Anda di halaman 1dari 6

JURNAL MKMI, Vol. 13 No.

4, Desember 2017

PERILAKU PETANI PENYEMPROT YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KADAR SERUM CHOLINESTERASE

Behavioral of Spraying Farmer Related to Serum Cholinesterase Levels

Devi Ayu Susilowati1, Suhartono2, Bagoes Widjanarko3, Mateus Sakundarno Adi1,


Suratman4
1
Program Studi Magister Epidemiologi Universitas Diponegoro, Semarang
2
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
3
Bagian Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
4
Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
(deviayususilowati@gmail.com)

ABSTRAK
Petani penyemprot merupakan salah satu populasi berisiko untuk mengalami keracunan pestisida akibat
dari aktivitas pertanian yang sangat dekat dengan pestisida. Untuk mengetahui adanya paparan pestisida dan
penilaian risiko keracunan pestisida adalah dengan pengukuran kadar serum cholinesterase. Tujuan penelitian
ini adalah membuktikan hubungan antara pengetahuan, perilaku merokok ketika menyemprot, dan kelengkapan
Alat Pelindung Diri (APD) ketika menyemprot dengan kadar serum cholinesterase pada petani penyemprot.
Jenis penelitian ini observasional dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel 88 petani penyemprot
di Desa Dukuhlo Kabupaten Brebes. Sampel diambil dengan teknik acak sederhana. Hasil analisis multivariat
dengan multipel regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang terbukti berhubungan dengan kadar serum
cholinesterase adalah pengetahuan tentang pestisida p=0,005 (OR=12,369; 95% CI=2,1-71,5) dan merokok ketika
menyemprot p=0,005 (OR=9,641; 95% CI=2,0-46,1). Petani penyemprot yang memiliki pengetahuan kurang
tentang pestisida mempunyai risiko 12,3 kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang memiliki pengetahuan
tentang pestisida yang baik dan petani penyemprot yang merokok ketika menyemprot mempunyai risiko 9,6 kali
lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Pengetahuan tentang pestisida dan merokok ketika
menyemprot terbukti berhubungan dengan kadar serum cholinesterase pada petani penyemprot.
Kata kunci: Petani penyemprot, serum cholinesterase, alat pelindung diri (APD)

ABSTRACT
Spray farmers are is one of the population at risk for pesticide poisoning resulting from very close agricultural
activity with pesticides. To determine the presence of pesticide exposure and risk assessment of pesticide poisoning
is by measuring serum cholinesterase levels. The purpose of this study was to prove the relationship between
knowledge, smoking behavior when spraying, and the completeness of Personal Protective Equipment (PPE)
when spraying with serum cholinesterase levels in spraying farmers. This study was observational with cross
sectional study design. Total sample of 88 farmer sprayers in Dukuhlo Village of Brebes Regency. The sample is
taken by purposive technique. The result of multivariate analysis with multiple logistic regression showed that
the factors that proved to be associated with serum cholinesterase were knowledge of pesticide p=0,005 (OR=
12,369;95%CI=2,1-71,5) and smoking when spraying p=0,005 (OR=9,641;95%=CI 2.0-46.1). Spray farmers
who have less knowledge of pesticides that is 12.3 greater risk than those with good knowledge of pesticides
and sprayers who smoke when spray farmer that is 9.6 greater risk than those who do not smoke. Knowledge of
pesticides and smoking when spraying has been shown to be associated with serum cholinesterase levels in spray
farmers.
Keywords : Sprayer farmer, serum cholinesterase, personal protective equipment (ppe)

