Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel dalam pengertian secara umum berasal dari bahasa yunani “Cella”
bermakna ruangan yang kosong. Kemudian untuk makna etimologinya sel
merupakan unit fungsional structural penyusun mahluk hidup. Untuk
tumbuhan sendiri merupkan organisme fotoautotrof yang berperan penting
dalam proses siklus kehidupan mahluk hidup dipermukaan bumi lainnya
sebagai produsen. Selain dari pada itu ia juga mempunyai kemampuan
hidrolisis terhadap molekul-molekul yang menimbulkan polusi atau juga
disebut polutan untuk mendegredasinya sehingga tidak membahayakan
mahluk sekitar.
Oleh karena dalam praktikum mengenai struktur sel tumbuhan ini,
diupayakan nantinya para praktikan dapat memahami dengan baik fungsional
dari berbagai macam organela-organela sel tumbuhan itu sendiri serta nantinya
dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki visualisasi
yang jelas terkait dengan hal itu.
Dan diharapkan dengan adanya laporan ini, penyusun dapat ikut andil
dalam melaksanakan UUD 1945 mengenai bagaimana caranya agar dapat
menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan bermartabat sehingga
nantinya tercipta kondisi negara yang aman, maju dan sejahtera.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana bentuk dari sel-sel tumbuhan?
C. Tujuan
Untuk dapat mengetahui bentuk dari sel-sel tumbuhan.

1
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup. Pada
makhluk hidup bersel tunggal segala fungsi kehidupan harus dilakukan oleh sel
itu sendiri, contohnya metabolisme zat yang menghasilkan energi untuk aktifitas
kehidupan, tumbuh dan berkembang biak, dan kemampuannya menganggai
berbagai keadaan di lingkungannya. Pada makhluk hidup bersel banyak, berbagai
fungsi kehidupan dilakukan oleh kelompok kelompok sel yang berbeda yang
membentuk suatu jaringan, organ atau membentuk suatu sistem.(Tim Dosen
Pembina, 2017:6)
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke
pada tahun 1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan
menggunakan mikroskop. Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang
menyusun gabus tersebut. Pada tahun 1831, Robert Brown mengatakan bahwa sel
merupakan satu ruangan kecil yang dibatasi oleh membran, yang di dalamnya
terdapat cairan (protoplasma). Protoplasma terdiri dari plasma sel atau sitoplasma
dan inti sel atau nukleus. Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau disebut
nukleoplasma. Beberapa tahun kemudian (1839) seorang ahli fisiologi Jerman,
Theodor Schwann, mengungkapkan bahwa semua organisme tersusun atas sel.
Kemudian muncul pertanyaan dari mana asal sel tersebut? Ahli fisika Jerman
Rudolf Virchow menyatakan bahwa sel berasal dari sel yang sebelumnya. Teori
“sel berasal dari sel” tersebut diperkuat oleh berbagai eksperimen ahli
mikrobiologi Prancis, Louis Pasteur, yang dilakukan antara tahun 1859-1861.
( Kimball, 1992)
Dalam jenjang organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup. Bahkan terdapat beraneka ragam bentuk kehidupan
yang hadir sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks,
termasuk tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler; tubuh organisme semacam
itu merupakan hasil kerja sama antara banyak jenis sel yang terspesialisasi yang
tidak dapat bertahan hidup dalam waktu lama secara sendirian. Akan tetapi,

2
bahkan ketika tersusun ke dalam tingkat organisasi yang lebih tinggi, misalnya
jaringan dan organ, sel merupakan unit dasar bagi struktur dan fungsi organisme.
Setiap tindakan organisme dimulai pada tingkat seluler. (Campbell, 2008:102)
Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap organism adalah salah satu dari
dua tipe sel yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik. Perbedaan utama antara sel
prokariotik dan sel eukariotik adalah sel prokariotik tidak memiliki membrane inti
sedangkan sel eukariotik memiliki membrane inti, yang membedakan antara sel
prokariotik dan sel eukariotik adalah lokasi DNA nya. Dalam sel eukariotik
sebagian besar DNA nya dalam organel yang disebut nucleus. yang dibatasi oleh
membrane ganda. Dalam sel prokariotik, DNA terkonsentrasi diwilayah yang
tidak terselubung oleh membrane yang disebut nukleoid. (Campbell, 2008:106-
107)
Sel hewan dan tumbuhan mempunyai perbedaan, namun tetap mempunyai
persamaan persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian
bagain selnya. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel
tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola dan kloroplas. Sedangkan sel hewan
mempunyai perbedaan dari sel tumbuhan selain tidak mempunyai dinding sel,
kloroplas, tidak lazim punya vakuola, juga sel hewan mempunyai lisosom,
sentrosom yang di dalamnya terdapat dua sentriol, serta kemungkinan adanya
flagella pada sel sel tertentu. Dalam hal adanya membran plasma, mitokondria,
retikulum endoplasma, aparat golgi, nukleus/inti sel pada sel hewan dan sel
tumbuhan mempunyai persamaan.(Tim Dosen Pembina, 2017:6)
Pada sel terdapat berbagai organel-organel sel yang memiliki fungsi
masing-masing diantaranya, Dinding sel merupakan penyusun sel tumbuhan yang
tersusun atas serat –serat selulosa, bersifat tebal dan kaku untuk membantu
mempertahankan bentuk sel dan melindungi sel dari kerusakan mekanis. Dinding
sel terdapat plasmodesmata yang berfungsi untuk hubungan dengan sel yang
disebelahnya. Kemudian vakuola, ia adalah suatu rongga yang berisi cairan yang
dikelilingin oleh selapis membrane yang disebut tonoplas. Vakuola berisi cairan
yang berupa larutan garam mineral,CO2, pigmen dan sisa metabolism yang lain.
Vakuola merupakan organela yang berfungsi untuk menimbun sisa-sisa

