Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Farmasi Indonesia, November 2018, hal 109 - 114 Vol. 15 No.

2
ISSN: 1693-8615 EISSN : 2302-4291 Online : http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/farmasi-indonesia

Studi Inkompatibilitas Parenteral dan Penggunaan Antibiotika Pada


Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Surakarta
Study Incompatibility Parenteral And Use of Antibiotics In Inpatient
Patients At Surakarta Hospital
Avianti Eka Dewi Aditya Purwaingsih1 *, Lukito Mindi Cahyo1
1
Universitas Setia Budi Surakarta
email: avianti.ekaaa@gmail.com

ABSTRAK
Pencampuran sediaan intravena merupakan suatu proses pencampuran obat steril
dengan larutan intravena steril untuk menghasilkan suatu sediaan steril yang bertujuan untuk
penggunaan intravena. Ruang lingkup dari intravenous admixtures adalah pelarutan atau
rekonstitusi serbuk steril, penyiapan suntikan intravena sederhana, dan penyiapan suntikan
intravena kompleks. Penelitian indentifikasi dan evaluasi kejadian inkompatibilitas tahap
dispensing obat di rumah sakit bertujuan untuk mengetahui kejadian inkompatibilitas, mengetahui
pola peresepan sediaan intravena,mengetahui proses rekostitusi (dispensing) obat, mengetahui
pengaruh kemampuan farmasis pada kejadian inkompatibilitas, mengetahui hubungan
inkompatibilitas dengan outcome terapi, dan kejadian inkompatibilitas pada penggunaan
antibiotika.
Penelitian menggunakan studi eksperimen, yaitu memberikan mengetahui pengaruh
inkompatibilitas secara kuantitatif dan studi observasional untuk mengetahui kejadin
inkompatibilitas antibiotika. Sampel yang digunakan yaitu pasien rawat inap di Rumah sakit , tidak
termasuk pasien hemodialisa dan pasien persalinan. Pengambilan data dilakukan secara
retrospektif, untuk mendapatkan data kualitatif dan secara prospektif, untuk mendapatkan data
kuantitatif.
Hasil penelitian ini diperoleh penggunaan antibiotika terbesar adalah Ceftriaxone dengan
pelarut NaCL. Inkompatibilitas yang terjadi sebesar 19,5% meliputi inkompatibilitas kimia dan
Fisika. Penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan bermakna antara penggunaan
antibiotika dengan kejadian inkompatibilitas.

Kata kunci : antibiotika, injeksi, inkompatibilitas

ABSTRACT
Intravenous admixtures is a process of admixtures sterile drugs with sterile intravenous
solutions to produce a sterile preparation aimed at intravenous use. The scope of intravenous
admixtures is to dissolve or reconstitute sterile powders, prepare simple intravenous injections,
and prepare complex intravenous injections. Identification and evaluation of incompatibility events
in the drug dispensing stage in the hospital aims to determine incompatibility events, know the
prescription patterns of intravenous preparations, know the process of drug dispensing, determine
the effect of pharmacist ability on incompatibility events, find out the incompatibility with outcome
therapy, and incidence of incompatibility on antibiotic use. This research needs to be done
because incompatibility is a high risk problem in a hospital.
The study used experimental studies, namely to provide an understanding of the effect
of quantitative incompatibility and observational studies to determine the incidence of antibiotic
incompatibility. The samples used were inpatients in the hospital, excluding hemodialysis patients
and labor patients. Data retrieval is done retrospectively, to obtain qualitative data and
prospectively, to obtain quantitative data.
The results of this study obtained the greatest antibiotic use was Ceftriaxone with NaCl
solvents. Incompatibility occurring at 19.5% includes chemical and physics incompatibility. This
study concluded that there was no significant relationship between the use of antibiotics and the
incidence of incompatibility.
Key word : antibiotics, injection, incompatibility
Avianti Eka Dewi Aditya P, Lukito Mindi Cahyo J. Farmasi Indonesia~110

