Cangkang Sawit Ampas
Cangkang Sawit Ampas
2018
Meilanda, Heni
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7690
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PEMANFAATAN SERAT CANGKANG KULIT KOPI DALAM
PEMBUATAN BETON POLIMER DENGAN RESIN
POLYESTER SEBAGAI PEREKAT
SKRIPSI
HENI MEILANDA
140801049
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
SKRIPSI
HENI MEILANDA
140801049
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
HENI MEILANDA
140801049
Disetujui di
Medan, Juli 2018
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk pembuatan dan karakterisasi beton polimer dengan
menggunakan komposisi : pasir, batu apung, serat cangkang kulit kopi, dan resin
polyester. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi terbaik dari variasi
tersebut. Metode yang digunakan adalah ditekan dengan Hot Press pada suhu 90° C
selama 30 menit. Sifat-sifat beton polimer yang dianalisis sifat fisis meliputi densitas,
porositas, dan penyerapan air serta sifat mekamik meliputi kuat lentur, kuat tekan,
kuat tarik serta analisis mikrostruktur dengan SEM-EDX. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa campuran yang baik adalah campuran pasir 60 gr, batu apung,
serat cangkang kulit kopi, dan resin dengan komposisi (8:2:30) gr dengan nilai
densitas 1,62 gr/cm3; porositas 1,70 %; daya serap air 1,02 %; kuat lentur 7,40 MPa;
kuat tekan10,92 MPa; kuat tarik 4,3 MPa.
Kata kunci : beton polimer, batu apung, pasir, serat camgkang kulit kopi.
ABSTRACT
Research of polymer concrete had been made by using sand, pumice, coffee shell
fiber and polyester resin. Research had been done in order to get the best
combination. Then, it has pressd by using Hot Press at temperature of 90°C for 30
minuets. The properties of polymer concrete has been analyzed that physical
properties such as density, porosity, water absorbtion, mechanical properties,
bending strength, compressive strength, tensile strength and photograph analysis by
SEM-EDX.The result of research showed that the best combination based on test
wassand 60 gr, pumice, coffee shell fibe, and polyester resin with ratio of (8:2:30) gr
that density 1,62 gr/cm3; porosity 1,70 %; water absorbtion 1,04%; bending strength
7,40 MPa; compressive strength 10,92 MPa; and tensile strength 4,13 MPa.
Penulis
Halaman
PERNYATAAN i
PENGESAHAN SKRIPSI ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Pnelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
Nomor
Judul Halaman
Tabel
Nomor
Judul Halaman
Gambar
2.1 Beton
Beton adalah bahan yang berbasis perekat semen, sedangkan agregatnya
berupa pasir dan batu atau kerikil.Beton pada umumnya banyak dipergunakan dalam
bidang konstruksi pembangunan rumah, gedung, jembatan, konstruksi jalan dan lain-
lain (Amirudinet al, 1982).
Dalam keadaan yang mengeras, beton bagaikan batu karang dengan kekuatan
yang tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat diberi berbagai macam bentuk,
sehingga digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan
dekoratif. Beton juga akan memberikan hasil dekoratif yang bagus jika pengolahan
akhir dilakukan dengan cara khusus, misalnya dengan menampilkan agregatnya,
yaitu agregat dengan mempunyai bentuk yang bertekstur seni tinggi diletakkan
dibagian luar, sehingga nampak jelas pada permukaan betonnya.
2.2 Polimer
Polimer (poly = banyak, meros = bagian) adalah molekul raksasa yang
biasanya memiliki bobot molekul tinggi dan dibangun dari pengulangan unit-unit.
Molekul sederhana yang membentuk unit-unit ulangan ini disebut
monomer.Sedangkan reaksi pembentukan polimer dikenal dengan istilah
polimerisasi.Polimer digolongkan menjadi dua macam, yaitu polimer alam seperti
Kulit buah kopi merupakan serat dari pengolahan buah kopi untuk
mendapatkan biji kopi yang selanjutnya digiling menjadi bubuk kopi. Kandungan zat
2.5 Serat
Serat adalah (Inggris: fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-
potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Serat
memiliki dua jenis yaitu serat organik dan serat sintetis. Serat organikmerupakan
serat yang terjadi secara alamiah meliputi serat yang diproduksioleh tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Serat dengan jenis ini bersifat dapatmengalami pelapukan.