289
Devi Ayu Susilowati : Perilaku Petani Penyemprot yang Berhubungan dengan Kadar Serum Cholinesterase

PENDAHULUAN sing 49,5%.8


Pestisida adalah zat atau campuran zat Kabupaten Brebes merupakan daerah per-
kimia atau biologi yang digunakan untuk me- tanian bawang merah terbesar di Provinsi Jawa
ngontrol hama dan hewan-hewan yang menyebab- Tengah dengan penggunaan pestisida yang ting-
kan kerusakan atau mengganggu produksi serta gi pula. Berdasarkan pemeriksaan cholinesterase
mengontrol pertumbuhan tanaman. Efek kesehat- yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupa-
an yang ditimbulkan dari paparan pestisida yaitu ten Brebes persentase keracunan selama tahun
sebagai zat mutagenik, karsinogenik, pengganggu 2014-2016 sangatlah fluktuatif yaitu 5,24%,
endokrin, pengganggu sistem reproduksi dan zat 0,76%, 7,53% dan 1,44%, kenaikan tersebut tidak
neurotoksik.1,2 Pestisida bisa masuk ke dalam tubuh sepenuhnya bisa dijadikan indikator yang buruk
melalui digesti, inhalasi dan melalui permukaan mengingat jumlah sampel yang diperiksa, tempat
kulit yang tidak terlindungi.3 Adanya paparan pes- dan waktu pemeriksaan selalu berubah.9
tisida di dalam tubuh dapat diketahui dengan me- Desa Dukuhlo merupakan salah satu desa
meriksa aktivitas enzim cholinesterase. Golong- di Kecamatan Bulakamba yang mengandalkan
an organofosfat bekerja dengan cara menghambat bawang merah sebagai komoditas utamanya deng-
aktivitas enzim cholinesterase sehingga asetil- an luas tanam 84 Hektar. Hasil pemeriksaan cho-
kholin tidak dapat terhidrolisa dan jumlahnya linesterase di Desa Dukohlo oleh DKK Kabupaten
berlebih yang mengakibatkan rangsangan terus- Brebes pada tahun 2013 ditemukan keracunan ring-
menerus pada saraf muskarinik dan nikotitinik.4 an sebesar 5,5%.10-11
Salah satu populasi berisiko untuk meng- Studi di negara-negara berkembang me-
alami dampak negatif jangka panjang dari peng- laporkan rendahnya tingkat pengetahuan dan bu-
gunaan pestisida adalah petani penyemprot, hal ruknya praktik petani tentang pembuangan wadah
ini berkaitan dengan keterlibatan mereka dalam sisa pestisida, selain itu juga petani tidak menggu-
kegiatan pertanian seperti mencampur pestisida, nakan APD pada saat melakukan pekerjaan, prak-
menyemprot, mencuci peralatan sampai mema- tik penyimpanan pestisida yang tidak aman di ru-
nen. Dampak merugikan penggunaan pestisida di- mah, dan pengetahuan tentang label keselamatan
antaranya adalah kesulitan bernafas, sakit kepala, pestisida yang masih rendah.11-12 Dalam penelitian
efek neurologis atau psikologis, iritasi kulit dan Boonkawee, et al. menyebutkan bahwa petani
selaput lendir. Manifestasi dari efek tersebut ter- yang selalu menggunakan pelindung diri memiliki
gantung pada jenis pestisida dan pada tingkat dan kadar serum cholinesterase lebih baik dibanding-
durasi paparan.5 kan dengan yang tidak menggunakan pelindung
Negara berkembang hanya menggunakan diri (p=0,001).13 Dalam penelitian lainnya mene-
25% dari pestisida yang diproduksi di seluruh mukan bahwa petani yang melakukan kontak ter-
dunia, tetapi masyarakat di negera berkembang akhir ≤2 minggu mempunyai risiko sebesar 5,8
tersebut mengalami kematian sebesar 99% hal kali untuk mengalami keracunan dibandingkan
ini dikarenakan penggunaan pestisida di negara dengan petani yang melakukan kontak terakhir >2
berkembang yang lebih intens, tidak aman, sistem minggu yang lalu.14
peraturan, kesehatan dan pendidikan yang lebih Berdasarkan penjelasan dan uraian tersebut,
lemah dibandingkan dengan negara maju.6 peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut me-
Persentase penggunaan/penyimpanan pes- ngenai faktor pengetahuan dan perilaku yang ber-
tisida di Indonesia oleh Rumah Tangga (RT) da- hubunga dengan kadar serum cholinesterase pada
lam rumah sekitar 20% hal ini menunjukkan ma- petani penyemprot di Desa Dukuhlo Kecamatan
sih ada risiko paparan pestisida tidak hanya di Bulakamba Kabupaten Brebes yang bertujuan
area persawahan, tetapi juga di dalam rumah,7 se- membuktikan faktor pengetahuan, merokok keti-
dangkan di Provinsi Jawa Tengah, proporsi rumah ka menyemprot dan kelengkapan APD yang digu-
tangga dalam penggunaan pestisida sebesar 17,1% nakan berhubungan dengan kadar serum cholin-
sedangkan proporsi penduduk umur ≥10 tahun esterase pada petani penyemprot.
yang berperilaku benar dalam cuci tangan setelah
menggunakan pestisida tahun 2013 masing-ma-

