Anda di halaman 1dari 7

Tangga adalah suatu alat tranportasi dalam gedung yang sangat konvensional.

Dalam merencanakan
tangga terdapat sejumlah unsur yang sangat penting dan patut dicermati, yaitu kenyamanan,
ketenteraman dan keindahan. Aman dalam urusan ini tangga yang direncanakan diciptakan dengan
konstruksi yang kokoh sehingga dapat menampung beban pengguna saat menapaki tangga. Disebut
nyaman jika tangga mudah dilewati dan tidak menjadikan orang gampang lelah maupun jenuh saat
menapakinya. Tangga di samping aman dan nyaman, semestinya diciptakan untuk mendukung
tampilan ruang secara keseluruhan, baik proposi ukuran maupun dimensi tangga terhadap suatu
ruang.
Tangga bermanfaat sebagai jalan naik dan turun antar lantai tingkat.Tangga merupakan suatu
sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah bangunan, dan dapat dibuat dari kayu,
pasangan batu, baja, beton bertulang dan lain-lain. Statistik yang dikompilasi oleh Dewan Keamanan
Nasional menunjukkan bahwa tangga adalah penyebab jumlah terbesar kecelakaan di rumah,
kecelakaan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, yang tentu berada di luar kendali mereka yang
merancang dan membangun tangga. Namun, ada terlalu banyak kecelakaan akibat kesalahan
konstruksi langsung. Tukang kayu dapat memberikan kontribusi berharga terhadap pencegahan
kecelakaan jika ia berencana dan melakukan pekerjaannya dengan baik.
Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi telah menyiapkan standar
berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk membantu menghilangkan beberapa penyebab
yang bertanggung jawab untuk banyak kecelakaan, salah satunya yaitu :
1. Tangga harus bebas dari goncangan keras.
2. Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga antara pegangan tangan
dengan dinding.
3. Semua aantride dan optride dalam setiap anak tangga harus sama.
4. Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan tangan di
ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.
5. Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang halus dan bebas
dari serpihan.
6. Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat dan tidak kurang
dari dua puluh derajat.
7. Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku yang menonjol.
a) Penempatan Tangga sebaiknya :
 sehemat mungkin menggunakan ruangan
 mudah ditemukan oleh semua orang
 mendapat cahaya matahari pada waktu siang
 tidak menggangu lalu lintas orang banyak
b) Kekuatan Tangga sebaiknya :
 kokoh dan stabil bila dilalui orang dan barang sesuai dengan perencanaan
c) Bentuk tangga yang sebaiknya :
 sederhana, layak, sehingga mudah dan cepat pengerjaannya serta murah biayanya.
 Rapih, indah, serasi dengan keadaan sekitar tangga itu sendiri.
2.1.1 Jenis-Jenis Tangga
Bentuk tangga dapat disesuaikan dengan beda tinggi lantai dan ruangan yang tersedia. Untuk
menambah suasana yang harmonis dalam ruangan, bentuk tangga juga sebaiknya dibuat indah dan
serasi dengan interior ruangan. Dengan makin majunya tingkat kebudayaan manusia, perkembangan
teknologi yang memproduksi bahan dan alat bangunan, ide para seniman, maka bentuk tangga makin
lama makin berkembang bervariasi, bahkan dewasa ini bentuk sudah merupakan seni tersendiri.
Umumnya jenis-jenis tangga terdiri dari :

1. Tangga lurus
Tangga ini sering juga disebut atau dikenal dengan nama One Wall Stair. Tangga ini menerus
dari bawah ke atas tanpa adanya belokan. Tapi terkadang ada juga yang berisi bordes atau tempat
istirahat sementara.Tangga jenis ini sangat banyak memerlukan lahan dan cocok untuk rumah
yang luas. Selain itu bagian yang berada dibawah tangga bisa dimanfaatkan menjadi ruangan
tertentu.

2. Tangga Berbelok arah


Disebut dengan Tangga Model L karena tangga ini berbentuk seperti huruf L yang pada bagian
tertentu berbelok arah.Tangga Jenis ini banyak digunakan pada hunian minmalis modern karena
hemat tempat dan pas.

