PENDAPATAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan 2
Dosen Pembimbing:
Utpala Rani, S.E., M.Si.
Disusun oleh:
Kelompok 5
Anggota terdiri dari:
Hermin Dwi Khasanah 1710104004
May Linda Nugraheni 1710104012
Rizky Setyaningrum 1710104014
M. Riyan Setiawan 1710104070
Diah Permata Ayu K.P 1710104082
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu,
penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik
iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Akuntansi Keuangan 2. Penulis
sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Akuntansi
Keuangan 2, Ibu Utpala Rani, S.E., M.Si. dan semua pihak yang turut membantu
proses penyusunan makalah ini.
Makalah ini berisi tentang Pendapatan. Semoga makalah ini dapat menjadi
sumber informasi, pengetahuan dan dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembacanya.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-
kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur
penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif
untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
2.1 Definisi Pendapatan .................................................................................................. 3
2.2 Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan ................................................................... 4
2.2.1 Pengukuran ........................................................................................................ 4
2.2.2 Pengakuan Pendapatan ....................................................................................... 6
2.3 Pendapatan Penjualan Barang ................................................................................... 7
2.3.1 Penjualan Tagih dan Tahan (Bill and Hold) ...................................................... 7
2.3.2 Penjualan Barang dengan Instalasi .................................................................... 8
2.3.3 Penjualan dengan Pembayaran di Muka ............................................................ 8
2.3.4 Penjualan dengan Retur ..................................................................................... 9
2.3.5 Penjualan dengan Perjanjian Membeli Kembali (Buyback Agreement) ......... 10
2.3.6 Penjualan Menggunakan Agen ........................................................................ 10
2.3.7 Penjualan Barang Konsinyasi .......................................................................... 11
2.4 Pendapatan Jasa ...................................................................................................... 11
2.5 Pendapatan Bunga, Royalti, dan Dividen ............................................................... 12
2.6 Program Loyalitas Pelanggan ................................................................................. 13
2.7 Pengungkapan Pendapatan...................................................................................... 13
2.8 Kontrak Konstruksi Jangka Panjang ....................................................................... 14
2.8.1 Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak ..................................................... 14
2.8.2 Metode Persentase Penyelesaian ...................................................................... 15
2.8.3 Pengukuran Pendapatan ................................................................................... 15
2.8.4 Penyajian pada Laporan Keuangan .................................................................. 18
2.8.5 Pengungkapan pada Laporan Keuangan .......................................................... 19
2.8.6 Pengakuan Taksiran Rugi ................................................................................ 19
BAB III ............................................................................................................................. 20
PENUTUP ........................................................................................................................ 20
ii
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi dari pendapatan.
2. Menjelaskan pengukuran dan pengakuan pendapatan.
3. Menentukan dan menjelaskan pengukuran dan pengakuan pendapatan dari
penjualan barang.
4. Menjelaskan pengukuran dan pengakuan pendapatan dari jasa.
5. Menentukan dan menjelaskan pengukuran dan pengakuan pendapatan dari bunga,
royalty, dan dividen.
6. Menentukan dan menjelaskan pengukuran dan pengakuan pendapatan terkait
program loyalitas pelanggan.
7. Mengetahui dan menjelaskan pengungkapan pendapatan.
8. Menjelaskan bagaimana pengukuran dan pengakuan pendapatan terkait kontrak
konstruksi jangka panjang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan
2.2.1 Pengukuran
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima. Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual aset
atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68
Pengukuran Nilai Wajar). Dalam banyak kasus, nilai pendapatan biasanya
dapat ditentukan dengan mudah dari kontrak atau kesepakatan antara entitas
dengan pembeli atau pengguna aset. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang
diterima atau dapat diterima setelah memperhitungkan diskon dagang dan
potongan penjualan. Jumlah imbalan yang diterima biasanya berupa kas atau
setara kas, sedangkan jumlah kas atau setara kas yang dapat diterima
maksudnya adalah sebesar nilai yang dapat ditagihkan (piutang). Nilai wajar
imbalan yang diakui sebagai pendapatan dalam transaksi tersebut diukur
dengan mendiskontokan seluruh penerimaan masa depan dengan
menggunakan tingkat bunga tersirat. (Donald E. Kieso, 2008)
4
Jika pelanggan tersebut tidak mencapai batas pemberian diskon,
sehingga diskon batal diberikan, maka PT Bigi mencatat sebagai
berikut:
Kas 90.000.000
Piutang Usaha 88.200.000
Pendapatan Lain-diskon
tidak diambil 1.800.000
5
2.2.2 Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah menentukan saat
kapan pendapatan diakui. Mengacu kepada prinsip pengakuan unsur laporan
keuangan di Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDP2LK). Dengan demikian, pendapatan diakui ketika besar
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir ke dalam
perusahaan dan nilai manfaat tersebut dapat diukur dengan andal.