3
metabolisme dan untuk penguraian molekul-molekul sederhana (Berfungsi seperti
lisosom). Pada sel hewan terdapat vakuola yang sangat kecil atau justru tidak
terlihat.
Selanjutnya mitokondria, ia adalah organel yang memiliki struktur
kompleks yang berfungsi untuk membentuk energy yang disebut “the power
house”. mitokondria merupakan tempat berlangsungnya respirasi aerob pada
tingkat seluler dan mitondria memiliki enzi-enzim yang berperan untuk mengatur
daur krebs yaitu sitokrom. Adapun Kloroplas, ia adalah organel yang berperan
dalam fotosintesis karena adanya klorofil dan pigmen-pigmen fotosintetik. Selain
itu terdapat pula lisosom yang merupakan organel yang berperan dalam kegiatan
fagositik karena didalam lisosom banyak mengandung enzim pencerna hidrolitik
seperti protease, nuclease, lipase, fosfatase. Secara umum fungsi lisoso, berperan
dalam menguraikan molekul-molekul.
Selain itu terdapat pula membran sel yang merupakan bagian terluar dari
sel hewan yang membatasi isi sel dengan lingkungan. Organel ini berfungsi
sebagai selaput pelindung dan pengontrol yang bersifat semipermeable untuk
mengendalikan pertukaran xat antara sitoplasma dengan lingkungan sel. Membran
sel tersusun atas selaput lipoprotein ( lipida dan protein). Dan juga nucleus, ia
adalah organel terbesar yang berfungsi untuk mengendalikan seluruh kegiatan sel.
Sel eukariotik memiliki membrane inti / karioteka sementara sel prokariotik tidak
memiliki membrane inti/ karioteka.(Tim Piloting Jurusan Pend. Biologi FMIPA
UNY,2005)
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan
organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan,
seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan
jaringan pengangkut.
Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan ontogeninya, epidermis
berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm. Epidermis berfungsi sebagai
pelindung bagian dalam organ tumbuhan. (Struktur Sel Epidermis dan Stomata
Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Bioslogos. Vol. 1;1: 13)

4
Tebal epidermis merupakan salah satu pertahanan struktural yang terdapat
pada tumbuhan, bahkan sebelum patogen datang dan berkontak dengan tumbuhan.
Ketebalan dan kekuatan dinding bagian luar sel-sel epidermis merupakan faktor
penting dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan terhadap patogen tertentu.
(Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun Terhadap Serangan Jamur
(Mycosphaerellamusicola) Penyebab Penyakit Bercak Daun Sigatoka Pada
Sepuluh Kultivar Pisang. Jurnal HPT. Vol. 3;1 : 35)

5
BAB III
METODOLOGI

A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 23 September 2019
Waktu : 08:00 WITA-Selesei
Tempat : Laboratorium IPA SMA Muhammadiyah
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Silet
c. Kaca Benda
d. Kaca Penutup
e. Pipet Tetes
2. Bahan
a. Rambut Buah Ceiba pentandra
b. Empulur Manihot utilissima
c. Rambut Biji Gossypium sp.
d. Air
C. Cara Kerja
1. Rambut Buah Ceiba pentandra
a. Mengambil rambut buah Ceiba pentandra.
b. Meletakkannya di atas kaca benda yang sudah diberi air.
c. Menutup preparat tersebut dengan menggunakan kaca penututp.
d. Mengamati bagian-bagian sel yang ada.
2. Empulur Manihot utilissima
a. Mengiris empulur Manihot utilissimadengan tipis.
b. Meletakkannya di atas kaca benda yang sudah diberi air.
c. Menutup preparat tersebut dengan menggunakan kaca penututp.
d. Mengamati bagian-bagian sel yang ada.