290
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017

BAHAN DAN METODE Tabel 1. Hasil Analisis Univariat Karakteristik


Jenis penelitian observasional analitik Responden dan Variabel Penelitian
dengan metode cross sectional. Penentuan jumlah Variabel n %
sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Usia
uji hipotesis untuk populasi tunggal dengan teknik Usia > 45 tahun 64 72,2
sampling adalah simple random sampling. Dari Usia < 45 tahun 24 27,3
hasil perhitungan tersebut diperoleh besar sampel Tingkat Pendidikan
minimum sebanyak 72 sampel, tetapi dalam Tidak pernah sekolah 18 20,5
pelaksanaanya terdapat 88 sampel dikarenakan Tidak Tamat SD 8 9,1
tingginya antusisas petani penyemprot untuk Tamat SD/Sederajat 45 51,1
Tamat SLTP/Sederajat 11 12,5
memeriksakan diri.
Tamat SLTA/Sederajat 5 5,7
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Tamat Diploma 1 1,1
kadar serum cholinesterase yang didapatkan dari Waktu Terakhir menyemprot
hasil pemeriksaan laboratorium oleh Laboratorium 0-2 hari yang lalu 34 38,6
Cito Tegal. Variabel independen yang diteliti 3-7 hari yang lalu 26 29,6
adalah pengetahuan tentang pestisida, merokok 14-60 hari yang lalu 28 31,8
ketika menyemprot dan kelengkapan APD yang Jenis merk pestisida yang digunakan
digunakan ketika menyemprot. Pengumpulan Dusban (Klorpirifos 200 g/l) 33 37,5
data primer dilakukan dengan wawancara Buldog (Betasiflutrin 25 g/l) 27 30,6
menggunakan kuesioner yang sebelumnya Emma (Emamektin Benzoat 22g/l) 18 20,4
Decis (Deltametrin 25 g/l) 15 17,0
sampel telah diberikan informed concent. Hasil
Starban (Klorpirifos 530 g/l) 13 14,7
penelitian dianalisis secara bivariat menggunakan Bameks (Alfa Sipermetrin) 11 12,5
yaitu chi square (x2) dengan tingkat kemaknaan Arjuna (Klorfenapir 200 g/l) 9 10,2
p<0,05, confidence interval (CI) 95% dan analisis Ditan (Mankozeb) 9 10,2
multivariat dengan multipel regresi logistik. Pengetahuan tentang pestisida
Rendah 37 42
HASIL Baik 51 58
Penelitian dilakukan di Desa Dukuhlo Ke- Merokok ketika menyemprot
camatan Bulakamba Kabupaten Brebes Provinsi Ya 16 14,8
Jawa Tengah pada 88 petani penyemprot. Seba- Tidak 72 81,8
Kelengkapan APD
gian besar petani penyemprot berusia ≥45 tahun
Buruk 13 14,8
(72,2%), berpendidikan SD/Sederajat (51,1%), Baik 75 85,2
waktu terakhir menyemprot 0-2 hari yang lalu Kadar serum cholinesterase
(38,6%), jenis tanaman yang disempeor tiga bu- Rendah (< 5,320 U/L) 12 13,6
lan terakhir adalah padi (72,7) dan jenis pestisida Normal (≥ 5,320 U/L) 76 86,4
yang banyak digunakan adalah merk “Dusban” Sumber: Data Primer, 2017
(37,5%). Berdasarkan tingkat pengetahuan ten-
tang pestisida, diketahui bahwa sebagian besar square diketahui bahwa faktor yang berhubungan
petani penyemprot mempunyai tingkat pengeta- dengan kadar serum cholinesterase pada petani
huan tentang pestisida yang baik (58%). Dilihat penyemprot adalah merokok ketika menyemprot
dari perilaku subjek ketika menyemprot, diketa- (p=0,008; RP 4,5; 95% CI 1,6-12,1) dan penge-
hui bahwa sebagian besar responden kelengkapan tahuan tentang pestisida (p=0,005; RP 6,9; 95%
APD ketika menyemprot adalah baik (72,7%) dan CI 1,6-29,6) (Tabel 2). Variabel dengan nilai
tidak merokok ketika menyemprot (81,8%). Ha- p<0,25 dimasukkan dalam analisis multivariat
sil pemeriksaan serum cholinesterase diperoleh meliputi merokok ketika menyemprot dan penge-
petani penyemprot yang memiliki kadar serum tahuan tentang pestisida. Hasil analisis multiva-
cholinesterase yang rendah (<5,320 U/L) sebesar riat regresi logistik diketahui bahwa faktor yang
13,6% (Tabel 1). yang berhubungan dengan kadar serum cholines-
Hasil analisis bivariat dengan uji chi- terase pada petani penyemprot adalah merokok