Untuk masing-masing jenis pendapatan, berikut adalah penjelasan mengenai
saat kapan umumnya kedua kondisi tersebut terpenuhi untuk dapat diakui
sebagai pendapatan.
1. Penjualan barang; umumnya pendapatan diakui pada saat penjualan
yaitu saat penyerahan barang.
2. Pendapatan jasa; umumnya pendapatan diakui pada saat penyerahan
jasa yang dapat ditagihkan.
3. Pendapatan yang berasal dari penggunaan aset, misalnya pendapatan
bunga, sewa atau royalti: umumnya pendapatan diakui pada saat
berlalunya waktu atau pada saat aset digunakan.
4. Pendapatan yang berasal dari penggunaan aset selain persediaan:
umumnya pendapatan (keuntungan dari pelepasan aset) diakui pada
saat penjualan atau pertukaran.
Pengakuan Pendapatan Selain di Waktu Penyerahan Barang/Jasa
Walaupun pada umumnya pendapatan diakui pada saat penyerahan barang
atau jasa, namun mungkin saja pendapatan diakui pada waktu lain, yaitu
sebelum penyerahan barang atau jasa maupun setelah penyerahan.
PT Abadi menjual beberapa peralatan dengan harga tunai senilai
Rp10.000.000 untuk peralatannya saja atau Rp13.000.000 jika
termasuk jasa perawatan peralatan tersebut selama 2 tahun.
Dalam kasus ini, PT Abadi akan mengakui pendapatan dari
penjualan barang sebesar Rp10.000.000 pada saat penyerahan
barang. Sedangkan Rp3.000.000 akan diakui selama 2 tahun
sebagai pendapatn jasa.
6
Jurnalnya pada saat penjualan awal:
Kas 13.000.000
Penjualan Peralatan 10.000.000
Pendapatan Jasa Ditangguhkan 3.000.000
Jurnal pengakuan pendapatan jasa:
Pendapatan Jasa Ditangguhkan 3.000.000
Pendapatan Jasa Perawatan 3.000.000
7
(c) pembeli secara khusus mengakui adanya instruksi penangguhan
pengiriman; dan
(d) syarat-syarat pembayaran lazim tetap berlaku.
2.3.2 Penjualan Barang dengan Instalasi
Penjualan Barang dengan Instalasi adalah penjualan barang yang ketika
barang diantar ke tempat pembeli, barang tersebut masih memerlukan proses
pemasangan atau instalasi terlebih dahulu, sebelum akhirnya barang tersebut
dapat digunakan oleh pembeli.
Pendapatan biasanya diakui pada saat pembeli menerima pengiriman, serta
instalasi dan inspeksi telah diselesaikan. Namun, pendapatan diakui segera
setelah pembeli menerima pengiriman ketika:
(i) proses instalasi sederhana; atau
(ii) pemeriksaan dilakukan hanya untuk tujuan penentuan akhir atas harga
kontrak.
2.3.3 Penjualan dengan Pembayaran di Muka
Pembayaran yang diterima di muka sebelum barang diserahkan tidak dapat
diakui sebagai pendapatan. Penerimaan kas diakui sebagai peningkatan
liabilitas. Berikut adalah ilustrasinya:
Sebuah perusahaan mebel memproduksi dan menjual furniture, karena
pilihan warna dan jenis cat diserahkan kepada konsumen, maka perusahaan
ini mensyaratkan konsumen untuk membayar uang muka pada saat pesanan
dilakukan. Uang muka ini tidak dapat dikembalikan. Kapan perusahaan
tersebut dapat mengakui pendapatan?
