Anda di halaman 1dari 2

Pasien pada awal pemakaian gigi tiruan lengkap sering terjadi banyak keluhan.

Keluhan
yang sering diungkapkan meliputi faktor penampilan, fungsi, kenyamanan, bicara, psikologis,
dan keluhan lainnya. Hambatan bicara seringkali dilaporkan setelah penggunaan gigi tiruan
lengkap dan hambatan ini terjadi ketika mengucapkan huruf konsonan, terutama suara huruf /s/.
Hambatan bicara ini dapat menetap pada pasien dalam rentang beberapa tahun.

Huruf /s/ dapat digolongkan menjadi huruf linguodental dan linguopalatal (huruf
alveolar) karena dihasilkan dengan seimbang pada saat dua posisi lidah yang berbeda . Huruf /s/
akan terucap ketika ujung lidah menyentuh alveolus di daerah rugae dengan jarak kecil di antara
lidah dan alveolus. Suara seperti siulan akan tercipta ketika jarak yang tercipta terlalu kecil,
sedangkan huruf /s/ akan terdengar /sh/, seperti suara orang yang pelat jika jarak yang tercipta
terlalu besar.

Kehilangan gigi dan struktur pendukungnya mengubah mekanisme artikulasi utama dan
menghasilkan efek yang terlihat pada pola bicara.Perubahan yang terjadi pada artikulasi utama
pada fungsi bicara adalah perubahan lingkungan yang akan mendapatkan respon dari tubuh
manusia untuk melakukan adaptasi.

Pendekatan pada faktor fonasi dalam pembuatan gigi tiruan menghasilkan kompensasi
yang berat pada lidah untuk beradaptasi dengan perubahan bicara yang terjadi. Adaptasi bicara
pada pengguna gigi tiruan lengkap normalnya terjadi antara dua minggu sampai empat minggu
setelah insersi.

Adaptasi bicara bagi kebanyakan pengguna gigi tiruan lengkap akan terjadi dalam jangka
waktu pemakaian satu bulan, beberapa pasien lain baru bisa terjadi adaptasi bicara kurang lebih
setelah enam bulan pemakaian, dan ada pasien yang setelah satu tahun pemakaian masih belum
bisa beradapatasi dengan gigi tiruannya.

Hambatan bicara yang terjadi pada pengguna gigi tiruan lengkap saat pertama
menggunakan gigi tiruannya dikarenakan adanya perbedaan kebiasaan penempatan posisi lidah
dengan malam (wax) pada saat tahap percobaan dibandingkan posisi lidah dengan gigi tiruan
yang sudah jadi. Hambatan bicara pasien umumnya dapat diperbaiki dengan adaptasi.

Sebagaimana sabda Rosululloh SAW, yang artinya: “Hiasilah Al-Qur’an dengan


suaramu.” (HR: Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan,
yang artinya: “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR:
Bukhari dan Muslim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan
bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai
keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan
suara di luar kemampuannya.

Tajwid secara bahasa adalah mashdar dari jawwada-yujawwidu, yang artinya


membaguskan. Sedangkan secara istilah, Imam Ibnul Jazari menjelaskan:

‫اإلتيان بالقراءة مجودة باأللفاظ بريئة من الرداءة في النطق ومعناه انتهاء الغاية في التصحيح وبلوغ النهاية في‬
‫التحسين‬

“tajwid adalah membaca dengan membaguskan pelafalannya, yang terhindar


dari keburukan pelafalan dan keburukan maknanya, serta membaca dengan
maksimal tingkat kebenarannya dan kebagusannya” (An Nasyr fil Qira’at Al
‘Asyr, 1/210).

Beliau juga menjelaskan hakekat dari ilmu tajwid,

‫ ورد الحرف إلى‬، ‫ وهو إعطاء الحروف حقوقها وترتيبها مراتبها‬، ‫ وزينة القراءة‬، ‫فالتجويد هو حلية التالوة‬
‫ وكمال هيئته ; من غير‬، ‫ وإلحاقه بنظيره وتصحيح لفظه وتلطيف النطق به على حال صيغته‬، ‫مخرجه وأصله‬
‫إسراف وال تعسف وال إفراط وال تكلف‬

“maka tajwid itu merupakan penghias bacaan, yaitu dengan memberikan hak-
hak, urutan dan tingkatan yang benar kepada setiap huruf, dan mengembalikan
setiap huruf pada tempat keluarnya dan pada asalnya, dan menyesuaikan
huruf-huruf tersebut pada setiap keadaannya, dan membenarkan lafadznya dan
memperindah pelafalannya pada setiap konteks, menyempurnakan bentuknya.
tanpa berlebihan, dan tanpa meremehkan” (An Nasyr fil Qira’at Al ‘Asyr, 1/212).

Anda mungkin juga menyukai