) dapat merangsang kegiatan ekonomi sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank
Indonesia (2012) memperlihatkan tingginya dunia usaha untuk memakai alat
pembayanan non tunai. Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) di Indonesia
baik ATM, kartu debit, kartu kredit terus mengalami perkembangan. jumlah alat
pembayaran menggunakan kartu pada tabel berikut
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu
(APMK) Beredar di Indonesia Tahun 2014-2018