Anda di halaman 1dari 5

Analisa

1. Status Blackwater
Blackwater merupakan badan yang tidak tergabung ke dalam pemerintahan, termasuk
badan keamanan nasional Amerika Serikat (Nasional Security Council), dengan kata
lain Blackwater adalah badan yang berdiri sendiri dan mandiri (private sector). Definisi
private military company adalah perusahaan yang menawarkan jasa khusus terkait
konflik dan perang, termasuk operasi pertarungan, perencanaan strategi, pengumpulan
intelijen, operasional dan dukungan logistik, pelatihan, dan proseduranl serta
perawatan.1 Atas dasar status Blackwater sebagai sektor swasta dan definisi yang telah
ada, beberapa faktor yang mempengaruhi tindakan PMC pun muncul. Pertama, sebagai
perusahaan yang menawarkan jasa, motivasi utama dari PMC itu sendiri adalah
keuntungan. Karenanya, keuntungan akan selalu menjadi prioritas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tugas yang harus mereka jalankan. Kedua, para pekerja dalam
PMC tidak berada dalam struktur yang sama seperti struktur dari militer kenegaraan,
yang dalam hal memiliki tingkat loyalitas yang sangat tinggi terhadap atasan, pasukan,
dan negaranya. Hal ini membuat tindakan mereka pun terlimitasi oleh perintah dan
tugas yang sudah diberikan. Ketiga, kurangnya pelatihan karena sebagai perusahaan
yang didasari dengan motif mencari keuntungan akan menekan harga serendah
mungkin. Kemudian, kuantitas pelatihan pun tidak sepadan dengan pelatihan militer
konvensional dengan tujuan menekan biaya operasional. Karenanya, kemampuan
bertarung serta mental setiap pekerjanya tidak sebanding dengan pasukan militer pada
umumnya.

Blackwater adalah salah satu PMC yang berada di Amerika Serikat. Dengan statusnya
sebagai PMC, Blackwater pun beroperasi dengan keuntungan sebagai basisnya. Atas
dasar ini, ketiga faktor yang telah disebutkan pun turut serta mempengaruhi tindakan
dari Blackwater dalam operasinya di Irak. Oleh karena itu, begitu banya pelanggaran
dilakukan oleh Blackwater. Sebagai contoh, pekerja Blackwater terbukti melakukan
pembunuhan terhadap 14 masyarakat sipil di Baghdad pada tahun 2007 dengan motif

1
“Private Military Company”, Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces,
https://www.files.ethz.ch/isn/17438/backgrounder_09_private-military-companies.pdf (diakses pada 12 Mei
2019)
perlindungan diri.2 Mengacu kepada contoh ini dan faktor analisa pun muncul. Pertama,
PMC sebagai perusahaan yang beroperasi berdasarkan keuntungan dapat membuat
kondisi yang dimana probabilitas penipuan lebih besar. Hal ini dibuktikan oleh divisi
KBR Halliburton yang membuat Amerika Serikat membayar 1,8 miliar dollar Amerika
untuk tetap bekerja di Irak karena dokumentasi dan bukti yang tidak memadai.3 Hal ini
pun turut terjadi saat Blackwater beroperasi di Iraq, begitu banyak manipulasi yang
dilakukan oleh Blackwater untuk menjustifikasi tindakan yang telah diambil, sehingga
membuat proses yang cukup lama untuk menginvestigasi Blackwater dan operasinya
dalam Iraq. Karena itu, operasi yang dilakukan pun membutuhkan waktu yang lebih
lama, karena tugas dan kewajiban Blackwater di Irak belum sepenuhnya terpenuhi.
Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat menjadi lebih
banyak, keuntungan yang didapatkan oleh Blackwater pun turut meningkat.

2. Struktur
Oleh karena statusnya sebagai aktor sektor swasta, ada dua kewajiban yang melekat
pada Blackwater, yaitu kewajiban untuk menyelesaikan tugas dan kewajiban untuk
loyal. Namun loyalitas yang melekat pada setiap individu yang bekerja di Blackwater
adalah loyalitas kepada perusahaan, bukan kepada negara. Oleh sebab itu, struktur yang
dimiliki oleh Blackwater pun berbeda dengan militer negara. Struktur yang pertama
adalah struktur Blackwater sebagai perusahaan dalam suatu tatanan negara dan
internasional. Dan yang kedua adalah struktur yang dimiliki dalam Blackwater, yaitu
chain of command.

