Anda di halaman 1dari 70

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Fisika Skripsi Sarjana

2018

Pemanfaatan Serat Cangkang Kulit Kopi


dalam Pembuatan Beton Polimer
dengan Resin Polyester sebagai Perekat

Meilanda, Heni
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7690
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PEMANFAATAN SERAT CANGKANG KULIT KOPI DALAM
PEMBUATAN BETON POLIMER DENGAN RESIN
POLYESTER SEBAGAI PEREKAT

SKRIPSI

HENI MEILANDA
140801049

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PEMANFAATAN SERAT CANGKANG KULIT KOPI DALAM
PEMBUATAN BETON POLIMER DENGAN RESIN
POLYESTER SEBAGAI PEREKAT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar


Sarjana Sains

HENI MEILANDA
140801049

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

PEMANFAATAN SERAT CANGKANG KULIT KOPI DALAM


PEMBUATAN BETON POLIMER DENGAN RESIN POLYESTER SEBAGAI
PEREKAT

SKRIPSI

Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, September 2018

HENI MEILANDA
140801049

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Pemanfaatan Serat Cangkang Kulit Kopi dalam


Pembuatan Beton Polimer dengan Resin Polyester
sebagai Perekat
Kategori : Skripsi
Nama : Heni Meilanda
Nomor Induk Mahasiswa : 140801049
Program Studi : Sarjana (S1) Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Disetujui di
Medan, Juli 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PEMANFAATAN CANGKANG KULIT KOPI DALAM PEMBUATAN
BETON POLIMER DENGAN RESIN POLYESTER SEBAGAI PEREKAT

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk pembuatan dan karakterisasi beton polimer dengan
menggunakan komposisi : pasir, batu apung, serat cangkang kulit kopi, dan resin
polyester. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi terbaik dari variasi
tersebut. Metode yang digunakan adalah ditekan dengan Hot Press pada suhu 90° C
selama 30 menit. Sifat-sifat beton polimer yang dianalisis sifat fisis meliputi densitas,
porositas, dan penyerapan air serta sifat mekamik meliputi kuat lentur, kuat tekan,
kuat tarik serta analisis mikrostruktur dengan SEM-EDX. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa campuran yang baik adalah campuran pasir 60 gr, batu apung,
serat cangkang kulit kopi, dan resin dengan komposisi (8:2:30) gr dengan nilai
densitas 1,62 gr/cm3; porositas 1,70 %; daya serap air 1,02 %; kuat lentur 7,40 MPa;
kuat tekan10,92 MPa; kuat tarik 4,3 MPa.

Kata kunci : beton polimer, batu apung, pasir, serat camgkang kulit kopi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UTILIZATION OF COFFEE SHELL FIBER IN THE MANUFACTURE OF
POLIMER CONCRETE WITH POLYESTER RESIN AS A BINDER

ABSTRACT

Research of polymer concrete had been made by using sand, pumice, coffee shell
fiber and polyester resin. Research had been done in order to get the best
combination. Then, it has pressd by using Hot Press at temperature of 90°C for 30
minuets. The properties of polymer concrete has been analyzed that physical
properties such as density, porosity, water absorbtion, mechanical properties,
bending strength, compressive strength, tensile strength and photograph analysis by
SEM-EDX.The result of research showed that the best combination based on test
wassand 60 gr, pumice, coffee shell fibe, and polyester resin with ratio of (8:2:30) gr
that density 1,62 gr/cm3; porosity 1,70 %; water absorbtion 1,04%; bending strength
7,40 MPa; compressive strength 10,92 MPa; and tensile strength 4,13 MPa.

Keyword : polimer concrete, pumice, sand, coffee shell fiber.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah


SWT Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
mencapai gelar sarjana dan menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat
penyelesaian studi Sarjana Fisika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan salam selalu saya hadiahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Tugas Akhir ini terselesaikan dengan judul Pemanfaatan
Serat Cangkang Kulit Kopi dalam Pembuatan Beton Polimer dengan Resin
Polyester sebagai Perekat.
Saya sadar dalam penyelesaian Tugas akhir ini sangat banyak arahan dan
dukukngan dari berbagai pihak, untuk itu dengan kerendahan hati saya mengucapkan
terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Runtung
Sitepu, M.Hum selaku rektor Universitas Sumatera Utara.Bapak Dr Kerista
Sebayang, MS selaku dekan FMIPA, Universitas Sumatera Utara. Bapak Dr
Perdinan Sinuhaji selaku Ketua Departemen Fisika FMIPA USU, Bang Jo, Kak Tini
dan Kak Yuspa beserta seluruh Staf Pengajar, Pembantu Dekan dan Pengawai
Depertemen Fisika.Bapak Awan Maghfirah, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan paduan dan arahan serta banyak meluangkan waktu untuk
membimbing dalam penyelesaian tugas akhir ini.Buat orang tua tercinta Bapak
Herwin dan Mamak Hartati yang selalu mendoakan saya dan senantiasa memberikan
dukungan dan perhatian yang besar terhadap saya. Untuk Mas Donie yang selalu
memberi semangat di saat saya merasa down dalam proses penyelesaian Tugas Akhir
ini dan juga seluruh keluarga yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Untuk Amalia Ulfa, Suri Khairunnisa terima kasih atas dukungan dan semangat
yang diberikan sebagai temen dekat selama 4 tahun terakhir. Untuk Putri Mila Senda
Sitorus terima kasih untuk bantuannya dalam pengerjaan penelitian ini. Juli Eka
Pratiwi, Diah Pratiwi dan teman-teman Fisika 2014 yang telah memberi motivasi dan
saling memberi semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pihak yang membacanya.

Medan. Agustus 2018

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN i
PENGESAHAN SKRIPSI ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Pnelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Beton 4
2.2 Polimer 6
2.3 Beton Polimer 8
2.4 Cangkang Kulit Kopi 9
2.5 Serat 10
2.6 Agregat 11
2.7 Resin Polyester 12
2.8 Kekuatan Fisis dan Mekanik 13

BAB 3 METODE PENILITIAN


3.1 Tempat Penelitian 19
3.2 Peralatan dan Bahan-Bahan 19
3.3 Variabel Penelitian 20
3.4 Prosedur Penelitian 21
3.5 Diagram Alir 23

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Karakteristik Sifat Fisis 24
4.2 Karakterisasi Sifat Mekanik 30
4.3 Analisis Mikrostruktur 38

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


1.1 Kesimpulan 44
1.2 Saran 45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Nomor
Judul Halaman
Tabel

2.1 Spesifikasi Resin Polyester 13


3.1 Persentase Bahan Penyusun Beton Polimer dengan Resin Polyester 20 gr 20
3.2 Persentase Bahan Penyusun Beton Polimer dengan Resin Polyester 25 gr 20
3.3 Persentase Bahan Penyusun Beton Polimer dengan Resin Polyester 25 gr 21
4.1 Pengujian Densitas dengan Resin Polyester 20 gr 23
4.2 Pengujian Densitas dengan Resin Polyester 25 gr 23
4.3 Pengujian Densitas dengan Resin Polyester 30 gr 25
4.4 Pengujian Porositas dengan Resin Polyester 20 gr 26
4.5 Pengujian Porositas dengan Resin Polyester 25 gr 26
4.6 Pengujian Porositas dengan Resin Polyester 30 gr 27
4.7 Pengujian Penyerapan Air dengan Resin Polyester 20 gr 28
4.8 Pengujian Penyerapan Air dengan Resin Polyester 25 gr 28
4.9 Pengujian Penyerapan Air dengan Resin Polyester 30 gr 29
4.10 Pengujian Kuat Lentur dengan Resin Polyester 20 gr 30
4.11 Pengujian Kuat Lentur dengan Resin Polyester 25 gr 31
4.12 Pengujian Kuat Lentur dengan Resin Polyester 30 gr 31
4.13 Pengujian Kuat Tekan dengan Resin Polyester 20 gr 33
4.14 Pengujian Kuat Tekan dengan Resin Polyester 25 gr 33
4.15 Pengujian Kuat Tekan dengan Resin Polyester 30 gr 34
4.16 Pengujian Kuat Tarik dengan Resin Polyester 20 gr 35
4.17 Pengujian Kuat Tarik dengan Resin Polyester 25 gr 36
4.18 Pengujian Kuat Tarik dengan Resin Polyester 30 gr 36
4.19 Komposisi Unsur Menggunakan SEM-EDX 39
4.20 Komposisi Unsur Menggunakan SEM-EDX 41
4.21 Komposisi Unsur Menggunakan SEM-EDX 43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Nomor
Judul Halaman
Gambar

2.1 Cangkang Kulit Kopi 9


2.2 Agregat Batu Apung 11
4.1 Grafik Hubungan antara Densitas dan Komposisi 25
4.2 Grafik Hubungan antara Porositas dan Komposisi 27
4.3 Grafik Hubungan antara Penyerapan Air dan Komposisi 29
4.4 Grafik Hubungan antara Kuat Lentur dan Komposisi 32
4.5 Grafik Hubungan antara Kuat Tekan dan Komposisi 34
4.6 Grafik Hubungan antara Kuat Tarik dan Komposisi 37
4.7 Uji SEM-EDX Perbesaran 2000X 38
4.8 Grafik Uji SEM-EDX Perbesaran 500X 39
4.9 Uji SEM-EDX Perbesaran 1500X 40
4.10 Grafik Uji SEM-EDX Perbesaran 500X 41
4.11 Uji SEM-EDX Perbesaran 1500X 42
4.12 Grafik Uji SEM-EDX Perbesaran 500X 43

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Pada
tahun 2016, menurut Badan Pusat Statistik Indonesia memproduksi sekitar 667.655
ton kopi per tahunnya. Kopi termasuk tanaman yang menghasilkan serat hasil
sampingan yang cukup besar dari hasil pengolahan. Serat sampingan tersebut berupa
kulit kopi yang jumlahnya berkisar antara 50 - 60 persen dari hasil panen. Bila hasil
panen sebanyak 1000kg kopi segar berkulit, maka yang menjadi biji kopi sekitar
400-500kg dan sisanya adalah hasil sampingan berupa kulit kopi. Jika tidak
dimanfaatkan akan menimbulkan pencemaraan yang serius.
Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut para ilmuan
untuk menciptakan dan mengembangkan suatu hal yang telah ada maupun
menciptakan hal baru namun bermanfaat dan bernilai ekonomis. Disamping itu telah
banyaknya suatu inovasi yang terjadi baik dalam bidang teknologi material, tidak
menyurutkan semangat juang para saintis yang pada kali ini saintis dari kalangan
mahasiswa untuk mampu menciptakan suatu hal yang baru dan bernilai lebih dimata
masyarakat luas. Sehingga meskipun tergolong penelitian yang baru, tidak
menghilangkan eksistensi produk yang akan dihasilkannya.
Material bangunan dalam satu kesatuan struktur, selain dirancang untuk
memikul beban juga dirancang untuk menghadapi pengaruh alami lingkungan serta
pengaruh sifat penggunaannya.Beton sebagai material bangunan harus memenuhi
kriteria kekuatan dan daya tahan atau keawetan.
Beton merupakan campuran anatara semen portland atau semen hidrolik
lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan membentuk massa padat (Departemen Pekerjaan Umum, 1989). Bahan-
bahan yang ditambahkan kedalam campuran beton pada saat atau selama
pencampuran berlangsung, berfungsi untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar
lebih cocok untuk pengerjaan tertentu dan menghemat biaya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sehingga dalam latar belakang di atas penulis mengangkat program penelitian
dengan judul “PEMANFAATAN SERAT CANGKANGKULIT KOPI PADA
PEMBUATAN BETON POLIMER DENGAN RESIN POLYESTER SEBAGAI
PEREKAT” yang hasil pengembangannya diharapkan mampu bersaing dipasaran
dan sebagai wujud usaha mahasiswa dalam memberikan sebuah kontribusi penting
bagi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penelitian ini menyajikan beberapa perumusan masalah yang akan
diselesaikan antara lain:
1. Apakah serat cangkang kulit kopi dapat bercampur secara homogen
dengan batu apung dan pasir?
2. Bagaimana pengaruh perbandingan komposisi pasir, batu apung dan serat
cangkang kulit kopi terhadap sifat fisis, sifat mekanik dan sifat termal
beton polimer?
3. Dapatkah campuran serat cangkang kulit kopi,pasir dan batu apung
dijadikan sebagai bahan baku penyusun beton polimer?

1.3 Batasan Masalah


Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian dari permasalahan yang
ditentukan, maka perlu ada pembatasan masalah penelitian :
1. Beton polimer dengan pengisi serat cangkang kulit kopi dibentuk dengan
menggunakan teknik konvensional cetak dan tekan.
2. Bahan pengisi yang digunakan adalah serat cangkang kulit kopi yang berasal
dari Perkebunan Kopi di Kota Takengon, Aceh Tengah sedangkan agregat
yang digunakan pasir dan batu apung yang diambil dari Sungai Biru-Biru,
Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang.
3. Pengujian karakterisasi beton polimer, yaitu sifat fisis (uji densitas, uji
porositas dan uji daya serap air), sifat mekanik (uji lentur, uji tarik dan uji
tekan), dan analisis mikrostruktur dengan menggunakan SEM-EDX.
.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :
1. Mengetahui komposisi bahan terbaik pada sifat fisis dan sifat mekanik dari
hasil pengukuran beton polimer.
2. Mengetahui pengaruh penambahan serat cangkang kulit kopi terhadap sifat
fisis dan mekanik yang optimal.
3. Mengetahui aplikasi beton polimer sesuai dengan kualitas beton polimer.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini nantinya diharapkan memberikan manfaat bagi
masyarakat seperti:
1. Memanfaatkan serat cangkang kulit kopi yang merupakan serat yang mana
kurang memiliki nilai guna menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih.
2. Menghasilkan beton polimer yang mempunyai nilai ekonomis, bermutu
dan ramah lingkungan.
3. Memberikan terobosan baru kepada masyarakat dalam pengembangan
bahan non logam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beton
Beton adalah bahan yang berbasis perekat semen, sedangkan agregatnya
berupa pasir dan batu atau kerikil.Beton pada umumnya banyak dipergunakan dalam
bidang konstruksi pembangunan rumah, gedung, jembatan, konstruksi jalan dan lain-
lain (Amirudinet al, 1982).
Dalam keadaan yang mengeras, beton bagaikan batu karang dengan kekuatan
yang tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat diberi berbagai macam bentuk,
sehingga digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan
dekoratif. Beton juga akan memberikan hasil dekoratif yang bagus jika pengolahan
akhir dilakukan dengan cara khusus, misalnya dengan menampilkan agregatnya,
yaitu agregat dengan mempunyai bentuk yang bertekstur seni tinggi diletakkan
dibagian luar, sehingga nampak jelas pada permukaan betonnya.

2.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Beton


Adapun kelebihan dan kekurangan beton adalah:
a. Kelebihan beton antara lain:
1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi
2. Mampu memikul beban yang berat
3. Tahan terhadap temperatur tinggi
4. Biaya pemeliharaan yang kecil
b. Kekurangan beton antara lain:
1. Bentuk yang telah di buat sulit diubah
2. Pelaksanaan pengerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
3. Berat
4. Daya pantuk suara yang besar
5. Proses pengerasan yang cukup lama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Tidak tahan terhadap lumut atau kelembaban tinggi yang
menyebabkan beton cepat rapuh (Calvelri et al, 2001).
Beton dapat juga dicampurkan dengan bahan lain seperti komposit atau bahan
lain yang sesuai dengan perilaku yang akan diberikan terhadap beton tersebut,
sehingga berdasarkan berat, material pembentuknya dan kegunaan strukturnya beton
dapat dibedakan menjadi :
1. Beton Ringan
Beton ringan adalah beton yang mengandung agregat ringan dan
mempunyai masa kering udara mengacu pada standart ASTM C-567 dan
densitas tidak lebih dari 1.900 kg/m3 (Mulyono, 2003) atau berdasarkan
kepentingan penggunaannya strukturnya berkisar antara 1440-1850 kg/m3,
dengan kekuatan tekan umur 28 hari lebih besar dari 17,2 MPa. Agregat
yang digunakan umumnya merupakan hasil pembakaran shale, lempung,
slates. Residu slag, residu batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran
vulkanik.
2. Beton Berat
Beton berat adalah beton yang dihasilkan dari agregat yang mempunyai
berat isi lebih besar dari beton normal atau lebih dari 2.400 kg/m3.Beton
yang mempunyai berat yang tinggi ini biasanya digunakan untuk
kepentingan tertentu seperti menahan radiasi, menahan benturan dan
lainnya.Berat beton ini digunakan jika masalah ruang tidak menjadi
hambatan. Untuk menghasilkan beton berat digunakan agregat yang
mempunyai berat jenis yang besar, biasanya lebih dari 4.000 kg/m3
dibandingkan dengan agregat biasa dengan berat jenis 2.600 kg/m3. Agregat
yang mempunyai berat jenis yang besar, seperti barium sulfat yaitu 4100
kg/cm3 atau agregat alam dengan bahan lainnya seperti biji besi, magnetit,
limonite, hermatite (FeTiO 3 ), sebagai agregat halus dan goethite beton yang
dihasilkan menggunakan biji besi dapat mencapai 3000-3900 kg/m3
(Neville, 1981).
3. Beton Massa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dinamakan beton massa karena digunakan untuk pekerjaan beton yang
besar dan massif misalnya untuk bendungan, kanal, pondasi jembatan dan
lain-lain.
4. Ferro Cement
Adalah bahan gabungan yang diperoleh dari campuran beton dengan
tulangan kawat ayam atau kawat yang dianyam. Beton jenis ini akan
mempunyai kekuatan tarik yang tinggi dan daktail, serta lebih
waterproofing.
5. Berat Serat
Merupakan campuran beton ditambah serat, bahan serat dapat berupa serat
asbestos, serat plastik atau poly propylene dan potongan kawat baja.
Kelemahannya sulit dikerjakan sedangkan kelebihannnya antara lain
kemungkinan terjadi segresi kecil, daktaildan tahan benturan.
6. Beton Siklop
Beton jenis ini menggunakan agregat yang besar-besar, sampai dengan 20
cm, digunakan untuk pekerjaan beton massa.
7. Beton Hampa
Beton hampa adalah beton yang air sisa dari proses hidrasinya sekitar 50
disedot keluar setelahbeton mengeras.
8. Beton Polimer
Polimer merupakan bahan tambahan yang baru dalam pembuatan beton
sehingga menghasilkan kekuatan beton yang tinggi dan waktu pengerasan
yang cepat. Beton dengan kekuatan yang tinggi ini biasanya diproduksi
dengan menggunakan polimer yang berupa resin dan pengeras sebagai
bahan tambahan.(Moncrief, 1983).

2.2 Polimer
Polimer (poly = banyak, meros = bagian) adalah molekul raksasa yang
biasanya memiliki bobot molekul tinggi dan dibangun dari pengulangan unit-unit.
Molekul sederhana yang membentuk unit-unit ulangan ini disebut
monomer.Sedangkan reaksi pembentukan polimer dikenal dengan istilah
polimerisasi.Polimer digolongkan menjadi dua macam, yaitu polimer alam seperti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pati, selulosa, sutra dan polimer sintetik seperti polimer vinil.Polimer sangat penting
karena dapat menunjang ketersediaan pangan, sandang, transportasi dan komunikasi
(serat optik).

2.2.1 Pembagian Polimer Berdasarkan Sumbernya


Berdasarkan asal dan sumbernya polimer dapat diklasifikasikan atas :
1. Polimer alam, yaitu :
1. Tumbuhan : karet alam, selulosa
2. Hewan : wool, sutera
3. Mineral
2. Polimer sintetik
a. Hasil polimerisasi kondensasi
Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan
pembentukan molekul kecil (H 2 O, NH 3 ).
b. Hasil polimerisasi adisi
Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan
ikatan rangkap.

2.2.2 Tipe Polimer


Ada tiga polimer yang ketiganya secara umum disebut sebagai resin.
1. Thermoplastik
Thermoplastik adalah yang bisa dipanaskan secara reversible artinya
polimer jenis ini diolah kembali dengan kata lain bahan akan meleleh jika
dipanaskan dan dapat ditekan atau ditransfer dari tempat pemanasan ke
cetakan, jika didinginkan akan mengeras kembali hingga mempunyai bentuk
yang sesuai dengan cetakan. Bahan ini dapat dipanaskan lagi dan dapat
didaur ulang.Bahan thermoplastic diperoleh dengan polimerisasi adisi.Sifat
dari thermoplastic adalah dapat terbentuk semikristalin dengan ikatan
atomnya terjadi secara Van der Wals. Dibandingkan dengan bahan
thermosetting, thermoplastic lebih tangguh, umur pemakaian lebih panjang,
proses pembentukan atau fabrikasi yang pendek, dapat dipanaskan dan
dibentuk. Jenis-jenis bahan thermoplastik yang popular digunakan dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pembuatan benda-benda teknik dipasaran, yaitu : polypropylene (PP),
polyethyelene (PE), polyvinyl chloride (PVA), polyvinyl acetate (PVAC),
polustryene (PS), polyamide (PA), polyester (PET), polycarbonate (PC) dan
polyacetate.
2. Thermoset
Thermoset adalah polimer yang dibentuk melalui proses polimerisasi
kondensasi, bahan plastik yang tidak dapat dilunakkan kembali atau
dibentuk kekeadaan sebelum mengalami pengeringan, bahan ini mempunyai
sifat-sifat: mempunyai struktur amorf, tidak bisa meleleh, tidak bisa
meleleh, tidak bisa didaur ulang, atom-atomnya berikatan kuat sekali, tidak
mengalami pergeseran rantai, dan dibentuk dengan proses injeksi pada
cetakan panas.Jenis-jenis thermoset : phenol-formaldehyde (PF),
aminiplastik, epoxy resin (ER), usaturated polyester, polyurethane (PU),
phenol-aralkyl (xyloks) dan sebagainya.
3. Elastromer
Elastromer adalah jenis yang tidak dimasukkan dalam kelompok
thermoplastic atau thermoset.Elastromer biasa juga dikenal sebagai karet
yang merupakan bahan polimer yang mempunyai sifat khusus, yaitu
memiliki rantai linier yang mengkristala dan mempunyai sifat deformasi
yang sangat besar (sampai 1000%).

2.3 Beton Polimer


Beton polimer (polymer concreate) adalah material komposit, dimana
bindernya terdiri dari polimer sintesis organic atau dikenal sebagai beton resin. Beton
resin dengan binder polimer seperti thermoplastik atau disebut thermosetting polimer
dan mineral fillernya dapat berupa aggregate, gravel dan crushed stone.
Keunggulan beton polimer antara lain. Kekuatan tinngi, tahan terhadap kimia
dan korosi, penyerapan air rendah dan stabilitas pemadatan tinggi dibandingkan
beton Portland konvensional. Proses pengerasan pada beton semen portland untuk
menghasilkan kondisi terbaik biasanya 28 hari, sedangkan dengan beton polimer
dapat dipersingkat hanya beberapa jam saja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penambahan polimer pada beton tanpa semen adalah untuk meningkatkan
sifat-sifat beton, memperpendek waktu proses pabrikasinya. Produk beton polimer
antara lain dapat digunakan sebagai pondasi galangan kapal, tangga, sanitari, lantai,
panel, bangunan komersial, pemipaan, skid resistant inhighway dan lain-lain.

2.4 Cangkang Kulit Kopi


Tanaman kopi digolongkan ke dalam
genus Coffea keluarga Rubiaceae.Berbiji keping dua yang disebut dikotil dan
memiliki akar tunggang yangmembuat tanaman kopi dapat berdiri kokoh. Kopi
terdiri dari :
1. Lapisanbagian luar tipis yakni yang disebut ”Exocarp”; lapisan ini kalau sudah
masakberwarna merah.
2. Daging buah; daging buah ini mengandung serabut yangbila sudah masak
berlendir dan rasanya manis, maka sering disukai binatangkera atau musang.
Daging buah ini disebut ”Mesocarp”.
3. Kulit tanduk ataukulit dalam; kulit tanduk ini merupakan lapisan tandukyang
menjadi bataskulit dan biji yang keadaannya agak keras. Kulit inidisebut
”Endocarp”.

Gambar 2.1 Cangkang Kulit Kopi

Kulit buah kopi merupakan serat dari pengolahan buah kopi untuk
mendapatkan biji kopi yang selanjutnya digiling menjadi bubuk kopi. Kandungan zat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


makanan kulit buah kopi dipengaruhi oleh metode pengolahannya apakahsecara
basah atau kering. (AAK, 1988).
Adapun bahan yang terkandung di dalam cangkang kulit kopi adalah karbon
(C), oksigen (O), kalium (K), tembaga (Cu), dan seng (Zn). Dimana kandungan
karbon mendominasi, dengan berat massa 49,47 dari persen massa total.

2.5 Serat
Serat adalah (Inggris: fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-
potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Serat
memiliki dua jenis yaitu serat organik dan serat sintetis. Serat organikmerupakan
serat yang terjadi secara alamiah meliputi serat yang diproduksioleh tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Serat dengan jenis ini bersifat dapatmengalami pelapukan.
Serat dapat digolongkan kedalam beberapapengelompokan, yaitu:
a. Serat tumbuhan
Serat tumbuhan biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan
terkadang juga mengandung lignin. Contoh dari serat jenis ini yaitu katun
dan kain ramie, sabut kelapa, ampas tebu, ijuk, batang pisang dan lainnya.
Serat tumbuhan digunakan sebagai bahan pembuat kertas dan tekstil.
b. Serat kayu
Serat kayu berasal dari tumbuhan berkayu. Seperti kayu dari pohon kelapa,
pinang dan lain sebagainya.
c. Serat hewan
Serat hewan tersusun atas protein tertentu. Contoh serat hewan yang
dimanfaatkan oleh manusia adalah serat laba-laba (sutra) dan bulu domba
(wol).
d. Serat Mineral
Serat mineral umumnya terbuat dari asbeston dimana saat ini asbeston
merupakan satu-satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk
serat panjang.
e. Serat sintetis
Serat sintetis atau serat buatan manusia umumnya berasal dari
bahanpetrokimia. Namun demikian, ada pula serat sintetis yang dibuat dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


selulosa alami seperti rayon. Serat sintetis terbagi menjadi dua jenis yaitu
serat mineral dan serat polimer. Serat mineral contohnya yaitu : kaca
serat(fiberglass) yang dibuat dari kuarsa, serat logam dapat dibuat dari
logam yang daktil seperti tembaga, emas, atau perak.Serat jenis ini dibuat
melalui proses kimia. Bahan yang digunakan dalam membuat serat polimer
adalah sebagai berikut : polyamida nilon, PET atau PBT poliester digunakan
untuk membuat botolplastik, fenol-formaldehid (PF), serat polivinyl alkohol
(PVOH), serat polivinyl khlorida (PVC), poliolefin (PP dan PE),
polyethylene (PE),Elastomerdigunakan untuk membuat spandex dan
poliuretan.
2.6 Agregat
Agregat merupakan butiran mineral alami atau buatan yang berfungsi
sebagaibahan pengisi dalam campuran material. Agregat ini menempati kira-kira
70% sampai 80% dari volume beton yang akan dibuat nantinya. Meskipunsebagai
bahan pengisi, agregat sangat berpengaruh pada sifat-sifat beton ini.Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa agregat adalah butir-butirmaterial yang keras dan
padat berupa pasir, kerikil, batu pecah yang apabiladicampur dengan zat pengikat
serta serat yang mengandung selulosa, makaakan dihasilkan suatu material yang
memiliki sifat elastis.Dilihat dariukurannya, agregat dapat diklasifikasikan menjadi
agregat halus dan agregatkasar.
a. Agregat Halus
Agregat halus adalah umumnya terdiri dari pasir atau partikel-partikelyang
lewat saringan sebesar 0,00 – 5,00 mm dengan kata lain butir
menembusayakan 4,8 mm.
b. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat dengan butiran yang lebih dari 5 mm(tertahan
saringan nomor 4 standar ASTM) agregat kasar untuk beton dapat berupa
kerikil sebagai hasil disintegrasi alam dari buatan atau berupa batuan pecah.
Contoh dari agregat adalah batu apung. Batu Apung (Pumice) mempunyai
warna yang cerah, dengan berat jenis bulk berkisar antara 500 sampai 900
Kg/m³. Jenis batu apung ini tidak terlalu lembek untuk membuat beton yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ringan dengan berat jenis 700 – 1400 Kg/m³ dan bisa merupakan bahan
kedap terhadap suhu, tetapi daya serap air sangat besar.

Gambar 2.2 Agregat Batu Apung


2.7 Resin Polyester
Polyester adalah suatu kategori polimer, salah satu hasil yang diperoleh
secarasintetik sama halnya dengan nilon. Bahan-bahan mentah yang
dimaksuddiperoleh dari industri minyak bumi. Setelah melalui banyak
perombakankimia diperoleh polyester dalam bentuk butir-butir dan cair.
Resin polyester tak jenuh merupakan salah satu jenis polimer termoset. Resin
polyester merupakan pilihan yang banyak digunakan dalam komposit modern. Bahan
ini memiliki ketahanan sifat mekanik yang baik ketika beroperasi pada kondisi
lingkungan yang panas maupun basah, ketahanan kimia yang baik, kestabilan bentuk,
harga yang relatif rendah (dibandingkan dengan harga epoxy) dan memiliki
pelekatan yang baik pada berbagai penguat. Keunggulan resin polyester bila
dibandingkan dengan resin lainnya adalah : (a). Matriks resin polyester lebih keras.
(b). Harganya yang lebih murah. (c). Mempunyai daya tahan terhadap air, cuaca dan
pengaruh zat-zat kimia. Sifat-sifat fisik dari bahan resin polyester yaitu : (a). Retakan
baik. (b). Tahan terhadap bahan kimia. (c). Pengerutan sedikit (saat curing).
Resin polyester merupakan resin yang sangat banyak dipergunakan pada
pembuatan komposit karena keunggulan resin tersebut jika dibandingkan dengan
resin yang lain. Keunggulan resin polyester dengan resin yang lain bla dibandingkan
adalah : (a). Matriks resin polyester lebih keras. (b). Menghasilkan bahan yang
transparan. (c). Bersifat kuat. (d). Mempunyai daya tahan yang baik terhadap air,
cuaca dan pengaruh zat-zat kimia. (e). Dapat dilombinasi dengan semua tipe serat
gelas. (f). Harganya yang lebih murah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sifat dari resin poliester tak jenuh kaku dan rapuh, sedangkan suhu deformasi
termal lebih rendah dibandingkan dengan thermoset lainnya, ketahanan dingin baik,
sifat listrik lebih baik dibandingkan resin thermoset, bahan ini mudah
mengembangdalam pelarut, kemampuan cuaca sangat baik dan tahan terhadap sinar
ultra violet. (Widiarta, 2017)

Tabel 2.1 Spesifikasi Resin Polyester


No Sifat Resin Polyester
1 Kerapatan (gr/cm3) -
2 Modulus Young (Gpa) -
3 Perbandingan Poisson -
4 Kekuatan Tarik (Mpa) 40
5 Kekuatan Tekan (Mpa) -
6 Regangan Maksimum (%) 2,1
7 Koefisien Muai Panas (10-6C-1) -
8 Konduktivitas Panas (Wm-10C) -
9 Temperature Maksimum (°C) -
10 Penyusutan (%) -
11 Berat Jenis 1,215
12 Suhu Distorsi Panas (°C) 70
13 Penyerapan Air (%) 0,188
14 Kekuatan Flexural (Mpa) 9,4
(sumber : Nirmala,2010)

2.8 Kekuatan Fisis dan Mekanik

2.8.1 Sifat Fisis


Sifat fisis pada material beton dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pengujian Densitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengujian densitas air merupakan pengujian fisis terhadap spesimen, yang
bertujuan untuk mengetahui nilai kerapatan (densitas) dari spesimen yang di uji.
Densitas suatu zat adalah massa per satuan volume.

𝑚𝑚
𝜌𝜌 = (2.1)
𝑣𝑣

Dengan : ρ = densitas benda (kg/m3); m = massa benda (kg); v = volume benda (m3)

b. Daya Serap Air


Daya serap air merupakan salah satu sifat fisis yang menunjukkan kandungan
air yang dapat diserap oleh suatu material dalam keadaan setimbang dengan
lingkungannya. Untuk mengetahui daya serap air diukur dan dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑚𝑚 𝑏𝑏 −𝑚𝑚 𝑘𝑘
𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 = × 100% (2.2)
𝑚𝑚 𝑏𝑏

Dengan : m b = massa basah (kg); m k = massa kering (kg)

c. Porositas
Porositas dapat didefenisiskan sebagai pertandingan antara volume pori-pori
terhadap volume total beban. Besarnya persentasi ruang-ruang kosong atau besarnya
kadar pori yang terdapat pada beton dan merupakan salah satu factor utama yang
mempengaruhi kekuatan beton. Pori-pori beton biasanya berisi udara atau berisi air
yang saling berhubungan dan dinamakan kapiler beton. Kapiler beton akan tetap ada
walaupun air yang digunakan telah menguap, sehingga kapiler ini akan menurangi
kepadatan beton yang dihasilkan. Dengan bertambahnya volume pori maka nilai
porositas juga akan semakin meningkat dan hal ini memberikan pengaruh buruk
terhadap kekuatan beton.
Ada dua jenis porositas yaitu porositas tetutup dan porositas terbuka.
Porositas tertutup pada umumnya sulit untuk ditentukan pori tersebut merupakan
rongga yang terjebak di dalam padatan dan serta tidak ada akses ke permukaan
keluar, sedangkan porositas terbuka masih ada akses kepermukaan walaupun rongga
tersebut ada ditengah-tengah padatan. Porositas suatu bahan pada umumnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dinyatakan sebagai porositas terbuka dan dinyatakan dengan permukaan sebagai
berikut :

𝑚𝑚 𝑏𝑏 −𝑚𝑚 𝑘𝑘
%𝑃𝑃 = × 100% (2.3)
𝜌𝜌 𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 ×𝑉𝑉𝑡𝑡

Dengan : P = porositas (%); m b = massa basah (kg); m k = massa kering (kg); V t =


volume total sampel (m3); ρ air = massa jenis air (kg/m2).

2.8.2 Sifat Mekanik

a. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik adalah salah satu dari sifat dasar bahan. Hubungan tegangan
regangan pada tarikan memberikan nilai yang cukup berubah tergantung pada laju
tegangan, temperatur, lebaman dan seterusnya. Kekuatan tarik diukur dengan
menarik sekeping sampel dengan dimensi yang seragam.
Kemampuan maksimum bahan dalam menahan beban disebut Ultimate
Tensile Strengh disingkat dengan UTS. Untuk semua bahan, pada tahap awal uji
tarik, hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan
perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linear atau linear zone.
Tegangan tarik σ, adalah gaya yang diaplikasikan , F, dibagi dengan luas
penampang A; yakni :

𝐹𝐹
𝜎𝜎 = (2.4)
𝐴𝐴

Dengan : σ = tegangan tarik (N/m2); F = gaya (Newton); A = luas penampang (m2)

b. Kekuatan lentur
Pengujian kekuatan lentur (UFS) dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan
material terhadap pembebanan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
metode tiga titik lentur. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui
keelastisan suatu bahan. Pada pemukaan bagian atas cuplikan yang terbebani akan
terjadi kompresi, sedangkan pada permukaan bawah sampel akan terjadi tarikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jika batang uji diberikan pembebanan pada kedua ujungnya dan beban tekuk
(P) diberikan ditengah, tegangan tekuk maksimal (σ) pada titik nol ditengah adalah :

3𝑃𝑃𝑃𝑃
𝜎𝜎 = (2.5)
2𝑏𝑏ℎ 2

Dengan : P = beban patah (kgf); L = jarak span (m); b = lebar (m); h = tebal (m).
c. Kuat tekan
Kekuatan tekan suatu material didefenisikan sebagai kemampuan material
dalam menahan beban/gaya mekanis sampai terjadinya kegagalan (failure). Kekuatan
tekan pada dasarnya merupakan kekuatan material terhadap beban yang
mengakibatkan hancurnya material tersebut. Hal ini umumnya dilakukan pada beton
polimer, karena umumnya kekuatan tekan pada beton polimer lebih tinggi daripada
kekuatan tarik.
Kuat tekan suatu bahan merupan perbandingan besarnya beban maksimum
yang dapat ditahan beban. Pengaruh kuat tekan menggunakan alat Ultimate Testing
Machine (UTM) dengan kecepatan penekanan sebesar 6,67 x 10-5 m/s.
Untuk mengetahui kuat tekanpada benda dihitung dengan persamaan berikut :

𝐹𝐹𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑃𝑃 = (2.6)
𝐴𝐴

Dengan : P = kuat tekan (N/m2); F maks = gaya maksimum (N); A = luas permukaan
(m2)

2.8.3 Analisis Mikrostruktur


Scanning Electron Microscope (SEM) merupakan mikroskop electron yang
banyak digunakan dalam ilmu pengetahuan material. SEM banyak digunakan karena
memiliki kombinasi yang unik, mulai dari persiapan spesimen yang simpel dan
mudah, kapabilitas tampilan yang bagus serta fleksibel.
Scanning Electron Microscope (SEM) adalah sebuah mikroskop elektron
yang didesain untuk meyelidiki permukaan dari objek yang solid secara langsung.
SEM memiliki perbesaran 10 – 3000000x, tebal permukaan 4 – 0,4 mm dan resolusi
sebesar 1 – 10 nm. Kombinasi dari perbesaran yang tinggi, tebal permukaan yang
besar, resolusi yang baik, kemampuan untuk mengetahui komposisi dan informasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kristalografi membuat SEM banyak digunakan untuk keperluan penelitian penelitian
dan industry.
Adapun fungsi utama SEM antara lain dapat digunakan untuk mengetahui
informasi – informasi mengenai :
a. Topografi, yaitu ciri-ciri permukaan dan teksturnya (kekerasan, sifat
memantulkan cahaya, dan sebagainya).
b. Morfologi, yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek.
c. Komposisi, yaitu data kuantitatif unsur dan senyawa yang terkadung di dalam
objek.
d. Informasi kristalografi, yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari butir
– butir di dalam objek yang diamati.
Energy dispersive spektroskopi sinar-X (EDS atau EDX) adalah sebuah teknik
analisis yang digunakan untuk elemen analisis atau karakterisasi kimia sampel. Ini
adalah salah satu varian dari fluoresensi sinar-X spektroskopi yang bergantung pada
penyelidikan sampel melalui interaksi antara radiasi elektromagnetik dan materi,
menganalisis sinar-x yang dipancarkan oleh materi dalam menanggapi pukulan
dengan partikel bermuatan. Analisis SEM EDX dilakukan untuk memperoleh
gambaran permukaan atau fitur material dengan resolusi yang sangat tinggi hingga
memperoleh suatu tampilan dari permukaan sampel yang kemudian di komputasikan
dengan software untuk menganalisis komponen materialnya baik dari kuantitatif
maupun dari kualitatifnya.

2.8.3.1 Prinsip Kerja SEM-EDX


Prinsip keja SEM yaitu bermula dari electron beam yang dihasilkan oleh
sebuah filamen pada electron gun. Pada umumnya electron gun yang digunakan
adalah tungsten hairpin gun dengan filamen berupa lilitan tungsten yang berfungsi
sebagai katoda. Tegangan diberikan kepada lilitan yang mengakibatkan terjadinya
pemanasan. Anoda kemudian akan membentuk gaya yang dapat menarik electron
melaju menuju anoda. Kemudian electron beam di fokuskan ke suatu titik pada
permukaan sampel dengan menggunakan dua buah kondensor lens. Condensor lens
kedua (atau biasa disebut lensa objektif) memfokuskan beam dengan diameter yang
sangat kecil, yaitu sekitar 10-20 nm. Hamburan elektron, baik Secondary Electron

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(SE) atau Back Scattered Electron (BSE) dari permukaan sampel akan dideteksi oleh
detector dan dimunculkan dalam bentuk gambar pada layar CRT.
SEM memiliki beberapa detector yang berfungsi untuk menangkap hamburan
electron dan memberikan informasi yang berbeda-beda. Detektor-detektor tersebut
antara lain:
- Detektor EDX, yang berfungsi untuk menangkap informasi mengenai
komposisi sampel skala mikro.
- Backscatter detector, yang berfungsi untuk menagkap informasi mengenai
nomor atom dan topografi.
- Secondary detector, yang berfungsi untuk menangkap informasi mengenai
topografi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian


Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Polimer
FMIPA USU, pengujian sifat fisis (densitas, daya serap air dan porositas) dan sifat
mekanik (kuat tekan dan kekerasan) dilakukan di Laboratorium Polimer Teknik
Kimia USU Medan serta pengujian mikrostrukturdengan SEM-EDX di Laboratorium
Fisika UNIMED Medan.