Serat dapat digolongkan kedalam beberapapengelompokan, yaitu:
a. Serat tumbuhan
Serat tumbuhan biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan
terkadang juga mengandung lignin. Contoh dari serat jenis ini yaitu katun
dan kain ramie, sabut kelapa, ampas tebu, ijuk, batang pisang dan lainnya.
Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil.
b. Serat kayu
Serat kayu berasal dari tumbuhan berkayu. Seperti kayu dari pohon kelapa,
pinang dan lain sebagainya.
c. Serat hewan
Serat hewan tersusun atas protein tertentu. Contoh serat hewan yang
dimanfaatkan oleh manusia adalah serat laba-laba (sutra) dan bulu domba
(wol).
d. Serat Mineral
Serat mineral umumnya terbuat dari asbeston dimana saat ini asbeston
merupakan satu-satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk
serat panjang.
e. Serat sintetis
Serat sintetis atau serat buatan manusia umumnya berasal dari
bahanpetrokimia. Namun demikian, ada pula serat sintetis yang dibuat dari
a. Pengujian Densitas
𝑚𝑚
𝜌𝜌 = (2.1)
𝑣𝑣
Dengan : ρ = densitas benda (kg/m3); m = massa benda (kg); v = volume benda (m3)
𝑚𝑚 𝑏𝑏 −𝑚𝑚 𝑘𝑘
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 = × 100% (2.2)
𝑚𝑚 𝑏𝑏
c. Porositas
Porositas dapat didefenisiskan sebagai pertandingan antara volume pori-pori
terhadap volume total beban. Besarnya persentasi ruang-ruang kosong atau besarnya
kadar pori yang terdapat pada beton dan merupakan salah satu factor utama yang
mempengaruhi kekuatan beton. Pori-pori beton biasanya berisi udara atau berisi air
yang saling berhubungan dan dinamakan kapiler beton. Kapiler beton akan tetap ada
walaupun air yang digunakan telah menguap, sehingga kapiler ini akan menurangi
kepadatan beton yang dihasilkan. Dengan bertambahnya volume pori maka nilai
porositas juga akan semakin meningkat dan hal ini memberikan pengaruh buruk
terhadap kekuatan beton.
Ada dua jenis porositas yaitu porositas tetutup dan porositas terbuka.
Porositas tertutup pada umumnya sulit untuk ditentukan pori tersebut merupakan
rongga yang terjebak di dalam padatan dan serta tidak ada akses ke permukaan
keluar, sedangkan porositas terbuka masih ada akses kepermukaan walaupun rongga
tersebut ada ditengah-tengah padatan. Porositas suatu bahan pada umumnya
𝑚𝑚 𝑏𝑏 −𝑚𝑚 𝑘𝑘
%𝑃𝑃 = × 100% (2.3)
𝜌𝜌 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 ×𝑉𝑉𝑡𝑡
a. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik adalah salah satu dari sifat dasar bahan. Hubungan tegangan
regangan pada tarikan memberikan nilai yang cukup berubah tergantung pada laju
tegangan, temperatur, lebaman dan seterusnya. Kekuatan tarik diukur dengan
menarik sekeping sampel dengan dimensi yang seragam.
Kemampuan maksimum bahan dalam menahan beban disebut Ultimate
Tensile Strengh disingkat dengan UTS. Untuk semua bahan, pada tahap awal uji
tarik, hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan
perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linear atau linear zone.
Tegangan tarik σ, adalah gaya yang diaplikasikan , F, dibagi dengan luas
penampang A; yakni :
𝐹𝐹
𝜎𝜎 = (2.4)
𝐴𝐴
b. Kekuatan lentur
Pengujian kekuatan lentur (UFS) dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan
material terhadap pembebanan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
metode tiga titik lentur. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui
keelastisan suatu bahan. Pada pemukaan bagian atas cuplikan yang terbebani akan
terjadi kompresi, sedangkan pada permukaan bawah sampel akan terjadi tarikan.
3𝑃𝑃𝑃𝑃
𝜎𝜎 = (2.5)
2𝑏𝑏ℎ 2
Dengan : P = beban patah (kgf); L = jarak span (m); b = lebar (m); h = tebal (m).
c. Kuat tekan
Kekuatan tekan suatu material didefenisikan sebagai kemampuan material
dalam menahan beban/gaya mekanis sampai terjadinya kegagalan (failure). Kekuatan
tekan pada dasarnya merupakan kekuatan material terhadap beban yang
mengakibatkan hancurnya material tersebut. Hal ini umumnya dilakukan pada beton
polimer, karena umumnya kekuatan tekan pada beton polimer lebih tinggi daripada
kekuatan tarik.
Kuat tekan suatu bahan merupan perbandingan besarnya beban maksimum
yang dapat ditahan beban. Pengaruh kuat tekan menggunakan alat Ultimate Testing
Machine (UTM) dengan kecepatan penekanan sebesar 6,67 x 10-5 m/s.
Untuk mengetahui kuat tekanpada benda dihitung dengan persamaan berikut :
𝐹𝐹𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑃𝑃 = (2.6)
𝐴𝐴
Dengan : P = kuat tekan (N/m2); F maks = gaya maksimum (N); A = luas permukaan
(m2)
Tabel 3.1 Persentase Bahan Penyusun beton polimer dengan resin polyester 20 gr
Serat
Batu Apung Cangkang
Kode Sampel Pasir (%wt) Resin (%wt)
(%wt) Kulit Kopi
(%wt)
A1 60 20 0 20
A2 60 18 2 20
A3 60 16 4 20
A4 60 14 6 20
A5 60 12 8 20
Tabel 3.2 Persentase Bahan Penyusun beton polimer dengan resin polyester 25 gr
Serat
Batu Apung Cangkang
Kode Sampel Pasir (%wt) Resin (%wt)
(%wt) Kulit Kopi
(%wt)
B1 60 15 0 25
B2 60 13 2 25
B3 60 11 4 25
B4 60 9 6 25
B5 60 7 8 25
3.4.4 Karakterisasi
Karakterisasi pada beton polimer terdiri dari sifat fisis (berupa uji densitas,
porositas, dan daya serap ait) sifat mekanik (berupa uji tarik, uji tekan dan uji lentur)
dan sifat mikrostruktur (SEM EDX).
PENIMBANGAN
PENCAMPURAN
PENCETAKAN
BETON POLIMER
PENGUJIAN
SELESAI
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap sampel beton polimer
yang terdiri dari pasir batu apung, serat cangkang kulit kopi dan resin Polyester maka
diperoleh hasill dan analisis.
2
1,8
1,6
1,4
Densitas (gr/cm3)
1,2
1 Resin Polyester 20 gr
0,8 Resin Polyester 25 gr
0,6
Resin Polyester 30 gr
0,4
0,2
0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5
Komposisi (gr)
10
9
8
7
Porositas (%)
6
5 Resin Polyester 20 gr
4 Resin Polyester 25 gr
3
Resin Polyester 30 gr
2
1
0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5
Komposisi (gr)
6
Penyerapan Air (%)
4 Resin Polyester 20 gr
3 Resin Polyester 25 gr
2 Resin Polyester 30 gr
0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5
Komposisi (gr)
12
10
Kuat Lentur (MPa)
8
Resin Polyester 20 gr
6
Resin Polyester 25 gr
Resin Polyester 30 gr
4
0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5
Komposisi (gr)
12
10
8
Kuat Lentur (MPa)
6 Resin Polyester 20 gr
Resin Polyester 25 gr
4
Resin Polyester 30 gr
2
0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5
Komposisi (gr)
Komposisi (gr)
4 C O Al Si
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
keV
Spectrum: C2
El AN Series
unn. C norm. C Atom. C Error (1 Sigma) K fact. Z corr. A corr. F corr.
[wt.%] [wt.%] [at.%] [wt.%]
-------------------------------------------------------------------------------------
C 6 K-series 71.81 71.81 77.85 9.28 0.874 0.821 1.000 1.000
O 8 K-series 25.93 25.93 21.10 4.31 0.194 1.339 1.000 1.000
Si 14 K-series 1.95 1.95 0.90 0.14 0.007 2.724 1.000 1.005
Al 13 K-series 0.31 0.31 0.15 0.06 0.001 3.119 1.000 1.004
-------------------------------------------------------------------------------------
Total: 100.00 100.00 100.00
Uji SEM pada gambar diatas dilakukan untuk sampel beton polimer B3
komposisi (60:11:4) dengan penambahan resin 25 gr dapat dilihat bahwa distribusi
komposisi terlihat hampir merata dan hanya beberapa titik saja yang terlihat kurang
merata. Terlihat bahwa warna putih pada gambar menujukkan resin polyester yang
tampak menyelimuti campuran batu apung, pasir, serat cangkang kulit kopi.