6
3. Rambut Biji Gossypium sp.
1. Mengambil rambut biji Gossypium sp.
2. Meletakkannya di atas kaca benda yang sudah diberi air.
3. Menutup preparat tersebut dengan menggunakan kaca penututp.
4. Mengamati bagian-bagian sel yang ada.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
Gambar
No Gambar Pengamatan Gambar Litelatur Keterangan
Tangan
1. Ceiba
pentandra
a. Dinding Sel
b. Sitoplasma

a b
2. Manihot
utilissima
a. Dinding Sel
b. Sitoplasma
c. Ruang Sel

a b c
3. Gossypium sp.
a. Dinding Sel
b. Sitoplasma

a b

8
B. Analisis Prosedur
Hendaknya para praktikan sebelum melakukan praktikum, berkaitan
dengan apa saja praktikum yang akan di lakukan. Terlebih dahulu untuk
mempersiapkan secara lengkap dan memeriksa ulang kelengkapan alat serta
bahan yang akan digunakan dalam melakukan praktikum tersebut, karena hal
ini berpengaruh terhadap suksesi praktikum kedepannya.
Kemudian setelah merasa semua alat serta bahan yang akan digunakan
dalam praktikum telah siap, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
praktikum itu sendiri. Untuk praktikum mengenai pengamatan sel terhadap
objek Manihot utilissima, disini langkah awal yang akan dilakukan adalah
mengiris tipis secara melintang bagian dari batang muda singkong itu sendiri.
Selanjutnya bagian irisan batang singkong yang tipis situ di letakkan diatas
preparat dan ditutup menggunakan penututp kaca yang telah disiapkan dengan
terlebih dahulu memberikan perlakuan berupa penetesan air diatas preparat.
Barulah nantinya preparat tersebut kemudian dibawa ke atas meja mikroskop
untuk diamati bagian-bagian selnya.
Untuk prosedur berikutnya mengenai Ceiba pentandra dan Gossypium
sp. Perlakuannya hampir sama dari tahap di taruhnya bagian kecil keduanya di
atas preparat kemudian di tetesi air dan ditutup dengan menggunakan penutup
kaca. Setelah itu dilakukan pengamatan berkaitan dengan sel keduanya
menggunakan mikroskop. Yang menjadi perbedaannya dengan perlakuan
sebelumnya adalah bagian bunga kedua bunga ini berupa helai-helai tipis kecil
itulah yang diamati, jadinya hanya kita mengambil satu bagian helai yang ada
dari keduanya tanpa harus kita melakukan pengirisan seperti tanaman
singkong.
C. Analisis Hasil
Sel secara umum dapat kita gambarkan serta definisikan dari berbagai
macam pendapat para ahli, merupakan unit struktural, fungsional terkecil
penyusun dari mahluk hidup itu sendiri. Dimana dalam sel ini kita ketahui
bahwasannya terdapat berbagai macam jenis organela yang ada, semisal

9
nukleos, nucleolus, sitoplasma, membrane plasma, sentrosom, lisosom,
vakuola, badan golgi, mitokondria dan bagian-bagian sel lainnya. Untuk
fisiologisnya maka hal ini tergantung dari domainnya sendiri serta sistematika
penyusun dari sel itu sendiri. Dikarenakan antara organisme uniseluler serta
multiseluler kemudian domain eukaria serta prokaria memiliki perbedaan yang
fundemen pada fungsional organela kedua kategori sel ini. Semisal uniseluler
yang dia hanya sendiri melakukan segala aktifitas selnya seperti metabolism
zat, tumbuh dan berkembang serta masih banyak lagi.
Berbeda dengan organisme multiseluler yang dimana terdapat berbagai
macam organela serta kelompok-kelompok sel atau organela itu sendiri yang
membantu dalam proses-proses fungsional sel. Oleh karenanya maka untuk
tumbuh serta kembang dan proses metabolism zat dari sel ini tidaklah sulit di
bandingkan dengan yang lebih kompleks. Akan tetapi batas tumbuh serta
kembang antara kedua sel ini, biasanya untuk yang uniseluler relative lebih
lama dibandingkan dengan yang multiseluler.
Oleh karenanya setelah kita integrasikan dengan praktikum berkaitan
dengan sel ini, maka didapat beberapa hal yang dapat kita ketahui mengenai
sel itu sendiri. Diantaranya untuk objek pengamatan berupa tumbuhan
Manihot utilissima, Ceiba pentandra dan Gossypium sp. Yang dimana mereka
di kategorikan ke dalam sel yang mati dikarena tidak memiliki inti sel. Selain
untuk jenis organelanya tumbuhan singkong memiliki struktur yang lebih
kompleks dalam organelanya dibandingkan dengan kedua jenis sel tumbuhan
tersebut.
Akan tetapi hal ini merupakan sesuatu yang tatip atau bahkan jatuh ke
dalam ranah spekulatif observation, dikarenakan terdapat beberapa
kekurangan yang ada pada diri praktikan serta kurang optimalnya alat yang
digunakan. Kedua faktor ini biasanya sangt mempengaruhi dari variable bebas
serta variable tergayut dari suatu pengamatan, maka alangkah baiknya untuk
pengoptimalisasian dari alat yang ada serta lebih memperhatikan lagi kesiapan
materi yang ada pada para prkatikan.

