Makalah Biologi
Makalah Biologi
OLEH:
NAMA : LIANTRI BABANG
KELAS : XI IPS 3
PEMBAHASAN
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya
C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan
yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa
organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke
dalam tubuh,
Proses sistem pernapasan hewan mamalia secara umum sama persis dengan sistem respirasi dari
manusia. Hewan yang termasuk dalam hewan mamalia merupakan hewan yang berkembang biak
dengan cara melahirkan dan menyusui anaknya seperti misalnya kucing, anjing, sapi, dan lain-
lain.
Secara umum, proses pernapasan hewan mamalia ini sama persis dengan manusia,
dimana melalui rongga hidung, faring, trakea, bronkus, hingga paru-paru.
Pada waktu hewan mamalia menarik nafas, maka secara otomatis otot diafragma akan
berkontraksi. Nah, karena otot diafragma berkontraksi, maka otot-otot tulang rusuk juga akan
berkontraksi sehingga rongga dada mengembang.
Mengembangnya rongga dada akan membuat tekanan dalam rongga dada akan menjadi
berkurang, sehingga udara yang dihirup melalui hidung akan masuk ke dalam paru-paru dan
membuat paru-paru mengembang. Proses ini dinamakan dengan fase inspirasi pernapasan dada.
Selanjutnya terjadi suatu proses yang dinamakan fase ekspirasi pernapasan dada yang
ditandai oleh pelepasan udara melalui hidung. Proses ini disebabkan oleh melemasnya otot
diafragma dan otot tulang rusuk dan juga dibantu oleh kontaksi dari otot perut.
Melemasnya otot diafragma membuat otot diafragma ini akan melengkung keatas,
sedangkan tulang rusuk akan menurun yang mengakibatkan rongga dada mengecil dan
tekanannya naik. Meningkatnya tekanan rongga dada ini akan membuat udara akan keluar dari
paru-paru melalui sistem pernapasan.
Secara umum, cara hewan aves ini melakukan sistem respirasi dapat dibedakan ketika
hewan ini sedang terbang dan juga ketika sedang tidak terbang.
Pada saat hewan aves sedang terbang, maka proses pengambilan oksigen melalui hidung
tentu saja akan terhambat karena selama terbang, terjadi kontraksi pada otot dada yang
menyebabkan udara akan sulit masuk ke dalam paru-paru.
Oleh karena alasan diataslah, pada waktu terbang, hewan aves ini memanfaatkan
cadangan udara yang terdapat pada pundi-pundi udara dan udara ini dapat masuk ke paru-paru.
Setelah udara masuk ke paru-paru, maka akan terjadi proses pertukaran gas. Kemudian
oksigen akan diikat oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk proses oksidasi dan
melepas karbondioksida dalam darah melalui hidung.
Pundi-pundi udara dapat diisi oleh udara kembali pada saat aves hinggap di suatu tempat
atau terbang melayang tanpa mengepakkan sayapnya.
Inspirasi – Pertama-tama, otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka rongga dada akan
mengembang. Hal ini menyebabkan udara dapat memasuki paru-paru. Sebagian dari udara akan
diteruskan melalui pundi-pundi udara.
Ekspirasi – Proses ini ditandai dengan melemasnya rongga dada, sehingga hal ini akan
membuat tekanan pada paru-paru akan meningkat sehingga udara akan keluar dari paru-paru
menuju sistem pernafasan.
Secara umum, sebenarnya proses respirasi dari hewan reptil ketika melakukan fase
inspirasi dan ekspirasi sungguhlah identik dengan proses pernapasan yang terjadi pada hewan
mamalia.
Saat fase inspirasi, tulang rusuk akan terangkat dan merenggang sehingga volume rongga
dada pun pastinya akan semakin besar. Membesarnya volume rongga dada ini akan membuat
udara luar masuk ke paru-paru.
Saat fase ekspirasi, tulang rusuk akan melemas dan melakukan relaksasi sehingga volume
rongga dada pun pastinya akan semakin kecil. Hal ini akan membuat udara yang berada di paru-
paru keluar menuju saluran pernapasan.
Khusus hewan reptil yang juga dapat hidup di air semisal buaya, maka akan terdapat
katup pada lubang hidung, batang tenggorok, dan kerongkongan mereka sehingga ketika buaya
menyelam ke dalam air, air tersebut tidak dapat memasuki saluran pernapasan ataupun sistem
pencernaan buaya.
Pada kura-kura, proses pernapasan yang dilakukan oleh paru-paru akan dibantu oleh
semacam lapisan kulit tipis, dengan banyak kapiler darah disekitar kloaka.
Ikan melakukan sistem pernapasan dengan membuka dan menutup mulutnya sembari
bergantian membuka dan menutup insangnya.
Pada waktu mulut ikan terbuka, air tentu saja akan masuk ke dalam rongga mulut ikan
dan pada waktu ini, biasanya ikan ini akan menutup. hal ini akan membuat oksigen yang terlarut
dalam air akan masuk secara difusi ke dalam pembuluh kapiler yang terdapat pada insang.
Pada waktu mulut ikan tertutup, maka insang akan membuka yang akan menyebabkan air
beserta karbondioksida keluar melalui lembaran-lembaran insang.
