Anda di halaman 1dari 32

HUKUM PRANATA DAN PEMBANGUNAN

“KAJIAN KRITIS TERHADAP GSB MILIK PEMERINTAH”

OLEH :
DEWI AMALINA
NIM DBB 114 005

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2015
SOAL NOMOR 1
GLOBAL WARMING (PEMANASAN GLOBAL)
Penyebab utama pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara,
minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya seperti
CO, CH4, NOx, NO2 yang dikenal sebagai gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer, yang dikenal
dengan efek rumah kaca. Disisi lain hutan semakin gundul sehingga penyerapan karbondioksida
semakin sedikit. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi
insulator yang menahan lebih banyak panas dalam bentuk gelombang panjang yang dipancarkan
oleh Bumi. Mekanismenya dapat dilihat dalam Gambar 1, nomor 4 (dalam gambar) merupakan
panas yang ditahan dan dikembalikan oleh GRK ke permukaan bumi.

Gambar 1. Mekanisme kejadian Efek Rumah Kaca di alam

Para ilmuan telah membuat prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap perubahan
cuaca (climate change), tinggi permukaan air laut, pertanian, kehidupan hewan liar dan
kesehatan. Rata-rata temperatur permukaan Bumi sekitar 15°C (59°F). Selama seratus tahun
terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius (1 derajat
Fahrenheit). Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4-5,8 oC (2,5-10,4 oF)
pada tahun 2100. Kenaikan temperatur ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan
menghangatkan lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan
permukaannya sekitar 9-100 cm (4-40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat
menenggelamkan pulau-pulau. Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah
hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat kering, serta dibarengi dengan erosi
sehingga merusak tanah dan perairan akibat terjadinya sedimentasi, permukaan sungai dan danau
serta laut makin naik.
Pada saat ini, bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap
disebabkan aktifitas manusia. Pemanasan global atau meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut
dan daratan bumi telah semakin menunjukkan wujudnya. Musim kemarau yang semakin lama,
musim penghujan yang semakin pendek dengan intensitas tinggi, hingga suhu permukaan bumi
yang semakin meningkat. Sesuai laporan IPPC (2005) peningkatan shu dapat dilihat dalam
Gambar 2 berikut:

Gambar 2. Anomali suhu udara sejak tahun 1880 s/d 2004

Para ahli telah sepakat sebagai penyebabnya adalah makin meningkatnya gas rumah kaca di
atmosfir terutama CO2 , hasil pengamatan konsentrasi CO2 diatmosfir, seperti yang disajikan
dalam Gambar 3. Dalam Gambar 3 dapat dilihat konsentrasi CO2 terus meningkat sejak
pengamatan tahun 1973 sampai tahun 2004 di beberapa tempat di dunia
Gambar 3. Hasil pengukuran CO2 di atmosfir
Penghilangan pepohonan (pembalakan hutan) telah mengakibatkan berkurangnya kemampuan
penyerapan gas rumah kaca, serta meningkatkan pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer. Para
ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer
untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat
beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air
laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan. Seperti yang dilaporkan IPPC
(2005), kenaikan suhu udara sejalan dengan kenaikan permukaan air laut seperti yang disajikan
dalam Gambar 4. Dampak terparah perubahan iklim diperkirakan ribuan pulau (kecil) di dunia
termasuk di Indonesia akan tenggelam pada tahun 2070. Indonesia juga akan mengalami krisis
air, kekeringan, banjir, wabah penyakit, dan kekurangan pangan akibat meningkatnya suhu rata-
rata yang diprediksi akan mencapai 4,2 oC karena peningkatan emisi gas rumah kaca.
"Peningkatan emisi CO2 (2 x lipat) juga akan berdampak pada meningkatnya kasus malaria,
yakni 20 persen. Sedangkan demam berdarah kemungkinan bisa empat kali lipat." Sementara itu,
dilaporkan emisi CO2 sempat
(A) ( B )
Gambar 4. Peningkatan suhu udara global (A), peningkatan permukaan laut (B)