3. Tangga berbalik arah


Tangga paling umum digunakan oleh masyarakat kita. Hampir sama dengan tangga model L,
hanya saja tangga model ini pada ketinggian tertentu tidak hanya berbelok arah tapi berbalik arah
dari arah datang. Tidak terlalu membutuhkan ruang seluas tangga model I ataupun U. Sangat
umum digunakan di unit-unit perumahan yang rata-rata tidak terlalu luas. Ruang bawah tangga
lebih luas dibandingkan dengan model I dan L, bahkan bisa digunakan untuk kamar mandi atau
gudang.
4. Tangga bercabang
Adalah tangga yang bercabang. Bentuknya mirip huruf ‘Y’ dengan bordes sebagai pusat tangga.
Biasanya pada rumah-rumah besar. Tangga jenis ini memakan ruang yang cukup luas bahkan
sangat luas untuk menampilkan kesan megah dan mewah. Alurnya, naik dari bawah kemudian
pada area peralihan atau bordes, arah tangga berikutnya akan bercabang ke kiri dan kekanan.
Biasanya dari lantai 1 ke lantai 2. Jarang ada yang menggunakan untuk step tangga berikutnya
karena tangga bentuk ini fungsi estetisnya lebih ditonjolkan. Selain dirumahrumah mewah
biasanya dibangun di gedung-gedung penting.
5. Tangga putar
Tak memiliki lahan yang luas untuk menempatkan tangga? Gunakan tangga putar. Tangga
putar ini kadang ada yang menyebutnya tangga spiral.Tangga ini adalah tangga yang paling
hemat tempat. Biasanya hanya membutuhkan area tidak lebih dari 1,5mx1,5m. Sering digunakan
sebagai tangga menuju loteng atau tempat jemuran. Penempatannya kadang-kadang di luar
ruangan. Bahan material pembuat tangga ini biasanya dari besi karena relatif mudah untuk
dibuat melengkung atau spiral. Lebar rata-rata anak tangga horizontal adalah 60 cm. sedang
tinggi injakan anak tangga biasanya lebih tinggi dari tangga lain yaitu rata-rata 25 cm. Hanya
untuk dilewati satu orang. Tangga ini lebih menekankan fungsi dari pada keindahan meskipun
ada juga yang membuatnya tampil menarik.
6. Tangga Melingkar
Bisa jadi inilah tangga yang paling mewah, karena bentuknya yang sangat artistik karena
melengkung dimana lengkungannya menciptakan keindahan ruang. Biasanya digunakan pada
rumah yang luas dan memiliki atap yang tinggi. Jika memilih mempunyai tangga melingkar,
sebaiknya jangan gunakan ruang bawah tangga untuk fungsi apapun karena bisa mengurangi
tampilan tangga. Lebih cocok untuk model rumah type klasik, meskipun tidak menutup
kemungkinan untuk yang diterapkan pada rumah minimalis.

2.1.2 Bagian-Bagian Tangga

2.8 Bagian-Bagian Tangga


 Ibu tangga
Merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga. Material yang digunakan untuk
membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang, kayu, baja, pelat baja, baja profil canal,
juga besi.Kombinasi antara ibu tangga dan anak tangga biasanya untuk bu tangga misalnya, beton
bertulang di padukan dengan anak tangga dari bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan
baja, untuk ibu tangga menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang
menggunakan pelat baja.
 Anak Tangga :
Merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting. Karena sering dilalui untuk naik
turun pengguna, bahan permukaan anak tangga harus benar-benar aman, nyaman agar terhindar dari
kemungkinan kecelakaan seperti terpeleset karna licin atau terlalu sempit. Anak tangga terdiri dari 2
bagian, yaitu bagian horizontal (pijakan datar) dan vertical (pijakan untuk langkah naik). Lebar
anak tangga :
a) Untuk rumah tinggal, lebar anak tangga 80 cm.
b) Untuk bangunan umum, lebar anak tangga 120 cm s/d 200 cm.
c) Untuk tangga darurat, lebar anak tangga bisa 70 cm.
Tetapi dapat juga diperhatikan jika yang melewati berpapasan di satu anak tangga:
a) Untuk satu orang, lebarnya 60 – 80 cm
b) b. Untuk dua orang, lebarnya 120 cm
c) c. Untuk tiga orang, lebarnya 180 cm
Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk memberi
kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu diperhatikan lebar dan tinggi anak tangga.
 Railing :
Merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa digunakan bermacam jenis nya. Misalnya
menggunakan pegangan dari bahan kayu, besi hollow bulat, baja, dll. Terkadang saya juga sering
jumpai tangga yang tanpa railing, dan ini penting untuk diperhatikan, misalnya menjaga anak-anak
yang ingin menaiki tangga, jangan sampai terjatuh karena tidak ada railingnya
Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan ukuran yang bisa
mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia. Untuk kenyamanan pegangan tangga, perlu
diperhatikan juga jarak antara railing pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa
sudah cukup.
 Bordes :
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat beristirahat menuju
arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan
bordes setelah anak tangga ke 15. Kenyamanan bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus
diusahakan sama dengan lebar tangga. Untuk rumah tinggal, lebar bordes antara 80 – 100 cm dan
untuk bangunan umum, lebar bordesnya dibuat antara 120 – 200 cm.
 Baluster :
Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertical. Material baluster
bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga saya pernah melihat material baluster
menggunakan kaca. Untuk keamanan dan kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar
baluster tidak terlalu jauh, terutama untuk keamanan anak kecil.Untuk ukuran ketinggian baluster,
standarnya kurang lebih antara 90-100 cm.
2.1.4 Metode Konstruksi Pembuatan Tangga
1. Pembuatan Pondasi Tangga
Pondasi Tangga berfungsi sebagai dasar tumpuan landasan agar tangga tidak mengalami penurunan,
pergeseran. Pondasi tangga bisa dari pasangan batu kali, beton bertulang atau kombinasi dari kedua
bahan dan pada dibawah pangkal tangga harus diberi balok anak sebagai pengaku pelat lantai, agar
lantai tidak menahan beban terpusat yang besar
2. Bekisting Bordes dan badan tangga
Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari lantai
dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah menggunakan perancah
kayu saja atau dengan scaffolding.
Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat penyetelan
langsung, yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga. Pada bagian bawah
bekisting ini didukung oleh perancah untuk menahan beban serta mempertahankan posisi kemiringan
tangga.