PENDAHULUAN dicampurakannya satu macam obat


atau kombinasi obat kedalam pelarut.
Pada saat ini pemberian obat pada
Obat dapat meyebabkan iritasi atau
pasien rawat inap dirumah sakit
toksisitas jika diberikan dengan cara
sebagian besar melalui sediaan
yang tidak sesuai (terlalu cepat /rapid
intravena. Tujuan pelaksanaan
infusion) dan cara pencampuran yang
pencampuran sediaan parenteral
salah (tidak menggunakan teknik
adalah untuk menyediakan dan
dispensing atau terdapat
menjaga kadar obat tetap dalam darah
inkompatibilitas seperti terjadi
melalui pemberian obat secara kontinu
precipitation atau obat terlalu pekat).
dengan kecepatan yang lambat dan
Potensial kejadian inkomatibilitas di
terkontrol (Depkes RI, 2009).
sebuah rumah sakit termasuk kategori
Pencampuran larutan obat parenteral
”high risk”, Insiden inkompatibilitas di
biasanya dapat terjadi dalam berbagai
rumah sakit terjadi karena administrasi
bentuk, yaitu pencampuran dua atau
eror pada pelaksanaan dispensing
lebih obat dalam wadah yang sama atau
sediaan steril. Kejadian inkompatibilitas
pada Y-site dimana dua atau lebih jalur
inibiasa terjadi pada aspek farmasetika
intravena bertemu (Murney, 2008).
berkaitan dengan kurangnya informasi
Laporan Health and medical
mengenai inkompatibilitas baik obat
division (HMD) dari National Academies
dengan obat, obat dengan pelarut, dan
of Science, engineering, and medicine,
obat dengan bahan pengemas
Amerika serikat menyoroti bahwa
(Kurniawan, 2013).
44.000 sampai 98.0000 pasien
Hasil penelitian sebelumnya
meninggal setiap tahun akibat
diperoleh 114 kombinasi pada
kesalahan medis, sebagian besar
peresepan, didapatkan hasil 25,43%
kesalahan medis tersebut berhubungan
compatible dan 2,94% inkompatible
dengan pengobatan (Thomas dkk,
(Nagaraju, 2015). Pada penelitian
2000). Pencampuran sediaan
mengenai inkompatibilitas obat dengan
parenteral memiliki beberapa
wadah yang berhubungan dengan
kekurangan, salah satunya adalah
proses penyimpanan terjadi
kemungkinan terjadinya inkompatibilitas
inkompatibilitas perubahan fisik serbuk
obat, yang dapat mengganggu stabilitas
menjadi basah, yaitu sebesar 71,43-
dan atau efektivitas obat yang
85,71% (Kurniawan, 2013).
dicampurkan (Royal College of Nursing,
Inkompatbilitas ini berhubungan dengan
2010). Pencampuran dua atau lebih
stabilitas obat atau produk setelah
sediaan parenteral ini dapat
dilakukan rekonstitusi, yaitu dimana
mengakibatkan terjadinya
produk mengalami degradasi yang
inkompatibilitas obat.
dapat menyebabkan efek berbahaya
Pencampuran obat intravena
pada pasien (Bharate, 2010; Baririan,
menggunakan teknik aseptik dispensing
2003). Hasil penelitian yang dilakukan
menggunakan pelarut NaCl 0,9% atau
di Rumah sakit Bethesda dan PKU
dextrosa 5% (D5W), yaitu
111~Vol. 15 No. 2 Studi Inkompatibilitas Parenteral dan Penggunaan Antibiotika

Muhammadiyah pada tahun 2015 Pengambilan data secara retrospektif


didapatkan hasil inkompatibilitas ditujukan untuk mengetahui kejadian
sebesar 79,19 %, terdiri dari inkompatibilitas dan pola peresepan
inkompatibilitas kombinasi obat-obat, antibiotika sediaan intravena serta
obat infuse, dan sediaan mixture. hubungan dengan outcome terapi.
Potensi kejadian inkompatibilitas pada Pengambilan data secara prospektif
waktu bersamaan sebesar 8,51%- dilakukan dilaboratorium untuk uji
10,24%, dan pada kombinasi obat dan kuantitatif (Inkompatibilitas Kimia dan
cairan elektrolit sebsar 2,14%-11,72%, Fisika). Pengambilan secara prospektif
sedangkan sediaan mixture sebesar ditujukan untuk mengetahui bagaimana
18,87%-19,23%. Bentuk bentuk inkompatibilitas terhadap efek
inkompatibilitas yang terjadi berupa terapinya. Subjek penelitian dengan
endapan, kehilangan zat aktif, adsorbs kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
obat pada bahan pengemas, dan inklusi yaitu 1)Pasien yang di rawat di
terbentuknya kabut (Ayundaputri, 2016; ruang perawatan, 2) Pasien yang
Salamah, 2016). menerima Antibiotika sediaan Intravena.
Penelitian oleh Al-Gareeb, 2010 Sedangkan Kriteria eksklusi meliputi: 1)
meyimpulkan bahwa penggunaan Pasien yang tidak menerima
metronidaxzole tidak disarankan atau antibiotika, 2) Pasien yang menerima
dihindarkan dengan antibiotik kemoterapi, Hemodialisa, dan ICU, 3)
betalaktam, dimana akan terjadi reaksi Pasien yang menerima antibiotika
fisika (inkompatibilitas fisika). Penelitian hanya secara peroral dan topical, 4)
lain menjelaskan bahwa proses Pasien di rawat dengan tujuan
rekonstitusi dan pencampuran obat persalinan.
intravena atau nutrisi parenteral Hasil dari pengumpulan data yang
membutuhkan suatu pengawasan dari diperoleh selanjutnya dilakukan
seorang farmasis (Lucida, 2014). Dilihat pengolahan data dan analisis dengan
dari latar belakang tersebut perlu cara: 1) Analisis deskriptif untuk pola
dilakukan penelitan mengenai evaluasi peresepan antibiotika sediaan intravena
dan identifikasi inkompatibilitas pada yang diperoleh pasien disajikan dalam
dispensing sediaan steril di Rumah Sakit bentuk tabel dan presentase, 2) Analisa
METODE PENELITIAN deskriptif mengenai kejadian inkompati-
Rancangan penelitian ini bilitas dari peresepan, 3)Analisa
experimental dan observasional. deskriptif mengenai bentuk inkompa-
Penelitian eksperimental untuk melihat tibilitas Fisika dan Kimia. Inkompatibi-
secara kuantitatif efek obat dengan litas Fisika meliputi perubahan warna,
inkompatiblitas. Metode penelitian timbulnya endapan atau kekeruhan,
menggunakan pendekatan kualitatif timbulnya gas, dan perubahan pH.
cross sectional dengan pengambilan Sedangkan Inkompatibilitas Kimia
data dilakukan secara retrospektif pada meliputi perubahan struktur atau reaksi
pasien yang dirawat di Rumah Sakit. kimia sehingga jumlah zat aktif
Pengambilan Data selama 2 bulan, berkurang dan terbentuk senyawa
periode Februari 2018-Maret 2018. toksik, 4) Analisis hubungan inkom-
Avianti Eka Dewi Aditya P, Lukito Mindi Cahyo J. Farmasi Indonesia~112

patibilitas terhadap outcome terapi pekat pada larutan yang inkompatibel


menggunakan statistik software SPSS dengan antibiotika. Selain dilakukan
(Chi-square dengan α = 0,05), dan 5) percobaan inkompatibilitas pada
Analisis uji kuantitatif terhadap pencampuran juga dilakukan dengan
absorben obat menggunakan statistik pemeriksaan spektrofotometri dengan
software SPSS (Chi-square dengan α = pencarian panjang gelombang dengan
0,05). range 200-400 nm, dan dapatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN panjang gelombang maksimal adalah
Data yang didapatkan pada pasien 207,4 nm. Pada percobaan ini dilakukan
rawat inap di Rumah Sakit Dr. Moewardi dengan pelarut water for injection (WFI),
Surakarta yang sesuai dengan kriteria Normal Saline (NaCl 0,9%), dan Ringer
inklusi sebanyak 257 pasien. Laktat. Hasil spektrofotometri
Penggunaan antibiotika ceftriaxone menunjukkan kejadian inkompatibilitas
sebesar 40,5% merupakan antibiotika dengan larutan akan menurunkan data
yang paling banyak digunakan pada absorbansi yang di dapatkan.
pasien rawat inap di Rumah Sakit Dr. Pencampuran intravena
Moewardi. Pada urutan kedua adalah (intravenous admixtures) merupakan
antibiotika Cefoperazone Sulbactam suatu proses pencampuran obat steril
sebesar 13,6%, dan urutan ketiga dengan larutan intravena steril untuk
adalah Levofloksasin sebesar 13,2%. menghasilkan suatu sediaan steril yang
Pemberian obat secara intravena bertujuan untuk penggunaan intravena.
membutuhkan pelarut agar dapat Bila terjadi ketidaktepatan dalam
dimasukkan ke dalam tubuh. Sedian pencampuran intravena, baik dari segi
Antibiotika pada umumnya adalah prosedur aseptis, teknik pencampuran,
ediaan powder injeksi, yang dalam pelarutan, dan penyimpanannya dapat
aplikasinya ke tubuh harus dilarutkan menyebabkan pengendapan obat yang
dengan pelarut yang sesuai. Dari data beresiko menimbulkan penyumbatan
yang di dapatkan hasil pelarut yang pada alat injeksi dan membahayakan
digunakan berturut-turut dalah pelarut pasien. Proses rekonstitusi sediaan
Normal saline (NaCl 0,9%) sebesar antibiotika yang tidak sesuai Good
47,1% dan Air untuk Injeksi (Water for Preparation Practices (GPP) dapat
Injection) sebesar 22,2 %. Dari data memicu ketidak efektifan terapi, bila
penggunaan obat dan pelarut di berlangsung terus menerus dan masih
dapatkan hasil inkompatibilitas antara dapat menjadi salah satu pemicu
pelarut dan obat sebanyak 19,5%. Data terjadinya resistensi bakteri terhadap
percobaan pencampuran antibiotika dan antibiotika tertentu.
pelarut yang dilakukan di laboratorium Pencampuran obat di rumah sakit
sebagai data kuantitatif hanya dilakukan dilakukan di ruang pencampuran obat di
pada antibiotika golongan sefalosporin. tiap bangsal yang diawasi oleh apoteker
Didapatkan hasil inkompatibilitas fisika penanggungjawab bangsal tersebut.
berupa larutan menjadi keruh, Dari hasil pengambilan data maka
sedangkan inkompatibilitas didapatkan antibiotika yang sering digunakan
hasil terjadi perubahan warna lebih adalah ceftriaxone. Ceftriaxone
113~Vol. 15 No. 2 Studi Inkompatibilitas Parenteral dan Penggunaan Antibiotika

merupakan golongan sefalosporin antara inkompatibilitas dengan outcome


generasi 3 yang memiliki spektrum terapi tidak dapat teramati karena
aktivittas yang luas sehingga menjadi semua data yang di ambil dinyatakan
pilihan dalam peresepan. Faktor sembuh. Sedangkan jika
ketidakstabilan di dalam air menghubungkan antara hubungan
menyebabkan sediaan injeksi antibiotika dengan inkompatibilitas
antibiotika turunan β-laktam seperti didapatkan hasil tidak ada hubungan
golongan sefalosporin dan meropenem yang bermakna antara penggunaan
tersedia dalam bentuk serbuk yang antibiotika dengan kejadian
harus direkonstitusi dengan pelarut inkompatibilitas. Hal ini dilihat dari nilai p
yang sesuai segera sebelum digunakan. sebesar 0,000 yang kurang dari 0,005,
Pelarut yang digunakan pada sehingga dapat disimpulkan tidak ada
pencampuran ini adalah normal saline, hubungan yang bermakna.
WFI, dan Ringer laktat. Literature yang KESIMPULAN
ada didapatkan bahwa ceftriaxone Dari hasil analisis dapat
compatible dengan cairan pelarut disimpulkan bahwa: 1) Antibiotika yang
normal salin dan WFI, sedangkan sering digunakan di Rumah Sakit adalah
dengan ringer laktat tidak kompatibel. ceftriaxone sebesar 40,5 %,
Pencampuran obat dengan larutan Cefoperazone Sulbactam (13,6%), dan
yang tidak kompatibel akan Levofloksasin (13,2%), 2) Pelarut yang
menimbulkan suatu inkompatibilitas digunakan pada umumnya adalah NaCl
dalam bentuk inkompatibilitas fisika dan (%0, WFI (%), Ringer Laktat (%), dan
kima. Ceftriazone yang dilarutkan Dextrosa 5% (%), 3) Inkompatibilitas
dengan NaCl dan WFI akan yang terjadi sebanyak 19,5%, 4)
menghasilkan larutan jernih warna Inkompatibilitas yang terjadi adalah
kuning, sedangkan ketika dicampurkan inkompatibilitas fisika (keruh) dan
dengan RL akan membentuk suatu inkompatibilitas kimia (perubahan warna
larutan keruh dan perubahan warna. dan penurunan absorbansi), 5)
Dari pemerikasaan menggunakan Hubungan antara inkompatibilitas
spektrofotometeri berpengaruh pada dengan Outcome terapi tidak dapat
serapan absorbansi menggunakan diamati karena semua pasien yang
pelarut yang berbeda. Pelarut diambil dinyatakan kondisi sembuh, 6)
kompatibel yaitu WFI dan NaCl Hubungan antara penggunaan
didapatkan absorbansi sebesar 3,9-4,4, antibiotika dengan inkompatibilitas
sedangkan dengan pelarut ringer laktat dinyatakan tidak ada hubungan yang
di dapatkan absorbansi 2,3. Penurunan bermakna (p < 0.005).
nilai absorbansi ini akan mempengaruhi
UCAPAN TERIMAKASIH
penyerapan yang mempengaruhi
Kami ucapkan terimakasih kepada
efektifitas dari ceftriaxone.
Universitas Setia Budi Surakarta,
Dari data yang diperoleh dari 104
Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta,
penggunaan ceftriaxone, 20%
dan beberapa pihak yang tidak bisa
diantaranya menunjukkan
kami sebutkan satu persatu
inkompatibilitas. Tetapi hubungan
Avianti Eka Dewi Aditya P, Lukito Mindi Cahyo J. Farmasi Indonesia~114