mencapai sekitar 275 juta ton pada tahun-tahun sebelum krisis (1997). Sedangkan, data
International Governmental Panel of Climate Change (IPCC) sejak tahun 1990 menunjukkan
kenaikan gas rumah kaca, (metan, CO2, dan sulfur) dan berpengaruh pada peningkatan suhu
bumi. IPCC memperkirakan kenaikan itu akan berkisar antara 1,6-4,2 derajat Celsius pada tahun
2050 atau 2070. Lebih lanjut dia menjelaskan, kenaikan suhu dua derajat Celsius pada tahun
tersebut akan setara dengan konsentrasi gas-gas rumah kaca sekitar 550 ppmv (part per million
volume), bahkan mencapai 750-1.000 ppmv. Kenaikan permukaan air laut diperkirakan
mencapai 60 cm akibat CO2 meningkat (dua kali lipat), sehingga dipastikan setidaknya akan ada
800.000 rumah dan bangunan di tepi pantai di Indonesia tergenangi air laut. Hal itu
menimbulkan kerugian mencapai Rp 30 miliar. Sekitar 1.000 km jalan utama di pesisir dan
paling tidak lima pelabuhan akan rusak parah. Sehingga menimbulkan kerugian sekitar Rp 42
miliar, belum termasuk kerugian di sektor pariwisata karena punahnya terumbu karang dan
keanekaragaman hayati laut (Rp 4 miliar per tahun). Yang lebih menyedihkan, Indonesia akan
kehilangan 2.000 pulau kecil.
Jika tidak ada tindakan untuk mengurangi gas rumah kaca (GRK) mulai sekarang ini, para ahli
memprediksi, keadaan DUNIA pada tahun 2050 akan mengalami: 1). Resor Ski di pegunungan
Alpen ditutup karena kekurangan salju, 2). Pantai-pantai Mediterania akan hilang dengan
meningkatnya permukaan air laut, 3). Gurun Sahara bergerak dari mediterania ke arah selatan
Spanyol dan Sicilia, 4). Kekurangan air di Timur tengah, hilangnya delta sungai Nil, 5).
Sepertiga bagian Bangledesh terendam, 6). Hilangnya kepulauan Maldives, 7). Hutan-hutan
rusak akibat panas dan kekeringan (Kanada, Mesir, Amazon), 8). Pencairan es di Arctic ,
punahnya beruang kutub, 9). Pelelehan es disertai tanah longsor, rusaknya pondasi pipa saluran
minyak, rumah dan jalan raya, 10). Ancaman topan/badai di Florida dan bagian Selatan Sovyet.
Perusahaan asuransi mengalami kebangrutan, karena banyak banyak membayar ganti rugi.
Perubahan iklim akan memberikan implikasi yang besar pada berbagai sektor. Bencana alam
terkait cuaca dan iklim akhir-akhir ini cenderung makin meningkat.
Keadaan Global
1. Sejak tahun 50-an, jumlah kematian akibat bencana iklim mengalami peningkatan sekitar 50%
untuk setiap dekade (Kreimer and Munasinghe, 1991)
2. Kerugian ekonomi juga meningkat 14 kali lipat dibandingkan tahun 50-an, e.i. 50-100 billion
USD (World Disaster Report, 2001)
3. Diperkirakan dimasa depan (2050), secara global korban jiwa akibat bencana iklim bisa
mencapai 100,000 jiwa/tahun dan kerugian ekonomi mencapai 300 billion USD per tahun (SEI,
IUCN, IISD, 2001)
Keadaan Indonesia
1. Bencana alam Indonesia (1907-2007); 20 bencana alam yang menimbulkan kerugian ekonomi
dan korban manusia terbesar dalam periode 1907-2007 umumnya merupakan bencana alam
terkait iklim, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan dan semuanya terjadi setelah tahun 1970-
an.
2. Kasus demam berdarah meningkat secara signifikan pada tahun-tahin La-Nina (musim hujan
diatas normal) (sumber:www.tempointeraktif.com)
3. Penelitian Rajab et al (2007) menunjukkan bahwa produksi listrik Saguling, Cirata dan
Jatiluhur menurun dengan laju 97, 65, dan 50 GWh per tahun. Penurunan produksi semakin
besar pada tahun-tahun El-Nino (musim kemarau diatas normal).
4. Persentase aliran 25 sungai dengan debit rendah yang berpotensi menimbulkan resiko
kekeringan dan sebaliknya dengan debit tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir semakin
meningkat (dianalisis dari data Loebies, 2001)
5. Perubahan masuknya awal musim dan panjang musim hujan akan merubah pula pola pertanian
terutama untuk Jawa dan Bali (Wilayah Indonesia bagian Selatan Indonesia).
6. Semakin pendeknya Musim Hujan (MH) akan berdampak pada sulitnya upaya meningkatkan
jangka penanaman apabila tidak ada varietas yang berumur lebih pendek, merehabilitasi dan
mengembangkan jaringan irigasi yang ada.
7. Meningkatnya curah hujan pada MH dan menurunnya hujan pada Musim Kemarau (MK) akan
meningkatkan resiko kebanjiran pada MH dan resiko kekeringan pada MK, terutama untuk
Sumatera dan Kalimantan Bagian Utara.
Sumatera Utara
1. Intersitas curah hujan cenderung tinggi menyebabkan bencana banjir lebih sering terjadi
2. Kejadian angin puting beliung yang semakin meningkat
3. Diduga beberapa pulau yang memiliki dpl rendah seperti Pulau Berhala terancam tenggelam
4. Wabah demam berdarah semakin sering terjadi terkait dengan perkembangan cuaca dan iklim
5. Daerah yang memiliki altitude yang relatif tinggi seperti Berastagi yang selama ini dikenal
berhawa sejuk, akhir-akhir ini sudah sering mengalami suhu yang kurang nyaman.
6. Komoditas kelapa sawit yang selama ini dikenal hanya tumbuh baik serta produktif pada
altitude 0-500 m dpl, akhir-akhir ini hingga pada altitude >600 m dpl pun sudah ada yang sesuai
dengan tanaman kelapa sawit (contoh: Kelapa sawit di bekas kebun teh Marjandi yang mulai
produktif)
7. Dan lain-lain
MITIGASI MEMPERLAMBAT PERUBAHAN IKLIM
Langkah-langkah yang sedang di diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan
global di masa depan. Upaya saat ini adalah memperlambat effek yang timbul oleh perubahan
iklim, atau populer dewasa ini adalah melakukan adaptasi, sampai seberapa jauh hasilnya,
Wallahualam. Bahkan kelompok yang pesimis mengatakan tidak mungkin kita memutar jarum
jam kembali seperti keadaan bumi 100 tahun yang lalu.
Kerusakan yang parah dapat diminimalisir dengan berbagai cara, seperti secara bertahap kurangi