3.2 Peralatan dan Bahan – Bahan


3.2.1 Peralatan
1. Ayakan 100 mesh
Fungsi : Untuk memisahkan butiran yang diperlukan dan tidak diperlukan
2. Timbangan (Neraca Digital)
Fungsi : untuk menimbang massa sampel dan bahan
3. Hot Press Geotech GT-7014-A30C
Fungsi : untuk menekan sampel dengan pemanasan yang diperlukan
4. Cetakan sampel berukuran 10 cm x 2 cm x1 cm
Fungsi : untuk mencetak sampel
5. Beaker Glass 500 ml
Fungsi : sebagai tempat pencampuran bahan-bahan yang akan dijadikan sampel
6. Universal Tensile Machine (UTM) RTF 1350
Fungsi : alat untuk pengujian mekanik sampel
7. Plat Besi
Fungsi : sebagai tempat meletakan cetakan sampel
8. Spatula
Fungsi : untuk mengaduk bahan agar tercampur sempurna
9. Alumunium Foil
Fungsi : untuk melapisi cetakan sampel
10. Scanning Electron Microscope – Energy Dispersion X-ray (SEM-EDX) EVO
MA 10 ZEISS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Fungsi : alat uji yang digunakan untuk mengetahui mikrostruktur sampel

3.2.2 Bahan – Bahan


1. Batu Apung
2. Pasir
3. Serat Cangkang Kulit Kopi
4. Resin Polyester
5. Wax

3.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian untuk membuat beton polimer antara lain komposisi
bahan baku dan karakterisasi. Berikut presentasi bahan penyusun beton polimer
adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Persentase Bahan Penyusun beton polimer dengan resin polyester 20 gr

Serat
Batu Apung Cangkang
Kode Sampel Pasir (%wt) Resin (%wt)
(%wt) Kulit Kopi
(%wt)
A1 60 20 0 20
A2 60 18 2 20
A3 60 16 4 20
A4 60 14 6 20
A5 60 12 8 20

Tabel 3.2 Persentase Bahan Penyusun beton polimer dengan resin polyester 25 gr

Serat
Batu Apung Cangkang
Kode Sampel Pasir (%wt) Resin (%wt)
(%wt) Kulit Kopi
(%wt)
B1 60 15 0 25
B2 60 13 2 25
B3 60 11 4 25
B4 60 9 6 25
B5 60 7 8 25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 3.3 Persentase Bahan Penyusun beton polimer dengan resin polyester 30 gr
Serat
Batu Apung Cangkang
Kode Sampel Pasir (%wt) Resin (%wt)
(%wt) Kulit Kopi
(%wt)
C1 60 10 0 30
C2 60 8 2 30
C3 60 6 4 30
C4 60 4 6 30
C5 60 2 8 30

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Perlakuan pada Serat Cangkang Kulit Kopi
1. Memisahkan cangkang kulit kopi yang keras dan yang lunak
2. Dicuci dan dibersihkan cangkang kulit kopi dari kotoran tanah
3. Dikeringkan cangkang kulit kopi di bawah sinar matahari
4. Dihaluskan cangkang kulit kopi hingga menjadi serat kulit kopi

3.4.2 Penghalusan dan Pengayakan


Pasir dan batu apung dicuci dan dikeringkan dibawah sinar matahari, setelah
itu dihaluskan dan disaring menggunakan ayakan 50 mesh sehingga akan
menghasilkan agregat pasir dan batu apung di inginkan lalu ditimbang.

3.4.3 Prosedur Pembuatan


1. Pasir, batu apung, dan serat cangkang kulit kopi ditimbang.
2. Ditambahkan pasir : 60 gr, batu apung : 20 gr, serat kulit kopi : 0 gr kedalam
beaker glass lalu diaduk hingga rata.
3. Ditambahkan resin polyester sebanyak 20 gr ke dalam beaker glass.
4. Kemudian bahan yang sudah dicampurkan, diaduk dengan menggunakan
mixer agar campuran menjadi homogen.
5. Disiapkan cetakan dengan berukuran 100 mm x 20 mm x 10 mm.
6. Diletakkan cetakan di atas alumunium foil yang telah dilapisi wax.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7. Hasil dari campuran tadi dituangkan diatas cetakan yang telah disiapkan dan
dipress pada suhu 90° C dengan menggunakan Hot Compressor selama 20
menit.
8. Kemudian sampel dikeluarkan dari cetakan.
9. Dilakukan perlakuan yang sama untuk variasi pasir, batu apung, serat
cangkang kulit kopi dan resin Polyester sesuai komposisi pada tabel 3.1, 3.2,
dan 3.3.

3.4.4 Karakterisasi
Karakterisasi pada beton polimer terdiri dari sifat fisis (berupa uji densitas,
porositas, dan daya serap ait) sifat mekanik (berupa uji tarik, uji tekan dan uji lentur)
dan sifat mikrostruktur (SEM EDX).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.5 Diagram Alir Penelitian

Pasir Batu Apung Serat Kulit Kopi Resin Polyester

PENIMBANGAN

PENCAMPURAN

PENCETAKAN

Ditekan dengan Hot Press


(900C, 30 menit)

BETON POLIMER

PENGUJIAN

Uji Fisis Uji Mekanik Uji Mikrostruktur


1. Densitas 1. Kuat Tekan
2. Porositas 2. Kuat Lentur SEM- EDX
3. Penyerapan air 3. Kuat Tarik

SELESAI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap sampel beton polimer
yang terdiri dari pasir batu apung, serat cangkang kulit kopi dan resin Polyester maka
diperoleh hasill dan analisis.

4.1 Karakteristik Sifat Fisis


4.1.1 Pengujian Densitas
Pengujian densitas dilakukan pengukuran masaa setiap satuan volume,
semakin tinggi densitas suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya, maka diperoleh hasil pengukuran densitas seperti pada tabel 4.1, 4.2 dan
4.3.

Tabel 4.1 Pengujian Densitas dengan Resin Polyester20 gr


Massa Volume Densitas
Sampel 3
(gr) (cm ) (gr/cm3)
A1 32,43 20 1,62
A2 30,79 20 1,54
A3 29,59 20 1,47
A4 25,63 20 1,28
A5 25,10 20 1,25

Tabel 4.2 Pengujian Densitas dengan Resin Polyester25 gr


Massa Volume Densitas
Sampel
(gr) (cm3) (gr/cm3)
B1 35,41 20 1,77
B2 32,89 20 1,64
B3 31,83 20 1,59
B4 30,60 20 1,53
B5 30,45 20 1,52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.3 Pengujian Densitas dengan Resin Polyester30 gr
Massa Volume Densitas
Sampel
(gr) (cm3) (gr/cm3)
C1 33,56 20 1,67
C2 32,54 20 1,62
C3 32,29 20 1,61
C4 31,92 20 1,59
C5 28,13 20 1,40

2
1,8
1,6
1,4
Densitas (gr/cm3)

1,2
1 Resin Polyester 20 gr
0,8 Resin Polyester 25 gr
0,6
Resin Polyester 30 gr
0,4
0,2
0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5

Komposisi (gr)

Gambar 4.1 Grafik hubungan antara densitas dengan komposisi


Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa nilai densitas yang diperoleh dari
beton polimer A yaitu (1,25-1,62) gr/cm3, beton polimer B yaitu (1,52-1,77) gr/cm3
dan beton polimer C yaitu (1,4-1,67) gr/cm3. Densitas optimum adalah 1,77 gr/cm3
pada sampel B1 komposisi (60:15:0) dengan penambahan resin Polyester 25 gr dan
densitas minimum yang diperoleh adalah 1,25 gr/cm3 pada sampel A5 komposisi
(60:12:8) dengan penambahan resin Polyester 20 gr.
Hal ini menunjukkan bahwa densitas akan berkurang seriring dengan
pengurangan komposisi batu apung dan densitas akan turun seiring dengan
penambahan serat cangkang kulit kopi. Jika densitas dari seluruh sampel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dibandingkan terhadap satuan SNI maka dapat dinyatakan bahwa semua sampel
tersebut termasuk dalam kategori beton ringan

4.1.2 Pengujian Porositas


Porositas dapat difenisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori
terhadap volume total beton. Hasil pengukuran porisitas dapat dilihat pada tabel 4.4,
4.5 dan 4.6.
Tabel 4.4 Pengujian Porositas dengan Resin Polyester20 gr

Massa Basah Massa Kering Volume Porositas


Sampel
(gr) (gr) (cm3) (%)

A1 33,19 32,43 20 3,90

A2 31,65 30,79 20 4,30

A3 30,72 29,59 20 5,65

A4 27,23 25,63 20 8,00

A5 26,93 25,10 20 9,15

Tabel 4.5 Pengujian Prositas dengan Resin Polyester25 gr


Massa
Massa Basah Volume Porositas
Sampel Kering 3
(gr) (cm ) (%)
(gr)
B1 35,86 35,41 20 2,25
B2 33,38 32,89 20 2,45
B3 32,34 31,83 20 2,55
B4 31,09 30,60 20 3,20
B5 31,32 30,45 20 4,15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.6 Pengujian Porsitas dengan Resin Polyester30 gr
Massa
Massa Basah Volume Porositas
Sampel Kering
(gr) (cm3) (%)
(gr)
C1 33,86 33,56 20 1,50
C2 32,88 32,54 20 1,70
C3 32,72 32,29 20 2,15
C4 32,40 31,92 20 2,40
C5 28,65 28,13 20 2,60

10
9
8
7
Porositas (%)

6
5 Resin Polyester 20 gr
4 Resin Polyester 25 gr
3
Resin Polyester 30 gr
2
1
0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5

Komposisi (gr)

Gambar 4.2 Grafik hubungan antara porositas dan komposisi


Dari gambar 4.2 dapat diketahui hasil pengujian porositas yang diperoleh
beton polimer A yaitu (3,9-9,15) %, beton polimer B (2,25-4,15)%, dan beton
polimer C (1,5-2,6)%. Hasil pengujian porositas maksimum yaitu 9,15 % pada
sampel A6 komposisi (60:20:0) dan hasil pengujian minimum yaitu 1,5 % pada
sampel C1 komposisi (60:10:0). Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak
penambahan serat cangkang kulit kopi maka nilai porositas akan semakin tinggi.
Penambahan resin juga berpengaruh pada nilai porositas, semakin banyak resin yang
ditambahkan maka semakin kecil nilai porositasnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nilai porositas yang didapat ini menunjukkan bahwa beton polimer pada
komposisi (60:10:0) lebih baik daripada nilai porositas beton polimer dengan
campuran batu apung dan agregat pasir serta tepung ketan dengan perekat polyester
yang memilki nilai 2% dan beton polimer komposisi (60:10:0) memiliki nilai 1,5 %.