Pada saat penerimaan uang muka, diakui sebagai liabilitas pada
akun pendapatan diterima di muka.
Kas xxx
Pendapatan Diterima di Muka xxx
Pendapatan diakui pada saat barang telah jadi dan diserahkan
kepada konsumen, dengan jurnal:
Pendapatan Diterima di Muka xxx
Pendapatan Penjualan xxx
8
2.3.4 Penjualan dengan Retur
Melibatkan penjualan tunai atau kredit, suatu masalah khusus akan timbul
dengan adanya hak retur akan pengurangan harga. Perusahaan tertentu
dapat mengalami tingkat retur yang tinggi yaitu rasio barang dagang
yang dikembalikan terhadap penjualan tinggi sehingga mereka merasa
perlu menunda pelaporan penjualan sampai hak retur secara substansial
sudah habis masa berlakunya. Jenis perusahaan yang mungkin mengalami
tingkat retur yang tinggi adalah agen makanan yang mudah rusak,
distributor yang menjual ke toko-toko eceran, perusahaan rekaman dan
kaset, serta beberapa pabrikan makanan dan barang-barang olahraga.
Retur dalam industry ini sering dilaksanakan sebagai praktek yang
melibatkan perjanjian “penjualan bergaransi” atau konsinyasi.
9
4. Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki
substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual
5. Penjual tidak memiliki kewajiabn yang signifikan atas kinerja masa
depan yang secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu
oleh pembeli
6. Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi penjual secara layak.
Jika keenam kondisi tersebut tidak terpenuhi maka pendapatan
penjualan dan harga pokok penjualan harus diakui ketika hak retur secara
substansial telah habis masa berlakunya. Apabila penjualan yang
dilaporkan dalam laporan laba rugi harus dikurangi untuk melaporkan
estimasi retur.
2.3.5 Penjualan dengan Perjanjian Membeli Kembali (Buyback Agreement)
Jika perusahaan menjual suatu produk dalam suatu periode dan setuju untuk
membelinya kembali dalam periode akuntansi berikutnya maka hak milik
legal telah berpindah. Akan tetapi, substansi ekonomi dalam transaksi ini
adalah bahwa risiko kepemilikan tetap berada pada penjual. Jika terdapat
perjanjian beli kembali dengan harga tertentu dan harga ini dapat menutup
semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait, maka
persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjual.
Dengan kata lain tidak terjadi penjualan.
2.3.6 Penjualan Menggunakan Agen
Agen merupakan perantara atau biasa disebut dengan distributor, yang
tugasnya memasarkan dan menyerahkan barang kepada konsumen akhir,
dimana barang yang ada pada agen itu berasal dari kiriman produsen
(prinsipal). Sebagai imbalan dari tugasnya sebagai distributor, maka agen
mendapatkan apa yang disebut dengan komisi dari penjualan tersebut.
Masalah yang muncul selanjutnya adalah bagaimana pengakuan agen yang
dijelaskan di paragraf sebelumnya. Dalam hal seperti ini maka agen hanya
mengakui pendapatan sebesar komisi,bukan sebesar harga jual penuh. Hal
tersebut karena agen tidak menanggung risiko dan manfaat terkait penjualan
tersebut, sekalipun agen menerima atau menagih pembayaran dari pelanggan,
namun setelah itu uang pembayaran itu harus diserahkan kepada prinsipal
setelah dikurangi dengan jumlah komisi yang menjadi bagian agen. Jika
10
perusahaan/entitas bertindak sebagai agen, maka jumlah yang diterima entitas
ditetapkan sebelumnya, baik imbalan tetap per transaksi atau persentase
tertentu dari jumlah tagihan pelanggan.
2.3.7 Penjualan Barang Konsinyasi
Jenis kesepakatan penjualan yang melibatkan hubungan antara prinsipal dan
agen juga biasa dilakukan dalam bentuk penjualan konsinyasi. Dalam
kesepakatan penjualan konsinyasi, consignor (produsen atau wholesaler)
mengirimkan barang kepada consignee (diler), yang bertindak sebagai agen
dalam menjual produk yang dimiliki oleh consignor. Consignor mengakui
pendapatan penjualan sedangkan agen mengakui komisi penjualan.