penggunaan bahan bakar fosil, menggantikan dengan bahan bakar alternatif ramah lingkungan
seperti biofuel. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah
masuknya air laut. Atau menghutankan kembali kawasan pantai dengan tanaman bakau atau
nipah. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang
lebih tinggi, lahan yang ditinggalkan dihutankan kembali. Hentikan pembalakan hutan, hutankan
kembali lahan-lahan yang telah kritis.
Mitigasi pemanasan global yang lebih kongrit dapat dilakukan dengan langkah sbb:
(1) melakukan Konservasi dan Efisiensi Energi (Mengurangi penggunaan kendaraan,
meningkatkan efisiensi alat pemanas, pendingin, lampu dan alat-alat rumah tangga lainnya,
Meningkatkan efisiensi PLTU batubara),
(2) melakukan penangkapan dan penyimpanan karbon, yaitu Memperkenalkan sistem
penangkapan CO2 dan menginjeksikannya ke lapisan tanah dalam (formasi batuan) dari PLTU
batubara skala besar atau gas, menggunakan sistem penangkapan pada produksi hidrogen dari
bahan bakar batubara untuk milyaran kendaraan bermotor. Menggunakan sistem penangkapan
dalam proses pembuatan bahan bakar sintetis dari batubara sebanyak 30 juta barel per harinya.
(3) menggunakan Bahan Bakar Rendah Karbon, diantaranya mengganti PLTU batubara dengan
bahan bakar gas.
(4) menggunakan Energi terbarukan dan Biostorage, diataranya energi angin, energi
matahari/tenaga surya, hidrogen, meningkatkan produksi ethanol untuk biofuel, menghentikan
pengggundulan/perusakan hutan, dan mengembangkan konservasi pengolahan lahan untuk
tanaman.
(5) WWF memberikan teladan konkret perubahan budaya dimulai dari desain arsitektur rumah
yang respek terhadap sinar matahari dan sirkulasi udara untuk menghasilkan indeks kenyamanan
(index of comfortability) penghuni dalam beraktivitas. Rumah tropis hemat energi dapat
menurunkan konsumsi listrik sehingga sumbangan kenaikan emisi CO2 sebesar 19 persen dapat
direduksi. Penurunan konsumsi listrik pendingin ruangan (38%), komputer (10%), penanak nasi
(10%), mesin cuci (9%), setrika (9%), mesin air (6%), dan lampu (5%) harus secepatnya
dilakukan.
(6) Pencegahan dan menghambat laju Global Warming dan perubahan iklim dapat dilakukan
dengan komitmen usaha global seperti pengurangan emisi gas rumah kaca dan intensitas energi.
Komitmen dunia dalam mitigasi pemanasan global dengan menurunkan tingkat emisi secara
kolektif 5,2 persen dari tingkat emisi pada 1990 tetap harus diusahakan. Sejauh ini negara maju
memang mengucurkan banyak dana untuk berbagai skema penyelamatan hutan di Indonesia,
antara lain melalui program Clean Development Mechanism. Namun, tidak bisa tidak, mereka
juga harus menurunkan tingginya tingkat konsumsi energi fosil yang menyumbang besar pada
pemanasan global dan secara bertahap menggantinya dengan energi yang ramah lingkungan.
Indonesia, yang tercatat sebagai penyumbang terbesar ketiga karbon dioksida--salah satu jenis
gas rumah kaca--akibat kebakaran hutan, perlu mengambil langkah yang revolutif. Meski
terlambat, inilah saatnya memprogramkan restorasi ekosistem nasional, pembangunan, dan
pengelolaan hutan lestari serta moratorium logging di daerah-daerah tertentu. Pilihan kita,
menahan sesaat kalkulasi ekonomi sektor ini atau bencana berkepanjangan.
(7) Langkah adaptasi juga perlu dijalankan karena sekuat apa pun usaha kita mengurangi gas
rumah kaca, kita tidak akan mampu sepenuhnya terhindar dari dampak perubahan iklim. Di
berbagai negara, upaya adaptasi mulai dilakukan, misalnya pembuatan strategi manajemen air di
Australia dan Jepang atau pembangunan infrastruktur untuk melindungi pantai di Maldives dan
Belanda. Inilah yang kita perlukan di Indonesia. Rekayasa genetika berbagai jenis tanaman harus
segera dilakukan, agar mampu hidup normal dalam kondisi cuaca yang lebih panas.
(8) Usaha-usaha penurunan emisi GRK di berbagai sektor yang dinilai efektif oleh IPCC antara
lain:
a). Sektor energi:
•mengurangi subsidi bahan bakar fosil, agar harga mahal dan sedikit di konsumsi.
•pajak karbon untuk bahan bakar fosil ditingkatkan
•penetapan harga listrik dari energi terbarukan
•kewajiban menggunakan energi terbarukan
•subsidi bagi produsen yang mampu menghasilkan energi terbarukan
b). Sektor transportasi:
•kewajiban ekonomi bahan bakar, penggunaan biofuel, dan standar CO2 untuk alat transportasi
jalan raya
•pajak untuk pembelian kendaraan, STNK, bahan bakar, serta tarif penggunaan jalan dan parkir
diperbesar.
•melakukan investasi pada fasilitas angkutan umum dan transportasi tak bermotor
c). Sektor gedung:
•menerapkan standar dan pemberian label pada berbagai peralatan
•sertifikasi dan regulasi gedung yang hemat energy
•percontohan oleh kalangan pemerintah sendiri
•insentif untuk energy services company
d) Sektor industri:
•pembuatan standar oleh pemerintah
•pembuatan standar kinerja
•subsidi, pajak untuk kredit yang mampu melaksanakan standard pemerintah
•perjanjian sukarela
e). Sektor pertanian:
•insentif finansial serta regulasi-regulasi untuk memperbaiki manajeman lahan, mempertahankan
kandungan karbon di dalam tanah, penggunaan pupuk dan irigasi yang efisien
f). Sektor kehutanan:
•insentif finansial (nasional dan internasional) untuk memperluas area hutan, mengurangi
deforestasi, mempertahankan hutan, serta manajemen hutan
•regulasi pemanfaatan lahan serta penegakan regulasi tersebut, dengan hukum yang jelas.
g). Sektor manajemen limbah:
•insentif finansial untuk manajeman sampah dan limbah cair yang lebih baik
•insentif atau kewajiban menggunakan energi terbarukan
•regulasi manajemen limbah
SOAL NOMOR 2
SOAL NOMOR 3
1. Luas ruang serbaguna kurang lebih 1.100 meter persegi
2. Ventilasi ukuran 25 m2