291
Devi Ayu Susilowati : Perilaku Petani Penyemprot yang Berhubungan dengan Kadar Serum Cholinesterase

Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Serum Cholinesterase
pada Petani Penyemprot
Kadar Serum Cholinesterase RP
Variabel Rendah Normal p (95%CI)
n % n %
Pengetahuan
Kurang (n=37) 10 27,0 27 73,0 0,005 6,9
Baik (n=51) 2 3,9 49 96,1 (1,6-29,6)
Kebiasaan merokok ketika menyemprot
Ya (n=16) 6 37,5 10 62,5 0,008 4,5
Tidal (n=72) 6 8,3 66 91,7 (1,6-12,1)
Kelengkapan APD
Buruk (n=76) 12 92,3 64 85,3 0,811 0,5
Baik (n=12) 1 7,7 11 14,7 (0,07-3,7)
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 3. Hasil Uji Multiple Logistic Regresion Faktor yang Paling Berhubungan Kadar Serum
Cholinesterase pada Petani Penyemprot
Variabel B Nilai p Exp (B) / OR 95 % CI
Pengetahuan tentang pestisida 2,515 0,005 12,369 2,138-71,556
Merokok ketika menyemprot 2,266 0,005 3,863 2,013-46,161
Constant -4,057 0,000 0,017
Sumber: Data Primer, 2017
Keterangan : p< 0,05

ketika menyemprot (p=0,005;OR=12,369;95%- mempunyai pengaruh terhadap cholinesterase.15


CI=2,1-71,5) dan pengetahuan tentang pestisida Penelitian ini sejalan dengan penelitian
(p=0,005;OR=9,641;95%CI=2,0-46,1) (Tabel 3). Ruhendi yang menunjukkan hubungan bermak-
na dengan aktivitas cholinesterase darah adalah
PEMBAHASAN merokok saat menyemprot (p=0,0001, OR=6,582,
Proporsi petani penyemprot dengan 95% CI=2,881-15,037).16 Dalam penelitian lain-
kadar serum cholinesterase rendah lebih besar nya juga menunjukkan bahwa merokok yang lebih
pada kelompok petani yang merokok ketika sedikit merupakan faktor protektif dalam risiko
menyemprot (37,5%) dibandingkan tidak merokok keterpaparan pestisida ke dalam tubuh (PD -0.20;
ketika menyemprot (8,3%). Hasil analisis CI-0.34, -0.07).17 Hasil analisis multivariat dalam
multivariat menyatakan bahwa petani penyemprot penelitian Kachaiyaphum, et al. menunjukkan
yang merokok ketika menyemprot mempunyai bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan peng-
risiko 12,369 lebih besar mempunyai kadar gunaan pestisida yang sedang atau buruk dengan
serum cholinesterase yang rendah dibandingkan kadar SchE yang abnormal dibandingkan de-
petani penyemprot yang tidak merokok ketika ngan kebiasaan yang baik, kebiasaan dalam hal ini
menyemprot (p=0,005; OR=12,369; 95% CI=2,1- adalah merokok ketika menyiapkan dan mengap-
71,5). Petani yang merokok ketika sedang likasikan pestisida.18
menyemprot artinya tidak menggunakan alat Berdasarkan hasil penelitian di lapangan
pelindung diri berupa masker, pada saat petani diperoleh informasi bahwa alasan petani penyem-
menghisap rokok maka secara otomatis pestisida prot yang merokok ketika menyemprot yaitu me-
yang berada di udara juga masuk melalui hidung. reka tidak merasakan efek kesehatan yang negatif,
Pada asap rokok, terkandung berbagai senyawa, mereka merasa sudah kebal dan kuat terhadap pa-
diantaranya tar dan nikotin yang ternyata paran asap rokok walaupun pada saat menyemprot.

