Dokumen - Tips - Makalah Mekflu 577f7afb837de
Dokumen - Tips - Makalah Mekflu 577f7afb837de
PRESENTASI TAMBAHAN
MEKANIKA FLUIDA
(TMS 2227)
“Gaya Hidrostatis Pada Bidang Terendam”
Disusun oleh:
Diki Ramadan
1107114179
Puji syukur penulisucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dalam pembuatan makalah
Manajemen Energi yang berkaitan dengan “Gaya hidrostatis pada bidang
teredam”. ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun masih jauh dari
sempurna.
Dalam pembuatan makalah ini penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah menbantu. Penulis juga menghaturkan
terima kasih kepada Bapak Asral, ST,. M.Eng, selaku dosen pengampu.
Dalam makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, baik dalam proses
pembuatan maupun isi sehingga sangat besar harapan dari penulis untuk
mendapatkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis sendiri.
Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
gerak dan hukum kekentalan untuk fluida linear yang sekarang dinamakan fluida
Newton. Teori itu mula-mula didasarkan atas asumsi fluida ideal (sempurna) dan
tanpa gesekan, dan para matematikawan abab kedelapan belas seperti: Daniel
Bernoulli dan Leonhard Euler (Swiss), Clairaut dan D’Alembert (Perancis),
Joseph-Louis Lagrange (1736-1813), Pierre-Simon Laplace (1749-1827), dan
Gerstner (1756-1832), mengembangkan ilmu matematika untuk mekanika fluida
(Hidrodinamika), dan banyak menghasilkan penyelesaian-penyelesaian dari soal
soal aliran tanpa gesekan. Euler mengembangkan persamaan gerak diferensial dan
bentuk integralnya, yang sekarang disebut persamaan Bernoulli. D’Alembert
memakai persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda
yang terbenam di dalam fluida tanpa gesekan mempunyai seretan nol, sedangkan
Gerstner memakai persamaan Bernoulli untuk menganalisis gelombang
permukaan. Hasil-hasil ini merupakan hal yang berlebihan, karena asumsi fluida
sempurna dalam praktek hanya mempunyai penerapan yang sangat terbatas dan
kebanyakan aliran di bidang teknik sangat dipengaruhi oleh efek kekentalan. Para
ahli teknik mulai menolak teori yang sama sekali tidak realistik itu, dan mulai
mengembangkan hidraulika yang bertumpu pada ekperimen. Ahli-ahli eksperimen
seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut, Coulomb (1736-1806), Weber (1804-1891),
Francis (1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889), Frenchman
Poiseuille (1799-1869), Frenchman Darcy (1803-1858), Manning (1816-
1897),Bazin (1829-1917), dan Saxon Weisbach (1806-1871) banyak
menghasilkan data tentang beraneka ragam aliran seperti saluran terbuka,
hambatan kapal, aliran melalui pipa, gelombang, dan turbin. Pada akhir abad
kesembilan belas, hidraulika eksperimental dan hidrodinamika teoritis mulai
dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert (1842-1924)
mengembangkan hukum-hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919)
mengusulkan metode analisis dimensional, dan Osborne Reynolds (1842-1912)
memperkenalkan bilangan Reynolds tak berdimensi yang diambil dari namanya
sendiri. Sementara itu, sejak Navier(1785-1836) dan Stokes (1819-1903)
menambahkan suku-suku kental newton pada persamaan gerak dan dikenal
dengan persamaan Navier-Stokes, belum dapat digunakan untuk aliran
2
sembarang. Selanjutnya pada tahun 1904, setelah seorang insinyur Jerman,
Ludwig Prandtl (1875-1953), menerbitkan makalah yang barangkali paling
penting yang pernah ditulis orang di bidang mekanika fluida. Prandtl menunjukan
bahwa aliran fluida yang kekentalannya rendah, seperti aliran air atau aliran udara,
dapat dipilah menjadi suatu lapisan kental (lapisan batas) di dekat permukaan zat
padat dan antar muka, dan lapisan luar yang hampir encer yang memenuhi
persamaan Euler dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata merupakan salah satu
alat yang paling penting dalam analisis-analisis aliran modern, disamping teori
yang dikembangkan oleh Theodore von Karman (1881-1963) dan Sir Geofrey I.
Taylor (1886-1975).
3
BAB II
ISI
4
secara linier menurut kedalaman jika fluidanya tak mampu-mampat. Pada sebuah
permukaan datar, seperti dasar dari sebuah tangki yang terisi suatu cairan
(Gambar 2.1), besarnya gaya resultan FR = pA, dimana p adalah tekanan seragam
pada permukaan dasar dan A adalah luas dasar tangki. Untuk tangki terbuka
seperti yang ditunjukkan, p = γh. Perlu diperhatikan bahwa bila tekanan atmosfer
bekerja pada kedua belah sisi permukaan dasar tangki, seperti yang diilustrasikan,
maka gaya resultan pada dasar tersebut hanya disebaban oleh cairan didalam
tangki. Karena tekanan konstan dan terdistribusi seragam diseluruh permukaan
dasar, maka gaya resultan tersebut bekerja melalui pusat massa (centroid) dari
bidang tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1.
5
tersebut. Pada suatu kedalaman h gaya yang bekerja paa luas dA (luas differnsial
dari gambar 2.2) afalah dF = γhdA dan tegak lurus terhadap permukaan. Jadi,
besarnya gaya resultan dapat ditemukan dengan menjumlahkan gaya-gaya
differensial ini, yang meliputi seluruh permukaan bidang. Dalam bentuk
persamaan:
Di mana yc adalah koordinat-y dari pusat massa yang diukur dari sumbu-x yang
melalui 0. Jadi, persamaannya dapat dituliskan sebagai:
6
Gambar 2. 3 Sifat-sifat geometrik dari beberapa bentuk yang umum.
7
Contoh Soal
Sebuah pintu air bundar dengan diameter 4 m seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.4 terletak pada bidang miring dari sebuah bak penampung besar yang
berisi air (γ = 9,80 kN/m³). Pintu air tersebut dipasangkan pada sebuah poros
sepanjang diameter horizontalnya. Jika kedalaman air sampai ke poros adalah 10
m, tentukan (a) besar dan letak gaya resultan dari air yang bekerja pada pintu air
tersebut (b) momen yang harus diberikan pada poros untuk membuka pintu air
tersebut.
Dan karena jarak vertikal dari permukaan fluida ke pusat massa bidang
adalah 10 m, naka
FR = (9.80 x 103 N/m3) (10 m) (4π m2)
= 1230 x 103 N = 1.23 MN
Untuk menentukan titik (pusat tekanan) yang dilewati oleh FR yang
bekerja, kita menggunakan persamaan:
8
Untuk sistem koordinat yang ditunjukkan, xR = 0 karena bidang simetris,
dan pusat tekanan tekanan pasti berada disepanjang diameter A-A. Untuk
memperoleh yR dari gambar 2.3 kita dapatkan
Dan jarak (sepanjang pintu air) dibawah poros sampai kepusat tekanan
adalah:
YR – Yc = 0.0866 m
Kita dapat menyimpulkan dari analisis ini bahwa gaya pada pintu karena
air tersebut mempunyai besar 1.23 MN dan bekerja melalui sebuah titik
sepanjang diameter A-A pada jarak 0.0866 m (sepanjang pintu air)
dibawah poros. Gaya tersebut tegak lurus terhadap permukaan pintu air
seperti yang ditunjukkan.
(b) Momen yang dibutuhkan untuk membuka pintu air dapat diperoleh dengan
bantuan diagram benda bebas seperti gambar 2.4. pada gambar diagram ini
W adalah berat pintu air dan Ox dan Oy adalah gaya-gaya reaksi horizontal
dan vertikal pada poros pintu air. Sekarang kita dapat menjumlahkan
momen terhadap poros.
9
Untuk kasus khusus : Plat datar persegi panjang terendam.
Pertimbangkan dengan benar-benar tenggelamnya plat datar persegi panjang
tinggi (b) dan lebar (a) pada sudut u dari horizontal dan yang tepi atas adalah
horisontal dan pada jarak dari permukaan bebas (s) sepanjang bidang dari
Plat , seperti ditunjukkan pada Gambar 2.5. Gaya hidrostatik dihasilkan di atas
permukaan adalah sama dengan tekanan rata-rata, yang merupakan tekanan di titik
tengah dari permukaan kali luas permukaan A. Artinya:
Gaya yang terjadi pada jarak vertikal dari hp = yp Sin θ dari permukaan bebas
langsung di bawah pusat massa dari plat di mana,
10
Gambar 2. 7 Plat Horizontal
Distribusi tekanan pada permukaan horizontal terendam seragam, dan besarnya
adalah P = P0 + ρgh, di mana h adalah jarak dari permukaan dari permukaan
bebas. Oleh karena itu, gaya hidrostatik yang bekerja pada horizontal permukaan
persegi panjang adalah:
Contoh Soal
Sebuah mobil berat terjun ke danau selama kecelakaan dan mendarat di
bagian bawah danau di atas roda nya (Gbr. 2.8). Tinggi pintu 1,2 m dan lebar 1 m,
dan tepi atas pintu adalah 8 m di bawah permukaan bebas dari air. Tentukan gaya
hidrostatik pada pintu dan lokasi tekanan pusat, dan diskusikan jika pengemudi
bisa membuka pintu.
11
Penyelesaian
Sebuah mobil terendam di dalam air. Gaya hidrostatik di pintu
adalah untuk ditentukan, dan kemungkinan pengemudi membuka pintu adalah
untuk dinilai.
Asumsi
1. Permukaan dasar danau adalah horisontal.
2. Penumpang kabin baik-disegel sehingga tidak ada kebocoran air di dalam.
3. Pintu bisa diperkirakan sebagai plat persegi panjang vertikal.
4. Tekanan di penumpang kabin tetap pada nilai atmosfer karena tidak ada air
bocor di, dan dengan demikian tidak ada kompresi udara di dalam. Oleh karena
itu, tekanan atmosfer diabaikan dalam perhitungan karena bertindak di kedua
sisi pintu.
5. Bobot mobil lebih besar dari gaya apung yang bekerja padanya.
Analaisa
Diberikan densitas air danau 1000 kg/m3
Pusat tekanan langsung di bawah titik tengah pintu, dan jarak dari permukaan
danau ditentukan dari: P0 = 0
Diskusi
Seseorang yang kuat bisa mengangkat 100 kg, yang berat badannya 981 N
atau sekitar 1 kN. Juga, orang dapat menerapkan gaya pada titik terjauh dari
engsel (1 m jauh) untuk efek maksimum dan menghasilkan momen 1 kN · m.
Gaya hidrostatik resultan bertindak di bawah titik tengah pintu, dan dengan
demikian jarak 0,5 m dari engsel. Ini menghasilkan momen 50,6 kN · m, yaitu
sekitar 50 kali saat pengemudi mungkin dapat menghasilkan. Oleh karena itu,
12
tidak mungkin bagi pengemudi untuk membuka pintu mobil. Pengemudi bertaruh
terbaik adalah membiarkan air di (dengan menggulung jendela turun sedikit,
untuk misalnya) dan untuk menjaga kepala nya dekat dengan langit-langit. Sopir
harus dapat membuka pintu sesaat sebelum mobil diisi dengan air karena pada
saat itu tekanan di kedua sisi pintu yang hampir sama dan membuka pintu air
hampir semudah membukanya di udara.
13
maka garis-garis kerja gaya tersebut harusberpotongan pada sebuah titik yang
sama (cocurrent) dan sebidang. Jadi
Contoh Soal
Sebuah drainase dengan diameter 6 ft seperti yang ditunjukan pada Gambar
2.10a separuhnya terisi air dalam keadaan diam. Tentukan besarnya dan garis
kerja gaya resultan yang diberikan oleh air pada bagian lengkun BC sepanjang 1 ft
pada dinding saluran.
14
Gambar 2. 10 Contoh soal
Penyelesaian
Pertama-pertama kita mengisolasi volume yang dibatasi oleh bagian lengkung
BC, permukaan horizontal AB dan permukaan vertikal AC seperti yang ditunjukan
pada Gambar 2.10b. Volume tersebut mempunyai panjang 1 ft. Gaya-gaya yang
bekerja pada volume tersebut adalah gayaa horizontal, F1 yang bekerja pada
permukaan vertikal AC, berat W dari fluida yang terdapat dalam volume, dan
komponen-komponen horizontal dan vertikal dari gaya-gaya dinding saluran pada
fluida, masing-masing FH dan FV.
Besarnya F1 diperoleh dari persamaan:
Dan bekerja melalui pusat gravitasi dari massa fluida, yang menurut gambar
2.3 terletak 1,27 ft di sebelah kanan AC seperti yang ditunjukkan. Oleh karena itu,
untuk memenuhi kesetimbangan:
Gaya yang diberikan oleh air pada dinding saluran sama besarnya namun
berlawanan arah terhadap gaya-gaya FH dan FV yang ditunjukkan pada Gambar
15
2.10b, jadi, gaya resultan pada dinding saluran ditunjukan pada Gambar 2.10c.
Gaya ini bekerja melalui titik O dengan sudut yang ditunjukkan.
Suatu pemeriksaan pada hasil ini akan menunjukkan bahwa garis kerja dari
gaya resultan melewati pusat saluran. Hal ini bukanlah hasil yang mengherankan
karena setiap titik dipermukaan bidang lengkung dari saluran, gaya elemental
karena tekanan adalah tegak lurus terhadap permukaan dan pasti melalui pusat
saluran. Oleh karena itu resultan dari sistem gaya yang bersamaan (concurrent) ini
pasti juga melewati pusat bersama dari gaya-gaya elemntal yang membentuk
sistem tersebut.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam penulisan makalah ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dalam menentukan gaya resultan yang bekerja pada sebuah bidang
pengaruh dari tekanan atmosfer seringkali saling meniadakan (diabaikan).
2. Gaya resultan dari fluida statis pada permukaan sebuah bidang adalah
akibat dari distribusi tekanan hidrostatik pada permukaan tersebut.
3. Besarnya gaya resultan dari fluida sama dengan tekanan yang bekerja
pada pusat massa dari bidang dikalikan dengan total luas bidang.
4. Gaya resultan dari fluida tidak melewati pusat massa bidang, sedangkan
titik yang dilewati oleh gaya fluida resultan yang bekerja disebut sebagai
pusat tekanan.
5. Pembuatan diagram benda bebas dari volume fluida yang tepat dapat
digunakan untuk menentukan gaya fluida resultan yang bekerja pada
sebuah permukaan lengkung.
17
DAFTAR PUSTAKA
18