10
Dan diantara jenis organela yang dapat diamati adalah dinding sel,
yang memiliki fungsi sebagai sistem proteksi serta membentuk dari bentuk
sel itu sendiri. Pada tumbuhan penyusun selnya tersusun atas serat –serat
selulosa, bersifat tebal dan kaku untuk membantu mempertahankan bentuk
sel dan melindungi sel dari kerusakan mekanis. Dan pada dinding sel terdapat
plasmodesmata yang berfungsi untuk hubungan dengan sel yang
disebelahnya.
Kemudian selanjutnya adalah ruang sel, ruang sel merupakan jarak
antara sel satu dengan sel yang lainnya, dimana hal ini juga dapat
mempengaruhi dari mobilitas sel itu sendiri. Oleh karena ruang sel nantinya
membentuk ruang antar sel maka hal ini merupakan sesuatu yang
berpengaruh pada sel itu sendiri. Dan antara uniseluler serta multiseluler
maka kerapatan ruang antar selnya jelas dimenangkan oleh organisme
multiseluler. Selanjutnya yang tidaklah lebih penting dari bagian organela sel
adalah sitoplasma yang berupa cairan kental, bening, dan lengket, berperan
dalam proses metabolism, sintetsis protein dan glikolisis sel.
Dan antara variable bebas, yang dimana ia merupakan bentuk
perlakuan yang kita gunakan dalam melakukan prakikum seperti cara kita
melakukan sayatan, pengambilan bagian-bagian dari Ceiba pentandra dan
Gossypium sp. Serta cara kita menggunakan mikroskop dan masih banyak
lagi perlakuan lainnya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi dari variabel
tergayut atau variabel menggantung yang merupakan dimana variabel ini
merupakan hasil dari variabel sebelumnya yaitu variabel bebas.
Oleh karenanya untuk mendapatkan sesuatu yang maksimal terlebih
lagi optimal, maka kedua hal tersebut perlu diperhatikan dengan baik. Agar
nantinya praktikum yang dilakukan serta optimalisasinya dapat berjalan
dengan baik dan sebagaimana yang diharapkan. Itulah diantara hal-hal yang
ditemukan dalam praktikum yang berkaitan dengan pengamatan organela-
organela sel Manihot utilissima, Ceiba pentandra dan Gossypium sp. Yang
mempengaruhi suksesi dari praktikum itu sendiri.

11
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sel merupakan unit fungsional, struktural terkecil penyusun mahluk
hidup. Dan diantara bentuk sel tumbuhan adalah ada yang berbentuk prisma,
silindris, pentagonal serta heksagonal. Kemudian organela-organelanya berupa
dinding sel, sitoplasma, nucleus dan mitokondria secara umum. Dimana
setelah terjadinya pembelahan mitosis maka organela-organelanya akan
menjadi lebih kompleks.
Akan tetapi dalam hal ini yang dapat kita amati dalam praktikum
tersebut, hanyalah bagian sitoplasma, berupa cairan lengket, bening dan kental
berfungsi dalam proses methabolisme sel seperti glikolisis, sintesis protein dan
lain sebagainya karena padanya terdapat zat-zat kimia. Kemudiandinding sel,
merupakan bagian penyusun inti pada sel karenya merupakan salah satu
diantara sistem proteksi yang dimiliki oleh tumbuhan dari zat-zat patogen
yang nantinya dapat merusak dari tumbuhan itu sendiri. Terakhir adalah ruang
antar sel, yang berguna sebagai fleksibelitas atau mobilitas dari sel itu sendiri.
Dan dalam sel itu kita dapat membedakan antara sel hidup dengan sel
mati, sel hidup adalah sel yang didalamnya terdapat inti sel atau nukleous
adapun sel yang mati adalah sel yang padanya tidak terdapat inti sel atau
nukleous itu sendiri. Hal ini merupakan perbedaan fundamental berdasarkan
basic organelanya, adapun jikalau ditinjau dari ke komplekannya jelas sel
yang hidup lebih kompleks dari sel yang mati.
B. Saran
Semuanya telah melakukan hal dengan baik, jadinya saya hanya
menyarankan terlebih kepada para Co. Ass untuk tidak bosen dalam
memberikan bimbingan kepada kami.

12

Anda mungkin juga menyukai