TINJAUAN PUSTAKA
A. Hidrografi
Hidrografi adalah ilmu yang mempelajari dan membahas tentang deskripsi
serta pengukuran kenampakan fisik laut, danau, sungai dan kaitannya dengan wilayah
pantai (Badan Standarisasi Nasional, 2010). Menurut International Hydrographic
Organization (IHO), Hidrografi adalah ilmu tentang pengukuran dan penggambaran
parameterparameter yang diperlukan untuk menjelaskan sifat-sifat dan konfigurasi
dasar laut secara tepat, hubungan geografisnya dengan daratan, serta karakteristik dan
dinamika-dinamika lautan.
Dalam survei hidrografi, terdapat transducer yag memegang peranan penting.
Transducer berfungsi mengubah energi listrik menjadi mekanik (untuk
membangkitkan gelombang suara) dan sebaliknya. Gelombang akustik tersebut
merambat pada medium air dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau dapat
diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali ke transduser.
Umumnya, semakin rendah frekuensinya, kedalaman perairan yang dicapai juga
semakin tinggi. Echosounder menggunakan prinsip pengukuran jarak dengan
memanfaatkan gelombang akustik yang dipancarkan dari transduser.
Kedalaman suatu titik di dasar perairan atau ketinggian titik di pantai mengacu
pada datum vertikal. Hal tersebut dikarenakan posisi muka laut yang dinamis. Untuk
keperluan navigasi digunakan muka air terendah sebagai datum vertikal. Datum
vertikal ini disebut sebagai chart datum atau muka surutan. Penentuan muka surutan
ditujukan untuk menjamin keselamatan pelayaran. Muka surutan yang ditetapkan dari
pengamatan pasut umumnya lebih rendah dari tinggi rata-rata permukaan air laut
terendah saat bulan perbani.
Ketentuan teknik survei hidrografi yang terkait dengan survei batimetri diatur
dalam IHO Standards for Hydrographic Surveys yang dipublikasikan dalam bentuk
Special Publication Number 44 (S.44 IHO). Standar survei hidrografi tersebut
dimaksudkan untuk keperluan pembuatan peta navigasi laut yang digunakan sebagai
pedoman bagi pelayaran. Special Publication Number 44 (S.44 IHO) mempunyai
klasifikasi yaitu standar ketelitian penentuan posisi (berbasis satelit), cakupan area
survei dasar laut 100% (dengan multibeam echosounder), serta pemahaman tentang
teori kesalahan, terutama pengertian tentang tingkat kepercayaan 95% yang berkaitan
dengan ketelitian posisi dan kedalaman.
B. Peralatan Survei Hidrografi
1. Side Scan Sonar (SSS)
Side Scan Sonar merupakan teknologi akustik yang menggunakan narrow
beam (bim sempit) pada bidang horizontal untuk mendapatkan resolusi tinggi di
sepanjang lintasan dasar laut. Instrumen ini menggunakan prinsip deteksi hambur balik
akustik dalam mengindikasikan atau membedakan kenampakan bentuk dasar laut atau
objek di dasar laut. Instrumen ini dapat menampilkan permukaan dasar laut layaknya
sebuah foto dengan resolusi tinggi karena instrumen ini dipasang dekat ke dasar laut
dengan sistem cable towing (Huvenne dan Bas, 2008).
Prinsip dasar awal dari sonar adalah menggunakan suara untuk mendeteksi atau
menemukan objek yang secara khusus berada di laut (Hansen, 2011). Multibeam Sonar
merupakan instrumen akustik yang memiliki kemampuan untuk melakukan pemetaan
tiga dimensi terhadap dasar laut (Medwin dan Clay, 1998). Titik-titik kedalaman yang
rapat dapat diukur oleh multibeam secara simultan, cepat, dan memiliki keakuratan
yang tinggi, di mana hal ini tidak dapat dilakukan oleh single beam echosounder.
Selain kemampuan instrumen tersebut dalam melakukan pemindaian dasar laut dengan
akurasi yang sangat tinggi dan cakupan yang luas (Anderson et al., 2008) juga mampu
menghasilkan informasi berupa nilai backscattering yang dapat digunakan untuk
mengetahui sebaran jenis sedimen dasar laut (Manik, 2008). Side scan sonar adalah
instrumen yang digunakan dalam survei untuk melakukan pencitraan dasar laut
(Tritech International Limited, 2008).
SSS merupakan pengembangan sonar yang mampu menunjukkan dalam
gambar dua dimensional permukaan dasar laut dengan kondisi kontur, topografi, dan
target secara bersamaan. Instrumen ini mampu membedakan besar kecil partikel
penyusun permukaan dasar laut seperti batuan, lumpur, pasir, kerikil, atau tipe-tipe
dasar perairan lainnya (Bartholoma, 2006).
Gambar 1.
a. pendektesian objek oleh SSS b. pembentukan objek dan bayangan pada SSS
PEMBAHASAN
A. Peran Survei Hidrografi
Metode akustik saat ini banyak digunakan untuk mendeteksi keberadaan
objek bawah laut. Southall dan Nowacek (2009) menyatakan sistem akustik sangat
efektif untuk mengeksplorasi lingkungan bawah laut. Prinsip dasar dari sistem
akustik adalah menggunakan suara untuk mendeteksi atau menemukan objek yang
berada di laut (Hansen, 2011). Teknologi akustik yang sangat berperan dalam
survei kelautan adalah Multibeam Sonar dan Side Scan Sonar. Kegunaan lain dari
akustik bawah air laut (lumpur, pasir, kerikil, karang dan sebagainya) dan untuk
penentuan kontur dasar laut. Beberapa ahli lainnya seperti bidang geologi,
pertambangan, arkeolog, perusahaan 7 konstruksi dan badan pengawasan
lingkungan turut memanfaatkan bidang ilmu akustik dasar laut.
Berikut ini merupakan manfaat survei hidrografi:
a. Pengukuran Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry)
Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth
Echo Sounder, di mana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan
waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Pertimbangan sistim
SideScan Sonar pada saat ini, pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry)
dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan dasar laut (Sea Bed
Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen di bawah dasar
laut (subbottom profilers).
b. Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom
Profilers)
Teknologi akustik bawah air, dengan peralatan side-scan sonar yang mutakhir
dilengkapi dengan subbottom profilers dan menggunakan frekuensi yang lebih
rendah dan sinyal impulsif yang bertenaga tinggi yang digunakan untuk
penetrasi ke dalam lapisan-lapisan sedimen di bawah dasar laut.
c. Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping)
Teknologi side-scan sonar dalam pemetaan dasar laut dapat menghasilkan
tampilan peta dasar laut dalam tiga dimensi. Peta dasar laut yang lengkap dan
rinci ini dapat digunakan untuk menunjang penginterpretasian struktur geologi
bawah dasar laut dan kemudian dapat digunakan untuk mencari mineral bawah
dasar laut.
d. Pencarian Kapal-kapal Karam di Dasar Laut
e. Penentuan Jalur Pipa dan Kabel di Bawah Dasar Laut