4.1.3 Pengujian Penyerapan Air


Pengujian penyerapan air bertujuan untuk menentukan besarnya persentase
air yang diserap oleh sampel yang direndam dengan perendaman selama 24 jam
pada suhu kamar. Dari pengujian penyerapan air diperoleh hasil data seperti pada
tabel 4.7, 4.8, dan 4.9.
Tabel 4.7 Pengujian Penyerapan Air dengan Resin Polyester20 gr
Massa Basah Massa Kering Penyerapan Air
Sampel
(gr) (gr) (%)
A1 33,19 32,43 2,34
A2 31,65 30,79 2,65
A3 30,72 29,59 3,83
A4 27,23 25,63 6,24
A5 26,93 25,10 7,30

Tabel 4.8 Pengujian Penyerapan air dengan Resin Polyester25 gr


Massa Basah Massa Kering Penyerapan Air
Sampel
(gr) (gr) (%)
B1 35,86 35,41 1,27
B2 33,38 32,89 1,49
B3 32,38 31,83 1,6
B4 31,09 30,60 1,61
B5 31,32 30,45 2,86

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.8 Pengujian Penyerapan Air dengan Resin Polyester30 gr
Massa Basah Massa Kering Penyerapan Air
Sampel
(gr) (gr) (%)
C1 33,86 33,56 0,89
C2 32,88 32,54 1,04
C3 32,72 32,29 1,33
C4 32,40 31,92 1,5
C5 28,65 28,13 1,85

6
Penyerapan Air (%)

4 Resin Polyester 20 gr
3 Resin Polyester 25 gr

2 Resin Polyester 30 gr

0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5

Komposisi (gr)

Gambar 4.3 Grafik Hubungan antara Penyerapan air dengan Komposisi


Dari gambar 4.3 nilai penyerapan air yang diperoleh dari beton polimer A
yaitu (2,34-7,30) %, beton polimer B yaitu (1,27-2,86) % dan beton polimer C yaitu
(0,89-1,85) %. Penyerapan air tertinggi yaitu 7,30 % pada sampel A6 dengan
komposisi (60:20:0) dan yang terendah yaitu 0,89 % pada sampel C1 dengan
komposisi (60:10:0). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan serat cangkang kulit
kopi pada sampel membuat nilai penyerapan air semakin tinggi. Penambahan resin
juga berpengaruh terhadap nilai penyerapan air, semakin banyak resin yang
ditambahkan maka semakin kecil nilai penyerapan airnya.
Sifat komposit concrete dan Portland cement concrete (Blaga A., J.J
Beaudoin, 1985), menyakan bahwa polymer impregnated concrete dan portland

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


cement concrete masing-masing mempunyai penyerapan air sebesar 0,6 dan 5,5 %.
Penyerapan air untuk beton polimer maksimum sebesar 0,2 % dan Portland cement
concrete sekitar 5 %. Dari penjelasan tersebut beton polimer dengan binder polyester
ini memiliki penyerapan air hampir sama dengan beton Portland cement concrete
yaitu kurang lebih 5 %.

4.2 Karakterisasi Sifat Mekanik


4.2.1 Pengujian Kuat Lentur
Pengujian kuat lentur dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan polimer
terhadap pembebanan dan keelastisan suatu bahan. Dari pengujian kuat lentur
diperoleh hasil data seperti pada tablel 4.10, 4.11, dan 4.12.

Tabel 4.10 Pengujian Kuat Lentur dengan Resin Polyester20 gr

Lebar Tebal Beban


Flt
Sampel b d P
(Mpa)
(m) (m) (N)

A1 0,02 0,01 50,73 3,04

A2 0,02 0,01 67,13 4,03

A3 0,02 0,01 67,76 4,07

A4 0,02 0,01 72,92 4,38

A5 0,02 0,01 152,79 9,17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.11 Pengujian Kuat Lentur dengan Resin Polyester25 gr

Lebar Tebal Beban


Flt
Sampel b d P
(Mpa)
(m) (m) (N)

B1 0,02 0,01 71,91 4,31

B2 0,02 0,01 72,49 4,35

B3 0,02 0,01 81,59 4,90

B4 0,02 0,01 94,62 5,68

B5 0,02 0,01 191,57 11,49

Tabel 4.12 Pengujian Kuat Lentur dengan Resin Polyester30 gr

Lebar Tebal Beban


Flt
Sampel b d P
(Mpa)
(m) (m) (N)

C1 0,02 0,01 115,80 6,95

C2 0,02 0,01 123,36 7,40

C3 0,02 0,01 126,37 7,58

C4 0,02 0,01 197,06 11,82

C5 0,02 0,01 218,56 13,11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

12

10
Kuat Lentur (MPa)

8
Resin Polyester 20 gr
6
Resin Polyester 25 gr
Resin Polyester 30 gr
4

0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5

Komposisi (gr)

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara kuat lentur dengan komposisi


Dari gambar 4.4 dapat kita ketahui kuat lentur beton polimer berkisar (3,04-
13,11 MPa. Nilai kuat lentur optimum ada pada C5 komposisi (60:2:8) yaitu 13,11
MPa dan kuat lentur minimum pada A1 komposisi (60:20:0) yaitu 3,04. Dari grafik
dapat kita lihat bahwa semakin banyak penambahan resin maka semakin tinggi pula
kuat lenturnya. Penambahan serat pada beton juga mempengaruhi kuat lentur.
Semakin banyak serat yang ditambahkan maka semakin besar pula kuat lentur beton
polimer dengan binder polyester.
Nilai kuat tekan yang didapat pada jurnal pembuatan dan karakteristik beton
polimer dengan batu apung dan agregat pasir serta tepung ketan dengan perekat
Polyester adalah 5,8 MPa.

4.2.2 Pengujian Kuat Tekan


Dari pengujian kuat tekan diperoleh hasil data seperti pada tabel 4.13, 4.14,
dan 4.15.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.13 Pengujian Kuat Tekan dengan Resin Polyester20 gr

Lebar Tebal Luas Gaya


Kuat Tekan
Sampel b d A Maksimum
(Mpa)
(m) (m) (m2) (N)

A1 0,02 0,01 0,0002 729 3,64

A2 0,02 0,01 0,0002 1527 7,64

A3 0,02 0,01 0,0002 678 3.39

A4 0,02 0,01 0,0002 586 2,93

A5 0,02 0,01 0,0002 507 2,54

Tabel 4.14 Pengujian Kuat Tekan dengan Resin Polyester25 gr

Lebar Tebal Luas Gaya


Kuat Tekan
Sampel b d A Maksimum
(Mpa)
(m) (m) (m2) (N)

B1 0,02 0,01 0,0002 720 3.60

B2 0,02 0,01 0,0002 1920 9,57

B3 0,02 0,01 0,0002 946 4,73

B4 0,02 0,01 0,0002 816 4,08

B5 0,02 0,01 0,0002 545 2,72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.15 Pengujian Kuat Tekan dengan Resin Polyester30 gr

Lebar Tebal Luas Gaya


Kuat Tekan
Sampel b d A Maksimum
(Mpa)
(m) (m) (m2) (N)

C1 0,02 0,01 0,0002 1263 6,30

C2 0,02 0,01 0,0002 2185 10,92

C3 0,02 0,01 0,0002 2008 10,04

C4 0,02 0,01 0,0002 1970 9,85

C5 0,02 0,01 0,0002 1233 6,16

12

10

8
Kuat Lentur (MPa)

6 Resin Polyester 20 gr
Resin Polyester 25 gr
4
Resin Polyester 30 gr
2

0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5

Komposisi (gr)

Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kuat tekan dengan komposisi


Besarnya nilai kuat tekan pada beton polimer berkisar antar 2,54-10,92 MPa.
Dari gambar dapat terlihat bahwa penambahan jumlah resin pada beton polimer
dapat menaikkan nilai kuat tekan beton polimer. Nilai kuat tekan optimum ada pada
C2 komposisi (60:8:2) yaitu 10,92 MPa dan nilai kuat tekan terendah pada A6
(60:12:8) yaitu sebesar 2,54 MPa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan referensi (Yothin Ungkoon, 2007) nilai kuat tekan pada batako
ringan berpori sebesar 1,6 MPa. Nilai kuat tekan batako ringan structural berkisar
13,1 MPa (Corolyn Scherharn, 2008). Sedangkan menurut referensi (Satyarno, 2005)
aplikasi beton polimer berdasarkan kuat tekan adalah 0,35-7 MPa digunakan sebagai
dinding pemisah atau dinding isolasi, 7-17 MPa digunakan sebagai dinding pemikul
beban dan kuat tekan >17 MPa digunakan sebagai beton normal structural. Ternyata
dari kualifikasi tersebut dapat dinyatakan bahwa variasi 20 g, 25 g, dan 30 g resin
Polyester, pengaplikasian beton polimer termasuk dinding isolasi dan dinding
pemikul.