DAFTAR PUSTAKA Sediaan Rekonsitusi Parenteral


Ayundaputri M., Kurniawati, Rr. F., dan Pencampuran Sediaan
Rahmawati, F., 2016, Potensi Intravena pada Tiga Rumah Sakit
Inkompatibilitas pada Pemberian Pemerintah di Sumatera Barat,
Obat Melalui Intravena pada Prociding Seminar Nasinal dan
Pasien Intensive Care Unit (ICU) Workshop “Perkembangan Terkini
di Rumah Sakit Bethesda Sains Farmasi dan Klinik IV: 172-
Yogyakarta. Thesis. Universitas 180
Gajah Mada, Yogyakarta. Murney, P., 2008, To Mix or Not To Mix
Baririan, N., Chanteux, H., Viaene,E., et – Compatibilities of Parenteral
al., 2003, Stability and Drug Solutions, Australian
compatibility study of cefepime in Prescriber, 31(4), 98.
comparison with ceftazidime for Nagaraju, A., Deepak, A. S., Aruna, C.,
potential administration by Swathi, K., Reddy, K. P., Devi, S.
continuous infusion under K. &Purushothaman, M., 2015,
conditions pertinent to ambulatory Assesment of Intravenous
treatment of cystic fibrosis patients Admixtures Incompatibilities &
and to administration in intensive The Incidence of Intravenous Drug
care units, Journal of Antimicrobial Administration Errors, World
Chemotherapy, 51: 651-658 Journal of Pharmacy and
Bharate, S.S., Bharate, S.B., Bajaj, A.N., Pharmaceutical Sciences, 4(08),
2010, Interactions and 1227-1237.
incompatibilities of pharmaceutical Royal College of Nursing, 2010,
excipients with active Standards for Infusion Therapy,
pharmaceutical ingredients: a 3rd Ed., 2, Royal College of
comprehensive review, J. Nursing, London.
Excipients and Food Chem, 1
(3):3-26 Salamah, U., A., Kurniawati, Rr. F.,
Rahmawati, F., 2016, Potensi
Depkes RI, 2009, Pedoman Inkompatibilitas Pada Pemberian
Pencampuran Obat Suntik dan Obat Intravena Pada Pasien
Penanganan Sediaan Sitostatika, Intensive Care Unit (ICU) di
4-5, Depkes RI, Jakarta. Rumah Sakit PKU
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Muhammadiyah Yogyakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2015. Thesis. Universitas
Republik Indonesia Nomor Gajah Mada, Yogyakarta.
2406/Menkes/Per/XII/2011. Thomas, E.J., Studdert, D.M.,
Jakarta. Newhouse, J.P., Zbar, B.I.,
Kurniawan, B.R., 2013., Stabilitas Howard, K.M., Williams, E.J. dan
Resep Racikan yang Berpotensi Brennan, T.A., 2000, Cost of
Mengalami Inkompatibilitas Medical Injuries in Utah and
Farmasetika yang Disimpan pada Colorado, Inquiry, 36, 255-264 cit.
Wadahu Tertutup Baik., Jurnal Kohn, L.T, Corrigan, J.M. dan
Ilmiah Mahasiswa Universitas Donaldson, M.S., 1999, Summary
Surabaya., 2 (2) : 1-16 of To Err is Human: Building a
Safer Health System, 1, National
Lucida, H., Armal, K., Harefa,, et al., Academy Press, Washington,
2014. Kajian Kompatibilitas D.C.

Anda mungkin juga menyukai