Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS KEDOKTERAN Makassar, 23 Oktober 2018

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN INDIVIDU

OBSERVASI LAPANGAN RSIA IBNU SINA

DISUSUN OLEH :

NAMA PENDAMPING : Dr. dr. Sri Vitayani, sp.KK

NAMA : Ririn Safitri

STAMBUK : 110 2018 0153

KELOMPOK : 11 B

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


INTERAKSI ANTARA DOKTER – PASIEN YANG EFEKTIF

Saya adalah salah satu mahasiswi fakultas kedokteran di Universitas


Muslim Indonesia Makassar dan merupakan anggota dari kelompok 11 B, jumlah
kelompok kami berjumlah 11 orang. Saat ini kami berada dalam blok bioetik,
humaniora dan profesionalisme kedokteran dan ditugaskan untuk melakukan
observasi lapangan di berbagai rumah sakit dan puskemas, yakni rumah sakit Ibnu
Sina, rumah sakit Siti Khadijah, dan Puskesmas. Ternyata kami mendapat
penempatan di rumah sakit Ibnu Sina. Observasi lapangan adalah suatau kegiatan
dalam blok bioetik dimana kita mengamati interaksi yang terjadi dokter-dokter,
dokter- pasien, dokter- perawatan, dokter- masyarakat, dan interaksi lainnya.
Pengamatan meliputi situasi pelayanan kesehatan, bagaimana interaksi yang
terjadi dalam pelayanan kesehatan tersebut, dan sarana serta prasarana yang
tersedia. Tujuan observasi lapangan yang kami lakukan adalah untuk mengamati
proses pelayanan kesehatan, orang-orang yang terlibat di dalamnya, interaksi yang
terjadi pada orang tersebut, kemudian menganalisa apa yang terjadi pada tempat
pelayanan kesehatan tersebut. Tepat pada tanggal 17 Oktober 2018 kami
melakukan pengenalan sebelum melakukan observasi di rumah sakit Ibnu Sina
Provinsi Sulawesi Selatan. Rumah sakit ini terletak pada jalan Urip Sumoharjo
km. 05 Makassar. Rumah sakit ini terletak di tengah kota sehingga mudah di
jangkau oleh masyarakat dan rumah sakit ini juga cukup luas. Kami tiba di rumah
sakit tersebut pada pukul 13.40 Wita. Siang itu keadaan rumah sakit sangat ramai
dengan para pasien yang menunggu antrian di depan poli, para perawat yang
sibuk berlalu lalang, para apoteker sibuk melayani pasien yang menunggu antrian
obat, dan segala kesibukan rumah sakit di siang itu. Mungkin kedatangan kami
agak menganggu ketenangan rumah sakit yang awal agak kondusif.

Setelah dari lobi rumah sakit, kami di arahkan untuk ke lantai 3 untuk
melakukan observasi. Sesampai di lantai 3 kami mendatangi meja registrasi dan
disambut dengan senyuman yang bahagia oleh penjaganya, dan kami
menyerahkan surat izin kepada penjaganya. Penjaganya menjelaskan kami
ruangan apa-apa saja yang ada di lantai 3, setelah dijelaskan kami pun membagi
diri menjadi 2 bagian, ada di bagian kamar bedah dan kamar anak-anak. Setelah
dibagi kami membagi kelompok lagi menjadi kecil untuk memasuki kamar-kamar
agar kita tidak menganggu pasien yang didalam. Saya dan kelompok saya
memasuki kamar bedah nomor 314.

Didalam kamar tersebut, terdapat 4 pasien yang terbaring. kami pun


mengunjungi beberapa pasien. Pasien yang pertama atas nama ibu Harbia yang
berumur 60 tahun yang terbaring lemas. Ibu Harbia mengidam penyakit tumor
jinak, ibu Harbia telah di rawat di rumah sakit selama 3 hari, dan pada saat itu ibu
Harbia telah di izinkan untuk pulang oleh dokter. Ibu Harbia di damping oleh
seorang cucu yang bernama Dinda. Setelah itu, kami mengunjungi pasien kedua
yang bersama suaminya. Ibu tersebut mengidam penyakit kista dan
pembengkakan di perut yang sudah 13 malam di rawat di rumah sakit. Si ibu ini
terbaring lemas dengan infus yang terpasang ditangannya, kami sempat
berbincang-bincang dengan suaminya. Suaminya berkata istrinya akan dirujuk ke
rumah sakit Dr.Wahidin karena di sini obat-obatnya untuk mengatasi penyakit
seorang ibu itu tidak lengkap, jadi dokter menyarankan si ibu dirujuk ke rumah
sakit Dr.Wahidin agar penyakit cepat di atasi. Setelah kami berbincang-bincang
dengan pasien, kami melanjutkan obseravasi dibagian kamar anak-anak.
Ketika masuk ke kamar tersebut, kami menjumpai beberapa anak-anak
yang terbaring lemas di ranjang sambil menangis menahan rasa sakit yang
dideritanya. Saya pun menyempatkan diri untuk mewawancarai salah satu orang
tua seorang bayi berusia 3 tahun, bapak Muzzakir seorang TNI, Beliau
mengatakan bahwa anaknya telah sakit selama 4 hari dengan mengalami gejala
demam dan sering buang air besar (BAB). Merasa khawatir dengan kondisi
anaknya, Beliau pun segera membawa anaknya ke rumah sakit dan langsung
melakukan pemeriksaan darah di UGD. Beliau mengatakan bahwa pelayanan di
rumah sakit tersebut bagus, para perawat dan dokter bekerja dengan cepat dan
tepat dalam memberikan penanganan termasuk ketika melakukan pemeriksaan
darah.

Gambar tersebut merupakan hari ke dua kami pada tanggal 18 Oktober


2018, kami mengunjungi rumah sakit Ibnu Sina. Dimana kelompok saya
mendatangi rumah sakit tersebut pada pukul 08.19 Wita. Sesampai di rumah sakit
tim kami langsung mengunjungi ruang IRD dimana depan ruang tersebut terdapat
banyak keluarga pasien yang sedang menunggu.
Dimana gambar tersebut ditemukan kaidah dasar bioetik ialah justice yang
merupakan keadilan seorang pasien atau pun pengunjung ke rumah sakit. Setelah
menunggu antrian masuk, saya dan kelompok saya memasuki ruangan IRD tetapi
sebelum memulai observasi kami terlebih dahulu meminta izin kepada penjaganya
ruangan IRD. Setelah mendapatkan izin dari penjaganya, kami pun memasuki
ruangan IRD dan yang kami dapatkan beberapa pasien yang terbaring lemas.
Dalam ruangan tersebut terdapat pasien sekitar sepuluh orang yang terbaring.

Adapun gambar tersebut menujukan kaidah dasar bioetik non- maleficence


yang merupakan seorang perawat tidak melakukan tindakan keburukan terhadap
pasien, malah perawat tersebut melakukan kebaikan terhadap pasien. Kami pun
berbincang-bincang dengan beberapa pasien yang berada di ruangan IRD. Pasien
yang pertama kami kunjungi ialah pasien atas nama Dita yang berumur 9 tahun
dan di dampingi oleh ibunya yang bernama Anti. Ibu Anti mengatakan bahwa
anaknya menderita sakit kepala dan demam. Pihak rumah sakit pun melakukan
pemeriksaan darah untuk mengetahui dengan pasti penyakit apa yang melanda
Dita, meskipun hasil dari pemeriksaan darah tersebut belum keluar namun ibu
Anti mengatakan bahwa sejauh ini pihak rumah sakit sangat baik dalam melayani
dan cepat melakukan tindakan pertolongan.

Selanjutnya orang kedua yang sempat kami ajak berbincang-bincang


adalah bapak Syaifuddin, beliau merupakan suami dari pasien perempuan berusia
40 tahun yang bernama Ratna. Menurut perkataan pak Syaifuddin, istrinya
tersebut mengalami gangguan di bagian lambungnya. Ia segera membawa istrinya
ke rumah sakit pukul 4 subuh hari itu. Meskipun demikian sampai dengan
dilakukannya wawancara tersebut ibu Ratna belum mendapat kepastian antara
dirawat inap atau tidak. Tapi bagi pak Syaifuddin, perawat di rumah sakit tersebut
cepat bertindak sehingga pasien tidak perlu menunggu dokter dalam waktu yang
lama. Cara komunikasi dokter dan perawatnya pun sangatlah sopan kepada para
pasien. Meskipun begitu, pak Syaifuddin masih merasa sungkan untuk bertanya
kepada dokter.

Setelah mengunjungi ruang IRD kamu kemudian melanjutkan observasi ke


ruang USG. Dimana pada gambar terdapat kaidah dasar bioetiknya ialah
beneficence yang merupakan tindakan untuk kebaikanp pasien dan di ruang
tersebut terdapat seorang bapak berusia sekitar 60 tahun yang bernama Danil
sedang melakukan pemeriksaan dengan menggunakan Ultrasonography (USG).
Dari informasi yang kami peroleh dari sang adik, penyakit pak Danil belum ditau
dengan pasti, keadaannya antara sadar dan tidak sadar dalam hal mengenali
dirinya. Ia diopname mulai dari Senin sore, kemudian mengalami serampa dan
sampai sekarang selalu merasa gelisah.

KESIMPULAN:

Dari hasil observasi lapangan yang kami lakukan, dengan melihat berbagai
aspek pada rumah sakit Ibnu Sina, dapat disimpulkan bahwa rumah sakit tersebut
memiliki kualitas dan pelayanan yang baik, itu terlihat, dari fasilitas dan
pelayanan di rumah sakit Ibnu Sina.Walaupun fasilitas di rumah sakit Ibnu Sina
belum cukup memadai tetapi dibalik itu semua rumah sakit tersebut memliki
pelayanan medis, para medis, serta staff pegawai yang bertugas dengan baik.
Hubungan dokter dan pasien pada rumah sakit tersebut sesuai dengan prinsip
bioetik kedokteran yaitu dengan adanya autonomy, non-malificience, beneficence,
serta justice, serta pelayanan dengan mengutamakan informed concent, itulah
yang saya temukan lebih dominan terjadi pada saat saya melakukan observasi di
rumah sakit Ibnu Sina.

Anda mungkin juga menyukai