11
2.5 Pendapatan Bunga, Royalti, dan Dividen
Pada dasarnya pengakuan atas bunga, dividen, dan royalti dilakukan dengan
akrual yang akan diterima oleh perusahaan. Sehingga menurut PSAK 23 ada
2 syarat yang harus dipenuhi agar pendapatan dapat diakui:
12
2.6 Program Loyalitas Pelanggan
Progam loyalitas pelanggan digunakan entitas untuk memberikan insentif
kepada pelanggan untuk membeli barang atau jasa yang mereka jual. Ketika
pelanggan membeli barang atau jasa,entitas kemudian memberikan poin
penghargaan kepada pelanggan. Penghargaan tersebuut dapat ditukarkan
dengan barang atau jasa secara gratis atau dengan pemotongan harga.
Perlakuan akuntansi untuk pengakuan pendapatan yang terkait dengan
program loyalitas pelanggan diatur dalam PSAK 23 Pendapatan paragraph 12
dan dibahas dalam ISAK 10 Program Loyalitas Pelanggan. Pada saat diberikan
(penjualan awal), poin penghargaan diidentifikasikan secara terpisah dari
transaksi penjualan. Nilai wajar imbalan yang diterima atau ditagihkan
sehubungan dengan penjualan awal harus dialokasikan antara poin
penghargaan dengan komponen lainnya dari penjualan. Jumlah pendapatan
yang diakui berdasarkan pada jumlah poin penghargaan yang telah ditukar
secara relatif terhadap jumlah keseluruhan yang diperkirakan akan ditukar.
13
2.8 Kontrak Konstruksi Jangka Panjang
Kontrak konstruksi adalah kontrak yang secara khusus dinegosiasikan untuk
konstruksi suatu aset tunggal seperti bangunan,jembatan bendungan,jalan,atau
beberapa aset yang berhubungan satu sama lain atau beberapa aset yang saling
tergantung dalam rancangannya, teknologi, fungsi atau tujuan penggunaanya
seperti konstruksi kilang minyak.
Perlakuan akuntansi untuk kontrak konstruksi diatur dalam PSAK 34
(revisi 2010) Kontrak Konstruksi. Kontrak konstruksi biasanya terdiri atas 2
jenis yaitu kontrak harga tetap dan kontrak biaya plus. Kontrak harga tetap
adalah kontrak konstuksi dimana kontraktor menyepakati nilai kontrak yang
telah ditentukan ,atau tarif tetap yang telah ditentukan per unit output,yang
dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketemtuan kenaikan biaya.
Sedangkan kontrak biaya plus adalah kontrak konstruksi yang menyepakati
bahwa kontraktor mendapatkan pergantian untuk biaya-biaya yang telah
diizinkan atau telah ditentukan ditambah imbalan persentase terhadap biaya
atau imbalan tetap.
2.8.1 Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak
Pengakuan pendapatan dan beban kontrak dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
metode, yaitu:
1. Metode persentase penyelesaian (percentage of completion method)
Perusahaan mengakui pendapatan, beban, dan laba setiap periodenya
berdasarkan tahap penyelesaian kontrak, yaitu berdasarkan persentase
penyelesaian.
2. Metode biaya terpulihkan (cost-recovery method)
Dalam beberapa kondisi ketika metode persentase penyelesaian tidak
dapat digunakan maka menurut metode ini pendapatan hanya diakui
sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang biaya tersebut diperkirakan
dapat terpulihkan.
Perusahaan menggunakan metode biaya terpulihkan hanya ketika
perusahaan tidak dapat memenuhi kondisi yang disyaratkan untuk
menggunakan metode persentase penyelesaian.
14
2.8.2 Metode Persentase Penyelesaian
Perhitungan persentase penyelesaian
Seperti yang telah dijelaskan dalam PSAK 23 (revisi 2010) pendapatan,
tingkat penyelesaian transaksi dapat ditentukan dengan berbagai cara.
Perusahaan menggunakan dasar yang andal dalam mengukur pekerjaan yang
dilakukan. Tergantung dari sifat kontraknya, dasar yang dapat digunakan
yaitu:
1. proposi biaya kontrak yang terjadi dibandingkan estimasi total biaya
kontrak;
2. hasil survei pekerjan yang telah dilakukan;
3. penyelesaian berdasarkan proposi fisik dari pekerjaan kontrak.