3. Pemasangan Tulangan badan dan sengkang badan tangga


Pekerjaan pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah bekisting terpasang, Tulangan utama
dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai dengan tulangan sengkang. Bagian bawah tulangan
tangga diberi beton tahu / beton decking, Pemasangan beton decking pada bagian bawah tulangan
dengan ketebalan ± 2 cm.

4. Pemasangan tulangan anak tangga


Pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan gambar teknis, tulangan ini dihubungkan
dengan tulangan badan tangga dengan cara diikat dengan kawat, kemudian dipasang tulangan
memanjang yang berfungsi untuk memperkuat anak tangga. Beton decking juga dipasang pada sisi
yang akan dipasang bekisting dengan ketebalan ± 2 cm.
Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang di salah satu sisi dinding tangga agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemasangan tulangan.

5. Pemasangan bekisting Dinding Tangga, Bordes dan Trape/ Dinding Anak Tangga
Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding
tangga pada sisi yang lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga. Bekisting dinding tangga
dipaku dengan bekisting badan tangga.
Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan yang telah
digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk
memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua terpasang, kemudian
antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke bawah. Sama halnya dengan
dinding badan tangga, dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.

 Pengecoran
Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera dilakukan pengecoran tangga, pengecoran
dilakukan merata di seluruh bagian tangga.
 Pembongkaran
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur 12 jam,
sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari
pihak direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran balok
biasa.
2.1.5 Material – Material Tangga
1. Tangga Kayu

konstruksi tangga kayu banyak digunakan dan biasanya terdapat pada bangunan sederhana dan
semi permanen. Orang menggunakan material kayu sebagai bahan pembuatan tangga, biasanya
karena pertimbangan bobotnya yang ringan, mudah didapat, serta dapat memberi nilai estetika tinggi
bila didesain dengan profil yang modern dan bila finishingnya dilakukan dengan rapi. Namun
tangga kayu memiliki kelemahan, antara lain karena ia tidak dapat dilalui oleh beban yang terlalu
berat. Tangga kayu biasanya juga tidak terlalu lebar dan kurang awet. Konstruksi tangga kayu tidak
cocok ditempatkan di ruang terbuka, karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.
2. Tangga Baja
2.19 Tangga Baja
Konstruksi tangga baja biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-
komponen strukturnya terdiri atas material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi
permanen seperti bangunan pabrik, bengkel, gudang, dan sebagai tangga pribadi atau tangga darurat
dengan bentuk lingkar. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai, karena pengaruh
garam akan mempercepat proses karat. Selain itu, tangga juga tidak cocok untuk ditempatkan di ruang
terbuka, karena akan menambah biaya perawatan.
3. Tangga beton Bertulang

2.20 Tangga Beton Bertulang


Konstruksi tangga beton biasanya banyak diterapkan pada bangunan bertingkat 2 atau lebih. Tangga
beton terkenal kuat dan biasanya dipasang permanen pada perkantoran, rumah tinggal, atau pertokoan.
Penutup atas tangga beton bisa dari bahan keramik, granit ataupun marmer. Konstruksinya kuat dan
awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan tahan api. Dapat dipasang di bangunan umum
atau bangunan tingkat rendah atau sampai dengan 4 (empat) lantai.