4.2.3 Pengujian Kuat Tarik


Pengujian kuat tarik dilakukan untuk mengetahui batas kuat tarik dari benda
uji terhadap tarikan dan sejauh manamaterial tersebut bertambah panjang. Dari
pengujian kuat tekan diperoleh hasil data seperti pada tabel 4.16, 4.17 dan 4.18.

Tabel 4.16 Pengujian Kuat Tarik dengan Resin Polyester20 gr

Lebar Tebal Luas Beban


Kuat Tarik
Sampel b d A P
(Mpa)
(m) (m) (m2) (N)

A1 0,02 0,01 0,0002 303,85 1,51

A2 0,02 0,01 0,0002 505,65 2,52

A3 0,02 0,01 0,0002 389,85 1,95

A4 0,02 0,01 0,0002 361,49 1,9

A5 0,02 0,01 0,0002 316,98 1,58

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.17 Pengujian Kuat Tarik dengan Resin Polyester25 gr

Lebar Tebal Luas Beban


Kuat Tarik
Sampel b d A P
(Mpa)
(m) (m) (m2) (N)

B1 0,02 0,01 0,0002 393,18 1,96

B2 0,02 0,01 0,0002 713,95 3,56

B3 0,02 0,01 0,0002 634,04 3,17

B4 0,02 0,01 0,0002 505,62 2,53

B5 0,02 0,01 0,0002 491,54 2,46

Tabel 4.18 Pengujian Kuat Tarik dengan Resin Polyester30 gr

Lebar Tebal Luas Beban


Kuat Tarik
Sampel b d A P
(Mpa)
(m) (m) (m2) (N)

C1 0,02 0,01 0,0002 450,75 2,25

C2 0,02 0,01 0,0002 825,82 4,13

C3 0,02 0,01 0,0002 801,70 4,00

C4 0,02 0,01 0,0002 606,68 3,03

C5 0,02 0,01 0,0002 599,40 2,99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4,5
4

Kuat Tarik (MPa) 3,5


3
2,5
Resin Polyester 20 gr
2
Resin Polyester 25 gr
1,5
Resin Polyester 30 gr
1
0,5
0
A1;B1;C1 A2;B2;C2 A3;B3;C3 A4;B4;C4 A5;B5;C5

Komposisi (gr)

Gambar 4.6 Grafik hubungan antara kuat tarik dengan komposisi


Dari gambar 4.6 terlihat bahwa nilai kuat tarik berkisar antara 1,51-4,13 MPa.
Nilai optimum kuat tarik terlihat pada C2 komposisi (60:8:2) yaitu sebesar 4,13 MPa
dan nilai minimum kuat tarik terlihat pada A1 komposisi (60:20:0) yaitu sebesar 1,51
MPa. Dari grafik juga dapat kita lihat bahwa penambahan resin Polyester dapat
menaikkan nilai kuat tarik pada beton polimer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.3 Analisis Mikrostruktur
Hasil analisis pengujian SEM-EDX beton polimer berbahan baku batu apung,
pasir, serat cangkang kulit kopi dan resin polyester sebagai perekat dengan suhu
90°C selama 30 menit di tunjukkan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 4.7 Uji SEM-EDX perbesaran 2000X


Uji SEM pada gambar diatas dilakukan pada beton polimer C2 komposisi
(60:8:2) dengan penambahan resin 30 gr. Terlihat warna putih pada gambar tersebut
adalah resin polyester yang menyelimuti campuran batu apung, pasir dan serat
cangkang kulit kopi sehingga dapat terlihat permukaan lebih merata dan ukuran
butiran beton polimer sangat memadat.
Berdasarkan pengamatan morfologi beton polimer menunjukkan bahwa
sampel beton polimer campuran pasir 60 gr, batu apung 8gr, serat cangkang kulit
kopi 2gr dengan penambahan resin polyester 30gr terlihat bahwa campuran tersebut
merata sehingga kekuatan mekanik pada komposisi tersebut maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


cps/eV

4 C O Al Si

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
keV

Spectrum: C2

El AN Series
unn. C norm. C Atom. C Error (1 Sigma) K fact. Z corr. A corr. F corr.
[wt.%] [wt.%] [at.%] [wt.%]
-------------------------------------------------------------------------------------
C 6 K-series 71.81 71.81 77.85 9.28 0.874 0.821 1.000 1.000
O 8 K-series 25.93 25.93 21.10 4.31 0.194 1.339 1.000 1.000
Si 14 K-series 1.95 1.95 0.90 0.14 0.007 2.724 1.000 1.005
Al 13 K-series 0.31 0.31 0.15 0.06 0.001 3.119 1.000 1.004
-------------------------------------------------------------------------------------
Total: 100.00 100.00 100.00

Gambar 4.8 Grafik uji SEM-EDX Perbesaran 500X

Tabel 4.19 Komposisi Unsur Menggunakan SEM-EDX


No Unsur Symbol % Massa % Atom
1 Karbon C 71,81 77,85
2 Oksigen O 25,93 21,10
3 Silikon Si 1,95 0,90
4 Alumunium Al 0,31 0.15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.9 Uji SEM-EDX Perbesaran 1500X

Uji SEM pada gambar diatas dilakukan untuk sampel beton polimer B3
komposisi (60:11:4) dengan penambahan resin 25 gr dapat dilihat bahwa distribusi
komposisi terlihat hampir merata dan hanya beberapa titik saja yang terlihat kurang
merata. Terlihat bahwa warna putih pada gambar menujukkan resin polyester yang
tampak menyelimuti campuran batu apung, pasir, serat cangkang kulit kopi.
Berdasarkan pengamatan morfologi beton polimer menunjukkan bahwa
sampel beton polimer campuran pasir 60 gr, batu apung 11gr, serat cangkang kulit
kopi 4gr dengan penambahan resin polyester 25gr terlihat bahwa campuran tersebut
kurang merata sehingga kekuatan mekanik pada komposisi tersebut kurang
maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


cps/eV
5

3
F Mg
C O Al Si

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
keV

Spectrum: B3

El AN Series
unn. C norm. C Atom. C Error (1 Sigma) K fact. Z corr. A corr. F corr.
[wt.%] [wt.%] [at.%] [wt.%]
-------------------------------------------------------------------------------------
C 6 K-series 57.69 57.69 66.97 7.92 0.818 0.706 1.000 1.000
O 8 K-series 28.91 28.91 25.20 4.60 0.256 1.131 1.000 1.000
Si 14 K-series 6.62 6.62 3.29 0.34 0.029 2.243 1.000 1.004
F 9 K-series 4.59 4.59 3.37 1.12 0.034 1.347 1.000 1.000
Al 13 K-series 1.35 1.35 0.70 0.11 0.005 2.569 1.000 1.006
Mg 12 K-series 0.83 0.83 0.48 0.09 0.003 2.412 1.000 1.004
-------------------------------------------------------------------------------------
Total: 100.00 100.00 100.00
Gambar 4.10 Grafik uji SEM-EDX perbesaran 500X

Tabel 4.20 Komposisi Unsur Menggunakan SEM-EDX


No Unsur Simbol % Massa % Atom
1 Karbon C 57,69 66,97
2 Oksigen O 28,91 28,91
3 Silicon Si 6,62 6,62
4 Fluorite F 4,59 4,59
5 Alumunium Al 1,35 0,70

6 Magnesium Mg 0,83 0,48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.11 Uji SEM-EDX perbesaran 1500X

Uji SEM pada gambar diatas dilakukan untuk sampel beton polimer A2
komposisi (60:18:2) dengan penambahan resin 20 gr. Dari hasil uji SEM pada
perbesaan 1500X dapat dilihat pada warna hitam yang cukup banyak merupakan
rongga-rongga yamg tedapat pada beton polimer akibat campuran batu apung, pasir,
serat cangkang kulit kopi, dan resin polyester tidak merata. Tetapi warna putih terang
menunjukkan bahwa resin polyester mengikat baik pada campuran sehingga
menutupi pori-pori meskipun permukaannya kurang merata.
Berdasarkan pengamatan morfologi beton polimer menunjukkan bahwa
sampel beton polimer campuran pasir 60 gr, batu apung 18gr, serat cangkang kulit
kopi 2gr dengan penambahan resin polyester 25gr terlihat bahwa campuran kurang
merata dan juga terlihat bahan baku telah berikatan sehingga pada komposisi tersebut
kurang optimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


cps/eV
2.2

2.0

1.8

1.6

1.4

1.2
C O Al Si

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
keV

Spectrum: A2

El AN Series
unn. C norm. C Atom. C Error (1 Sigma) K fact. Z corr. A corr. F corr.
[wt.%] [wt.%] [at.%] [wt.%]
-------------------------------------------------------------------------------------
C 6 K-series 73.82 73.82 79.61 9.45 0.892 0.828 1.000 1.000
O 8 K-series 23.87 23.87 19.32 4.01 0.176 1.353 1.000 1.000
Si 14 K-series 2.24 2.24 1.03 0.15 0.008 2.820 1.000 1.005
Al 13 K-series 0.07 0.07 0.03 0.04 0.000 3.229 1.000 1.004
-------------------------------------------------------------------------------------
Total: 100.00 100.00 100.00

Gambar 4.12 Grafik Uji SEM-EDX perbesaran 500X

Tabel 4.21 Komposisi Unsur Menggunakan SEM-EDX


No Unsur Symbol % Massa % Atom
1 Karbon C 73,82 79,61
2 Oksigen O 23,87 19,32
3 Silicon Si 2,24 1,03
4 Alumunium Al 0,07 0,03

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pemanfaatan serat
cangkang kulit kopi dalam pembuatan beton polimer dengan resin polyester
sebagai perekat, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Komposisi terbaik pada sifat fisis dari pengukuran beton polimer


yaitu, pada komposisi (60:10:0:30) menghasilkan densitas tertinggi
yaitu 1,67 gr/cm3, porositas terkecil sebesar 1,50 dan penyerapan
air terkecil yaitu 0,89 %. Sedangkan pada sifat mekanik komposisi
terbaik untuk kuat lentur yaitu (60:2:8:30) sebesar 13,11 MPa, kuat
tekan pada (60:8:2:30) sebesar 10,92 MPa, dan kuat tarik pada
(60:8:4:30) sebesar 4,13 MPa. Hasil penelitian ini telah memenuhi
standar sesuai dengan SNI 03-0691-1996 dimana batas maksimum
kandungan air adalah sebesar 10%.
2. Dengan penambahan serat cangkang kulit kopi, sifat fisis berupa
densitas semakin menurun, sehingga membuat beton polimer
menjadi lebih ringan, sedangkan pada porositas dan penyerapan
airsemakin meningkat. Pada sifat mekanik, semakin bertambahnya
serat cangkang kulit kopi, maka semakin besar kuat
lentur,sedangkan kuat tekan dan kuat tarik beton polimer akan
semakin menurun.
3. Dari hasil penelitian beton polimer ini dapat dinyatakan beton
polimer memenuhi kualifikasi beton mutu D dengan kuat tekan
rata-rata sebesar 10 MPa dan penyerapan air maksimal 10% yang
diaplikasikan untuk taman dan penggunaan lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.2 Saran
1. Untuk peneliti selajutnya sebaiknya mencari limbah-limbah yang terbengkalai
untuk digunakan sebagai pengisi pada beton polimer
2. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menambahkan beberapa pengujian lain
agar hasil dari penelitiannya semakin baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Amirudin, Nursyafril. 1982. Pedoman Konstruksi Beton. Edisi Pertama.