Fase inspirasi dari pernapasan ikan adalah pada saat air masuk melalui rongga mulut.
Pada awalnya celah mulut pada ikan menutup, namun dikarenakan penutup insang menyamping
dan celah belakangnya tertutup selaput, maka rongga mulut akan membesar. Keadaan ini akan
membuat tekanan dalam rongga mulut akan lebih kecil daripada tekanan di luar,sehingga rongga
mulut ikan akan terbuka dan air masuk ke dalam rongga mulut.
Fase ekspirasi dari pernapasan ikan adalah proses pengikatan oksigen dan air sekaligus
pelepasan karbondioksida. Nah, setelah rongga mulut ikan penuh terisi oleh air, celah mulut akan
tertutup dan insang akan terbuka. Kemudian karena insang akan terbuka maka air akan didorong
melewati lembaran insang sehingga terjadi pertukaran gas. Darah di dalam pembuluh kapiler
insang akan mengeluarkan karbondioksida dan mengikat oksigen dan air.
Pertama, perlu diketahui bahwa pada katak dewasa, terdapat 2 buah kantung berdinding
tipis dan juga elastis yang banyak mengandung kapiler darah dan kedua kantung paru-paru ini
biasanya saling berhubungan dengan bronkus.
Saat bernapas, terjadi proses penambahan udara ketika otot rahang bawah katak sedang
mengendur sedangkan otot yang dinamakan sterno hiodiesus mengalami kontraksi sehingga
udara dapat masuk ke rongga mulut.
Setelah melalui rongga mulut, maka udara akan masuk menuju paru-paru dan akan terjadi
proses pertukaran gas disana.
Pada saat fase ekspirasi, maka otot hiodiesus dan otot perut akan mengalami kontraksi
sehingga volume rongga perut mengecil dan udara pun dapat keluar dari paru-paru.
6. Pada Hrwan Insekta
Secara umum, sistem pernapasan pada serangga ini terbagi menjadi 3 fase, yaitu fase
inspirasi, fase pertukaran gas, dan fase ekspirasi.
Fase inspirasi ini biasanya memakan waktu seperempat deti, pada saat spirakel membuka.
Pada fase ini, otot pada kerangka luar suatu serangga akan mengendur dan tubuhnya
mengembang, sehingga udara luar dapat masuk melalui spirakel menuju trakeol sampai ke sel-
sel tubuh.
Di dalam trakeol akan terjadi proses perukaran gas dengan sel-sel tubuh, dimana oksigen
akan berdifusi dari spirakel ke sel-sel tubuh dan karbondioksida akan berdifusi dari sel-sel tubuh
ke spirakel.
Pada fase ekspirasi, otot kerangka luar pada serangga akan berkontraksi sehingga
karbondioksida akan menuju ke trakea dan akan keluar melalui spirakel.
7. Pada Hewan Cacing
Kulit cacing pada umumnya memiliki banyak kapiler darah dan juga kelenjar lendir yang
secara kontinu akan selalu menghasilkan lendir.
Lendir yang dihasilkan ini memiliki manfaat untuk menjaga kulit cacing agar tetap basah
sehingga oksigen akan mudah berdifusi melalui permukaan kulit cacing.
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh cacing melalui proses difusi ini akan berikatan
dengan hemoglobin di dalam plasma darah sehingga membentuk oksihemoglobin, yang
kemudian siap diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Zat sisa pembakaran yang berupa karbohidrat dan juga uap air kemudian akan keluar
melalui permukaan kulit cacing melalui proses difusi.
Hewan yang tergabung dalam kelompok hewan bersel satu ini belum memiliki organ
pernapasan di dalam tubuh mereka, sehingga proses respirasi hewan bersel satu ini
mengandalkankeluar masuknya udara melalui membran sel di kulit mereka.
Biasanya sistem pernapasannya mengandalkan keluar masuknya udara secara difusi,
dimana ketika hewan bersel satu bernapas, konsentrasi oksigen di dalam sel semakin berkurang,
sementara konsentrasi sisa metabolisme-nya yang berupa karbondioksida justru akan semakin
meningkat.
Hal tersebut tentu saja mengakibatkan terjadinya perbedaan kadar oksigen di dalam dan
juga di luar sel, dimana konsentrasi oksigen akan menjadi lebih tinggi di luar sle daripada di
dalam sel, dan hal inilah yang menyebabkan oksigen masuk ke dalam sel secara difusi.
Disisi lain, meningkatnya konsentrasi sisa metabolisme yang berupa karbondioksida di
dalam sel membuat kadar karbondioksida di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan
dengan di luar sel, sehingga karbondioksida akan berdifusi keluar sel.
BAB III
PENUTUP
Bernafas merupakan salah satu syarat pokok makhluk hidup untuk dapat melangsungkan
kehidupannya. Animal bernafas dengan mengambil atau menghirup oksigen dari udara dan
mengeluarkan karbon dioksida. Mekanisme dan organ respirasi animalia banyak ragamnya.
Organ respirasi pada vertebrata akuatik adalah insang ( branchia/ gills ) dan pada vertebrata
terestrial adalah paru-paru Respirasi pada hewan tingkat rendah seperti Amoeba dilakukan
dengan difusi melalui permukaan tubuhnya.