Sebagai badan yang bergerak dalam sektor swasta, kontrak merupakan hal yang paling
kuat dalam mengikat hubungan antara pemerintah Amerika Serikat dengan Blackwater.
Berdasarkan kontrak yang dapat diperbaharui setiap tahunnya, Blacwater berkewajiban
untuk melindungi seluruh diplomat Amerika Serikat yang ada di segala penjuru dunia,

2
“Blackwater security guard convicted in 2007 Iraqi civilian massacre at third U.S. trial”, the Washington Post,
https://www.washingtonpost.com/local/legal-issues/blackwater-security-guard-convicted-in-2007-iraqi-
civilian-massacre-at-third-us-trial/2018/12/19/e8b3d8ac-fd5f-11e8-ad40-
cdfd0e0dd65a_story.html?noredirect=on&utm_term=.a4051c7c6aae (diakses pada 12 Mei 2019)
3
“Private Military Company”, Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces,
https://www.files.ethz.ch/isn/17438/backgrounder_09_private-military-companies.pdf (diakses pada 12 Mei
2019)
termasuk dalam Irak.4 Dari hal ini dapat dilihat bagaimana kontrak melimitasi tindakan
yang bisa diambil oleh Blackwater lewat tugas dan kewajiban yang tertera dalam
kontrak. Selain itu, kontrak pun turut serta membatasi dengan siapa Blackwater dapat
bekerja. Dengan keberadaan kontrak, Blackwater hanya bekerja kepada Amerika
Serikat dan melayani Amerika Serikat dalam operasinya di level internasional. Artinya,
dalam struktur pun Blackwater berada di bawah pemerintah Amerika Serikat.

Struktur yang kedua adalah struktur dalam perusahaan itu sendiri. Walaupun terikat
dengan kontrak dengan Amerika Serikat, interest yang dipenuhi tetap interest
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh posisi yang dimiliki pekerja Blackwater, mereka
tidak bekerja kepada pemerintah, melainkan bekerja kepada perusahaan. Chain of
command menjadi faktor yang penting pada konteks ini, karena International
Humanitarian Law (IHL) pun berlaku berdasarkan chain of command yang ada. 5
Sebuah PMC tidak memiliki struktur beserta chaind of command yang sama dengan
militer nasional, sehingga membuatnya kurang memahami dan mengikuti IHL.
Walaupun operasi dan tindakan PMC diawasi oleh negara sampai titik tertentu, efek
dari chain of command tetap terlimitasi.. Secara eksplisit, pasukan militer di Amerika
Serikat mengatakan bahwa PMC tidak terjebak dalam chain of command militer,
terutama yang berkaitan dengan perilaku dalam empat sudut kontrak warga sipil.
Sebagai contoh, petunjuk manual lapangan mengatakan bahwa hanya kontraktor yang
mampu untuk mengawasi pekerjanya secara penuh. Selain itu, menjaga kedisiplinan
pekerja adalah tanggung jawab dari manejemen struktur perusahaan kontraktor, bukan
militer, karenanya sudah sepatutnya pihak perusahaan pula yang bertanggung jawab
atas segala tindakan dan operasi yang dilakukan oleh para pekerjanya. Adapun,
pleatihan yang didapatkan dari para pekerja pun tidak mendapatkan pelatihan yang
diberikan kepada militer negara, termasuk pengetahuan dan tindakan yang dilandaskan
pada IHL itu sendiri. Jika tidak, maka probabilitas untuk melakukan pelanggaran
hukum perang dan kemanusiaan pun lebih besar.

4
Elise Labott, “Official: U.S. will not renew Iraq contract with Blackwater”, CNN,
http://edition.cnn.com/2009/WORLD/meast/01/30/us.blackwater.contract/ (diakses pada 12 Mei 2019)
5
Raymond Lu, Britta Redwood, and Jacqueline Van De Velde, “Inherently Governmental Functions and The
Role of Private Military Contractors”, Yale Law School,
https://www.ohchr.org/Documents/Issues/Mercenaries/WG/AllardKLowensteinIHRClinic.pdf (diakses pada 12
Mei 2019)
Oleh karena itu, tidak seperti militer negara dan agen pemerintah lainnya, para pekerja
PMC, termasuk Blackwater, tidak dilandaskan oleh IHL dalam beroperasi. Sehingga
muncul kemungkinan para pekerja tidak mau untuk bekerja sama dan berperilaku
seperti yang seharusnya. Dalam hal ini, dibutuhkan investigasi, bukti, finansial
tambahan, serta doktrinisasi yang kuat terkait hukum yang berlaku.

3. Agen
Menurut Structure-Agency Theory, agen berarti kapasitas suatu aktor secara sadar
untuk berusaha mencapai intensi yang dimiliki.6 Menggunakan definisi yang telah ada,
dapat dilihat secara jelas bahwa intensi utama dari Blackwater sebagai PMC adalah
keuntungan. Kontrak awal antara Blackwater dengan pemerintah Amerika serikat
adalah $125,000 pada tahun 2000, yang kemudian meningkat seiring perpanjangan
kontrak pada tahun 2005 hingga mencapai $6 miliar dollar, dan melebihi satu triliun
dollar pada tahun 2008.7 Hasil muncul dari keberhasilan Blackwater untuk membangun
tawaran dan memproyeksikan rencana mereka. Kejadian ini adalah contoh dari
kapasitas suatu aktor yang secara sadar berusaha untuk mencapai intentsi yang
diinginkan.

Melihat intensi mencari keuntungan sebagai motif utama dan Blackwater sebagai agen
menggunakan kapasitasnya untuk mencapai intensi tersebut, kontrak dapat menjadi alat
yang tepat untuk membingkai operasinya, termasuk operasi di Irak. Karena dalam
kontrak, tertera tugas dan kewajiban, bayaran yang akan diterima, serta konsekuensi
apabila Blackwater melanggar hal-hal yang tercantum di dalam kontrak. Namun
beberapa argument akan muncul, seperti, “kontrak yang sudah ada terbukti gagal dalam
menjaga kualitas operasi Blackwater”. Oleh karena itu, beberapa faktor diperlukan
untuk mengambil tempat dalam kontrak antara Blackwater sebagai PMC dan
Pemerintah Amerika Serikat. Pertama, mencantumkan hukum yang akan berlaku dan
menjadi basis dari operasi PMC. Kedua, ketentuan pekerja yang digunakan. Ketentuan

6
Burak BASKAN, “Structure and Agency: An Analysis of The Two Concepts in the Light of the Globalisation
Debate”, The University of Sheffield, 2012,
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35499252/Structure_and_Agency_-
_An_Analysis_of_the_Two_Concepts_in_the_Light_of_the_Globalisation_Debate.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAI
WOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1557667605&Signature=ozC8S5IIDEDBpk%2BsQ9E8YzRXq2Q%3D&response-
content-disposition=attachment%3B%20filename%3DStructure_and_Agency_An_Analysis_of_the.pdf (diakses
pada 12 Mei 2019)
7
Jeremy Scahill, “Blackwater-The Rise of The World’s Most Powerful Mercenary Army”, hlm. 102-103
dalam konteks ini adalah setiap pekerja Blackwater diharuskan untuk memenuhi
standar. Sebagai contoh, memahami mematuhi, dan berperilaku sesuai dengan hukum
internasional yang berlaku seperti IHL, code of conduct, dan law in armed conflict. Hal
ini ditujukan agar para pekerja mematuhi norma yang sudah lama terimplementasi
dalam nilai-nilai perang. Terlebih, kesenjangan hukum yang selama ini ada dapat terisi.
Selain itu, ketentuan lain yang signifikan adalah pelatihan yang memadai untuk para
pekerja, seperti pelatihan khusus, dengan tujuan menjaga kualitas dari operasi yang
akan dijalankan. Keempat, validasi setiap laporan yang diberikan kepada pihak
pemerintah dari setiap operasi dan pelatihan yang dijalankan oleh Blackwater. Hal ini
ditujukan untuk meminimalisir kekurangan laporan dan bukti yang valid dari pihak
PMC itu sendiri. Selain itu, supervisi yang berskala dan ketat dari pihak pemerintah
pun sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa segala tindakan yang diambil oleh
pihak kontraktor sejalan dengan tujuan dan nilai yang tertera dalam kontrak antara
kedua belah pihak.

Anda mungkin juga menyukai