Salah satu dasar penentuan yang paling popular untuk digunakan yaitu
berdasarkan proporsi biaya yang timbul atau cost to cost basis.
Formulanya adalah sebagai berikut:
15
Contoh 17.10 Metode Persentase Penyelesaian
PT Buana Karya merupakan kontraktor yang berspesialisasi dalam
pembangunan jalan, saat ini mempunyai kontrak untuk membangun jalan
senilai Rp18.000.000.000. Estimasi biaya kontrak adalah Rp 16.000.000.000.
Periode pekerjaan akan memakan waktu selama 3 tahun. Pada akhir tahun
kedua, estimasi biaya kontrak meningkat dari Rp 16.000.000.000 menjadi
total Rp 16.200.000.000.
Data-data lainnya adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Biaya kontrak 4.000.000 11.664.000 16.200.000
yang terjadi
Biaya kontrak 12.000.000 4.536.000 -
untuk
menyelesaikan
Tagihan termin 3.600.000 9.600.000 4.800.000
Penerimaan kas 3.000.000 7.000.000 8.000.000
16
11.664.000.000. Dibagidengan estimasi total biaya terbar sebesar Rp
16.200.000.000. Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas, maka
perusahaan dapat mencatat transaksisepanjang periode berjalan dengan
ringkasan jurnal sebagai berikut (dalam ribuan rupiah).
17
Jurnal pengakuan pendapatan, beban, dan laba adalah sebagai berikut
(dalam ribuan rupiah)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Untuk mengakui pendapatan dan laba kotor
Pekerjaan 500.000 796.000 504.000
dalam
Proses
(laba
kotor)
Beban 4.000.000 7.664.000 4.536.000
kontrak
4.500.000 8.460.000 5.040.000
Pendapatan
kontrak
Untuk mengakui penyelesaian kontrak
Termin 18.000.000.000
18.000.000.000
Pekerjaan
dalam
Proses
18
2.8.5 Pengungkapan pada Laporan Keuangan
Pada catatan atas laporan keuangan ,perusahaan mengungkapkan hal-hal
sebgai berikut
1. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan pada
periode.
2. Etode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak diakui
pada periode.
3. Metode yang digunakan untuk menetukan tahap penyelesaian kontrak.
2.8.6 Pengakuan Taksiran Rugi
Terdapat dua jenis kerugian yang mungkin terjadi terkait dengan kontrak
konstruksi yaitu sebagai berikut
1. Rugi pada periode berjalan dalam suatu nilai kontrak yang secara total
masih memberikan keuntungan.
2. Rugi dalam suatu kontrak yang secara keseluruhan mengalami kerugian.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendapatan adalah arus masuk kotor dari manfaat ekonomi yang timbul
dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.
Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang
dimilikinya kepada sektor produksi. Ada juga pendapatan adalah hasil
berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan
faktor-faktor produksi.
Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat:
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan
kas atau klaim atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan
pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.
Dihasilkan, bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang
seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan
pendapatan.
Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan
laba yang optimal sehingga kclangsungan hidup perusahaan dapat tercapai.
Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.
20
DAFTAR PUSTAKA
Donald E. Kieso, J. J. (2008). Akuntansi Intermediate Edisi 12. Jakarta : Erlangga.
http://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/196/mod_resource/content/0/AK2%20Pertemuan%20
9%20Pengakuan%20Pendapatan%20Angsuran.pdf
http://akuntansipedia.com/pengakuan-pendapatan-psak23/#
https://docplayer.info/30011392-Makalah-akuntansi-keuangan-menengah-
pendapatan.html
https://www.coursehero.com/file/p11eij0/Jika-perusahaan-menjual-suatu-produk-
dalam-suatu-periode-dan-setuju-untuk/
http://fransiskusanwar.blogspot.com/2016/05/akuntansi-keuangan-ii_79.html
https://www.coursehero.com/file/p2a08a8t/3-Bagaimana-pengakuan-pendapatan-
untuk-penjualan-menggunakan-agen-Jawab-Sebelum/
21