Berdasarkan pengamatan morfologi beton polimer menunjukkan bahwa
sampel beton polimer campuran pasir 60 gr, batu apung 11gr, serat cangkang kulit
kopi 4gr dengan penambahan resin polyester 25gr terlihat bahwa campuran tersebut
kurang merata sehingga kekuatan mekanik pada komposisi tersebut kurang
maksimal.
3
F Mg
C O Al Si
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
keV
Spectrum: B3
El AN Series
unn. C norm. C Atom. C Error (1 Sigma) K fact. Z corr. A corr. F corr.
[wt.%] [wt.%] [at.%] [wt.%]
-------------------------------------------------------------------------------------
C 6 K-series 57.69 57.69 66.97 7.92 0.818 0.706 1.000 1.000
O 8 K-series 28.91 28.91 25.20 4.60 0.256 1.131 1.000 1.000
Si 14 K-series 6.62 6.62 3.29 0.34 0.029 2.243 1.000 1.004
F 9 K-series 4.59 4.59 3.37 1.12 0.034 1.347 1.000 1.000
Al 13 K-series 1.35 1.35 0.70 0.11 0.005 2.569 1.000 1.006
Mg 12 K-series 0.83 0.83 0.48 0.09 0.003 2.412 1.000 1.004
-------------------------------------------------------------------------------------
Total: 100.00 100.00 100.00
Gambar 4.10 Grafik uji SEM-EDX perbesaran 500X
Uji SEM pada gambar diatas dilakukan untuk sampel beton polimer A2
komposisi (60:18:2) dengan penambahan resin 20 gr. Dari hasil uji SEM pada
perbesaan 1500X dapat dilihat pada warna hitam yang cukup banyak merupakan
rongga-rongga yamg tedapat pada beton polimer akibat campuran batu apung, pasir,
serat cangkang kulit kopi, dan resin polyester tidak merata. Tetapi warna putih terang
menunjukkan bahwa resin polyester mengikat baik pada campuran sehingga
menutupi pori-pori meskipun permukaannya kurang merata.
Berdasarkan pengamatan morfologi beton polimer menunjukkan bahwa
sampel beton polimer campuran pasir 60 gr, batu apung 18gr, serat cangkang kulit
kopi 2gr dengan penambahan resin polyester 25gr terlihat bahwa campuran kurang
merata dan juga terlihat bahan baku telah berikatan sehingga pada komposisi tersebut
kurang optimal.
2.0
1.8
1.6
1.4
1.2
C O Al Si
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
keV
Spectrum: A2
El AN Series
unn. C norm. C Atom. C Error (1 Sigma) K fact. Z corr. A corr. F corr.
[wt.%] [wt.%] [at.%] [wt.%]
-------------------------------------------------------------------------------------
C 6 K-series 73.82 73.82 79.61 9.45 0.892 0.828 1.000 1.000
O 8 K-series 23.87 23.87 19.32 4.01 0.176 1.353 1.000 1.000
Si 14 K-series 2.24 2.24 1.03 0.15 0.008 2.820 1.000 1.005
Al 13 K-series 0.07 0.07 0.03 0.04 0.000 3.229 1.000 1.004
-------------------------------------------------------------------------------------
Total: 100.00 100.00 100.00
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pemanfaatan serat
cangkang kulit kopi dalam pembuatan beton polimer dengan resin polyester
sebagai perekat, maka dapat diambil kesimpulan:
1. DENSITAS
A1 32,43 20 1,62
A2 30,79 20 1,54
A3 29,59 20 1,47
A4 25,63 20 1,28
A5 25,10 20 1,25
𝒎𝒎 𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟒𝟒𝟒𝟒 𝒈𝒈𝒈𝒈
𝛒𝛒 = = = 𝟏𝟏, 𝟔𝟔𝟔𝟔 𝒈𝒈𝒈𝒈/𝒄𝒄𝒄𝒄𝟑𝟑
𝑽𝑽 𝟐𝟐𝟐𝟐 𝒄𝒄𝒄𝒄𝟑𝟑
2. POROSITAS
4. KUAT LENTUR
6. KUAT TARIK