Anda di halaman 1dari 5

Prosedur Kerja

a. Mengukur Potensial Osmotik

Menyediakan 3 botol vial dan isi masing-masing botol dengan 5


ml larutan gula dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%.

Membuat sayatan dari epidermis bagian bawah daun Rhoeo


discolor. Tiap sayatan paling sedikit mengandung 25 sel
epidermis.

Memasukkan 3 sayatan dalam setiap botol vial yang telah berisi


larutan gula dalam berbagai konsentrasi.

Menutup botol vial dan diamkan selama 30 menit.

Memeriksa setiap sayatan yang telah direndam dalam air gula


dengan berbagai konsentrasi di bawah mikroskop cahaya, yaitu
dengan meletakkan sayatan pada kaca benda yang telah ditetesi
dengan larutan asal sayatan tersebut direndam dan tutup dengan
kaca penutup.

Menghitung jumlah sel yang mengalami plasmolisis.


Memaastikan sel yang dihitung tidak terulang terhitung kembali.

Memasukkan hasil perhitungan pada tabel data.


b. Mengukur Potensial Air Umbi Kentang (Solanum tuberosum)

Menyiapkan larutan gula dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%,


masing-masing sebanyak 50 ml dan dimasukkan ke dalam 5 botol
selai atau botol balsam.

Memilih umbi kentang yang cukup besar dan membuat silinder-


silinder umbi dengan alat pengebor gabus berdiameter 5 mm

Memotong-motong silinder dari umbi kentang tersebut sepanjang


2,5 atau 3 cm. dilakukan dengan cepat untuk memperkecil
terjadinya penguapan air dari silinder.

Measukkan potongan-potongan silinder umbi kentang tersebut


dalam botol-botol selai yang berisi larutan gula dengan
konsentrasi yang berbeda. Masing-masing botol diisi 4 buah
silinder. Botol selai ditutup menggunakan aluminium foil atau
plastik dan diamkan selama 1 jam.

Mengukur panjang silinder-silinder yang sudah direndam dalam


larutan gula tersebut menggunakan jangka sorong. Mencatat hasil
perhitungan dan dimasukkan dalam tabel data.
DISKUSI
1. Apakah ada perbedaan respon sel-sel epidermis pada larutan eksternalnya
(larutan gula) yang berbeda konsentrasinya?
Jawaban: Ya, terdapat perbedaan respon sel-sel epidermis pada larutan
eksternalnya yang berbeda konsentrasinya. Bila sel atau jaringan ditempatkan
dalam larutan yang hipertonis maka air akan berdifusi ke luar sel atau
jaringan tersebut untuk menyeimbangkan konsentrasi larutan di dalam sel
atau jaringan dengan lingkungannya. Hal ini akan menyebabkan protoplas
akan kehilangan air dan menyusut volumenya, sehingga terlepas dari dinding
sel. Peristiwa ini disebut sebagai “plasmolisis”. Hal tersebut, terbukti dalam
hasil pengamatan irisan melintang daun Rhoeo discolor yang direndam pada
konsentrasi larutan yang berbeda, maka terjadi plasmolisis pada penampang
tersebut.
2. Bagaimana kecenderungan bentuk hubungan antara tingkat plasmolisis
dengan konsentrasi larutan gula?
Jawaban: Hubungan antara tingkat plasmolisis dengan konsentrasi larutan
gula yakni berbanding lurus, yakni semakin tinggi konsentrasi larutan gula
maka sel yang akan mengalami plasmolisis akan semakin banyak.
3. Bila tekanan osmotik larutan di luar sel atau jaringan sama dengan tekanan
osmotik cairan selnya, peristiwa apa yang akan terjadi?
Jawaban: Jika tekanan osmotik larutan di luar sel atau jaringan sama dengan
tekanan osmotik cairan selnya, maka terjadi isotonis. Hal ini merupakan
keadaan seimbang sehingga tidak ada pergerakan molekul, sehingga tiidak
terjadi perubahan volume dalam sel.
4. Mengapa dalam praktikum ini ditekankan pada jumlah sel yang mengalami
plasmolisis sekitar 50%? Jelaskan
Jawaban: Karena jika jumlah sel yang mengalami plasmolisis sekitar 50%,
maka sel yang tidak mengalami plasmolisis juga 50%, sehingga akan terjadi
kesetimbangan. Hal tersebut, menandakan bahwa konsentrasi diluar sel sama
dengan konsentrasi di dalam sel (seimbang).
5. Apa yang dimaksud dengan plasmolisis insipien?
Jawaban: Plasmolisis insipien adalah kondisi dimana volume vakuola dapat
untuk menahan protoplasma agar teta menempel pada dinding sel sehngga
kehilangan sedikit air saja dapat menyebabkan lepasnya protoplasma dari
dinding sel. Plasmolisis insipien terjadi di sel yang mengalami plasmolisis
sebanyak 50%.
6. Menurut dugaan anda, apakah sel atau jaringan yang terplasmolisis dalam
praktikum ini masih dapat kembali normal bila dikembalikan ke lingkungan
air biasa?
Jawaban: Sel yang terplasmolisis tidak dapat kembali jika hanya
dikembalikan ke lingkungan air biasa. Sel yang terplasmolisis hanya akan
kembali ke normal jika dikembalikan dengan air murni. Dalam keadaan
tertentu, sel masih mampu kembali ke keadaan semula bila jaringan
dimasukkan dalam air murni. Peristiwa ini dikenal sebagai “deplasmolisis”
7. Bagaimanakah perbedaan tingkat perubahan panjang potongan kentang pada
konsentrasi larutan gula yang berbeda?
Jawaban: Perbedaan tingkat perubahan panjang potongan kentang dipengaruhi
oleh tingkat konstentrasi dari larutan gula dan nilai potensial airnya.
8. Apakah artinya jika potongan kentang bertambah panjang?
Jawaban: Jika potongan kentang bertambah panjang, maka terjadi
pemasukan air kedalam sel. Hal ini menandakan bahwa potensial air didalam
sel kentang lebih rendah dibanding potensial air diluar sel kentang sehingga
air masuk kedalam sel.
9. Bagaimana status potensial air jaringan kentang terhadap larutan perendam
jika tidak tejadi perubahan volume?
Jawaban: Hal tersebut menandakna bahwa potensial larutan di dlam dan di
luar sel sama, sehingga tidak terjadi perpindahan apapun. Hal tersebut
biasanya terjadi pada larutan yag bersifat isotonis.
10. Mengapa umbi kentang dapat berubah ukurannya setelah direndam dalam
larutan gula dalam berbagai konsentrasi, padahal sel-sel umbi tersebut
memiliki dinding sel?
Jawaban : Karena perpindahan molekul air terjadi pada pori pada membran
yang berukuran kecil.

Anda mungkin juga menyukai