292
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 4, Desember 2017

Setelah menyemprot mereka beristirahat untuk KESIMPULAN DAN SARAN


makan dan minum kemudian merokok kembali. Merokok ketika menyemprot dan penge-
Proporsi petani penyemprot dengan ka- tahuan tentang pestisida yang rendah merupakan
dar serum cholinesterase rendah lebih besar pada faktor yang berhubungan dengan kadar serum
kelompok pengetahuan tentang pestisida yang cholinesterase pada petani penyemprot di Desa
kurang (27%) dibandingkan pengetahuan baik Dukuhlo Kecamatan Bulakamba Kabupaten Bre-
(3,9%). Petani penyemprot yang pengetahuan bes. Petani penyemprot yang merokok ketika
tentang pestisida yang rendah mempunyai risiko menyemprot mempunyai risiko 12,369 lebih be-
9,641 kali lebih besar mempunyai kadar serum sar mempunyai kadar serum cholinesterase yang
cholinesterase yang rendah dibandingkan petani rendah dibandingkan petani penyemprot yang ti-
penyemprot yang memiliki pengetahuan tentang dak merokok ketika menyemprot dan pengetahuan
pestisida yang baik (p=0,005; OR=9,641; 95% tentang pestisida yang rendah mempunyai risiko
CI=2,0-46,1). Hasil penelitian ini sejalan dengan 9,641 kali lebih besar mempunyai kadar serum
penelitian yang dilakukan oleh Budiawan yang cholinesterase yang rendah dibandingkan petani
menghasilkan hubungan yang signfikan antara penyemprot yang memiliki pengetahuan tentang
tingkat pengetahuan dengan cholinesterase petani pestisida yang baik. Bagi peneliti lain disarankan
bawang merah di Ngurensiti Pati (p=0,002).19 dengan mencari responden yag lebih banyak dan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ter- diukur kadar serum cholinesterasenya sehingga
jadi setelah melakukan penginderaan terhadap dapat menemukan petani penyemprot yang memi-
objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan ma- liki kadar serum cholinesterase yang tidak normal
nusia diperoleh melalui mata dan teliga. Penge- untuk dijadikan kasus sehingga bisa melakukan
tahuan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian dengan desain case control. Bagi ins-
membentuk tindakan seseorang. Teori Cognitive titusi kesehatan diharapkan untuk lebih banyak
Consistency bahwa terdapat hubungan konsisten menjaring petani penyemprot untuk dilakukan tes
dalam diri seseorang yaitu pengetahuan, sikap cholinesterase untuk memantau paparan pestisida
dan perilaku. Perilaku dapat diubah dengan cara yang bisa timbul khususnya di daerah pertanian
merubah pengetahuan dan sikap. Proses pendi- yang intensitas penggunaan pestisidanya sangat
dikan akan berpengaruh pada perubahan penge- tinggi serta meningkatkan promosi kesehatan
tahuan dan merubah sikap seseorang yang akan tentang informasi umum tentang pestisida, faktor
menghasilkan perubahan pada perilaku. Penge- risiko keracunan pestisida sampai dengan pence-
tahuan dapat diperoleh seseorang melalui ber- gahan keracunan. Bagi petani penyemprot disa-
bagai macam alat bantu seperti media cetak, media rankan untuk menghindari aktivitas merokok keti-
elektronik (televisi, radio, video, slide) dan media ka sedang menyemprot serta mencari tahu tentang
papan yang berisi pesan kesehatan.20 Berdasarkan pestisida baik itu cara masuk pestisida ke dalam
hasil penelitian di lapangan diperoleh informasi tubuh, gejala keracunan dan cara perlindungan diri
bahwa belum ada penyuluhan tentang bahaya pes- agar tidak kontak langsung dengan pestisida.
tisida bagi petani penyemprot.
Peningkatan pengetahuan bagi petani UCAPAN TERIMA KASIH
penyemprot tentang informasi umum tentang pes- Penelitian ini terlaksana atas bimbingan
tisida, faktor risiko keracunan pestisida sampai dari Bapak Dr. Dr. Suhartono, M.Kes, Dr. Bagoes
dengan pencegahan keracunan perlu dilakukan un- Widjanarko, MPH, Dr. Mateus Sakundarno Adi,
tuk menurunkan kejadian rendahnya kadar serum M.Sc, Ph.D, Suratman. SKM, M.Kes, Ph.D serta
cholinesterase petani penyemprot. Pemeriksaan Laboratorium Cito Tegal.
cholinesterase secara rutin oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Brebes juga perlu dilakukan untuk me- DAFTAR PUSTAKA
monitoring kadar cholinesterase khususnya petani 1. FAO. The International Code of Conduct on
penyemprot yang intensitas penggunaan pestisi- Pesticide Management. Rome: FAO; 2014. p.
danya sangat tinggi. 6.
2. Sanborn M, Kerr KJ, Sanin LH, Cole DC,