3. Penerangan siang hari


Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem
pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk
di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya
karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran
langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit,
dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegarkan
B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi,
sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem
pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester
putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan
antara 5-90%

C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)


Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka
sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem
direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem
ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan
sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu
diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak
ada serta kesilauan dapat dikurangi.
E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian
dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber
cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah
tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya
total yang jatuh pada permukaan kerja.
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja
salah satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis
kegiatanya seperti berikut:
Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja
TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAAN KETERANGAN
KEGIATAN
MINIMAL (LUX)
Pekerjaan kasar 100 Ruang penyimpanan & ruang
dan tidak terus peralatan/instalasi yang
– menerus memerlukan pekerjaan yang
kontinyu
Pekerjaan kasar 200 Pekerjaan dengan mesin dan
dan terus – perakitan kasar
menerus
TINGKAT
JENIS
PENCAHAYAAN KETERANGAN
KEGIATAN
MINIMAL (LUX)
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang
kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun
Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar atau bekerja
halus dengan mesin kantor, pekerjaan
pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan
teksti, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus
Pekerjaan amat 1500 Mengukir dengan tangan,
halus Tidak menimbulkan pemeriksaan pekerjaan mesin
bayangan dan perakitan yang sangat halus
Pekerjaan 3000 Pemeriksaan pekerjaan,
terinci Tidak menimbulkan perakitan sangat halus
bayangan
Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02
United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk
Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area
kegiatannya, seperti berikut:
Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
Pencahayaan 20 Layanan penerangan yang minimum
Umum untuk dalam area sirkulasi luar ruangan,
ruangan dan area pertokoan didaerah terbuka, halaman
yang jarang tempat penyimpanan
digunakan 50 Tempat pejalan kaki & panggung
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
dan/atau tugas- 70 Ruang boiler
tugas atau 100 Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
visual sederhana 150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan
ruang penyimpan.
Pencahayaan 200 Layanan penerangan yang minimum
umum untuk dalam tugas
interior 300 Meja & mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industri kimia dan
makanan, kegiatan membaca dan
membuat arsip.
450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor
untuk menggambar, perakitan mesin
dan bagian yang halus, pekerjaan warna,
tugas menggambar kritis.
1500 Pekerjaan mesin dan diatas meja yang
sangat halus, perakitan mesin presisi
kecil dan instrumen; komponen
elektronik, pengukuran & pemeriksaan
bagian kecil yang rumit (sebagian
mungkin diberikan oleh tugas
pencahayaan setempat)
Pencahayaan 3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,
tambahan misal instrumen yang sangat kecil,
setempat untuk pembuatan jam tangan, pengukiran
tugas visual yang
tepat
Sumber : www.energyefficiencyasia.org
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer,
karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat
berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun
rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-
700 lux seperti berikut.

Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer


Tingkat Pencahayaan
Keadaan Pekerja
(lux)
Kegiatan Komputer dengan sumber 300
dokumen yang terbaca jelas 400-500
Kegiatan Komputer dengan sumber 500-700
dokumen yang tidak terbaca jelas
Tugas memasukan data
Sumber: Grandjean
SOAL NOMOR 4

RENTAL OFFICE DI PALANGKA RAYA


(STRATEGI DESAIN “FROEBEL BLOCK” FRANK LIOYD WRIGHT)

Pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga mendorong timbulnya Rental Office sebagai wadah
interaksi bisnis dan pelayanan jasa akibat tuntutan ruang yang besar dengan lokasi yang strategis.
Di lain pihak tuntutan terhadap efisiensi, efektifitas dan flesibilitas menjadi patokan terhadap
perancangan objek ini dan harus bisa meningkatkan daya tarik pengunjung. Selain itu, sebagai
bangunan komersial Rental Office harus selalu mempunyai penampilan yang menarik sesuai
tuntutan pasar dengan dinamika perubahan yang terus meningkat. Untuk itu perlu suatu strategi
khusus agar dapat mendamaikan seluruh tuntutan terhadap perancangan Rental Office ini. Maka
dari itu, penulis mengangkat tema “Strategi Desain Froebel Block Frank Lioyd Wright” untuk
menjadi acuan dan kendaraan perancangan untuk pengambilan keputusan desain. Penulis
mengangkat tema ini karena Frank Lioyd Wright adalah arsitek idola penulis dan strategi yang
dipakai menurut John Rattenbury pada telaah karya Wright adalah kolaborasi yang tepat menurut
perancang karena tema ini mempunyai strategi khusus yaitu strategi The Earth
Line/Horizontalisme, Interpenetrasi Bidang, The Destruction Of A Box, Continuity Space, Room
Within Space To Be Lived In, Pola Hirarki dan Unitarian. Proses perancangan objek ini
menggunakan proses desain generasi II menurut John Zeisel yang terdiri dua fase. Fase pertama,
yaitu pengkajian terhadap tipologi objek, tapak dan lingkungan serta tema yang diangkat. Ketiga
data tersebut dianalisa dan menciptakan sinkronisasi yang baik antara objek, tema dan tapak dan
dilanjutkan Fase kedua yaitu siklus Image-Present-Test dimana siklus yang keluar dievaluasi
berdasarkan kriteria perancangan dari teori Geofrey Broadbent kemudian berlanjut ke siklus II
dan seterusnya sebagai upaya untuk menutupi kekurangan kualitas desain siklus sebelumnya.
Gubahan bentuk Rental Office ini mengambil model dan prinsip Rubikal Mirrol Cube sebagai
bagian dari permainan Froebel Block. Sistem modul volumetric Rubikal dicoba diterapkan pada
objek ini yang juga terdiri dari organisasi modul sewa. Desain bangunan yang dibuat dinamis
dan berputar secara horizontal untuk meningkatkan daya tarik terutama closed vista dari Jl. RTA.
Milono.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah terlebih khusus Kota Palangka Raya
sebagai ibukota provinsi dari tahun ke tahun terus meningkat terutama di sektor Keuangan,
Persewaan, Jasa,dan Perdagangan. Hal tersebut dapat dilihat pada peta pengembangan Kota
Palangka Raya yang berbentuk telapak jari manusia dan bertumpuknya banyaknya tipologi
bangunan dan usaha padasepanjang garis sungai Kahayan sehingga munimbulkan penimbunan
reklamasi sebagai solusiatas pemenuhan lahan kosong pada kawasan tersebut.Berdasarkan
pembahasan diatas, pembangunan Rental Office merupakan kegiatanprospektif karena
dipengaruhi 3 faktor utama yaitu; tingginya kegiatan ekonomi di Kota Palangka Raya,tingginya
harga lahan dan persebaran pembangunan yang kurang merata. Menurut pengamatan penulis,
Kota Palangka Raya belum ada bangunan kegiatan bisinis masih bertempat di ruko dan rumah
tinggal sehingga belum ada bangunan kantor yang respentatif.Terhitung kebutuhan office space
tahun 2015 sebesar 69.082m2 sedangkan jumlah perusahaan masih didominasi perusahaan kecil
dan menengah. Untuk itu, dihardirkanlah RentalOffice yang respentatif yang dapat memenuhi
semua tuntutan terhadap pertumbuhan ekonomi dan memajukan Kota Palangka Raya dengan
dasar perancangan efisiensi, efektifitas, dan fleksibilitas.