4. Tangga dari Batu Alam

2.20 Tangga Batu Alam

Konstruksi tangga batu / bata sudah mulai jarang digunakan, karena dianggap ketinggalan zaman
dari segi bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatan, dan ketersediaan ruangnya. Namun material batu
masih lazim digunakan sebagai tangga eksterior di taman-taman maupun di daerah perkebunan agro
wisata. Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak memerlukan
perhitungan konstruksi. Disamping beberapa jenis tangga ada juga tangga gerak (eskalator), tangga
ini bergerak naik atau turun, tanpa perlu melangkahkan kaki, karena digerakkan dengan mesin,
biasanya dipasang pada bangunan komersil dan biaya operasionalnya mahal.
2.2 Definisi Pekerjaan Arsitektural (Arcitectural Work)
Pengertian arsitektural adalah etimologi dari kata arsitek dan namun arsitektural di sini merupakan
sebuah elemen-elemen yang menjadi hal utama dalam sebuah perancangan dan informasi-informasi
dalam hal mendesain.
2.2.1 Pengerjaan Arsitektural
Dalam pekerjaan perencanaan dan perancangan Arsitektur akan dilaksanakan dalam tahapan
pekerjaan sebagai berikut:
Pekerjaan Tahap ke 1 : Tahap Konsep Rancangan
Pekerjaan Tahap ke 2 : Tahap Pra Rancangan / Skematik Desain
Pekerjaan Tahap ke 3 : Tahap Pengembangan Rancangan
Pekerjaan Tahap ke 4 : Tahap Pembuatan Gambar Kerja
Pekerjaan Tahap ke 5 : Tahap Proses Pengadaan Pelaksanaan Konstruksi
Pekerjaan Tahap ke 6 : Tahap Pengawasan Berkala
Pada proses pengerjaan arsitektural tidak dilakukan secara overlaping tidak menunggu pekerjaan
struktur selesai semua terlebih dahulu. Biasanya pekerjaan arsitektural mulai dilakukan apabila
pekerjaan struktur sudah dilantai 3 ke atas.
Berikut ini adalah langkah-langkah simpel dan mudah dalam membangun proyek gedung khususnya
pekerjaan arsitektur atau finishing.
1. Pekerjaan marking untuk dinding ruangan. Marking dinding dan membuat pinjaman 1 meter
biasa dilakukan oleh surveyor. Semua denah dinding diplotkan oleh surveyor ke lantai sesuai dengan
gambar kerja.

2.21 Pengeplotan gambar dari denah

2. Memulai pemasangan dinding.

2.22 Pemasangan dinding

3. Membuat perancah untuk pekerjaan fasade bangunan. Jika lahan cukup bisa menggunakan
scaffolfing tetapi apabila sebaliknya bisa menggunakan bambu.
4. Pekerjaan plesteran pada dinding.
5. Setelah beberapa hari, lalu dilakukan pekerjaan acian.
6. Bersamaan dengan pekerjaan dinding adalah pekerjaan elektrikal dan plumbing yang berada
diatas plafon.
7. Setelah pekerjaan elektrikal dan plumbing yang berada di atas plafond sudah selesai, maka bisa
dilanjutkan oleh pekerjaan plafond.
8. Menentukan start point pada pekerjaan lantai. Pasang pekerjaan lantai dengan granit atau
yang lainnya.
9. Pekerjaan waterproofing pada area basah seperti toilet. Pekerjaan waterproofing dikerjakan
sebelum pemasangan keramik pada area basah.
10. Pekerjaan pengecatan pada plafond dan dinding. Pekerjaan pengecatan dilakukan setelah
diukur tingkat kelembaban dari dindingnya. Usahakan dilakukan pengecatan plafond terlebih dahulu
baru dindingnya.
11. Apabila openingan sudah siap semua maka dilanjutkan pekerjaan jendela dan pintu. Pada
bangunan hotel untuk saat ini lebih banyak menggunakan pintu engineering wood dan jendela
aluminium kaca.
12. Secara bersamaan, untuk fasade bangunan segera dilaksanakan. Material yang digunakan
pada fasade bangunan bermacam-macam tergantung dari arsitektur.

2.2.2 Fungsi Pekerjaan Arsitektural


1. Menambah nilai estetika pada sebuah objek atau gedung agar terlihat menarik dan indah
2. Merapikan setiap bagian konstruksi agar terlihat sempurna sesuai dengan standar yang
beralku.
3. Melapisi bagian-bagian yang harus ditampilkan dengan bahan lain agar bagian tersebut
diganti dengan bahan lainnya.
4. Menambah keawetan bangunan gedung

Anda mungkin juga menyukai