293
Devi Ayu Susilowati : Perilaku Petani Penyemprot yang Berhubungan dengan Kadar Serum Cholinesterase

Bassil KL, Vakil C. Non-cancer Health Effects Insecticide Use, Serum Cholinesterase Levels
of Pesticides Systematic Review and Implica- and Symptom Prevalence among Shogun Or-
tions for Family Doctors. Can Fam Physician. ange Farmers in Khao-Phanom District, Krabi
2007. p. 53. Province Thailand. J Health Res. 2013; 27(3):
3. Ogg, C.L., et al. Managing the risk of pesti- 196-191.
cide poisoning and understanding the sign and 14. Suryamah. Analisis Pemajanan Pestisida de-
symproms. Extenstion. University of Nebras- ngan Tingkat Keracunan Pestisida pada Petani
ka-Lincoln. 2012 Perkebunan di Kabupaten Bandung Tahun
4. Wudiyanto R. Petunjuk Penggunaan Pestisida. 2006. [Tesis]. Depok: UI; 2007
Jakarta: Swadaya; 2008. 15. Rustia, H.N, Wispriyono B, Susanna D,
5. Bretveld RW, Thomas CMG, Scheepers PTJ, Luthfiah FN, Sosial BK, Pengkajian P, et
Zielhuis GA, Roeleveld N. Pesticide expo- al. Lama Pajanan Organofosfat Terhadap
sure: The Hormonal Function Of The Female Penurunan Aktivitas Enzim Kolinerase Da-
Reproductive System Disrupted? reproductive lam Darah Petani Sayuran. Makara Kesehat.
system disrupted? Artic Rev. 2017. p. 4 2010;14(2):95–101.
6. World Health Organization. Pesticides -Chil- 16. Ruhendi, D. Faktor Determinan Aktivitas
dren’s Health and the Environment. In 2008. Kholinesterase Darah Petani Holtikultura di
7. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kabupaten Majalengka. J Kesehat Masy Nas.
Kemenkes RI; 2013. 2007;45461:215–9.
8. Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas dalam 17. Issa, Y., Sham’a, F.A., Nijem, K., Bjertness,
Angka Provinsi Jawa Tengah. Lembaga Pe- E., Kristensen, P. Pesticide use and oppor-
nerbitan Badan Penelitian dan Pengembangan tuniies of exposure among farmers and their
Kesehatan; 2013. families: cross-sectional studies 1998-2006
9. DKK Kabupaten Brebes. Profil Kesehatan Ka- from Hebron governorate, occupied Palestin-
bupaten Brebes 2014. Kabupaten Brebes: Di- ian territory. Environmental Health. 2010. 9
nas Kesehatan Kabupaten Brebes; 2014 (63).
10. BPS. Statistik Pertanian Hortikultura Jawa 18. Kachaiyaphum, ujirat, D., Siri. D., Suwannap-
Tengah 2012-2014. Jawa Tengah; 2016. ong, N. Serum Cholinesterase Levels of Thai
11. Ibitayo OO. Egyptian Farmers ’Attitudes and Chili-Farma Workers Exposed to Chemical
Behaviors Regarding Agricultural Pesticides’: Pesticides: Prevalence Estimates and Associ-
Implications for Pesticide Risk Communica- ated Factors. 2010. 52.
tion. Risk Anal. 2006;26(4). 19. Budiawan AR. Faktor Risiko yang Berhubung-
12. Ajayi OC, Akinnifesi FK, Programme SA, an dengan Cholinesterase Pada Petani Bwang
Box PO. Farmers ’understanding of pesticide Merah di Ngurensiti Pati. Unnes J Public Heal.
safety labels and field spraying practices: a 2014;3(1):1–11.
case study of cotton farmers in northern Côte d 20. Long, R. Introductory Sociology, Sosial Class
’ Ivoire. Sci Res Essays. 2007;2(June):204–10. (Stratification). http://dmc122011.delmar.edu/
13. Boonyakawee, P., Taneepanichskul, S., Chap- socsci/rlong/intro/class.htm. 2013.
man, R.S. Knowledge, Attitude and Practice in

294

Anda mungkin juga menyukai