4.3 METODE PERANCANGAN

Sebagai arahan dan pendekatan desain, digunakan metode/proses desain generasi II


menurut John Zeisel dimana teridiri dari 2 fase utama yaitu:

Fase 1: Pengembangan wawasan komprehensif, pengetahuan terhadap 3 aspek utama yakni


tipologi objek, tema perancangan dan lokasi serta tapak yang didapat dari pengumpulan data.
Fase 2 : Siklus Image-present-test, proses kreatif untuk menghasilkan ide-ide. Pada fase ini,
siklus/ide pertama diuji dan dievaluasi melalui teori fungsi Geofrey Broadbent dan dilanjutkan
dengan siklus kedua dan seterusnya. Siklus tersebut dilakukan secara berulang sebagai upaya
menyempurnakan kualitas desain siklus sebelumnya. Pada fase ini penambahan akan
data/pengetahuan baru dapat ditambahkan dan dianggap memberikan solusi lain. Siklus tersebut
hanya dapat berhenti dimana perancang mengambil keputusan yang dipengaruhi faktor
keterbatasan waktu dan kemampuan daya manusia.
4.4 KAJIAN PERANCANGAN

4.4.1. Definisi Objek Perancangan

Rental Office di Palangka Raya adalah sebuah bangunan yang berfungsi sebagaiperkantoran
akibat respon dari permintaan pasar/penyewa dan disewakan kepada pengusaha di Palangka
Raya yang tidak mempunyai kantor/tempat usaha sendiri terutama dilokasi bisnis yang strategis
dan disekitarnya dalam kurung waktu tertentu (sesuai kontrak)untuk mengembangkan usahanya.
4.4.2. Deskripsi Objek

• Kedalaman Pemaknaan Objek Rancangan


Rental Office adalah bangunan yang bersifat modular. Modul sewa kantor yang terkecil adalah 8-
10m2, sedang 40-150m2 dan besar >150m2. Selain itu, tipologi kantor juga berdasarkan
Peruntukannya, pembagian layout denah, kedalaman ruang, jalur pencapaian Jenis perusahaan
yang dilayani adalah Perbankan, Asuransi, Keuangan, Pedagang Saham, Konsultan, dan Retail.
Perancangan objek ini harus memenuhi prinsip dan pertimbangan perancangan diantaranya
faktor ekonomi, faktor konstruksi yang selalu mengedepankan efisiensi, efektifitas dan
fleksibilitas.

• Prospek dan Fisibilitas Proyek


- Prospek; Berdasarkan deskripsi latar belakang, hadirnya objek merupakan kegiatan
prospektif karena dapat memajukan ekonomi Kota Palangka Raya, meningkatkan
karakterlingkungan/kawasan, dan membuka lapangan kerja.

- Fisibilitas; pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya yang begitu pesat dari tahun ke
tahun,otomatis kebutuhan akan office space semakin besar. Selain itu hadir terhadap
tuntutan terhadap kesediaan lahan yang susah dan mahal dan berdasarkan hasil survey,
Kota Palangka Raya belum memiliki Rental Office yang respentatif dan esklusif.
4.4.3. Kajian Tema Perancangan

• Asosiasi Logis Tema dan Kasus Perancangan


Asosiasi logis didasarkan pada pendekatan tipologi Rental Office dan karakteristik
Froebel Block.
Tabel Asosiasi berdasarkan tipologi objek dan karakteristik tema
Tipologi Rental Office Karakteristik Froebel Block
Bersifat/terdiri dari modular Terdiri dari block/modul
Tower Disusun meninggi
Teratur dan tersusun Permainan geometri
Zoning dan ruang jelas Saling menonjol/mempunyai karakteristik sendiri
Ekslusif Unik dan otentik
• Kajian Tema secara Teoritis
“Froebel Block” adalah permainan kotak-kotak geometris yang sederhana berbentuk kubus,
balok, prisma, silinder, dan varietas dari bentuk-bentuk tersebut yang berwarnawarni dan dapat
disusun dalam berbagai bentuk kombinasi untuk membentuk komposisi 3 dimensi yang cocok
dengan rasa dan intuisi. Mainan tersebut pertama kali ditemukan oleh Friedich Froebel tahun
1830-an.Tidak ada prinsip atau rumus dalam bermain Froebel Block. Berikut strategi bermain
“Froebel Block”:
a. Block dibongkar kemudian dipahami setiap bagian block/sifat platonic solid;
b. Dalam membuat model, pemain dituntut untuk mengadopsi model-model yang
ada didunia, baik sudah ada maupun imajinasi pemain seperti istana, meja, dll;
c. Block disusun melalui pentaan grid dan cluster melalui tumpah tindih melalui
penemuan sisi/sudut, diptar/digulung sepanjang permukaan/bergerak pada ruang.
Permainan ini juga disebut permainan dengan gaya kubisme yang terdiri dari kubus
kecil. Berikut perbandingan antara Froebel Block dan Kubisme:

Tabel persamaan Froebel Block dan Kubisme Froebel Block KubismeDisusun secara berlapis-
lapis Bentuk yang tumpah tindihBongkar-pasang Dipecahkan, dianalisis dan disusun kembali
Bisa berputar Simulnitas/bebas bergerak Duplikasi Fragmentasi Saling menembus Interlocking
Bentuk yang saling keluar-masuk Penonjolan “permukaan” bentuk-bentuk Bisa dibuat menjadi
bentuk lain Pembelokkan arah Terdapat bentuk lain yang tersimpan Ambigu dangkal Terdiri dari
kubus kecil kubis Berikut ini adalah strategi perancangan menurut John Rattenbury terhadap
karya
Frank Lioyd Wright yang terinspirasi dari permainan “Froebel Block” :

1. The Earth Line/Horizontalisme


Bangunan dibuat sedemikian dengan menggunakan aksen horizontal dari
bangunan dengan memperlebar atap dan kantilever yang lebar untuk mendapatkan
daerah bayang. Selain itu mengoptimalkan luasan site, topografi yang berkontur
untuk mengatur pola-pola organisasi kedudukan dan keterikatan melalui
fragmentasi suatu objek;
2. Interpenetrasi Bidang
Ekspresi interpentrasi bidang-bidang dan massa yang terkomposisi dengan gaya
kubisme. Dengan cara menyusun bentuk dan massa yang saling tumpah tindih
dengan strategi penambahan bentuk (spasial tension, edge to edge, face to face
contact, interlocking relationship);
3. The Destruction of a Box
Berbeda dengan “destruction”nya Dekonstruksi, tetapi memecahkan bentuk
menjadi bentuk yang lebih kecil namun memiliki pertalian wujud awal dengan
cara pembagian, pengurangan, pemotongan. Dalam hal ini merubah kesan wujud
awal melalui penyimpangan dan pembelokkan arah;
4. Continuity Space
Ruang-ruang dibuat mengalir secara bebas tanpa terkekang dinding-dinding kaku
sesuai prinsip plastisitas yang fleksibel terhadap dimensi, wujud, konfigurasi, sisi
dan bukaan ruang;
5. Room Within Space to be Lived in
Gambar: permainan Froebel Block (B&C)
(Sumber: architectgallery.com (B), gowright.com (C))
AB
Karakteristik dari Froebel
Block adalah:
- Warna: terdiri dari warna primer,
- warna sekunder dan warna natural;
- Ukuran: model gampang/fabrikasi
- Bentuk: volumetric paltonic solid
- Tekstur: terdiri dari logam, kayu,
plastik
Kedalam ruang sebagai elemen hakiki. Penerapan melalui penetrasi antara ruang yang saling
“berkaitan, bersebelahan dan bersamaan”;

6. Pola Hirarki
Menyusun bentuk dan masa yang terkomposisi secara terpusat, radial, cluster, dan grid serta
varietasnya yang meberikan “tanda” melalui komponen-komponen cahaya, warna, massa,
sirkulasi, pergerakkan dan waktu sebagai pusat/aktivitas dan divariasikan berdasarkan wujud,
posisi, direksi, interval, serta variasi lainnya.

7. Unitarian
Membuat suatu kesatuan/mengkristalkan melalui bentuk, wujud, jenis, sosok, outline yang
mengespresikkan seluruh rasa kesatuan aktifitas.

4.5. Analisa Perancangan

• Kebutuhan Ruang
Program kebutuhan ruang dikelompokkan berdasarkan kajian tipologi, tema dan lokasi serta
tapak. Berikut pengelompokkannya:
- Kebutuhan ruang (tipologi objek); ruang sewa, sirkulasi, parkir, ruang MEE,
restaurant, ruang fitness, ruang pameran, ruang demonstrasi, kolam renang, salon, ATM,
toilet, gudang..
- Kebutuhan ruang (tema); hall/lobby, plaza, restaurant terbuka.
- Kebutuhan ruang (lokasi dan tapak); parkir, plaza, RTH, dermaga, restaurant, taman.
Selain itu, pendektan juga dilakukan melalui studi pelaku dan aktivitas.
• Besaran Ruang
Fasilitas Jenis Ruang Standard
(m2/org)/(m2/unit)
Sumber Kapasitas
unit/orang
Luas
(m2)
Utama Small Office 24 m2/unit
30 m2/unit
TS 75 unit
150 unit
1.800
4.500
Medium Office 120 m2 TS 50 unit 6.000
Large Office 240 m2 TS 10 unit 2.400
Pengelola
Rg. Direktur 29 m2/unit NAD 1 unit = 1 org 29
Rg. W. Direktur 19 m2/unit NAD 1 unit = 1 org 19
Rg. Pimpinan 14 m2/unit NAD 1 unit = 1 org 14
Rg. Kep. Dept 8,75 m2/unit NAD 2 unit = 2 org 17,5
Sekretaris 6 m2/unit NAD 2 unit = 2 org 12
Rg. Karyawan 4-6 m2/org NAD 1 unit = 25 org 100
Rg. Tunggu 1 m2/org TS 1 unit = 10 org 10
Front Office 7,5 m2/unit AS 1 unit = 4 org 7,5
Rg. Security 3 m2/unit AS 1 unit = 2 org 3
Rg. Arsip 1,1 m2/rak NAD 10 rak 11
Gudang 55,2 m2/unit AS 1 unit 55,2
Penunjang
Food Court 1,6-1,8 m2/kursi NAD 1 unit = 125 org 2.000
Cafe & Rg. Billiard 4,48 m2/meja billiard
1,8-2,0 m2/kursi
TS
NAD
1 unit: 10 meja
Billiard, 75 kursi
262,5
Restaurant 1,8-2,0 m2/kursi NAD 1 unit = 94 kursi 188,7
Dapur Restaurant 1,3-2,1 m2/kursi NAD 1 unit 30
Gallery ATM 0,8 m2/mesin PL 6 unit 4,8
Rg. Rapat A 2 m2/org NAD 4 unit = 80 org
@ 1 unit = 20 org
164
Rg. Rapat B 2 m2/org NAD 4 unit = 60 org
@ 1 unit = 15 org
126
Rg. Rapat C 2 m2/org NAD 4 unit = 52 org
@ 1 unit = 13 org
105
Mushola 0,85 m2/sajadah NAD 1 unit = 25 org 21,6
Toko Buku 50 m2/unit AS 1 unit 50
Fittness Centre 40 m2/12 org NAD 1 unit = 80 org 279
Rg. Informasi MEE 4-6 m2/org NAD 1 unit = 3 org 17,5
Rg. Panel & Travo 53,6 m2/unit AS 1 unit 53,6
Rg. Mesin Crane 30 m2/unit AS 14 unit 420
Rg. Panel dist 17 m2/luas lantai
(•}2.500m2)
SBT 14 unit 238

Service
Toilet 12 m2/toilet/45 org
0,56m2/uniroil/jmlh toilet ♂
0,72m2/wastafel/40org
STUI
ME
98 unit toilet
♀ = 70, ♂ = 28
70 unit urinoil
70 unit wastafel
♀ = 42, ♂ = 28
100,8
Cleaning Service 10,25 m2/unit AS 1 unit 10,25
Rg. Chiller 8 m2/unit UB 1 unit = 4 chiller 50
Rg. Genset 53,6 m2/unit/ruang AS 1 unit 53,6
Fire Pump 50 m2/ruang AS 1 unit 50
Rg. AHU A 17 m2/ruang AS 13 unit 221
Rg. AHU B 14,5 m2/ruang AS 13 unit 188,5
Gudang 55,2m2 AS 1 unit 55,2
Rg. Sampah Basah 6 m2/unit AS 1 unit 6
Rg. Sampah Kering 6 m2/unit AS 1 unit 6
Sub Total 19.680,25
Sirkluasi 30% 5.904
Sub Total + Sirkulasi 25.584,25
Penerima Lobby/hall 1,6m2/org NAD 125 org 200
Rg. Informasi 1,5m2/org NAD 1 unit = 2 org 3
Total 203
Sirkluasi 40% 81,2
Sub Total + Sirkulasi 284,5
Total Keseluruhan 27.410
Tabel besaran ruang fasilitas parkir
Jenis
Kendaraan
Standard
(m2/luas lantai)
Luasan lantai
(m2)
Sumber Jumlah Standard Parkir
Dalam Bangunan
Standard Parkir
Luar Bangunan
Mobil 100m2/unit 27.410 SBT 274 18 27
Motor 25m2/unit PIPB 1.096 2 2,5
Jumlah mobil dan motor yang dilayani adalah :
- Parkir dalam bangunan : Mobil = 70 mobil x 18 m2 = 1.260 m2
Motor = 12 motor x 2 m2 = 24 m2
- Parkir luar bangunan : Mobil = 248 mobil x 27 m2 = 6.696 m2
Motor = 85 motor x 2,5 m2 = 212,5 m2
- Parkir service Bus = 4 bus x 31,25 m2 = 125 m2
- Taman/plaza outdoor = 1.000 m2 (min)
Tabel Rekapitulasi luas lantai
No Fasilitas Luas (m2) Luas Total (m2)
1 Ruang Dalam
Utama + Pengelola + Penunjang + Service + Penerima 27.410 29.175
Parkir 1.284
2 Ruang Luar
Parkir 7.033,5 6.430,2
Plaza 1.000
Total 35.605,1

• Analisa lokasi dan Tapak


Sesuai dengan latar belakang masalah lokasi dipilih adalah Kota Palangka Raya. untuk lokasi
mikro dianalis menjadi 2 yaitu;
- Tinjauan Makro Lokasi; berdasarkan peta pengembangan Kota Palangka Raya,
kawasan
- strategis Kota Palangka Raya dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dengan skala
- pelanan regional berada di kawasan Pusat Kota, Kota Palangka Raya;
- Tinjauan Mikro Lokasi; lokasi mikro yang dipilih adalah Kota Palangka Raya karena
skalapelayanan, memiliki pelabuhan, dan aktivitas yang besar.
- Untuk tinjauan tapak, lokasi terpilih berada di Kawasan Kota Palangka Raya. berikut ini
gambar
- dan perhitungan kapabilitas tapak:
- Total luas site : 20.521 m2
- Luas Sempadan Pantai : 11.082,5 m2
- Luas Sempadan Jalan : - m2
- Total = 7.033,5 m2
- Total = 1.284 m2
- Luas Site Efektif
- Luas lantai dasar
- Total luas lantai
- RTH
Analisa sirkulasi
- Analisa view
- Gambar
- A
- Gambar: Data
- A
- Gambar: Data kondisi sirkulasi sekitar site (A) dan tanggapan analisa sirkulasi (B)
- A
- Analisa klimatologi
- Gambar: Data
A
: total luas site-luas sempadan pantai
: 20.521 - 11.082,5 m2 = 9.438,5m2
: KDBmax x TLSefektif = 50% x 11.082,5
: KLBmax x TLSefektif = 500% x 11.082,5
: Luas ruang luar – KDHmax = 6.430,5m2-
Gambar: Lokasi site (A) dan peta eksisting site (B)
(Sumber: Google Earth (A), analisa penulis (B))
B : klimatologi (A) dan tanggapan analisa klimatologi(B
(Sumber: Google Earth (A), analisa penulis (B))
B(Sumber: Google Earth (A&(B))
: kondisi view sekitar site (A) dan tanggapa analisa view (B)
(Sumber: Google Earth (A&(B))
B
m2 = 4.719m2
m2 = 47.192,5m2
-4.719m2 = 1.711,5m2
SITEB)
Destruction
Massa

4.6 KONSEP-KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN

• Konsep Aplikasi Tematik


konsep aplikasi tematik didasarkan melalui strategi “Froebel Block” Frank Lioyd Wright
sebagai berikut:
_ Konsep “Destruction, Interpenetrasi dan Pola Hirarki”
Bentuk dan Tata Bangunan
untuk konsep pola hirarki massa sudah tersusun menjadi penataan grid dan radial.
Sedangkan pada sirkulasi mengambil sistem sirkulasi, “batang-cabang-ranting”
_ Konsep “Continuity Space dan Room Witihin Space to be Lived in”

• Konsep Perancangan
_ Pemintakkan Horizontal dan Vertikal
Disusun
kembali
Kubus/model dasar Modul terkecil Gubahan Bentuk
Konfigurasi tikar
tatami
Disusun menjadi
modul yang lebih
besar
Gambar: Konsep “destruction” dan “interpenetrasi bidang”
(Sumber: pengethauanmu.blogspot.com (A), sklep.zagrajsam.pl (C),&
analisis penulis (B, D, E, & F))
ABCD
FE
Gambar: Konsep “continuity space” dan “room within space to be lived in”
(Sumber: analisis penulis)
Core
Semua fungsi kantor digabungkan
kecuali Retail dalam kategori
kantor kecil diletakkan di lantai
atas karena volume orang-orang
yang terlibat sangat kecil
Kantor sedang diletakkan di lantai tengah. Semua fungsi kantor digabungkan disini
termasuk fungsi Retail dan meeting room
Kantor besar diletakkan di lantai bawah (lt. 3-5) karena frekuensi kegiatan dan
perhubungan dengan kegiatan diluar
Untuk lantai 2, kantor pengelola, Café & Biliard Room, dan kantor besar (Retail)
diletakkan di zona ini untuk mengurangi lalu lintas lift dan mudah mejangkau
segala aktivitas terutama perhubungan dengan kegiatan menyewa, monitoring, dan
lain-lain. (pengelola)
Hall, food court, mushola, fitness center, toko buku,
service (ruang mesin) diletakkan di lantai terbawah
Untuk semi-basement, difungsikan untuk zona
service seperti ruang MEE, gudang dan parkir
Gambar: Konsep final pemintakan horizontal dan vertikal
(Sumber: analisis penulis)

_ Aksesbilitas, Sirkulasi, Tata Letak Massa dan Ruang Luar Fungsional


_ Gubahan Massa dan Pola Denah
Terdapat 5 layer yaitu layer 1 (lantai 1-3), layer 2 (lantai 4-6),
layer 3 (lantai 7-8), layer 4 (lantai 9-10), layer 5 (lantai 11-13)
Rental Office terdiri dari 14 lantai dimana layer 1 (semi
basement, lt 1-3) tidak berputar. Sedangkan layer 2 -5 dibuat
berputar. Jika 1 lantai terdapat 24 tampak maka total tampak
yang didapat adalah 240 tampak
Gambar: Konsep final gubahan massa
(Sumber: analisis penulis)
Gambar: Konsep final aksesbilitas, sirkulasi, tata letak massa dan ruang luar fungsional
(Sumber: analisis penulis)
pola denah mengikuti sistem block yang
diorientasikan pada core. Luas core
314m2 (1/7) dari luas lantai rata-rata
Konsep modul sewa kantor mengikuti
modul terkecil yaitu 24m2 & 30m2,
sedang 120m2 dan besar 240m2
semuanya bisa dihabis 2/3/4
Keliling denah tidak melebihi 60m
dan mempunyai 4 tangga darurat
pada sudut istimewa 900. LLD &
TLL sengaja tidak dimaksimalkan
karena karakter tema & ruang luar
Gambar: Konsep final Pola dan luasan denah
(Sumber: analisis penulis)

_ Selubung Bangunan dan Ruang Dalam Bangunan


_ Struktur dan Konstruksi Bangunan
Struktur bangunan dianalogikan dari pohon manggis dengan bentukkan yang dinamis.
Struktur bawah
Struktur tengah
Struktur tengah terbagi 2 sistem struktur yaitu:
- Podium: podium terdiri 2 lantai (1/5 dari jumlah lantai menara) dan didukung oleh lantai
basement, menggunakan modul dengan konstruksi precast dengan sistem join antara
sesama dan bertumpu pada modul lainnya;
- Menara: terdiri dari 10 lantai dengan sistem koneksi bertumpu pada core. Untuk sistem
berputar menggunakan mesin Tower Crane sedangkan untuk shear wall dengan diameter
20m (1/7 dari luas lantai rata-rata)
_ Struktur Bangunan
Struktur atas
Sesuai dengan gubahan bentuk serta karakteristik tema, struktur atap menggunakan plat beton
precast T = 10cm dengan sistem atap-lantai-atap-lantai.
Struktur bawah
menggunakan pondasi
tiang pancang dengan
pembagian seperti akar
serabut . selain itu,
bangunan juga diperkuat
dengan podium dan lantai
basement dengan
konstruksi Precast
Gambar: Konsep final selubung bangunan dan ruang dalam bangunan
(Sumber: analisis penulis)
Gambar: Konsep final Struktur bawah bangunan
(Sumber: analisis penulis)
Gambar: Konsep final modul fabrikasi dan sistem struktur bagian tengah
(Sumber: analisis penulis)
Sistem Utilitas Bangunan
Untuk sistem utilitas, pada lantai podium tidak ada permasalahan khusus karena lantai tidak
berputar, sedangkan pada menara permasalahan utama adalah distribusi horizontal seperti
ducting AC, kabel listrik, kabel telepon, pipa sprinkler, tangga darurat.

Dengan menghadirkan Rental Office yang unik dan otentik, bangunan dibuatberputar sesuai
metaforik dari permainan Rubikal (Froebel Block generasi sekarang) dengan fasade yang
berkesan elegan. Perancangan Rental Office tidak harus tipikal dan berbentuk kotak. Desain yang
unik pada objek ini bisa dilakukan namun memperhatikan efisiensi, efektifitas dan fleksibilitas.
Selain itu, penajaman pengetahuan terhadap modular baik terhadapobjek dan tema sehingga
kualitas desain nantinya lebih maksimal.

Anda mungkin juga menyukai