Departemen Pekerjaan Umum. 1989. Badan Penelitian dan Pengembangan PU.
Pedoman beton 1989.Jakarta .
Febriyatno, Hendy. 2011. Pemanfaatan Serat Bahan Padat Sebagai Agregat
Kasar Pada Pembuatan Beton Normal. Jurnal Universitas Gunadarma.
Gemert V. D., L. Czamecki, P. Lukowski and E. Knapen. 2004. Cemen Concrete and
Concrete-Polymer Composites. Katolik University Leuven, Belgium.
Hidayah, Arifah P. 2012. Pembuatan dan Karakterisasi Beton Polimer Dengan
Menggunakan Campuran Batu Apung dan Agregat Pasir Serta Tepung
Ketan dengan Perekat Poliester. Jurnal Universitas Sumatera Utara.
Holm, Thomas A. lightweight. 1994. Concrete and Agregates.
Ika Rezvani Aprita. 2016. Produksi Biopelet Dan Biobriket Dari Ampas
Seduhan Dan Cangkang Biji Kopi Dengan Dan Tanpa Pra Perlakuan
Bahan Pada Berbagai Komposisi Perekat. IPB.
Latif, Syafruddin.2009. Perencanaan dan Pencetakan Genteng Polimer.
Mantgen, Van dan de Does BV/Leiden. 1997. Ilmu Bangunan I. Cetakan ke Tiga.
Erlangga, Jakarta.
Moncrief R.W.1983. Struktur dan Sifat Serta-Serat. Jakarta.
Neville, A.M . 1981. Properties of Concrete. Edisi Ketiga. London.
Nugrahani Primary Putri, dkk. 2014. Sifat Mekanik Beton Polimer Epoksi dengan
Pengisi Partikel Nanokalsit-silika.
Nurmala, 2010. Analisis pengaruh orientasi serat ijuk dengan matriks polyester dan
Epoxy, Makassar,Vol. 10, No. 4.
Saragih, Deli Natalia. 2007. Pembuatan dan Karakterisasi Genteng Beton yang
Dibuat dari Pulp Serat Daun Nenas-Semen Portland Pozolan. Program Studi
Fisika. fakulats MIPA. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Satyarno Iman, 2005. Light Weight Styrofoam Concrete for Highter and More
Ductile Wall, Universitas Gajah Mada.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Scgerharn Corolyn, 2008. Producing Structural Light Concrete Block. American
Chemical Sociaty.
Ungkoon Yathin, 2007. Analysis Autaclaved Aerated Wall Constructin Material,
Thailand.
Yessi Rismayasari. 2012. Pembuatan Beton dengan Campuran Serat Plastik
dan Karakterisasinya.
Zul Efendi dan Linda Harta. 2014. Kandungan Nutrisi Hasil Fermentasi Kulit
Kopi (Studi Kasus Desa Air Meles Bawah Kecamatan Curup Timur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN A
PERALATAN DAN BAHAN

HOT PRESS AYAKAN 50 MESH

CETAKAN PLAT TIPIS

TIMBANGAN (NERACA DIGITAL) SPATULA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UTM ALUMUNIUM FOIL

BATU APUNG BATU APUNG HALUS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RESIN POLYESTER PASIR

Pengeringan cangkang kulit kopi serat cangkang kulit kopi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sampel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1. DENSITAS

Massa Volume Densitas


Sampel
(gr) (cm3) (gr/cm3)

A1 32,43 20 1,62

A2 30,79 20 1,54

A3 29,59 20 1,47

A4 25,63 20 1,28

A5 25,10 20 1,25
𝒎𝒎 𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟒𝟒𝟒𝟒 𝒈𝒈𝒈𝒈
𝛒𝛒 = = = 𝟏𝟏, 𝟔𝟔𝟔𝟔 𝒈𝒈𝒈𝒈/𝒄𝒄𝒄𝒄𝟑𝟑
𝑽𝑽 𝟐𝟐𝟐𝟐 𝒄𝒄𝒄𝒄𝟑𝟑

2. POROSITAS

Massa Basah Massa Kering Volume Porositas


Sampel
(gr) (gr) (cm3) (%)

A1 33,19 32,43 20 3,90

A2 31,65 30,79 20 4,30

A3 30,72 29,59 20 5,65

A4 27,23 25,63 20 8,00

A5 26,93 25,10 20 9,15

𝑴𝑴𝒃𝒃 − 𝑴𝑴𝒌𝒌 (𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟏𝟏𝟏𝟏 − 𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟒𝟒𝟒𝟒)𝒈𝒈𝒈𝒈


% 𝐏𝐏 = 𝐱𝐱 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏% = 𝒙𝒙 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏 % = 𝟑𝟑, 𝟗𝟗 %
𝝆𝝆𝒂𝒂𝒂𝒂𝒂𝒂 𝒙𝒙 𝑽𝑽𝒕𝒕 𝟏𝟏 𝒈𝒈𝒈𝒈/𝒄𝒄𝒄𝒄𝟑𝟑 𝒙𝒙 𝟐𝟐𝟐𝟐 𝒄𝒄𝒄𝒄𝟑𝟑

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. PENYERAPAN AIR

Massa Basah Massa Kering Penyerapan Air


Sampel
(gr) (gr) (%)

A1 33,19 32,43 2,34

A2 31,65 30,79 2,65

A3 30,72 29,59 3,83

A4 27,23 25,63 6,24

A5 26,93 25,10 7,30


𝑴𝑴𝒃𝒃 − 𝑴𝑴𝒌𝒌 (𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟏𝟏𝟏𝟏 − 𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟒𝟒𝟒𝟒)𝒈𝒈𝒈𝒈
% 𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏 𝐚𝐚𝐚𝐚𝐚𝐚 = 𝒙𝒙 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏% = 𝒙𝒙 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏 % = 𝟐𝟐, 𝟑𝟑𝟑𝟑 %
𝑴𝑴𝒌𝒌 𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟒𝟒𝟒𝟒 𝒈𝒈𝒈𝒈

4. KUAT LENTUR

Lebar Tebal Beban


Flt
Sampel b d P
(Mpa)
(m) (m) (N)

A1 0,02 0,01 50,73 3,04

A2 0,02 0,01 67,76 4,07

A3 0,02 0,01 152,79 9,17

A4 0,02 0,01 72,92 4,38

A5 0,02 0,01 67,13 4,03

𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑 𝟑𝟑 (𝟓𝟓𝟓𝟓, 𝟕𝟕𝟕𝟕 𝑵𝑵)(𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎 𝒎𝒎) 𝟏𝟏𝟏𝟏, 𝟏𝟏𝟏𝟏


𝐅𝐅𝐥𝐥𝐥𝐥 = = = 𝑷𝑷𝑷𝑷 = 𝟑𝟑, 𝟎𝟎𝟎𝟎 𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴
𝟐𝟐𝟐𝟐𝒅𝒅𝟐𝟐 𝟐𝟐 (𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎 𝒎𝒎)(𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎 𝒎𝒎)𝟐𝟐 𝟒𝟒𝟒𝟒𝟒𝟒𝟎𝟎−𝟔𝟔

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. KUAT TEKAN

Lebar Tebal Luas Gaya


Kuat Tekan
Sampel b d A Maksimum
(Mpa)
(m) (m) (m2) (N)

A1 0,02 0,01 0,0002 729 3,64

A2 0,02 0,01 0,0002 1527 7,64

A3 0,02 0,01 0,0002 678 3.39

A4 0,02 0,01 0,0002 586 2,93

A5 0,02 0,01 0,0002 507 2,54


𝑭𝑭𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎𝒎 𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕𝟕 𝑵𝑵
𝐏𝐏 = = = 𝟑𝟑, 𝟔𝟔𝟔𝟔 𝒙𝒙 𝟏𝟏𝟎𝟎𝟔𝟔 𝑷𝑷𝑷𝑷 = 𝟑𝟑, 𝟔𝟔𝟔𝟔 𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴
𝑨𝑨 𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 𝒎𝒎𝟐𝟐

6. KUAT TARIK

Lebar Tebal Luas Beban


Kuat Tarik
Sampel b d A P
(Mpa)
(m) (m) (m2) (N)

A1 0,02 0,01 0,0002 303,85 1,51

A2 0,02 0,01 0,0002 505,65 2,52

A3 0,02 0,01 0,0002 389,85 1,95

A4 0,02 0,01 0,0002 361,49 1,9

A5 0,02 0,01 0,0002 316,98 1,58


𝑭𝑭 𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑𝟑, 𝟖𝟖𝟖𝟖 𝑵𝑵
𝝈𝝈 = = = 𝟏𝟏, 𝟓𝟓𝟓𝟓 𝒙𝒙 𝟏𝟏𝟎𝟎𝟔𝟔 𝑷𝑷𝑷𝑷 = 𝟏𝟏, 𝟓𝟓𝟓𝟓 𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴𝑴
𝑨𝑨 𝟎𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎𝟎 𝒎𝒎𝟐𝟐

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN C

Pengujian Mikrostruktur (SEM-EDX)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai