Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE

STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA MATERI


KELILING DAN LUAS DAERAH LINGKARAN TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII
NEGERI SMP 2 STABAT T.P 2015/2016

Nasrah1, Sri Zulhayana2, H.M. Amin Syafri3

Abstrak

Jenis penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah model pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD (Student Teams
Achievement Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Keliling dan Luas
Daerah Lingkaran di kelas VIII-D SMP Negeri 2 Stabat Tahun Pelajaran 2015/2016. Untuk
memperolah data dalam penelitian ini digunakan tes hasil belajar berbentuk soal uraian dan
lembar observasi. Penelitian ini juga menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk
membantu siswa memahami materi pembelajaran.
Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisisnya : (1) Tes
prestasi belajar I di siklus I diperoleh 22 orang (68,75 %) telah mencapai tingkat ketuntasan
belajar (yang mendapat nilai minimal 75) dan 10 orang (31,25 %) yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Ketercapain Indikator pembelajaran tercapai 80 % (2) Tes prestasi belajar II
di siklus II diperoleh 28 orang (87,5%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar (yang
mendapat nilai minimal 75) dan 4 orang (12,5%) yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Ketercapaian tujuan pembelajaran tercapai 100%. Maka terjadi peningkatan ketuntasan belajar
siswa dari siklus I dan siklus II sebesar 18,75 %. (3) hasil observasi pelaksanaan pembelajaran
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran Keliling dan Luas Lingkaran dengan menggunakan
model pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Stabat Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci : Kooperatif Tipe STAD, Lingkaran

This research is a classroom action research. The purpose of this study was to determine
whether the learning model cooperative learning STAD (Student Teams Achievement
Divisions) can improve student learning outcomes in the material Circumference and Area of
Circle in the Region VIII-D SMP Negeri 2 Stabat in the academic year 2015/2016. To obtain
the data in this study used the test results to learn about the shape of the description and
observation sheet. This study also used the Student Worksheet (LKS) to help students
understand the learning materials.
Once the data is collected and analyzed the obtained results of the analysis: (1) The test of
learning achievement in the first cycle I obtained 22 votes (68.75%) has reached a level of
mastery learning (who scored a minimum of 75) and 10 (31.25% ) who have not attained

1
Mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai
2
Dosen Pendidikan Matematika SKIP Budidaya Binjai
3
Dosen Pendidikan Matematika SKIP Budidaya Binjai
mastery learning. Ketercapain learning indicator reached 80% (2) Tests learning achievement II
in the second cycle was obtained 28 votes (87.5%) who have achieved a level of mastery
learning (who scored a minimum of 75) and 4 (12.5%) who have not yet reached mastery
learning. Achievement of learning objectives achieved 100%. Then an increase in students'
mastery of the first cycle and the second cycle of 18.75%. (3) the observation of the
implementation of learning shows that learning Perimeter and Area of a Circle using
cooperative learning learning model STAD (Student Teams Achievement Divisions) goes well.
Based on the results of data analysis can be concluded that the use of cooperative learning
learning model STAD (Student Teams Achievement Divisions) effectively used to improve
students' mathematics learning outcomes Class VIII SMP Negeri 2 Stabat in academic year
2015/2016.
Keywords: Type STAD Cooperative, Circles
1. PENDAHULUAN mempengaruhi hasil belajar siswa.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan Sehingga siswa dalam memahami dan
teknologi (IPTEK) yang sangat pesat saat menguasai materi masih kurang dan nilai
ini tidak terlepas dari perkembangan dan yang diperoleh siswa cenderung rendah.
kemajuan ilmu pengetahuan alam. Sejalan Berdasarkan hasil observasi awal
dengan hal tersebut matematika mempunyai peneliti dengan melakukan tes awal tentang
peranan yang sangat penting, karena materi lingkaran terhadap siswa SMP
matematika merupakan ilmu dasar untuk Negeri 2 Stabat diperoleh informasi masih
menumbuh kembangkan teknologi. Hal ini banyak siswa mengalami kesulitan
disebabkan matematika dapat melatih menyelesaikan soal-soal matematika pada
seseorang (siswa) berfikir logis, materi lingkaran, sebagian besar siswa tidak
bertanggung jawab, memiliki kepribadian kesulitan dalam menyelesaikan soal
yang baik, dan keterampilan menyelesaikan perhitungan keliling dan luas daerah
masalah dalam kehidupan sehari-hari. lingkaran.
Cornelius (dalam Abdurrahman) Untuk mengatasi hal tersebut, maka
mengemukakan alasan perlunya siswa seorang guru harus mampu memilih dan
belajar matematika: Lima alasan perlunya menentukan model pembelajaran yang
belajar matematika karena matematika sesuai dengan materi pelajaran dan
merupakan (1) sarana berpikir yang jelas kebutuhan belajar siswa. Salah satu
dan logis, (2) sarana untuk memecahkan solusinya adalah dengan menerapkan model
masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pembelajaran kooperatif. Ibrahim dalam
pola-pola hubungan dan generalisasi Ana menyatakan bahwa: Model
pengalaman, (4) sarana mengembangkan pembelajaran kooperatif merupakan model
kreatifitas, dan (5) sarana untuk pembelajaran yang di dalamnya
meningkatkan kesadaran terhadap mengkondisikan para siswa bekerja
perkembangan budaya. bersama-sama di dalam kelompok-
Namun pada kenyataanya hasil kelompok kecil untuk membantu satu sama
pembelajaran matematika masih lain dalam belajar. Pembelajaran kooperatif
memprihatinkan. sebagaimana diungkapkan didasarkan pada gagasan atau penilaian
oleh Soekisno :Hasil tes diagnostik yang bahwa siswa bekerja bersama-sama dalam
dilakukan Suryanto dan Somerset di 16 belajar dan bertanggung jawab terhadap
sekolah menengah beberapa provinsi di aktivitas belajar kelompok mereka seperti
Indonesia menginformasikan bahwa hasil terhadap diri mereka sendiri.
tes pada mata pelajaran matematika sangat Pembelajaran kooperatif memiliki
rendah. Hasil dari TIMSS-Third beberapa tipe dan dalam hal ini penulis
International Mathematics and Science tertarik meneliti model pembelajaran
Study menunjukkan Indonesia pada mata kooperatif tipe STAD.Dalam pembelajaran
pelajaran matematika berada di peringkat tipe STAD (Student Teams Achievment
34 dari 38 negara. Division) merupakan pendekatan
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif yang paling
matematika tentu dipengaruhi banyak sederhana. STAD mengacu kepada belajar
variabel. Namun secara garis besar variabel kelompok dimana siswa dibentuk dalam
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua beberapa kelompok. Seperti yang
bagian yaitu faktor eksternal dan faktor dikemukakan oleh Slavin dalam Trianto
internal. Faktor eksternal adalah bahan ajar, bahwa: Pada STAD siswa ditempatkan
strategi dan model pembelajaran, media dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang
pendidikan serta situasi lingkungan. Maka yang merupakan campuran menurut tingkat
berdasarkan hal tersebut penggunaan model prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru
pengajaran yang kurang tepat dapat menyajikan pelajaran dan kemudian siswa
bekerja dalam tim mereka memastikan
bahwa seluruh anggota tim telaj menguasai
pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa
diberikan tes tentang materi tersebut, pada
tes ini mereka tidak diperbolehkan saling
membantu.
Berdasarkan tinjauan tentang
pembelajaran koperatif tipe STAD
menunjukkan bahwa pembelajaran tipe
STAD adalah tipe pembelajaran yang
cukup sederhana sehingga dapat dijadikan
sebagai alternatif model pembelajaran Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian
dalam KTSP, hal ini karena kegiatan Tindakan Kelas
pembelajaran yang dilakukan masih dekat
kaitannya dengan pembelajaran yang biasa a. Tahap Perencanaan
dilakukan oleh siswa. Pada tahap perencanaan peneliti
Berkaitan dengan uraian di atas maka mengidentifikasi masalah-masalah yang
penulis berkeinginan untuk mengadakan dialami siswa dan mencari cara
penelitian dengan judul : Penerapan Model penyelesaiannya. Masalah yang dialami
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe siswa adalah kesulitan siswa dalam
STAD (Student Teams Achievement memahami konsep materi lingkaran. Pada
Divisions) pada Materi Keliling dan luas tahap ini peneliti berencana untuk
Daerah Lingkaran Terhadap Peningkatan melakukan tindakan berupa skenario
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri pembelajaran dengan model pembelajaran
2 Stabat Tahun Pelajaran 2015/2016. kooperatif tipe STAD. Peneliti juga
merencakan menggunakan LKS guna
2. METODE PENELITIAN mengatasi keterbatasan waktu dalam
Penelitian ini dilaksanakan di SMP melakukan bimbingan terhadap siswa
Negeri 2 Stabat yang terletak di Stabat secara keseluruhan. Peneliti membuat tes
kabupaten Langkat. Subjek dalam hasil belajar dan pedoman penilaian hasil
penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D belajar serta pedoman laporan observasi
SMP Negeri 2 Stabat yang berjumlah 32 siswa dalam setiap pembelajaran.
orang. Objek dalam penelitian ini adalah b. Tahap Tindakan
peningkatan hasil belajar siswa pada materi Tindakan dilaksanakan dalam dua kali
keliling dan luas lingkaran di kelas VIII pertemuan (4 x 40 menit). Tindakan yang
SMP Negeri 2 Stabat Tahun Pelajaran dilakukan dalam tahap ini terdiri atas
2015/2016. pendahuluan, inti, dan penutup. Tahap
Penelitian ini merupakan jenis pendahuluan berupa tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom mengkondisikan siswa agar siap untuk
Action Research). Prosedur penelitian ini mengikuti proses pembelajaran dengan
terdiri dari empat rangkaian kegiatan siklus menggunakan model pembelajaran
yang dilakukan dalam siklus berulang. kooperatif tipe STAD. Kegiatan inti berupa
Empat kegiatan utama yang ada pada setiap langkah-langkah pembelajaran kooperatif
siklus, yaitu : (a) perencanaan, (b) tindakan, tipe STAD berupa penyajian materi;
(c) pengamatan, dan (d) refleksi. mengorganisasi siswa; membimbing
kelompok kerja dan belajar; memberikan
penghargaan.
Kegiatan penutup terdiri atas menutup
pelajaran dengan memberikan penekanan
secara umum dan mengarahkan siswa Si
T=S x 100 %
membuat kesimpulan. maks

c. Tahap Pengamatan Keterangan :


Pengamatan dilakukan oleh observer T = Pencapaian Indikator
yang merupakan guru matematika, Si = Jumlah Skor siswa untuk butir soal ke-i
pengamatan dilakukan mulai dari awal Smaks = Jumlah Skor maksimum untuk butir
tindakan sampai berakhirnya pelaksanaan soal ke-i
tindakan. Guru kelas akan mengamati Dengan ketentuan :
tindakan peneliti selama mengajar dengan 0 % ≤ T < 75 %, indikator belum tuntas
menerapkan model pembelajaran kooperatif 75 % ≤ T ≤ 100%, indikator telah tuntas
tipe STAD. Selanjutnya secara keseluruhan
d. Tahap refleksi indikator dianggap tuntas apabila idealnya
Hasil yang akan didapat dari tahap masing-masing indikator mencapai 75 %.
tindakan dan pengamatan akan Untuk mengetahui ketercapaian
dikumpulkan dan kemudian dianalisis ketuntasan indikator digunakan rumus
untuk mendapatkan kesimpulan dari sebagai berikut :
N
tindakan yang dilakukan. Instrumen yang T = N i x 100
k
digunakan dalam pengumpulan data pada Keterangan :
penelitian ini yaitu tes dan observasi. T= Ketuntasan indikator
Teknik analisis data untuk hasil belajar Ni = Jumlah indikator yang sudah tuntas
yang diberikan dilakukan dengan Nk= Jumlah indikator keseluruhan
perhitungan sebagai berikut : Hasil observasi dianalisis secara
Untuk mengetahui daya serap perseorangan deskriptif dan proses pembelajaran
digunakan rumus : dikatakan efektif jika pelaksanaan
𝑋
PDS = 𝑌 x 100 % pembelajaran berjalan dengan baik dan jika
Keterangan : pembelajaran sudah efektif. Untuk mencari
PDS = Persentase Daya Serap rata-rata nilai dari aspek yang diamati
X = Skor yang diperoleh digunakan rumus :
Y = Skor maksimal N (Persentase nilai dominan)
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛
Dengan kriteria : = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 x 100 %
0 % < PDS < 75 %, belum tuntas
Dengan kriteria :
75 % ≤ PDS ≤ 100 %, telah tuntas
68 % - 100 % Baik
Selanjutnya persentase siswa yang 34 % - 67 % Cukup Baik
telah tuntas belajar secara klasikal dapat 0 % - 33 % Kurang baik
dirumuskan sebagai berikut :
𝑋 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
D = 𝑁 x 100 %
Pada tes belajar siklus I diperoleh dari
Keterangan : 32 siswa yang diberikan tes hasil belajar
D = Persentase kelas yang tuntas belajar terdapat 22 orang siswa (68,75 %) yang
X = Jumlah siswa yang tuntas belajar telah tuntas belajar dengan nilai ≥ 75,
N = Jumlah siswa sedangkan siswa yang belum tuntas belajar
Kriteria ketuntasan belajar secara terdapat 10 orang siswa (31,25 %) dengan
klasikal akan diperoleh jika didalam kelas nilai <75. Berarti belum memenuhi kriteria
tersebut terdapat 85 % yang telah mencapai ketuntasan secara klasikal (≥85%). Maka
75 %. dapat disimpulkan kelas tersebut belum
Persentase setiap indikator dapat dapat dikatakan tuntas belajar. Salah satu
dihitung dengan rumus : kriteria keberhasilan belajar dalam
penelitian ini adalah pencapaian indikator, 4. KESIMPULAN
ketercapaian indikator untuk 5 indikator Berdasarkan hasil penelitian,yang telah
yang ditetapkan telah tercapai 4 indikator diuraikan pada Bab IV, maka dapat
dan 1 indikator belum tercapai. keseluruhan disimpulkan bahwa :
hasil observasi aktivitas guru diperoleh nilai - terdapat peningkatan hasil belajar pada
dominan 3 dengan persentase sebesar 66,6 siklus I dengan siklus II sebesar 18,75
% yang tergolong cukup baik. Sedangkan %, pada siklus I ketuntasan belajar
Secara keseluruhan hasil observasi aktivitas sebesar 68,75 % dan pada siklus II
siswa diperoleh nilai 61 % yang tergolong sebesar 87,5 %, Ini berarti bahwa
cukup baik. ketuntasan belajar siswa secara
Pada tes belajar siklus II diperoleh dari klasikal tercapai lebih 85 %.
32 siswa yang diberikan tes hasil belajar - Ketercapaian indikator pembelajaran
terdapat 28 orang siswa (87,5 %) yang telah tercapai dengan baik. Hal ini dapat
tuntas belajar dengan nilai ≥ 75, sedangkan terlihat dari indikator yang ditentukan,
siswa yang belum tuntas belajar terdapat 4 dan semua indikator tersebut tercapai
orang siswa (12,5 %) dengan nilai <75. 100 %.
sehingga kriteria ketuntasan secara klasikal - Kegiatan proses belajar mengajar
(≥85%) sudah terpenuhi. Ketercapaian dilihat dari hasil observasi aktifitas
indikator pembelajaran untuk 5 indikator guru dan aktivitas siswa yang
yang ditetapkan telah tercapai seluruhnya. tergolong dalam kategori baik.
hasil observasi aktivitas guru diperoleh nilai - Berdasarkan indikator ketercapaian
dominan 4 dengan persentase 77 % yang hasil belajar siswa, maka model
tergolong baik. Dan secara keseluruhan pembelajaran Cooperatif Learning tipe
hasil observasi aktivitas siswa diperoleh STAD(Student Teams Achievment
nilai 72 % yang tergolong baik. Division)dapat meningkatkan hasil
Berdasarkan data yang telah belajar siswa pada materi Keliling dan
dipaparkansebelumnya, temuan yang cukup Luas Daerah Lingkaran di kelas VIII
menarik dari pembelajaran siklus I ke siklus SMP Negeri 2 Stabat Tahun Pelajaran
II adalah rata-rata nilai siswa meningkat 2015/2016.
18,75 % namun masih ada beberapa siswa
yang belum mencapai nilai KKM. Apabila DAFTAR PUSTAKA
dikomparasi dengan hasil observasi maka
penyebabnya bukan pada model Arikunto,Suharsimi.,2009, Dasar-dasar
pembelajaran dan lembar kerja yang Evaluasi Pendidikan, Rinneka
digunakan tetapi dari cara guru menjelaskan Cipta, Jakarta.
dan sistematika penyajian yang kurang jelas ------------------------.,2009, Prosedur
sehingga siswa kurang mampu Penelitian, Rinneka Cipta,
menyelesaikan permasalahan yang telah Jakarta.
diberikan, sehingga guru perlu memberikan Aunurrahman,(2011), Belajar dan
penjelasan dan membuat sistematika Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.
penyajian pembelajaran secara jelas. Armanto,D. 2011, Aspek Perubahan
Melihat hal tersebut tidak salah kiranya Pendidikan Dasar Melaksanakan
peneliti merekomendasikan agar cara Matematika Realistik (PMR),
pembelajaran yangdilakukan yaitu dengan (Medan : Makalah disajikan
memberikan model kooperatif tipe STAD dalam seminar sehari Departemen
dengan bantuan lembar kerja siswa (LKS) Agama, 5 November 2011.
serta guru dapat memberikan materi secara Buchari, M., 2000, Teknik-teknik Evaluasi
ringkas. Dalam Penelitian, Aksara Baru,
Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, 2009, Belajar dan
Pembelajaran, Rineka Cipta,
Jakarta.
Ibrahim, Nur M, dan Prima Retno W.,
2000, Pengajaran Berpusat
Kepada Siswa dan Pendekatan
Konstruktivis Dalam Pengajaran,
UNESA-UNIVERSITY PRESS,
Surabaya.
Rusman, Ana., 2008, Model Pembelajaran
Kooperatif,
Http://anrusmath.files.wordpress.c
om/2008/07/model-pembelajaran-
kooperatif .pdf. diakses tanggal :
20 Januari 2015
Sudjana, Nana., 2011, Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Suhadi., Penelitian Tindakan Kelas,
http://Suhadinet.Wordpress.com,
(diakses tanggal : 2 Maret 2015)
Sulis, Suttisna., 2015, Aku Ingin Menjadi
Ahli Matematika Kelas VIII SMP,
Kawan Pustaka, Jakarta.
Tampomas ,Husein., 2005, Matematika
Plus 2B,Yudhistira, Jakarta.
Trianto, 2011, Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif –Progresif,
Kencana Prenada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai